Al kisah...
Seorang pemabuk berjalan sempoyongan pulang ke rumah di malam hari.
Di tengah jalan, ia dicegat oleh 2 orang begal.
"Serahkan semua uangmu!" kata salah satu dari perampok.
Si pemabuk dengan gemetar meraba-raba kantung bajunya untuk mencari sisa uang yang barangkali masih ada.
Dengan setengah sadar, ia masih ingat sepertinya masih punya uang di kantung bajunya.
Tapi ia heran karena tangannya tak menemukan apa-apa.
"Kalau kamu tidak menyerahkan uangmu, kamu akan kami bunuh!" perampok kedua mengancam sambil menempelkan ujung pisaunya di leher si pemabuk.
Dengan gemetar, si pemabuk menjawab,
"Beri aku waktu sebentar."
Perampok itu menarik kembali pisaunya.
Pemabuk itu lalu berlutut di tanah, kedua telapak tangannya menengadah ke langit.
Ia berdoa di dalam hati,
"Tuhan, tolonglah aku. Jika Engkau selamatkan aku dari perampok ini, aku berjanji tidak akan mabuk-mabukan lagi."
Begitu si pemabuk selesai berdoa, ia merasa ada sesuatu yang jatuh dari dalam bajunya.
Ternyata sekeping uang perak.
Menyadari bahwa ia sudah mendapatkan apa yang ia butuhkan, ia segera melanjutkan,
"Tuhan, lupakan doaku."
Ini hanya sebuah contoh cerita, kisah yang sering kita jumpai.
Kisah islamiah ini mari kita renungkan.
Pemabuk itu menganggap bahwa uang yang jatuh dari dalam bajunya tadi bukan pemberian Tuhan atas doanya, sehingga ia punya alasan untuk tetap mabuk-mabukan lagi.
Kita begitu mudah berjanji, sering kali atas nama Tuhan, dan begitu mudah pula melupakannya.
Betapa mudahnya kita melanggar janji yang sudah kita sepakati.
Lebih buruk lagi, kita tidak pernah mau mengakui bahwa kita telah melanggar janji.
Wallahu A'lam..
No comments:
Post a Comment