Kisah Islamiah hadir kembali dan kali ini akan mengisahkan tentang Raja Ramses II yang mengaku Tuhan kepada Nabi Musa.
Fir'aun sebenarnya adalah Raja dari dinasti ke 19 kerajaan Mesir Kuno. Sebagai raja, ia memimpin beberapa ekspedisi ke Israel, Lebanon dan Suriah. Ia juga memimpin ekspedisi ke selatan, ke Nubia, dan bagian awal kekuasaannya adalah fokus dalam pembangunan kota, kuil dan monumen.
BERIKUT KISAHNYA.
Raja Fir'aun mendirikan kita Pi-Ramesses di delta sungai nil sebagai ibu kota barunya dan basis utama untuk kampanye militernya di Suriah. Ramesses II juga merupakan salah satu Fir'aun yang paling lama berkuasa, yakni 66 tahun.
Saat Nabi Musa dilahirkan, Ramses II sudah berusia 54 tahun. Dia sudah mengangkat dirinya sebagai Tuhan.
Ramses II diangkat sebagai Fir'aun pada usia 24 tahun, dia mengendalikan sepenuhnya Mesir dalam waktu 20 tahun pertama. Saat mengangkat dirinya sebagai Tuhan, kekuasaannya sudah berlangsung selama 30 tahun.
Kelahiran Musa sangat menggusarkan Fir'aun, sebab para penasehat spiritualnya mengatakan bahwa akan lahir bayi laki-laki dari kalangan Bani Israel yang kelak akan mengalahkan Fir'aun.
Dia pun memerintahkan pembunuhan setiap bayi laki-laki dari Bani Israil.
(lihat QS. 2: 49).
Akan tetapi, bayi Musa diselamatkan oleh Allah SWT dengan cara yang sangat istimewa. Ibu Musa memperoleh ilham dari Allah untuk menghanyutkan bayinya di aliran sungai Nil. Atas kehendak-Nya, bayi yang diletakkan di ranjang itu akhirnya berlabuh hingga sampai di istana Fir'aun di Memphis.
Saat itu, istri Fir'aun yang paling dicintai (Asiyah) sedang berada di taman pinggir sungai Nil. Dia melihat bayi lucu itu dan langsung jatuh hati kepadanya. Maka, dia lalu mengambil bayi tersebut dari keranjangnya dan meminta Fir'aun untuk tidak membunuhnya.
Bahkan justru bayi laki-laki itu berkulit putih yang jelas-jelas bukan dari kaum Fir'aun. Ramses II tidak mampu menolak permintaan istrinya.
(Lihat QS. 28: 9).
MUSA TINGGAL di KERAJAAN.
Selama tinggal di kerajaan Fir'aun, Musa terus mendapat perlindungan Allah SWT. Bayi itu tidak mau disusui siapa pun. Dia hanya mau menyusu kepada ibu kandungnya yang berwajah Bani Israil.
Untuk memenuhi permintaan istri tercinta, Ramses II menyelenggarakan sayembara mencari perempuan yang mampu mengasuh dan menyusui bayi tersebut, dan akhirnya terpilihlah ibu kandung Musa sebagai pengasuh yang menyusui dan memelihara Musa sampai masa kanak-kanaknya berakhir.
(Lihat QS. 28: 12).
Singkat cerita, Nabi Musa yang merupakan musuh besar Fir'aun itu sejak bayi dipelihara dan dibesarkan dalam istana. Sampai pada suatu ketika, setelah menjadi pemuda, dia membunuh orang Qitbhi (orang Mesir asli) yang sedang berkelahi dengan seorang pemuda Bani Israil.
Fir'aun pun tak mampu menahan diri untuk menghukum Musa. Dia geram kepada Musa, pemuda Bani Israil yang sudah dipeliharanya bertahun-tahun, tetapi tetap saja menunjukkan pembelaannya kepada Bani Israil yang dia benci.
Musa akhirnya lari meninggalkan kota Memphis menuju negeri Madyan, di timur Mesir. Di sana, Musa diambil menantu olelh Nabi Syuaib sekaligus belajar agama kepadanya selama sepuluh tahun atau lebih.
(QS. 28: 27).
Menjelang usia 40 tahun, Musa bersama keluarganya meninggalkan negeri Madyan menuju Mesir. Di tengah perjalanan, di sekitar gunung Sinai, Musa melihat api di sebuah bukit. Dia pun mendaki bukit itu dan ternyata di bukit itulah dia menerima perintah dari Allah SWT untuk menghentikan kesewenang-wenangan Fir'aun serta mendakwahkan agama Tauhid. Allah pun membekali Musa dengan beberapa mukjizat.
TOBATNYA DITOLAK.
Setelah menerima wahyu di Gunung Sinai, Nabi Musa melanjutkan perjalanan ke kota kerajaan untuk menyampaikan ajaran Allah SWT. Ia menyatakan bahwa Allah pencipta alam semesta dan merupakan agama nenek moyangnya.
Tapi Fir'aun tetap menolak dan menyatakan bahwa dirinya sebagai Tuhan yang sebenarnya.
Kemudian Nabi Musa mengajak Bangsa Israil untuk keluar dari Mesir menuju Tanah Yang Dijanjikan Allah.
Upaya pergi itu diketahui oleh Raja Fir'aun dan kemudian mengerahkan 2 ribu pasukan inti untuk menghentikan langkah Bani Israil yang jumlahnya mencapai 600 ribu orang. Namun sayangnya, Bangsa Israil dapat meloloskan diri dari kejaran Fir'aun beserta bala tentaranya.
Dan bagi Fir'aun II, ia justru menemui ajalnya setelah tenggelam bersama pasukannya di laut merah.
Namun sebelum meninggal di tengah Laut Merah, Fir'aun sempat bertobat, akan tetapi tobatnya tidak diterima oleh Allah SWT. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam ayat suci Al Qur,an,
"Dan Kami memungkinkan Bani Israil melintasi laut, lalu mereka diikuti oleh Fir'aun dan bala tentaranya, karena hendak menganiaya dan menindas mereka, hingga Fir'aun itu telah hampir tenggelam berkatalah ia,
"Saya percaya bahwa tidak ada Tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israil, dan saya termasuk orang-orang yang berserah diri."
(QS. Yunus: 90).
Allah SWT berfirman,
"Apakah sekarang (kamu baru percaya), padahal sesungguhnya kamu telah durhaka sejak dahulu, dan kamu termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan. Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakan dari dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuaasaan Kami."
(QS. Yunus: 91-92).
Ramses II meninggal dunia dalam usia 97 tahun dan dimakamkan di Lembah Raja setelah mayatnya ditemukan rakyatnya dalam kurun waktu beberapa hari terombang-ambing ombak di Laut Merah.
Keberadaan muminya sempat tidak jelas. Baru pada tahun 1881, mumi Ramses II ditemukan para arkeolog di sekitar Lembah Raja untuk dipindahkan ke Museum Mesir di Kairo.
Wallahu A'lam.
Tuesday, June 28, 2011
Saturday, June 25, 2011
Diazab Gila Karena Menelantarkan Keluarga
Setiap perbuatan pasti ada balasannya.
Hal itulah yang diterima oleh Mansyur karena menelantarkan anak serta istrinya demi perempuan lain dan mabuk-mabukan.
Ia mendadak hilang ingatan alias GILA.
Berikut Kisahnya.
Sebelum kecantol dengan perempuan lain dan mabuk-mabukan, Mansyur tergolong orang yang sukses.
Dia dahulu dikenal sebagai pekerja keras, dan karena keuletannya, dia diangkat sebagai manager perusahaan tempatnya bekerja. Sebuah rumah dan mobil pun berhasil ia miliki.
Namun, kesuksesan dan kebahagiaan itu tak berlangsung lama.
Lemahnya iman dan tak kuasa mengendalikan nafsu dunianya, Mansyur tergoda dengan wanita panggilan dan kerap kali mabuk-mabukan. Perubahan pun terjadi, dari semula Mansyur yang begitu baik dan perhatian pada istri dan anak-anaknya, mendadak bersikap dingin dan kera tak pulang dengan alasan bisnis.
Berbagai alasan pun sering ia ungkapkan pada istrinya setiap kali menanyakan keberadaannya.
Mansyur malah bersenang-senang sendiri dengan perempuan lain di tempat hiburan malam. Entah berapa banyak wanita yang sudah menjadi teman kencannya, bahkan tak hanya di dalam kota saja, Mansyur juga sering menghabiskan waktu akhir pekannya bersama perempuan penghibur di luar kota.
Mansyur pun kini juga tak lagi memberikan nafkah lahir pada sang istri. Uang dari hasil usahanya juga habis ia gunakan untuk mentraktir teman-temannya mabuk-mabukan dan habis di meja judi.
Sungguh drastis perubahan yang ia alami.
Mabuk-Mabukan.
Mansyur yang seharusnya menjadi contoh untuk anak buahnya agar bersikap baik dan disiplin, malah mempelopori beberapa anak buahnya untuk minum.
"Han, ayo pesta lagi," ajak Mansyur kepada Johan.
"Siap bos," jawab Johan, anak buah Mansyur.
"Ayo kita habiskan minuman ini," seru Mansyur.
Dengan ditemani beberapa temannya, Mansyur yang juga dikenal sebagai jago minum ini pun dengan semangat menghabiskan beberapa botol minuman beralkohol.
"Siapa yang masih kuat, dia yang menang," tantang salah satu temannya.
"Ayo, aku sudah habis nih," ejek Mansyur kepada temannya.
Di saat isi beberapa botol minuman tersebut mulai habis, saat itulah Mansyur mulai menyerah.
Beberapa kali ia terlihat muntah karena banyaknya minuman yang ditenggaknya, hingga sempoyongan tak kuat menahan badan.
Diazab Gila.
Suatu hari, ada sebuah peristiwa yang membuat nasibnya berbalik 180 derajat.
Kebiasaannya yang kerap kali mengajak mabuk-mabukan anak buahnya di tempat kerja, ia pun dipecat dari perusahaannya.
"Pak Mansyur, mulai sekarang Anda harus berhenti bekerja dari kantor ini. Sikap Anda telah menjatuhkan nama perusahaan kita," tegas pimpinan perusahaan tempat dia bekerja.
Tak hanya itu saja, rahasia Mansyur yang telah menggelapjan uang perusahaan pun ikut terbongkar.
Mobil, rumah dan sejumlah barang berharga miliknya juga disita.
Tak pelak lagi, pikiran Mansyur pusing tak karuan.
Karena kejadian itu, Mansyur pun tak makan berhari-hari, ia mulah sering merenung dan menyendiri. Parahnya lagi, istri dan anak-anaknya yang tak tahu apa-apa malah menjadi sasaran kekesalannya.
Hari demi hari kejiwaan Mansyur mulai goncang, ngomel tak karuan, tertawa sendiri, bahkan marah-marah tanpa sebab.
Ia pun kini hidup di jalanan.
Inilah balasan setimpal yang diterima Mansyur karena menelantarkan anak dan istrinya, hingga ia pun menjadi gila.
Hal itulah yang diterima oleh Mansyur karena menelantarkan anak serta istrinya demi perempuan lain dan mabuk-mabukan.
Ia mendadak hilang ingatan alias GILA.
Berikut Kisahnya.
Sebelum kecantol dengan perempuan lain dan mabuk-mabukan, Mansyur tergolong orang yang sukses.
Dia dahulu dikenal sebagai pekerja keras, dan karena keuletannya, dia diangkat sebagai manager perusahaan tempatnya bekerja. Sebuah rumah dan mobil pun berhasil ia miliki.
Namun, kesuksesan dan kebahagiaan itu tak berlangsung lama.
Lemahnya iman dan tak kuasa mengendalikan nafsu dunianya, Mansyur tergoda dengan wanita panggilan dan kerap kali mabuk-mabukan. Perubahan pun terjadi, dari semula Mansyur yang begitu baik dan perhatian pada istri dan anak-anaknya, mendadak bersikap dingin dan kera tak pulang dengan alasan bisnis.
Berbagai alasan pun sering ia ungkapkan pada istrinya setiap kali menanyakan keberadaannya.
Mansyur malah bersenang-senang sendiri dengan perempuan lain di tempat hiburan malam. Entah berapa banyak wanita yang sudah menjadi teman kencannya, bahkan tak hanya di dalam kota saja, Mansyur juga sering menghabiskan waktu akhir pekannya bersama perempuan penghibur di luar kota.
Mansyur pun kini juga tak lagi memberikan nafkah lahir pada sang istri. Uang dari hasil usahanya juga habis ia gunakan untuk mentraktir teman-temannya mabuk-mabukan dan habis di meja judi.
Sungguh drastis perubahan yang ia alami.
Mabuk-Mabukan.
Mansyur yang seharusnya menjadi contoh untuk anak buahnya agar bersikap baik dan disiplin, malah mempelopori beberapa anak buahnya untuk minum.
"Han, ayo pesta lagi," ajak Mansyur kepada Johan.
"Siap bos," jawab Johan, anak buah Mansyur.
"Ayo kita habiskan minuman ini," seru Mansyur.
Dengan ditemani beberapa temannya, Mansyur yang juga dikenal sebagai jago minum ini pun dengan semangat menghabiskan beberapa botol minuman beralkohol.
"Siapa yang masih kuat, dia yang menang," tantang salah satu temannya.
"Ayo, aku sudah habis nih," ejek Mansyur kepada temannya.
Di saat isi beberapa botol minuman tersebut mulai habis, saat itulah Mansyur mulai menyerah.
Beberapa kali ia terlihat muntah karena banyaknya minuman yang ditenggaknya, hingga sempoyongan tak kuat menahan badan.
Diazab Gila.
Suatu hari, ada sebuah peristiwa yang membuat nasibnya berbalik 180 derajat.
Kebiasaannya yang kerap kali mengajak mabuk-mabukan anak buahnya di tempat kerja, ia pun dipecat dari perusahaannya.
"Pak Mansyur, mulai sekarang Anda harus berhenti bekerja dari kantor ini. Sikap Anda telah menjatuhkan nama perusahaan kita," tegas pimpinan perusahaan tempat dia bekerja.
Tak hanya itu saja, rahasia Mansyur yang telah menggelapjan uang perusahaan pun ikut terbongkar.
Mobil, rumah dan sejumlah barang berharga miliknya juga disita.
Tak pelak lagi, pikiran Mansyur pusing tak karuan.
Karena kejadian itu, Mansyur pun tak makan berhari-hari, ia mulah sering merenung dan menyendiri. Parahnya lagi, istri dan anak-anaknya yang tak tahu apa-apa malah menjadi sasaran kekesalannya.
Hari demi hari kejiwaan Mansyur mulai goncang, ngomel tak karuan, tertawa sendiri, bahkan marah-marah tanpa sebab.
Ia pun kini hidup di jalanan.
Inilah balasan setimpal yang diterima Mansyur karena menelantarkan anak dan istrinya, hingga ia pun menjadi gila.
Thursday, June 23, 2011
Tobat Sehari Hapus Dosa 40 Tahun
Pada suatu ketika di daerah yang dihuni Bani Israil tidak turun hujan cukup lama. Penyebabnya adalah karena ada salah seorang dari kaum itu yang telah melakukan dosa 40 tahun lamanya.
Setelah orang itu bertobat, akhirnya di daerah itu turun hujan.
Bagaimana Kisahnya?
Berikut Kisahnya.
Pada zaman Nabi Musa, kaum Bani Israil pernah ditimpa musim kemaru yang panjang.
Karena tidak kuat menanggung cobaan dari Allah itu, mereka berkumpul untuk menemui Nabi Musa dan berkata,
"Wahai Musa, tolonglah doakan kami kepada Tuhanmu supaya Dia berkenan menurunkan hujan untuk kami."
Kemudian berdirilah Nabi Musa a.s bersama kaumnya. Mereka berangkat menuju tanah lapang untuk minta diturunkan hujan. Jumalah mereka kurang lebih 70 ribu orang.
PENGHALANG DOA.
Kepada Nabi Musa, Allah SWT menurunkan wahyu-Nya,
"Aku tidak pernah merendahkan kedudukanmu di sisi-Ku, sesungguhnya di sisi-Ku kamu mempunyai kedudukan yang tinggi. Akan tetapi, bersama denganmu ini, ada orang yang secara terang-terangan melakukan perbuatan maksiat selama 40 tahun.
Engkau boleh memanggilnya supaya ia keluar dari kumpulan orang-orang yang hadir di tempat ini. Orang itulah sebagai penyebab terhalangnya turun hujan untuk kamu semuanya."
Nabi Musa kembali berkata,
"Wahai Tuhanku, aku adalah hamba-Mu, suaraku juga lemah, apakah mungkin suaraku ini dapat di dengarnya, sedangkan jumlah mereka lebih dari 70 ribu orang."
Allah SWT berfirman,
"Wahai Musa, kamulah yang memanggil dan Aku-lah yang akan menyampaikannya kepada mereka."
Menuruti apa yang diperintahkan Allah, Nabi Musa a.s berseru kepada kaumnya,
"Wahai seorang hamba yang durhaka yang secara terang-terangan melakukannya sampai 40 tahun, keluarlah kamu dari rombongan ini, karena kamulah hujan tidak diturunkan Allah SWT."
Mendengar seruan dari Nabi Musa a.s itu, maka orang yang durhaka itu berdiri sambil melihat ke kanan dan ke kiri. Akan tetapi, dia tidak melihat seorangpun yang keluar dari rombongan itu. Dengan demikian, tahuah dia bahwa yang dimaksudkan Nabi Musa itu adalah dirinya ssendiri. Karena itu dia ingin bertobat, tetapi ia ragu untuk mengakuinya di tempat itu.
"Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah durhaka kepada-Mu selama 40 tahun. Walaupun demikian, Engkau masih memberikan kesempatan kepadaku dan sekarang aku datang kepada-Mu dengan ketaatan, maka terimalah tobatku," begitu doanya.
Beberapa saat selepas itu, awan bergumpal di langit, setelah itu hujan pun turun dengan deras. Melihat keadaan demikian, Nabi Musa berkata,
"Tuhanku, mengapa Engkau memberikan hujan kepada kami, bukankah diantara kami tidak ada seorangpun yang keluar mengakui dosanya?"
HUJAN LEBAT.
Lalu Allah SWT berfirman,
"Wahai Musa, aku menurunkan hujan ini juga disebabkan oleh orang yang dahulunya sebagai sebab tidak menurunkan hujan kepada kamu."
Kemudian Nabi Musa berkata,
"Tuhanku, sebenarnya siapakah gerangan dia? Perlihatkanlah dia kepadaku siapa sebenarnya hamba-Mu itu?"
Allah berfirman,
"Wahai Musa, dulu ketika ia durhaka kepada-Ku, Aku tidak pernah membuka aibnya. Apakah sekarang Aku akan membuka aibnya itu ketika dia telah taat kepada-Ku?
Wahai Musa, sesungguhnya Aku sangat benci kepada orang yang suka mengadu. Apakah sekarang Aku harus menjadi pengadu?"
Akhirnya Kaum Nabi Musa mengerti bahwa Allah Maha Pemaaf.
Maksiat selama 40 tahun bisa dihapus dengan tobat sehari.
Setelah orang itu bertobat, akhirnya di daerah itu turun hujan.
Bagaimana Kisahnya?
Berikut Kisahnya.
Pada zaman Nabi Musa, kaum Bani Israil pernah ditimpa musim kemaru yang panjang.
Karena tidak kuat menanggung cobaan dari Allah itu, mereka berkumpul untuk menemui Nabi Musa dan berkata,
"Wahai Musa, tolonglah doakan kami kepada Tuhanmu supaya Dia berkenan menurunkan hujan untuk kami."
Kemudian berdirilah Nabi Musa a.s bersama kaumnya. Mereka berangkat menuju tanah lapang untuk minta diturunkan hujan. Jumalah mereka kurang lebih 70 ribu orang.
PENGHALANG DOA.
Kepada Nabi Musa, Allah SWT menurunkan wahyu-Nya,
"Aku tidak pernah merendahkan kedudukanmu di sisi-Ku, sesungguhnya di sisi-Ku kamu mempunyai kedudukan yang tinggi. Akan tetapi, bersama denganmu ini, ada orang yang secara terang-terangan melakukan perbuatan maksiat selama 40 tahun.
Engkau boleh memanggilnya supaya ia keluar dari kumpulan orang-orang yang hadir di tempat ini. Orang itulah sebagai penyebab terhalangnya turun hujan untuk kamu semuanya."
Nabi Musa kembali berkata,
"Wahai Tuhanku, aku adalah hamba-Mu, suaraku juga lemah, apakah mungkin suaraku ini dapat di dengarnya, sedangkan jumlah mereka lebih dari 70 ribu orang."
Allah SWT berfirman,
"Wahai Musa, kamulah yang memanggil dan Aku-lah yang akan menyampaikannya kepada mereka."
Menuruti apa yang diperintahkan Allah, Nabi Musa a.s berseru kepada kaumnya,
"Wahai seorang hamba yang durhaka yang secara terang-terangan melakukannya sampai 40 tahun, keluarlah kamu dari rombongan ini, karena kamulah hujan tidak diturunkan Allah SWT."
Mendengar seruan dari Nabi Musa a.s itu, maka orang yang durhaka itu berdiri sambil melihat ke kanan dan ke kiri. Akan tetapi, dia tidak melihat seorangpun yang keluar dari rombongan itu. Dengan demikian, tahuah dia bahwa yang dimaksudkan Nabi Musa itu adalah dirinya ssendiri. Karena itu dia ingin bertobat, tetapi ia ragu untuk mengakuinya di tempat itu.
"Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah durhaka kepada-Mu selama 40 tahun. Walaupun demikian, Engkau masih memberikan kesempatan kepadaku dan sekarang aku datang kepada-Mu dengan ketaatan, maka terimalah tobatku," begitu doanya.
Beberapa saat selepas itu, awan bergumpal di langit, setelah itu hujan pun turun dengan deras. Melihat keadaan demikian, Nabi Musa berkata,
"Tuhanku, mengapa Engkau memberikan hujan kepada kami, bukankah diantara kami tidak ada seorangpun yang keluar mengakui dosanya?"
HUJAN LEBAT.
Lalu Allah SWT berfirman,
"Wahai Musa, aku menurunkan hujan ini juga disebabkan oleh orang yang dahulunya sebagai sebab tidak menurunkan hujan kepada kamu."
Kemudian Nabi Musa berkata,
"Tuhanku, sebenarnya siapakah gerangan dia? Perlihatkanlah dia kepadaku siapa sebenarnya hamba-Mu itu?"
Allah berfirman,
"Wahai Musa, dulu ketika ia durhaka kepada-Ku, Aku tidak pernah membuka aibnya. Apakah sekarang Aku akan membuka aibnya itu ketika dia telah taat kepada-Ku?
Wahai Musa, sesungguhnya Aku sangat benci kepada orang yang suka mengadu. Apakah sekarang Aku harus menjadi pengadu?"
Akhirnya Kaum Nabi Musa mengerti bahwa Allah Maha Pemaaf.
Maksiat selama 40 tahun bisa dihapus dengan tobat sehari.
Pohon Tumbuh dari Batu
Atas tantangan petinggi Quraisy untuk menunjukkan mukjizat, Rasulullah SAW mampu membelah batu dan keluarlah pohon besar dari tengah-tengah batu itu.
Par petinggi Quraisy pun takjub dibuatnya.
BERIKUT KISAHNYA.
Abu Jahal dikenal sangat keras menentang dakwah Rasulullah SAW. Maka disebarkanlah isu kontroversial tentang pribadi Rasulullah. Dalih utamanya adalah pelecehan terhadap agama nenek moyang, sehingga meresahkan masyarakat.
Abu Jahal kemudian mencari jalan lain.
Ia berfikir, Abu Thalib tentu bisa menghentikan dakwah kemenakannya tersebut. Maka dengan mengajak beberapa pembesar Quraisy, ia mendatangi rumah Abu Tahlib.
Ketika tiba di rumah Abu Thalib, Abu Jahal pun berkata,
"Hai Abu Thalib, apakah engkau biarkan tindakan kemenakanmu itu?"
Mendengar pengaduan itu, Abu Thalib mempersilahkan tamunya untuk masuk rumah.
"Tuan-tuan yang terhormat, silahkan duduk terlebih dahulu.Akan kupanggilkan Muhammad agar kita bisa mendenagr sendiri apa komentarnya," jawab Abu Thalib sambil bergegas mencari Nabi.
RASULULLAH SAW MENOLAK.
Di hadapan para tamunya, Abu Thalib pun menasehati kemenakannya agar menghentikan dakwahnya. Namun dengan penuh yakin dan tanggung jawab, Rasulullah SAW menolak.
Mendengarkan sumpah yang dilontarkan oleh Rasulullah SAW tersebut, Abu Jahal terdiam.
Kamudian seorang kawannya menyela,
"Hai Abu Thalib, jika apa yang Muhammad dakwahkan itu benar, coba katakan kepadanya agar ia memperlihatkan sebuah mukjizat kepada kami, sebagai bukti kerasulannya, sehingga kita dapat menyaksikan kebenaran dakwahnya."
Abu Thalib berkata,
"Hai kemenakanku, bagaimana pendapatmu menanggapi permintaan mereka itu?" tanya Abu Thalib kepada Rasulullah SAW.
Dengan nada tegas, Rasulullah SAW balik berkata,
"Katakan apa yang kalian minta."
Mendengar jawaban Nabi itu, kawan Abu Jahal tadi pun menoleh ke halaman rumah Abu Thalib. Kebetulan di sana ada sebuah batu besar, maka ia minta agar batu itu terbelah seketika, lalu dari dalamnya keluar sebatang pohon raksasa bercabang dua menjulur sampai ke bumi sebelah timur, dan cabang lain ke ujung bumi sebelah barat.
PERMINTAAN ANEH.
Mendengar tantangan yang disampaikan rekannya, Abu Jahal tersenyum puas, tanda setuju atas permintaan kawannya itu.
"Sebuah permintaan aneh. Mustahil Muhammad dapat melakukan semua itu, karena memang di dunia ini belum pernah ada sabatnag pohon yang tumbuh secara tiba-tiba dan pohonnya jauh lebih besar ketimbang batunya," guman Abu Jahal dalam hati.
Namun hal itu tidaklah mustahil bagi Rasulullah SAW, Beliau dekati batu itu dan berdoa memohon pertolongan Allah SWT.
Rasulullah memberi isyarat dengan tangannya seraya menunjuk ke arah batu itu.
Tanpa diduga, tiba-tiba batu yang berada di hadapan puluhan orang itu terbelah menjadi dua dan dari dalamnya keluar sebatang pohon. Dalam sekejap, pohon itu membesar dan terus membesar hingga memenuhi halaman rumah Abu Thalib yang sedemikian luasnya.
Bersamaan dengan itu, tumbuh pula dua cabang raksasa seakan membelah langit, satu cabang menjulur ke arah barat sejauh mata memandang, dan satu cabang lainnya menjulur ke timur hingga menutupi pandangan mata.
Melihat kejadian yang sangat menkjubkan dan aneh tersebut, Abu Jahal bersama kawan-kawannya benar-benar tercengang melihatnya.
Dan seornag dari mereka berkomentar,
"Hai Muhammad, kau telah memperlihatkan kehebatanmu. Tapi kami tidak akan beriman sebelum kamu dapat mengembalikan pohon itu seperti sedia kala."
Rasulullah SAW termenung dan berfikir sejenak.
Sejenak kemudian Rasulullah berdoa, dan secara tiba-tiba pula pohon raksasa itu pun mengecil. Ia terus mengecil smapai akhirnya masuk ke dalam batu, dan batu itu kemudian utuh kembali sepertti semula.
Subhanallah.
Par petinggi Quraisy pun takjub dibuatnya.
BERIKUT KISAHNYA.
Abu Jahal dikenal sangat keras menentang dakwah Rasulullah SAW. Maka disebarkanlah isu kontroversial tentang pribadi Rasulullah. Dalih utamanya adalah pelecehan terhadap agama nenek moyang, sehingga meresahkan masyarakat.
Abu Jahal kemudian mencari jalan lain.
Ia berfikir, Abu Thalib tentu bisa menghentikan dakwah kemenakannya tersebut. Maka dengan mengajak beberapa pembesar Quraisy, ia mendatangi rumah Abu Tahlib.
Ketika tiba di rumah Abu Thalib, Abu Jahal pun berkata,
"Hai Abu Thalib, apakah engkau biarkan tindakan kemenakanmu itu?"
Mendengar pengaduan itu, Abu Thalib mempersilahkan tamunya untuk masuk rumah.
"Tuan-tuan yang terhormat, silahkan duduk terlebih dahulu.Akan kupanggilkan Muhammad agar kita bisa mendenagr sendiri apa komentarnya," jawab Abu Thalib sambil bergegas mencari Nabi.
RASULULLAH SAW MENOLAK.
Di hadapan para tamunya, Abu Thalib pun menasehati kemenakannya agar menghentikan dakwahnya. Namun dengan penuh yakin dan tanggung jawab, Rasulullah SAW menolak.
Mendengarkan sumpah yang dilontarkan oleh Rasulullah SAW tersebut, Abu Jahal terdiam.
Kamudian seorang kawannya menyela,
"Hai Abu Thalib, jika apa yang Muhammad dakwahkan itu benar, coba katakan kepadanya agar ia memperlihatkan sebuah mukjizat kepada kami, sebagai bukti kerasulannya, sehingga kita dapat menyaksikan kebenaran dakwahnya."
Abu Thalib berkata,
"Hai kemenakanku, bagaimana pendapatmu menanggapi permintaan mereka itu?" tanya Abu Thalib kepada Rasulullah SAW.
Dengan nada tegas, Rasulullah SAW balik berkata,
"Katakan apa yang kalian minta."
Mendengar jawaban Nabi itu, kawan Abu Jahal tadi pun menoleh ke halaman rumah Abu Thalib. Kebetulan di sana ada sebuah batu besar, maka ia minta agar batu itu terbelah seketika, lalu dari dalamnya keluar sebatang pohon raksasa bercabang dua menjulur sampai ke bumi sebelah timur, dan cabang lain ke ujung bumi sebelah barat.
PERMINTAAN ANEH.
Mendengar tantangan yang disampaikan rekannya, Abu Jahal tersenyum puas, tanda setuju atas permintaan kawannya itu.
"Sebuah permintaan aneh. Mustahil Muhammad dapat melakukan semua itu, karena memang di dunia ini belum pernah ada sabatnag pohon yang tumbuh secara tiba-tiba dan pohonnya jauh lebih besar ketimbang batunya," guman Abu Jahal dalam hati.
Namun hal itu tidaklah mustahil bagi Rasulullah SAW, Beliau dekati batu itu dan berdoa memohon pertolongan Allah SWT.
Rasulullah memberi isyarat dengan tangannya seraya menunjuk ke arah batu itu.
Tanpa diduga, tiba-tiba batu yang berada di hadapan puluhan orang itu terbelah menjadi dua dan dari dalamnya keluar sebatang pohon. Dalam sekejap, pohon itu membesar dan terus membesar hingga memenuhi halaman rumah Abu Thalib yang sedemikian luasnya.
Bersamaan dengan itu, tumbuh pula dua cabang raksasa seakan membelah langit, satu cabang menjulur ke arah barat sejauh mata memandang, dan satu cabang lainnya menjulur ke timur hingga menutupi pandangan mata.
Melihat kejadian yang sangat menkjubkan dan aneh tersebut, Abu Jahal bersama kawan-kawannya benar-benar tercengang melihatnya.
Dan seornag dari mereka berkomentar,
"Hai Muhammad, kau telah memperlihatkan kehebatanmu. Tapi kami tidak akan beriman sebelum kamu dapat mengembalikan pohon itu seperti sedia kala."
Rasulullah SAW termenung dan berfikir sejenak.
Sejenak kemudian Rasulullah berdoa, dan secara tiba-tiba pula pohon raksasa itu pun mengecil. Ia terus mengecil smapai akhirnya masuk ke dalam batu, dan batu itu kemudian utuh kembali sepertti semula.
Subhanallah.
Wednesday, June 22, 2011
Rasulullah Menaklukkan Bumi
Kisah Islami Teladan di blog Kisah Islamiah malam ini yang tidak kalah seru adalah mukjizat. Ya mukjizat Rasulullah SAW yang mampu menaklukkan bumi.
Musuh Rasulullah SAW dalam menyebarkan Islam sangatlah banyak, namun, tiap kali akan dibunuh, Beliau selalu bisa menyelamatkan diri dengan berbagai keajaiban yang diberikan Allah SWT.
BERIKUT KISAHNYA.
Kaum kafir Quraisy tidah henti-hentinya melakukan penyerangan dan membuat strategi untuk membunuh Rasulullah SAW. Mereka pun mengumpulkan para gembong kafir Quraisy untuk bermusyawarah di Darun Nadwah.
Dan akhirnya pemuka Quraisy mengambil keputusan dengan mengambil sayembara, yaitu barang siapa yang berhasil menangkap Rasulullah hidup-hidup atau mati maka akan diberi hadiah 100 ekor unta. Pengumuman pun disebarkan ke seluruh kaum kafir Quraisy.
Mendengar pengumuman itu, salah seorang dari kaum kafir Quraisy yang bernama Suraqah langsung angkat bicara dan berkata,
"Akulah yang sanggup menangkap Muhammad dan menyeretnya ke hadapan kalian, bahkan aku tak segan-segan untuk menebas batang lehernya," ucapnya dengan lantang.
Dalam golongan Quraisy, Suraqah terkenal sebagai jagoan menunggang kuda. Setelah berkata demikian, Suraqah keluar dan mempersiapkan kuda yang paling bagus untuk mengejar Nabi Muhammad yang diperkirakan belum begitu jauh dari kota Makkah.
Semangat Suraqah untuk mendapatkan 100 ekor unta menjadikan ia sangat giat mencari jejak-jejak Rasulullah yang akhirnya ditemukan. Suraqah menjadi lebih bersemangat dan lebih kencang lagi memacu kudanya dan akhirnya ia melihat dua bayangan yang ternyata adalah Rasulullah dan Abu Bakar.
MALAIKAT JIBRIL DATANG.
Rasulullah SAW dan Abu Bakar melihat pula kedatangan Suraqah yang mengendarai kuda dengan kencangnya. Ketika Suraqah telah semakin dekat dengan mereka, Abu Bakar berkata,
"Ya Rasulullah, kita telah ditemukan oleh Suraqah dan Suraqah adalah orang Arab yang pemberani."
Rasulullah menjawab,
"Engkau jangan takut, sesungguhnya Allah bersama dengan kita."
Jarak Suraqah telah begitu dekat dengan Rasulullah dan Abu Bakar, dan Suraqah hendak menghunus pedangnya.
"Wahai Muhammad, Siapakah yang bisa menghalangiku untuk membunuhmu pada hari ini," kata Suraqah.
"Allah lah yang bisa menolongku," jawab Rasulullah dengan tegas.
Lalu, datanglah Malaikat Jibril untuk mengabarkan bahwa bumi ini ditundukkan kepada perintah Rasulullah SAW. Maka Malaikat Jibril menyuruh Rasulullah untuk mengendalikan bumi.
Begitu diberitahu oleh Malaikat Jibril, Rasulullah SAW langsung memerintahkan kepada bumi agar menarik kaki kuda Suraqah ke dalam bumi.
"Wahai bumi, ambillah Suraqah dan kudanya sampai sebatas lutut," perintah Rasul.
TAK PERNAH JERA.
Suraqah pun terpelanting jatuh tersungkur, ia terkejut dan langsung memohon kepada Rasulullah untuk menyelamatkan dirinya dari bumi yang hendak menelannya. Kemudian Rasulullah berdoa kepada Allah dan selamatlah Suraqah beserta kudanya.
Setelah Suraqah selamat, ia bukannya menepati janji, malah justru sebaliknya, ia malah mengulangi perbuatannya hendak membunuh Rasulullah dengan pedangnya. Namun, setiap kali Suraqah mengarahkan pedangnya kepada Rasulullah, ia dan kudanya selalu terperosok ke dalam tanah. Suraqah belum jera juga, ia terus menerus bangkit hingga kejadian itu berlangsung sebanyak 7 kali.
Hingga ke 8 kalinya, akhirnya ia bertobat dan jera atas perbuatannya.
"Wahai Muhammad, aku ini mempunyai beberapa unta dan binatang ternak lainnya yang bisa dipakai bekal dalam perjalananmu, maka penggembala nanti akan mengambil semua itu untuk engkau pakai sekehandak hatimu," kata Suraqah.
"Wahai Suraqah, jika engaku tidak suka pada agama Islam, aku pun tidak menyukai harta dan binatang ternakmu," jawab Rasulullah.
Suraqah akhirnya masuk Islam dan ia meyakini kerasulan Nabi Muhammad dan mengimani Allah SWT.
Musuh Rasulullah SAW dalam menyebarkan Islam sangatlah banyak, namun, tiap kali akan dibunuh, Beliau selalu bisa menyelamatkan diri dengan berbagai keajaiban yang diberikan Allah SWT.
BERIKUT KISAHNYA.
Kaum kafir Quraisy tidah henti-hentinya melakukan penyerangan dan membuat strategi untuk membunuh Rasulullah SAW. Mereka pun mengumpulkan para gembong kafir Quraisy untuk bermusyawarah di Darun Nadwah.
Dan akhirnya pemuka Quraisy mengambil keputusan dengan mengambil sayembara, yaitu barang siapa yang berhasil menangkap Rasulullah hidup-hidup atau mati maka akan diberi hadiah 100 ekor unta. Pengumuman pun disebarkan ke seluruh kaum kafir Quraisy.
Mendengar pengumuman itu, salah seorang dari kaum kafir Quraisy yang bernama Suraqah langsung angkat bicara dan berkata,
"Akulah yang sanggup menangkap Muhammad dan menyeretnya ke hadapan kalian, bahkan aku tak segan-segan untuk menebas batang lehernya," ucapnya dengan lantang.
Dalam golongan Quraisy, Suraqah terkenal sebagai jagoan menunggang kuda. Setelah berkata demikian, Suraqah keluar dan mempersiapkan kuda yang paling bagus untuk mengejar Nabi Muhammad yang diperkirakan belum begitu jauh dari kota Makkah.
Semangat Suraqah untuk mendapatkan 100 ekor unta menjadikan ia sangat giat mencari jejak-jejak Rasulullah yang akhirnya ditemukan. Suraqah menjadi lebih bersemangat dan lebih kencang lagi memacu kudanya dan akhirnya ia melihat dua bayangan yang ternyata adalah Rasulullah dan Abu Bakar.
MALAIKAT JIBRIL DATANG.
Rasulullah SAW dan Abu Bakar melihat pula kedatangan Suraqah yang mengendarai kuda dengan kencangnya. Ketika Suraqah telah semakin dekat dengan mereka, Abu Bakar berkata,
"Ya Rasulullah, kita telah ditemukan oleh Suraqah dan Suraqah adalah orang Arab yang pemberani."
Rasulullah menjawab,
"Engkau jangan takut, sesungguhnya Allah bersama dengan kita."
Jarak Suraqah telah begitu dekat dengan Rasulullah dan Abu Bakar, dan Suraqah hendak menghunus pedangnya.
"Wahai Muhammad, Siapakah yang bisa menghalangiku untuk membunuhmu pada hari ini," kata Suraqah.
"Allah lah yang bisa menolongku," jawab Rasulullah dengan tegas.
Lalu, datanglah Malaikat Jibril untuk mengabarkan bahwa bumi ini ditundukkan kepada perintah Rasulullah SAW. Maka Malaikat Jibril menyuruh Rasulullah untuk mengendalikan bumi.
Begitu diberitahu oleh Malaikat Jibril, Rasulullah SAW langsung memerintahkan kepada bumi agar menarik kaki kuda Suraqah ke dalam bumi.
"Wahai bumi, ambillah Suraqah dan kudanya sampai sebatas lutut," perintah Rasul.
TAK PERNAH JERA.
Suraqah pun terpelanting jatuh tersungkur, ia terkejut dan langsung memohon kepada Rasulullah untuk menyelamatkan dirinya dari bumi yang hendak menelannya. Kemudian Rasulullah berdoa kepada Allah dan selamatlah Suraqah beserta kudanya.
Setelah Suraqah selamat, ia bukannya menepati janji, malah justru sebaliknya, ia malah mengulangi perbuatannya hendak membunuh Rasulullah dengan pedangnya. Namun, setiap kali Suraqah mengarahkan pedangnya kepada Rasulullah, ia dan kudanya selalu terperosok ke dalam tanah. Suraqah belum jera juga, ia terus menerus bangkit hingga kejadian itu berlangsung sebanyak 7 kali.
Hingga ke 8 kalinya, akhirnya ia bertobat dan jera atas perbuatannya.
"Wahai Muhammad, aku ini mempunyai beberapa unta dan binatang ternak lainnya yang bisa dipakai bekal dalam perjalananmu, maka penggembala nanti akan mengambil semua itu untuk engkau pakai sekehandak hatimu," kata Suraqah.
"Wahai Suraqah, jika engaku tidak suka pada agama Islam, aku pun tidak menyukai harta dan binatang ternakmu," jawab Rasulullah.
Suraqah akhirnya masuk Islam dan ia meyakini kerasulan Nabi Muhammad dan mengimani Allah SWT.
Tobatnya Pembunuh Paman Nabi
Kisah Islamiah malam ini tentang kisah tobatnya Wasyi yang telah membunuh paman Nabi yang bernama Hamzah.
Karena terhasut akan paksaan kaum Quraisy, Wasyi ini akhirnya membunuh paman Rasulullah SAW, dan dia mengaku bersalah di hadapan Nabi dan ingin bertobat. Jalan tobatnya pun cukup panjang.
BERIKUT KISAHNYA.
Wasyi pada awalnya adalah budak berkulit hitam dari Habsyi. Di sepanjang hidupnya, ia terus menerus dihasut oleh kafir Quraisy untuk membunuh majikannya yang tak lain adalah paman Rasulullah SAW yang bernama Hamzah.
Jika Hamzah mati, maka Wasyi akan merdeka sebagai budak.
Maka akhirnya Wasyi pun berhasil membunuh Hamzah. Namun demikian dirinya belum menemukan ketenangan meskipun tidak lagi menjadi budak. Hal itu karena Rasulullah bersama kaum muslimin berhasil membebaskan kota Makkah dari tangan Quraisy.
HASUTAN KAFIR QURAISY.
Melihat keadaan yang dianggap membahayakan nyawanya, Wasyi akhirnya melarikan diri ke Thaif, namun demikian, tak lama kemudian petinggi Thaif juga menyatakan keislamannya. Wasyi kembali bingung dan ia berencana lari ke Syiria atau ke Yaman untuk menghindari Rasulullah SAW.
Ketika ia masih bingung, seseorang datang kepadanya.
"Hai Wasyi, Rasulullah SAW tak akan membunuh seseorang yang masuk Islam," kata orang itu.
Mendengar kata orang itu dan atas petunjuk Allah SWT, Wasyi akhirnya memberanikan diri menemui Rasulullah dan menyatakan keislamannya.
"Apakah kamu yang bernama Wasyi?" tanya Rasulullah SAW.
"Benar, ya Rasulullah," jwab Wasyi.
"Ceritakan kepadaku bagaimana kamu membunuh pamanku Hamzah," pinta Rasulullah.
"Semua itu karena paksaan kafir Quraisy dan hasutan Hindun binti Utbah, sekarang aku menyesal dan rela menerima hukumannya ya Rasulullah," kata Wasyi yang berlinang air mata.
Hati Rasulullah SAW bahagia menerima penyesalan Wasyi.
Namun demikian Beliau menolak untuk didekati oleh Wasyi.
"Pergilah dari sisiku, wahai Wasyi, wajahmu selalu mendatangkan ingatanku kembali kepada pamanku tercinta," kata Rasul.
WASYI MEMBUNUH NABI PALSU.
Wasyi kembali menangis hebat dan ia berusaha tetap ingin menebus segala dosa yang telah diperbuatnya. Ia ingin memberikan bukti kepada Rasulullah SAW atas penyesalannya.
Maka pada suatu saat ia bergabung dengan pasukan muslim yang dipimpin oleh Khalid bin Walid untuk memberantas nabi palsu yang bernama Musailamah Al-Kadzdzab, Nabi palsu yang telah memalsukan Al Qur'an.
"Tanganku sendiri yang harus mengakhiri hidup Musailamah, nabi palsu itu," demikian sumpah Wasyi.
Akhirnya setelah pertempuran tiba, Wasyi dengan gesitnya maju dalam perang dan memainkan tombaknya hingga akhirnya tombak beracun itu menembus dada Musailamah, hingga nabi palsu itu mati.
Belum puas dengan itu, Wasyi memenggal leher nabi palsu itu kemudian mengangkat bagian kepalanya tinggi-tinggi.
"Aku telah berhasil menebus dosaku, aku telah berhasil menebus segala dosa yang pernah aku lakukan," teriaknya dengan gembira.
Perasaan puas telah menghiasi hati Wasyi yang selama ini was-was dan ragu. Ia ingin menunjukkan keislamannya dengan sungguh-sungguh kepada Rasulullah SAW.
Karena terhasut akan paksaan kaum Quraisy, Wasyi ini akhirnya membunuh paman Rasulullah SAW, dan dia mengaku bersalah di hadapan Nabi dan ingin bertobat. Jalan tobatnya pun cukup panjang.
BERIKUT KISAHNYA.
Wasyi pada awalnya adalah budak berkulit hitam dari Habsyi. Di sepanjang hidupnya, ia terus menerus dihasut oleh kafir Quraisy untuk membunuh majikannya yang tak lain adalah paman Rasulullah SAW yang bernama Hamzah.
Jika Hamzah mati, maka Wasyi akan merdeka sebagai budak.
Maka akhirnya Wasyi pun berhasil membunuh Hamzah. Namun demikian dirinya belum menemukan ketenangan meskipun tidak lagi menjadi budak. Hal itu karena Rasulullah bersama kaum muslimin berhasil membebaskan kota Makkah dari tangan Quraisy.
HASUTAN KAFIR QURAISY.
Melihat keadaan yang dianggap membahayakan nyawanya, Wasyi akhirnya melarikan diri ke Thaif, namun demikian, tak lama kemudian petinggi Thaif juga menyatakan keislamannya. Wasyi kembali bingung dan ia berencana lari ke Syiria atau ke Yaman untuk menghindari Rasulullah SAW.
Ketika ia masih bingung, seseorang datang kepadanya.
"Hai Wasyi, Rasulullah SAW tak akan membunuh seseorang yang masuk Islam," kata orang itu.
Mendengar kata orang itu dan atas petunjuk Allah SWT, Wasyi akhirnya memberanikan diri menemui Rasulullah dan menyatakan keislamannya.
"Apakah kamu yang bernama Wasyi?" tanya Rasulullah SAW.
"Benar, ya Rasulullah," jwab Wasyi.
"Ceritakan kepadaku bagaimana kamu membunuh pamanku Hamzah," pinta Rasulullah.
"Semua itu karena paksaan kafir Quraisy dan hasutan Hindun binti Utbah, sekarang aku menyesal dan rela menerima hukumannya ya Rasulullah," kata Wasyi yang berlinang air mata.
Hati Rasulullah SAW bahagia menerima penyesalan Wasyi.
Namun demikian Beliau menolak untuk didekati oleh Wasyi.
"Pergilah dari sisiku, wahai Wasyi, wajahmu selalu mendatangkan ingatanku kembali kepada pamanku tercinta," kata Rasul.
WASYI MEMBUNUH NABI PALSU.
Wasyi kembali menangis hebat dan ia berusaha tetap ingin menebus segala dosa yang telah diperbuatnya. Ia ingin memberikan bukti kepada Rasulullah SAW atas penyesalannya.
Maka pada suatu saat ia bergabung dengan pasukan muslim yang dipimpin oleh Khalid bin Walid untuk memberantas nabi palsu yang bernama Musailamah Al-Kadzdzab, Nabi palsu yang telah memalsukan Al Qur'an.
"Tanganku sendiri yang harus mengakhiri hidup Musailamah, nabi palsu itu," demikian sumpah Wasyi.
Akhirnya setelah pertempuran tiba, Wasyi dengan gesitnya maju dalam perang dan memainkan tombaknya hingga akhirnya tombak beracun itu menembus dada Musailamah, hingga nabi palsu itu mati.
Belum puas dengan itu, Wasyi memenggal leher nabi palsu itu kemudian mengangkat bagian kepalanya tinggi-tinggi.
"Aku telah berhasil menebus dosaku, aku telah berhasil menebus segala dosa yang pernah aku lakukan," teriaknya dengan gembira.
Perasaan puas telah menghiasi hati Wasyi yang selama ini was-was dan ragu. Ia ingin menunjukkan keislamannya dengan sungguh-sungguh kepada Rasulullah SAW.
Perjalanan Nabi Musa Mencari Nabi Khidir
Kisah Islamiah kali ini hadir dengan kisah menarik lainnya yang berhubungan dengan sosok setan yang banyak menyebabkan lupa kepada manusia.
Lupa ini bisa membawa petaka. Setan pun sering memanfaatkan titik lemah ini dari manusia. Betapa banyak mereka yang dibuat lupa dalam urusan dunia apalagi agama.
BERIKUT KISAHNYA.
Pada suatu waktu Nabi Musa pernah bertanya kepada kaumnya, siapa manusia yang lebih pintar dan berilmu lebih dari yang ia miliki.
"Wahai kaumku, adakah manusia di muka bumi ini yang kepandaiannya melebihi aku? Yang ilmunya lebih banyak daripada aku?"
(Red: Nabi Musa bertanya demikian semata pasti ingin mempelajari ilmu biar tambah berilmu, bukan bermaksud sombong sedikitpun di hadapan manusia).
Tidak ada seorang pun yang bisa menjawab, dan akahirnya Nabi Musa membawa pertanyaan pada Allah SWT, pencipta alam semesta.
"Ada. Di muka bumi itu masih ada yang lebih dari dirimu Musa," Allah berfirman.
"Lalu dimanakah tempat orang itu berada, Ya Allah?" tanya Nabi Musa.
"Dia berada di antara pertemuan dua laut," Allah berfirman lagi.
"Dalam perjalananmu nanti, bawalah seekor ikan. Nantinya ikan itu akan meninggalkanmu. Dia akan mencari jalan sendiri ke pantai atau laut. Di tempat itulah orang yang kau cari berada."
Akhirnya, Nabi Musa memulai perjalanannya. Selama itu, dia ditemani oleh pembantunya yang bernama Yusyi' bin Nun. Nabi Musa berpesan kepadanya,
"Ingatkanlah aku bila ikan ini lepas dan meningglakan kita."
"Baiklah," jawab Yusyi'.
Setelah itu, keduanya pun melanjutkan perjalanan. Dan setelah berjalan cukup jauh, Nabi Musa dan pembantunya merasa lelah. Nabi Musa memutuskan untuk beristirahat di bawah sebuah batu besar.
Karena lelahnya, Nabi Musa dan Yusyi' tertidur lelap dan mereka tidak sadar kalau ikan yang mereka bawa terlepas. Ikan itu meninggalkan mereka menuju ke pantai.
Sesaat kemudian, keduanya terbangun dan melanjutkan perjalanan cukup jauh hingga kemudian keduanya merasa lelah lagi.
Kali ini bukan hanya lelah saja yang mendera, namun juga perut yang mulai terasa sangat lapar.
"Apakah engkau tidak merasa lelah dan lapar Yusyi?" tanya Nabi Musa.
"Ya, saya pun merasa lelah dan lapar," jawab pembatunya itu.
"Kalau begitu, kita berhenti di sini sebentar," pinta Nabi Musa kepada pembantunya.
BERTEMU NABI KHIDIR.
Tiba-tiba saja terlintas di pikiran Nabi Musa untuk menjadikan ikan yang mereka bawa untuk makan siang.
"Dimanakah ikan yang kita bawa tadi? Daripada kita kelaparan, biarlah ikan itu kita masak dan kita jadikan makan siang," Ujar Nabi Musa.
Yusyi' tersentak kaget, dia baru ingat bila Nabi Musa tadi berpesan untuk menjaga ikan itu dan melihat tempat lepasnya. Tapi kini, ikan itu telah lepas tanpa dia tahu keberadaannya."
"Maaf ya Nabi, aku telah lalai dengan pesanmu. Ikan yang kita bawa tadi telah lepas tanpa sepengetahuanku," kata Yusyi penuh penyesalan.
"Tidak Yusyi', ini juga salahku, setan telah membuat aku lupa dan lalai. Seharusnya aku yang lebih bertanggung jawab dan memperhatikan keadaan ikan itu," sahut Nabi Musa.
"Apakah kamu masih bisa mengingat kapan terkahir ikan itu bersama kita?" tanya NabiMusa.
"Kalau tidak salah, sewaktu kita beristirahat di bawah batu besar tadi ikan itu masih bersama kita. Aku tidak tahu lagi, setelah kita melanjutkan perjalanan, mungkin ikan itu terlepas saat kita tidur," jelas Yusyi'.
"Kala begitu, itulah tempat yang kita cari," seru Nabi Musa sangat senang.
Keduanya pun segera berbalik arah mengikuti jejak pulang ke tempat yang mereka maksud, yaitu batu besar yang sebelumnya jadi tempat peristirahatan mereka.
Setelah keduanya sampai, sesaat kemudian keduanya bertemu dengan Nabi Khidir. Nabi Khidir adalah orang yang dimaksudkan oleh Allah SWT.
Beliau lebih banyak mengetahui rahasia-rahasia Allah dibandingkan dengan Nabi Musa a.s.
Lupa ini bisa membawa petaka. Setan pun sering memanfaatkan titik lemah ini dari manusia. Betapa banyak mereka yang dibuat lupa dalam urusan dunia apalagi agama.
BERIKUT KISAHNYA.
Pada suatu waktu Nabi Musa pernah bertanya kepada kaumnya, siapa manusia yang lebih pintar dan berilmu lebih dari yang ia miliki.
"Wahai kaumku, adakah manusia di muka bumi ini yang kepandaiannya melebihi aku? Yang ilmunya lebih banyak daripada aku?"
(Red: Nabi Musa bertanya demikian semata pasti ingin mempelajari ilmu biar tambah berilmu, bukan bermaksud sombong sedikitpun di hadapan manusia).
Tidak ada seorang pun yang bisa menjawab, dan akahirnya Nabi Musa membawa pertanyaan pada Allah SWT, pencipta alam semesta.
"Ada. Di muka bumi itu masih ada yang lebih dari dirimu Musa," Allah berfirman.
"Lalu dimanakah tempat orang itu berada, Ya Allah?" tanya Nabi Musa.
"Dia berada di antara pertemuan dua laut," Allah berfirman lagi.
"Dalam perjalananmu nanti, bawalah seekor ikan. Nantinya ikan itu akan meninggalkanmu. Dia akan mencari jalan sendiri ke pantai atau laut. Di tempat itulah orang yang kau cari berada."
Akhirnya, Nabi Musa memulai perjalanannya. Selama itu, dia ditemani oleh pembantunya yang bernama Yusyi' bin Nun. Nabi Musa berpesan kepadanya,
"Ingatkanlah aku bila ikan ini lepas dan meningglakan kita."
"Baiklah," jawab Yusyi'.
Setelah itu, keduanya pun melanjutkan perjalanan. Dan setelah berjalan cukup jauh, Nabi Musa dan pembantunya merasa lelah. Nabi Musa memutuskan untuk beristirahat di bawah sebuah batu besar.
Karena lelahnya, Nabi Musa dan Yusyi' tertidur lelap dan mereka tidak sadar kalau ikan yang mereka bawa terlepas. Ikan itu meninggalkan mereka menuju ke pantai.
Sesaat kemudian, keduanya terbangun dan melanjutkan perjalanan cukup jauh hingga kemudian keduanya merasa lelah lagi.
Kali ini bukan hanya lelah saja yang mendera, namun juga perut yang mulai terasa sangat lapar.
"Apakah engkau tidak merasa lelah dan lapar Yusyi?" tanya Nabi Musa.
"Ya, saya pun merasa lelah dan lapar," jawab pembatunya itu.
"Kalau begitu, kita berhenti di sini sebentar," pinta Nabi Musa kepada pembantunya.
BERTEMU NABI KHIDIR.
Tiba-tiba saja terlintas di pikiran Nabi Musa untuk menjadikan ikan yang mereka bawa untuk makan siang.
"Dimanakah ikan yang kita bawa tadi? Daripada kita kelaparan, biarlah ikan itu kita masak dan kita jadikan makan siang," Ujar Nabi Musa.
Yusyi' tersentak kaget, dia baru ingat bila Nabi Musa tadi berpesan untuk menjaga ikan itu dan melihat tempat lepasnya. Tapi kini, ikan itu telah lepas tanpa dia tahu keberadaannya."
"Maaf ya Nabi, aku telah lalai dengan pesanmu. Ikan yang kita bawa tadi telah lepas tanpa sepengetahuanku," kata Yusyi penuh penyesalan.
"Tidak Yusyi', ini juga salahku, setan telah membuat aku lupa dan lalai. Seharusnya aku yang lebih bertanggung jawab dan memperhatikan keadaan ikan itu," sahut Nabi Musa.
"Apakah kamu masih bisa mengingat kapan terkahir ikan itu bersama kita?" tanya NabiMusa.
"Kalau tidak salah, sewaktu kita beristirahat di bawah batu besar tadi ikan itu masih bersama kita. Aku tidak tahu lagi, setelah kita melanjutkan perjalanan, mungkin ikan itu terlepas saat kita tidur," jelas Yusyi'.
"Kala begitu, itulah tempat yang kita cari," seru Nabi Musa sangat senang.
Keduanya pun segera berbalik arah mengikuti jejak pulang ke tempat yang mereka maksud, yaitu batu besar yang sebelumnya jadi tempat peristirahatan mereka.
Setelah keduanya sampai, sesaat kemudian keduanya bertemu dengan Nabi Khidir. Nabi Khidir adalah orang yang dimaksudkan oleh Allah SWT.
Beliau lebih banyak mengetahui rahasia-rahasia Allah dibandingkan dengan Nabi Musa a.s.
Alzheimer
Dan dua hari kemudian, saat Haidar tertidur setelah seharian bekerja, dia bermimpi kembali ke dalam lorong itu. Kali ini perjalanan lebih jauh, Haidar sampai melewati sebuah kolam yang sangat panjang dengan air yang jernih sekali.
"Subhanallah, tempat apa ini ya? Tempat ini penuh dengan permata, sinarnya sangat menyilaukan mata," kata Haidar dalam hati.
WANITA CANTIK.
Melihat tempat itu, seketika Haidar ingin memasukinya, kemudian ia melihat sosok lelaki yang dikellingi wanita cantik dengan sayap di belakangnya.
Namun belum sempat dia melihat wajah laki-laki itu, ia keburu terbangun lagi dari tidurnya.
"Siapakah lelaki itu?" gumannya dalam hati.
RASA PENASARAN HAIDAR.
Nampaknya mimpi itu telah terbawa hingga siang hari, Haidar merasa kagum. Beberapa hari kemudian, Haidar bermimpi lagi, dan mimpi yang sama terulang dan bahkan berlanjut.
Dia menyusuri lorong itu dan memasuki ruangan yang terbuat dari permata. Dan betapa terkejutnya Haidar, karena dari belakang ada seorang laki-laki yang menyapanya dengan suara akeras,
"Hai Haidar, kemarilah."
Haidar merasa tidak asing dengan suara itu dan ketika berbalik ke belakang, Haidar terkejut karena lelaki itu adalah sahabatnya, Tufail.
"Masya Allah Tufail, ternyata engkau bertambah muda dan tampan," kata Haidar dengan senang.
"Iya aku, karena sejak dulu aku suka dan ikhlas bersedekah dan memelihara anak yatim. Karena itulah Allah SWT mengganti makam ini menjadi istana dan beberapa bidadari cantik yang tak ternilai," nasehat Tufail kepada Haidar.
Namun belum sempat Haidar betanya hal lainnya, dia keburu terbangun lagi. Dan keesokan harinya Haidar sudah tidak mengalami mimpi itu lagi.
Karena diselimuti rasa penasaran yang tinggi, Haidar mencoba mencari tahu sosok Tufail dengan mendatangi rumahnya.
Sesampainya di rumah Tufail, ia disambut oleh seorang wanita yang tak lain adalah istri Tufail. Di dalam rumah itu banyak sekali anak-anak kecil dan Haidar pun menceritakan perihal mimpinya kepada istri Tufail.
Setelah menceritakan mimpinya, Haidar bertanya,
"Apa amalan Tufail selain senang bersedekah?" ytanya Haidar.
"Dia senang sekali memelihara anak yatim piatu. Rumah ini dia jadikan tempat tinggal orang-orang terlantar," cerita wanita paroh baya itu.
Haidar semakin mengagumi sosok Tufail karena dia tidak hanya senang bersedekah, namun ia juga terkenal ramah dan gemar memelihara anak yatim.
Tobat Berkat Sebutir Kurma
Kisah Islamiah kali ini akan menghadirkan kisah tobat.
Gara-gara sebutir kurma, amalan ibadah yang dialkukan oleh Ibrahim bin Adham tertolak. Namun setelah mendapatkan penghalalan dari sebutir kurma itu, doa dan ibadahnya kembali makbul.
BERIKUT KISAHNYA.
Ibrahim bin Adham merupakan seorang yang dikenal ahli ibadah, zuhud dan tinggi tawakalnya kepada Allah SWT. Pada suatu hari setelah selesai menunaikan ibadah haji, Ibrahim bin Adham berniat ziarah ke masjid Al-Aqsa.
Untuk bekal di perjalanan, ia membeli 1 kg kurma dari pedagang tua di dekat Masjidil Haram.
Setelah kurma ditimbang dan dibungkus, Ibrahim melihat sebutir kurma tergeletak di dekat timbangan. Menyangka kurma itu bagian dari yang ia beli, Ibrahim memungut dan memakannya.
Setelah itu ia langsung berangkat menuju Al Aqsa. Empat bulan kemudian, Ibrahim tiba di Al-Aqsa dan seperti biasa, ia suka memilih tempat beribadah pada sebuah ruangan di bawah kubah Sakhra. Ia shalat dan berdoa khusyuk sekali.
Tiba-tiba ia mendengar percakapan dua malaikat tentang dirinya.
"Itu Ibrahim bin Adham, ahli ibadah yang zuhud dan wara' yang doanya selalu dikabulkan Allah SWT," kata malaikat yang satu.
"Tetapi sekarang tidak lagi, doanya ditolak karena empat bulan yang lalu ia memakan sebutir kurma yang jatuh dari meja seorang pedagang tua di dekat Masjidil Haram," jawab malaikat yang kedua.
DIALOG MALAIKAT.
Ibrahim bin Adham terkejut sekali, ia terhenyak, jadi selama empat bulan ini ibadahnya, shalatnya, doanya dan amalan-amalan lainnya tidak diterima oelh Allah SWT gara-gara memakan sebutir kurma yang bukan haknya.
"Astaghfirullah....," Ibrahim beristighfar.
Ia langsung berkemas berangkat lagi ke Makkah menemui pedagang tua penjual kurma untuk meminta dihalalkan sebutir kurma yang telah ditelannya.
Begitu sampai di Makkah, ia langsung menuju tempat penjual kurma itu, akan tetapi ia tidak menemukan pedagang tua itu melainkan seorang anak muda,
"Empat bulan yang lalu saya membeli kurma di sini dari seorang pedagang tua. Kemana ia sekarang?" tanya Ibrahim.
"Sudah meninggal sebulan yang lalu, saya sekarang meneruskan pekerjaannya berdagang kurma," jawab anak muda itu.
"Inna Lillahi Wa Inna Ilaihi Roji'un, kalau begitu kepada siapa saya meminta penghalalan?" katanya.
Kemudian Ibrahim menceritakan peristiwa yang dialaminya, anak muda itu mendengarkan dengan penuh hikmat.
"Engkau sebagai ahli wairs orang tua itu, maukah engkau menghalalkan sebutir kurma milik ayahmu yang terlanjur aku makan tanpa seizinnya?" tanya Ibrahim.
"Bagi saya tidak masalah, Insya Allah saya halalkan, tapi entah dengan saudara-saudara saya yang jumlahnya 11 orang. Saya tidak berani mengatasnamakan mereka karena mereka mempunyai hak waris sama dengan saya," jawab pemuda itu.
"Dimana alamat saudara-saudaramu? Biara saya temui mereka satu persatu," tutur Ibrahim.
MAKBUL LAGI.
Ibrahim bin Adham pun bergegas, walaupun tempatnya berjauhan, akhirnya selesai juga. Semua setuju menghalalkan sebutir kurma milik ayah mereka yang termakan oleh Ibrahim.
Empat bulan kemudian, Ibrahim bin Adham sudah berada di bawah kubah Sakra lagi dan tiba-tiba ia mendengar dua malaikat yang dulu terdengar lagi bercakap-cakap.
"Itulah Ibrahim bin Adham yang doanya tertolak gara-gara makan sebutir kurma milik orang lain," kata malaikat yang satu.
"Oh... tidak lagi sekarang, sekarang doanya sudah makbul lagi. Ia telah mendapat penghalalan dari ahli waris pemilik kurma itu. Diri dan jiwa Ibrahim kini telah bersih kembali dari kotoran sebutir kurma yang haram karena masih milik orang lain, dan sekarang ia sudah bebas," jawab malaikat yang kedua.
Gara-gara sebutir kurma, amalan ibadah yang dialkukan oleh Ibrahim bin Adham tertolak. Namun setelah mendapatkan penghalalan dari sebutir kurma itu, doa dan ibadahnya kembali makbul.
BERIKUT KISAHNYA.
Ibrahim bin Adham merupakan seorang yang dikenal ahli ibadah, zuhud dan tinggi tawakalnya kepada Allah SWT. Pada suatu hari setelah selesai menunaikan ibadah haji, Ibrahim bin Adham berniat ziarah ke masjid Al-Aqsa.
Untuk bekal di perjalanan, ia membeli 1 kg kurma dari pedagang tua di dekat Masjidil Haram.
Setelah kurma ditimbang dan dibungkus, Ibrahim melihat sebutir kurma tergeletak di dekat timbangan. Menyangka kurma itu bagian dari yang ia beli, Ibrahim memungut dan memakannya.
Setelah itu ia langsung berangkat menuju Al Aqsa. Empat bulan kemudian, Ibrahim tiba di Al-Aqsa dan seperti biasa, ia suka memilih tempat beribadah pada sebuah ruangan di bawah kubah Sakhra. Ia shalat dan berdoa khusyuk sekali.
Tiba-tiba ia mendengar percakapan dua malaikat tentang dirinya.
"Itu Ibrahim bin Adham, ahli ibadah yang zuhud dan wara' yang doanya selalu dikabulkan Allah SWT," kata malaikat yang satu.
"Tetapi sekarang tidak lagi, doanya ditolak karena empat bulan yang lalu ia memakan sebutir kurma yang jatuh dari meja seorang pedagang tua di dekat Masjidil Haram," jawab malaikat yang kedua.
DIALOG MALAIKAT.
Ibrahim bin Adham terkejut sekali, ia terhenyak, jadi selama empat bulan ini ibadahnya, shalatnya, doanya dan amalan-amalan lainnya tidak diterima oelh Allah SWT gara-gara memakan sebutir kurma yang bukan haknya.
"Astaghfirullah....," Ibrahim beristighfar.
Ia langsung berkemas berangkat lagi ke Makkah menemui pedagang tua penjual kurma untuk meminta dihalalkan sebutir kurma yang telah ditelannya.
Begitu sampai di Makkah, ia langsung menuju tempat penjual kurma itu, akan tetapi ia tidak menemukan pedagang tua itu melainkan seorang anak muda,
"Empat bulan yang lalu saya membeli kurma di sini dari seorang pedagang tua. Kemana ia sekarang?" tanya Ibrahim.
"Sudah meninggal sebulan yang lalu, saya sekarang meneruskan pekerjaannya berdagang kurma," jawab anak muda itu.
"Inna Lillahi Wa Inna Ilaihi Roji'un, kalau begitu kepada siapa saya meminta penghalalan?" katanya.
Kemudian Ibrahim menceritakan peristiwa yang dialaminya, anak muda itu mendengarkan dengan penuh hikmat.
"Engkau sebagai ahli wairs orang tua itu, maukah engkau menghalalkan sebutir kurma milik ayahmu yang terlanjur aku makan tanpa seizinnya?" tanya Ibrahim.
"Bagi saya tidak masalah, Insya Allah saya halalkan, tapi entah dengan saudara-saudara saya yang jumlahnya 11 orang. Saya tidak berani mengatasnamakan mereka karena mereka mempunyai hak waris sama dengan saya," jawab pemuda itu.
"Dimana alamat saudara-saudaramu? Biara saya temui mereka satu persatu," tutur Ibrahim.
MAKBUL LAGI.
Ibrahim bin Adham pun bergegas, walaupun tempatnya berjauhan, akhirnya selesai juga. Semua setuju menghalalkan sebutir kurma milik ayah mereka yang termakan oleh Ibrahim.
Empat bulan kemudian, Ibrahim bin Adham sudah berada di bawah kubah Sakra lagi dan tiba-tiba ia mendengar dua malaikat yang dulu terdengar lagi bercakap-cakap.
"Itulah Ibrahim bin Adham yang doanya tertolak gara-gara makan sebutir kurma milik orang lain," kata malaikat yang satu.
"Oh... tidak lagi sekarang, sekarang doanya sudah makbul lagi. Ia telah mendapat penghalalan dari ahli waris pemilik kurma itu. Diri dan jiwa Ibrahim kini telah bersih kembali dari kotoran sebutir kurma yang haram karena masih milik orang lain, dan sekarang ia sudah bebas," jawab malaikat yang kedua.
Jeritan Iblis Saat Sakaratul Maut
Kisah Islamiah hadir kembali dengan kisah Jin, dengan Iblis sebagai pokok pembicaraan. Saat kiamat nanti, semua yang hidup akan mati, tidak terkecuali iblis dan anak keturunannya. Disebutkan bahwa Iblis sangat sengsara pada saat naza' atau proses pencabutan nyawa.
BERIKUT KISAHNYA.
Dalam kitab karya Imam Abdirrahim bin Ahmad Al-Qadhiy diceritakan bahwa saat sangkakala kematian ditiup, maka terkejutlah semua penghuni langit dan bumi. Gunung-gunung berjalan, langit terbalik dan bumi bergoncang, orang yang hamil akan melahirkan bayinya, orang yang menyusui lupa pada anak yang disusuinya, anak-anak jadi ubanan, matahari mengalami gerhanan, manusia lupa diri dan setan pun bingung.
Allah SWT berfirman,
"Sesungguhnya goncangan pada hari kiamat adalah goncangan yang sangat besar (dahsyat)."
(QS. Al-Hajj: 1).
TIUPAN SANGKA KALA.
Dalam hadits, Rasulullah SAW bersabda,
"Apakah kalian mengetahui tentang hari tersebut?"
Merka menjawab,
"Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu."
Nabi Muhammada SAW bersabda,
"Pada hari itu Allah berfirman kepada Adam a.s,
"Bangunlah dan pilihlah dari anak cucumu yang memilih neraka. 'Berpaa orang dari tiap 1000 orang?'
Allah SWT berfirman,
Dari setiap 1000 orang, ada 999 orang di neraka dan satu orang di surga."
Maka sangatlah berat keadaan kaum pada saat itu, kebanyakan mereka menangis dan bersusah hati.
Lalu Rasulullah SAW,
"Sesungguhnya aku mengharapkan 2/3 diantara kalian adalah ahli surga."
Nabi bersabda lagi,
"Bergembiralah kalian, sesungguhnya kalian adalah bagian dari beberapa umat, seperti rambut pada lambung unta, sesungguhnya kalian adalah satu bagian dari seribu bagian umat."
Kemudian Allah SWT memerintahkan Malaikat Israfil untuk meniup sangkakala dengan tiupan yang mematikan, maka ditiup sangkakala dan malaikat israfil berkata,
"Wahai para ruh yang telanjang, keluarlah kalian atas perintah Allah SWT."
Maka binasa dan matilah seluruh penghuni langit dan bumi kecuali orang yang dikehendaki Allah, maka sesungguhnya mereka hidup di sisi-Nya.
Allah SWT berfirman,
"Hai malaikat maut, sesungguhnya Aku menciptakan bagimu sebanyak bilangan orang-orang yang pertama sampai yang terakhir sebagai pemabantu, dan Aku menjadikan untukmu kekuatan langit dan bumi, dan sesungguhnya hari ini Aku memberimu pakaian kemurkaan, maka turunlah dengan kemurkaan-Ku dan cambuk-Ku pada iblis yang terlaknat, maka timpakanlah kematian kepadanya dan bawalah padanya pahitnya kematian orang-orang dari yang pertama sampai yang terkahir dari manusia dan jin dengan berkali-kali lipat.
Dan bawalah besertamu 70.000 malaikat zabaniyah, beserta setiap malaikat sebuah rantai dari neraka Lazha."
IBLIS MENANGIS.
Lalu malaikat maut memanggil para malaikat untuk membuka pintu-pintu neraka, maka turunlah malaikat maut dengan rupa yang sangat menakutkan. Setelah sampai di hadapan iblis, malaikat maut menangkapnya hingga pingsan, iblis menjerit dengan jeritan yang seandainya seluruh penghuni langit dan bumi mendengarnya, maka pingsanlah mereka sebab jeritan iblis tersebut.
Malaikat maut berkata,
"Hai iblis, rasakanlah olehmu kematian pada hari ini, berapakah umur yang telah engkau habiskan dan berapakah lamanya engkau telah menyesatkan (manusia)."
Maka larilah iblis ini ke arah timur dan ketika sampai di timur, malaikat maut sudah berada di sana. Iblis pun berlari ke arah barat dan malikat maut pun sudah berada di sana, kemanapun iblis lari, malaikat maut selalu ditemuinya.
Iblis berkata,
"Hai malaikat maut, dengan gelas apa engkau memberiku minum?"
Malaikat maut menjawab,
"Dengan gelas dari neraka Lazha dan neraka Sa'ir."
Iblis pun terjatuh ke bumi berkali-kali, sehingga ia berada di tempat yang sangat hina dan dilaknati. Lalu malaikat zabaniyah menurunkan gantolan, menarik dan menikamnya dengan tombak, maka iblis itu mengalami naza' (proses pencabutan nayawa) dan sakaratul maut yang teramat menyakitkan.
BERIKUT KISAHNYA.
Dalam kitab karya Imam Abdirrahim bin Ahmad Al-Qadhiy diceritakan bahwa saat sangkakala kematian ditiup, maka terkejutlah semua penghuni langit dan bumi. Gunung-gunung berjalan, langit terbalik dan bumi bergoncang, orang yang hamil akan melahirkan bayinya, orang yang menyusui lupa pada anak yang disusuinya, anak-anak jadi ubanan, matahari mengalami gerhanan, manusia lupa diri dan setan pun bingung.
Allah SWT berfirman,
"Sesungguhnya goncangan pada hari kiamat adalah goncangan yang sangat besar (dahsyat)."
(QS. Al-Hajj: 1).
TIUPAN SANGKA KALA.
Dalam hadits, Rasulullah SAW bersabda,
"Apakah kalian mengetahui tentang hari tersebut?"
Merka menjawab,
"Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu."
Nabi Muhammada SAW bersabda,
"Pada hari itu Allah berfirman kepada Adam a.s,
"Bangunlah dan pilihlah dari anak cucumu yang memilih neraka. 'Berpaa orang dari tiap 1000 orang?'
Allah SWT berfirman,
Dari setiap 1000 orang, ada 999 orang di neraka dan satu orang di surga."
Maka sangatlah berat keadaan kaum pada saat itu, kebanyakan mereka menangis dan bersusah hati.
Lalu Rasulullah SAW,
"Sesungguhnya aku mengharapkan 2/3 diantara kalian adalah ahli surga."
Nabi bersabda lagi,
"Bergembiralah kalian, sesungguhnya kalian adalah bagian dari beberapa umat, seperti rambut pada lambung unta, sesungguhnya kalian adalah satu bagian dari seribu bagian umat."
Kemudian Allah SWT memerintahkan Malaikat Israfil untuk meniup sangkakala dengan tiupan yang mematikan, maka ditiup sangkakala dan malaikat israfil berkata,
"Wahai para ruh yang telanjang, keluarlah kalian atas perintah Allah SWT."
Maka binasa dan matilah seluruh penghuni langit dan bumi kecuali orang yang dikehendaki Allah, maka sesungguhnya mereka hidup di sisi-Nya.
Allah SWT berfirman,
"Hai malaikat maut, sesungguhnya Aku menciptakan bagimu sebanyak bilangan orang-orang yang pertama sampai yang terakhir sebagai pemabantu, dan Aku menjadikan untukmu kekuatan langit dan bumi, dan sesungguhnya hari ini Aku memberimu pakaian kemurkaan, maka turunlah dengan kemurkaan-Ku dan cambuk-Ku pada iblis yang terlaknat, maka timpakanlah kematian kepadanya dan bawalah padanya pahitnya kematian orang-orang dari yang pertama sampai yang terkahir dari manusia dan jin dengan berkali-kali lipat.
Dan bawalah besertamu 70.000 malaikat zabaniyah, beserta setiap malaikat sebuah rantai dari neraka Lazha."
IBLIS MENANGIS.
Lalu malaikat maut memanggil para malaikat untuk membuka pintu-pintu neraka, maka turunlah malaikat maut dengan rupa yang sangat menakutkan. Setelah sampai di hadapan iblis, malaikat maut menangkapnya hingga pingsan, iblis menjerit dengan jeritan yang seandainya seluruh penghuni langit dan bumi mendengarnya, maka pingsanlah mereka sebab jeritan iblis tersebut.
Malaikat maut berkata,
"Hai iblis, rasakanlah olehmu kematian pada hari ini, berapakah umur yang telah engkau habiskan dan berapakah lamanya engkau telah menyesatkan (manusia)."
Maka larilah iblis ini ke arah timur dan ketika sampai di timur, malaikat maut sudah berada di sana. Iblis pun berlari ke arah barat dan malikat maut pun sudah berada di sana, kemanapun iblis lari, malaikat maut selalu ditemuinya.
Iblis berkata,
"Hai malaikat maut, dengan gelas apa engkau memberiku minum?"
Malaikat maut menjawab,
"Dengan gelas dari neraka Lazha dan neraka Sa'ir."
Iblis pun terjatuh ke bumi berkali-kali, sehingga ia berada di tempat yang sangat hina dan dilaknati. Lalu malaikat zabaniyah menurunkan gantolan, menarik dan menikamnya dengan tombak, maka iblis itu mengalami naza' (proses pencabutan nayawa) dan sakaratul maut yang teramat menyakitkan.
Monday, June 20, 2011
Mati Khusnul Khatimah Berkat Anjing
Kisah Islamiah kali ini tentang tobatnya seorang pembunuh, hingga dia mati khusnul khatimah karena jasa baiknya dengan menolong seekor anjing yang sedang sakit parah.
Tobat Nasuha telah dilakukan, namun warga ada yang masih menaruh dendam dan akhirnya membunuhnya. Sebuah kisah yang cocok dibaca di malam hari sebagai renungan kita bersama bahwa hanya Allah saja yang menentukan hidup dan mati seseorang, apakah mati secara khusnul khatimah atau pun Su'ul Khatimah.
BERIKUT KISAHNYA.
Pada zaman dahulu hiduplah seorang ulama besar bernama Abdul Qodir Al Idrus di Turki. Ulama ini memiliki seekor anjing yang menemaninya di sebuah tempat yang sepi.
Dengan bertambahnya usia, Abdul Qodir Al Idrus sering sakit-sakitan, hingga tidak bisa mengurus anjingnya dengan baik.
Anjing ini lambat laun kondisinya semakin memburuk dan akhirnya sakit, tubuhnya penuh dengan koreng dan anjing inimulai menyendiri.
Di waktu yang bersamaan, ada seorang penduduk di Turki ini yang dikenal sebagai pembunuh, dan sebut saja namanya Arham bin Hamid. Ia telah membunuh lebih dari 50 orang sehingga menjadi buron warga setempat.
MENYELAMATKAN ANJING.
Arham akhirnya lari bersembunyi di hutan, dan entah sudah berapa lama dia hidup di kawasan hutan hingga suatu saat ia menemukan seekor anjing yang sedang sakit keras.
Dengan sorot mata yang tajam, epmbunuh ini terus menatap anjing yang sedang terkulai lemas karena penyakit yang di deritanya.
Arham akhirnya mendekati anjing tersebut dan berkata,
"Wahai anjing yang malang, antara aku dan kamu sama-sama menderita, kini kau menjadi temanku dan aku berjanji akan mengobati lukamu hingga kau merasa baikan."
Sejak saat itu, anjing tersebut dalam perawatan Arham, dan seminggu kemudian mulailah terlihat ada kemajuan mengenai kesehatan si anjing ini, dan hal itu ditunjukkan dengan berlarinya anjing mengitari hutan.
Arham pun akhirnya terus mengikuti larinya anjing ini karena saking riangnya.
Terlihat keceriaan di antara mereka berdua, dan tanpa terasa anjing dan Arham ini keduanya telah keluar dari hutan rimba menuju kota Andulussi. Namun tiba-tiba saja sang pembunuh merasa kaget ketika dirinya masih tetap saja diburu oleh warga setempat.
"Pembunuh..pembunuh..," begitu terika orang-orang.
Tanpa bisa mengelak lagi, Arham dikeroyok oleh orang banyak yang masih memiliki rasa dendam kepadanya.
AHLI SURGA.
Pada saat amukan massa mulai tidak bisa terkontrol, datanglah Abdul Qodir Al Idrus melerai mereka. Dan semua masyarakat tahu betul siapa Abdul Qodir, hingga warga mundur dan berdiri di belakang Abdul Qodir Al Idrus.
Tak berapa lama kemudian, Abdul Qodir Al Idrus langsung menghampiri sosok Arham si pembunuh yang sudah tidak bernyawa lagi ini. Salah seorang warga maju dan memberitahukan bahwa yang mereka keroyok itu adal seorang pembunuh, jadi sudah sepantasnyalah dia mati.
Dengan wajah tenang, Abdul Qodir Al Idrus berdiri lalu berkata,
"Wahai kalian semua, ketahuilah bahwa sesungguhnya yang telah kalian bunuh ini adalah ahli surga, ia mati dalam keadaan khusnul khatimah karena amalnya yang telah merawat anjing dari penyakit yang di deritanya. Dan sebagai pembuktiannya, kuburlah dia baik-baik, niscaya kalian semua akan melihatnya."
Antara takut dan penasaran, masyarakat akhirnya menguburkan jasad sang pembunuh ini layaknya orang yang beriman pada umumnya. Pada saat penguburan telah selesai, tiba-tiba dari atas langit bermunculan ratusan bidadari yang menyerukan shalawat Nabi dengan merdunya sebagai pengiring doa orang-orang yang diterima amal kebaikannya.
Tobat Nasuha telah dilakukan, namun warga ada yang masih menaruh dendam dan akhirnya membunuhnya. Sebuah kisah yang cocok dibaca di malam hari sebagai renungan kita bersama bahwa hanya Allah saja yang menentukan hidup dan mati seseorang, apakah mati secara khusnul khatimah atau pun Su'ul Khatimah.
BERIKUT KISAHNYA.
Pada zaman dahulu hiduplah seorang ulama besar bernama Abdul Qodir Al Idrus di Turki. Ulama ini memiliki seekor anjing yang menemaninya di sebuah tempat yang sepi.
Dengan bertambahnya usia, Abdul Qodir Al Idrus sering sakit-sakitan, hingga tidak bisa mengurus anjingnya dengan baik.
Anjing ini lambat laun kondisinya semakin memburuk dan akhirnya sakit, tubuhnya penuh dengan koreng dan anjing inimulai menyendiri.
Di waktu yang bersamaan, ada seorang penduduk di Turki ini yang dikenal sebagai pembunuh, dan sebut saja namanya Arham bin Hamid. Ia telah membunuh lebih dari 50 orang sehingga menjadi buron warga setempat.
MENYELAMATKAN ANJING.
Arham akhirnya lari bersembunyi di hutan, dan entah sudah berapa lama dia hidup di kawasan hutan hingga suatu saat ia menemukan seekor anjing yang sedang sakit keras.
Dengan sorot mata yang tajam, epmbunuh ini terus menatap anjing yang sedang terkulai lemas karena penyakit yang di deritanya.
Arham akhirnya mendekati anjing tersebut dan berkata,
"Wahai anjing yang malang, antara aku dan kamu sama-sama menderita, kini kau menjadi temanku dan aku berjanji akan mengobati lukamu hingga kau merasa baikan."
Sejak saat itu, anjing tersebut dalam perawatan Arham, dan seminggu kemudian mulailah terlihat ada kemajuan mengenai kesehatan si anjing ini, dan hal itu ditunjukkan dengan berlarinya anjing mengitari hutan.
Arham pun akhirnya terus mengikuti larinya anjing ini karena saking riangnya.
Terlihat keceriaan di antara mereka berdua, dan tanpa terasa anjing dan Arham ini keduanya telah keluar dari hutan rimba menuju kota Andulussi. Namun tiba-tiba saja sang pembunuh merasa kaget ketika dirinya masih tetap saja diburu oleh warga setempat.
"Pembunuh..pembunuh..," begitu terika orang-orang.
Tanpa bisa mengelak lagi, Arham dikeroyok oleh orang banyak yang masih memiliki rasa dendam kepadanya.
AHLI SURGA.
Pada saat amukan massa mulai tidak bisa terkontrol, datanglah Abdul Qodir Al Idrus melerai mereka. Dan semua masyarakat tahu betul siapa Abdul Qodir, hingga warga mundur dan berdiri di belakang Abdul Qodir Al Idrus.
Tak berapa lama kemudian, Abdul Qodir Al Idrus langsung menghampiri sosok Arham si pembunuh yang sudah tidak bernyawa lagi ini. Salah seorang warga maju dan memberitahukan bahwa yang mereka keroyok itu adal seorang pembunuh, jadi sudah sepantasnyalah dia mati.
Dengan wajah tenang, Abdul Qodir Al Idrus berdiri lalu berkata,
"Wahai kalian semua, ketahuilah bahwa sesungguhnya yang telah kalian bunuh ini adalah ahli surga, ia mati dalam keadaan khusnul khatimah karena amalnya yang telah merawat anjing dari penyakit yang di deritanya. Dan sebagai pembuktiannya, kuburlah dia baik-baik, niscaya kalian semua akan melihatnya."
Antara takut dan penasaran, masyarakat akhirnya menguburkan jasad sang pembunuh ini layaknya orang yang beriman pada umumnya. Pada saat penguburan telah selesai, tiba-tiba dari atas langit bermunculan ratusan bidadari yang menyerukan shalawat Nabi dengan merdunya sebagai pengiring doa orang-orang yang diterima amal kebaikannya.
Dialog Akal Nafsu Dengan Tuhan
Kisah Islamiah kali ini akan menceritakan tentang dialog antara Allah SWT dengan yang bernama Akal dan Nafsu.
Allah SWT menciptakan akal dan nafsu dalam diri manusia. Keduanya pun mengaku bahwa mereka hanyalah sebuah makhluk yang tidak berdaya. Untuk mengendalikan nafsu, Allah SWT menurunkan perintah agar manusia berpuasa.
BERIKUT KISAHNYA...
Allah SWT menciptakan akal.
Allah SWT berfirman,
"Wahai akal, menghadaplah engkau."
Maka akal pun menghadap Allah SWT, kemudian Allah SWT berfirman,
"Wahai akal, berbaliklah engkau."
Lalu akal pun berbalik.
PENGAKUAN AKAL.
Kemudian Allah SWT berfirman,
"Wahai akal, siapakah aku?".
Lalu akal pun menjawab,
"Engkau adalah Tuhan yang menciptakan aku dan aku adalah hamba-Mu yang dhaif dan lemah."
Lalu Allah SWT berfirman,
"Wahai akal, tidak Aku ciptakan makhluk yang lebih mulia daripada engkau."
PENGAKUAN NAFSU.
Setelah itu Allah SWT menciptakan nafsu.
Allah SWT berfirman,
"Wahai nafsu, menghadaplah kamu.".
Nafsu tidak menjawab sepatah kata pun, malah sebaliknya, mendiamkan diri.
Kemudian Allah SWT berfirman lagi,
"Siapakah engkau dan siapakah aku?".
Lalu nafsu berkata,
"Aku adalah aku, dan Engkau adalah Engkau."
Setelah itu Allah SWT menyiksanya di neraka Jahannam selama 100 tahun, dan kemudian mengeluarkannya.
Allah SWT berfirman lagi,
"Siapakah engkau dan siapakah aku?".
Lalu nafsu berkata,
"Aku adalah aku dan Engkau adalah Engkau."
Lalu Allah SWT menyiksa nafsu itu dalam neraka lagi selama 100 tahun.
Setelah itu nafsu dikeluarkan dan Allah SWT berfirman lagi,
"Siapakah engkau dan siapakah Aku?".
Akhirnya nafsu mengakui dengan berkata,
"Aku adalah hamba-Mu dan Engkau adalah Tuhanku."
PUASA BISA MELAWAN NAFSU.
Untuk itulah Allah SWT mewajibkan kita berpuasa, karena nafsu itu sangat jahat.
Hendaknya kitalah yang mengawal nafsu itu dan jangan biarkan nafsu yang mengawal kita, karena kalau dia yang mengawal, maka kita akan menjadi musnah.
Setelah itu Allah SWT memasukkan akal dan nafsu ke dalam diri Adam a.s.
Pada saat Nabi Adam a.s datang ke bumi, keturunan manusia bertambah banyak, maka peranan nafsu dan akal tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia.
Kemungkaran yang terjadi di atas bumi ini adalah dari nafsu, bukan dari akal.
Karena akal dan nafsu ada dalam diri manusia, maka terjadilah pertentangan antara nafsu dan akal, bertentangan antara satu dengan yang lain.
Peperangan nafsu dan akal tidak pernah ada henti-hentinya, terkadang nafsu yang menang, terkadang akal yang menang.
Misal saja kita sedang berhadapan dengan sesuatu yang baik, maka nafsu akan menolaknya dan mengajak kepada kejahatan, sedangkan akal mengajak kepada kebaikan. Kalau kita mengikuti nafsu, artinya kita kalah, dan sebaliknya, jika kita mengikuti akal maka kita akan menang.
Namun bagaiman pun juga, nafsu ini tetap diperlukan oleh manusia, bila nafsu musnah, manusia juga akan musnah.
Sebagai contoh saja nafsu makan, kalau nafsu makan kita tidak ada, maka manusia akan mati, dan nafsu makan ini merupakan fitrah alami jadi tidak akan hilang.
Begitu juga dengan nafsu terhadap lawan jenis, jika nafsu ini tidak ada, maka manusia tidak akan berketurunan dan akhirnya musnahlah manusia.
Allah SWT menciptakan akal dan nafsu dalam diri manusia. Keduanya pun mengaku bahwa mereka hanyalah sebuah makhluk yang tidak berdaya. Untuk mengendalikan nafsu, Allah SWT menurunkan perintah agar manusia berpuasa.
BERIKUT KISAHNYA...
Allah SWT menciptakan akal.
Allah SWT berfirman,
"Wahai akal, menghadaplah engkau."
Maka akal pun menghadap Allah SWT, kemudian Allah SWT berfirman,
"Wahai akal, berbaliklah engkau."
Lalu akal pun berbalik.
PENGAKUAN AKAL.
Kemudian Allah SWT berfirman,
"Wahai akal, siapakah aku?".
Lalu akal pun menjawab,
"Engkau adalah Tuhan yang menciptakan aku dan aku adalah hamba-Mu yang dhaif dan lemah."
Lalu Allah SWT berfirman,
"Wahai akal, tidak Aku ciptakan makhluk yang lebih mulia daripada engkau."
PENGAKUAN NAFSU.
Setelah itu Allah SWT menciptakan nafsu.
Allah SWT berfirman,
"Wahai nafsu, menghadaplah kamu.".
Nafsu tidak menjawab sepatah kata pun, malah sebaliknya, mendiamkan diri.
Kemudian Allah SWT berfirman lagi,
"Siapakah engkau dan siapakah aku?".
Lalu nafsu berkata,
"Aku adalah aku, dan Engkau adalah Engkau."
Setelah itu Allah SWT menyiksanya di neraka Jahannam selama 100 tahun, dan kemudian mengeluarkannya.
Allah SWT berfirman lagi,
"Siapakah engkau dan siapakah aku?".
Lalu nafsu berkata,
"Aku adalah aku dan Engkau adalah Engkau."
Lalu Allah SWT menyiksa nafsu itu dalam neraka lagi selama 100 tahun.
Setelah itu nafsu dikeluarkan dan Allah SWT berfirman lagi,
"Siapakah engkau dan siapakah Aku?".
Akhirnya nafsu mengakui dengan berkata,
"Aku adalah hamba-Mu dan Engkau adalah Tuhanku."
PUASA BISA MELAWAN NAFSU.
Untuk itulah Allah SWT mewajibkan kita berpuasa, karena nafsu itu sangat jahat.
Hendaknya kitalah yang mengawal nafsu itu dan jangan biarkan nafsu yang mengawal kita, karena kalau dia yang mengawal, maka kita akan menjadi musnah.
Setelah itu Allah SWT memasukkan akal dan nafsu ke dalam diri Adam a.s.
Pada saat Nabi Adam a.s datang ke bumi, keturunan manusia bertambah banyak, maka peranan nafsu dan akal tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia.
Kemungkaran yang terjadi di atas bumi ini adalah dari nafsu, bukan dari akal.
Karena akal dan nafsu ada dalam diri manusia, maka terjadilah pertentangan antara nafsu dan akal, bertentangan antara satu dengan yang lain.
Peperangan nafsu dan akal tidak pernah ada henti-hentinya, terkadang nafsu yang menang, terkadang akal yang menang.
Misal saja kita sedang berhadapan dengan sesuatu yang baik, maka nafsu akan menolaknya dan mengajak kepada kejahatan, sedangkan akal mengajak kepada kebaikan. Kalau kita mengikuti nafsu, artinya kita kalah, dan sebaliknya, jika kita mengikuti akal maka kita akan menang.
Namun bagaiman pun juga, nafsu ini tetap diperlukan oleh manusia, bila nafsu musnah, manusia juga akan musnah.
Sebagai contoh saja nafsu makan, kalau nafsu makan kita tidak ada, maka manusia akan mati, dan nafsu makan ini merupakan fitrah alami jadi tidak akan hilang.
Begitu juga dengan nafsu terhadap lawan jenis, jika nafsu ini tidak ada, maka manusia tidak akan berketurunan dan akhirnya musnahlah manusia.
Sunday, June 19, 2011
Tidur Selama 309 Tahun
Kisah Islamiah kali ini bercerita pendek yang kisahnya dipetik dari ayat-ayat suci Al Qur'an surat Al-Kahfi tentang 7 pemuda yang tertidur selama 309 tahun. Mereka otomatis tidak makan dan tidak minum selama itu, namun badan mereka tetap utuh tidak dimakan tanah.
Subhanallah.
BERIKUT KISAHNYA.
Ashabul Kahfi adalah para pemuda yang diberi taufik dan hidayah oleh Allah SWT sehingga mereka beriman dan mengenal Rabb mereka. Mereka mengingkari keyakinan yang dianut oleh masyarakat mereka yang menyembah berhala.
Mereka hidup ditengah-tengah bangsanya sembari tetap menampakkan keimanan mereka ketimbang berkumpul sesama mereka, dan sekaligus karena khawatir akan gangguan masyarakatnya.
Akhirnya mereka bertujuh sepakat terhadap persoalan ini, mereka sadar, tidak mungkin menampakkannya kepada kaumnya. Mereka brdoa kepada Allah SWT agar memudahkan urusan mereka,
"Wahai Rabb kami, berilah kami rahmat dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami."
Mereka pun menyelamatkan diri ke sebuah gua yang telah Allah SWT mudahkan bagi mereka. Gua itu cukup luas dengan pintu menghadap ke utara sehingga matahari tidak langsung masuk ke dalamnya. Kemudian mereka tertidur dengan perlindungan dan pengawasan dari Allah SWT selama 309 tahun.
Allah SWT membuatkan atas mereka pagar berupa rasa takut meskipun mereka sangat dekat dengan kota yang mereka tempati dulu. Allah SWT sendiri yang menjaga mereka selama di dalam gua.
Allah SWT berfirman,
"Dan Kami bolak-balikkan mereka ke kanan dan ke kiri."
(QS. Al-Kahfi: 18).
Demikianlah agar jasad mereka tidak dirusak oleh tanah. Setelah tidur sekian ratus lamanya, Allah SWT membangunkan mereka agar mereka saling bertanya, dan supaya mereka pada akhirnya mengetahui hakekat yang sebenarnya.
Allah SWT berfirma,
"Berkatalah salah seorang dari mereka:'Sudah berapa lama kalian menetap di sini?'
Mereka menjawab:'Kita tinggal di sini sehari atau setengah hari.'
Yang lain berkata:'Rabb kalian lebih mengetahui berapa lamanya kalian berada di sini."
Maka suruhlah salah seorang di antara kalian ke kota membawa uang perakmu ini."
(QS. Al-Kahfi: 19).
Setelah mereka tahu benar bahwa mereka telah tidur selama 309 tahun, maka mereka minta kepada Allah untuk dimatikan kembali.
Subhanallah.
Kisah lengkap dalam kitab suci Al Qur'an surat Al-Kahfi.
Subhanallah.
BERIKUT KISAHNYA.
Ashabul Kahfi adalah para pemuda yang diberi taufik dan hidayah oleh Allah SWT sehingga mereka beriman dan mengenal Rabb mereka. Mereka mengingkari keyakinan yang dianut oleh masyarakat mereka yang menyembah berhala.
Mereka hidup ditengah-tengah bangsanya sembari tetap menampakkan keimanan mereka ketimbang berkumpul sesama mereka, dan sekaligus karena khawatir akan gangguan masyarakatnya.
Akhirnya mereka bertujuh sepakat terhadap persoalan ini, mereka sadar, tidak mungkin menampakkannya kepada kaumnya. Mereka brdoa kepada Allah SWT agar memudahkan urusan mereka,
"Wahai Rabb kami, berilah kami rahmat dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami."
Mereka pun menyelamatkan diri ke sebuah gua yang telah Allah SWT mudahkan bagi mereka. Gua itu cukup luas dengan pintu menghadap ke utara sehingga matahari tidak langsung masuk ke dalamnya. Kemudian mereka tertidur dengan perlindungan dan pengawasan dari Allah SWT selama 309 tahun.
Allah SWT membuatkan atas mereka pagar berupa rasa takut meskipun mereka sangat dekat dengan kota yang mereka tempati dulu. Allah SWT sendiri yang menjaga mereka selama di dalam gua.
Allah SWT berfirman,
"Dan Kami bolak-balikkan mereka ke kanan dan ke kiri."
(QS. Al-Kahfi: 18).
Demikianlah agar jasad mereka tidak dirusak oleh tanah. Setelah tidur sekian ratus lamanya, Allah SWT membangunkan mereka agar mereka saling bertanya, dan supaya mereka pada akhirnya mengetahui hakekat yang sebenarnya.
Allah SWT berfirma,
"Berkatalah salah seorang dari mereka:'Sudah berapa lama kalian menetap di sini?'
Mereka menjawab:'Kita tinggal di sini sehari atau setengah hari.'
Yang lain berkata:'Rabb kalian lebih mengetahui berapa lamanya kalian berada di sini."
Maka suruhlah salah seorang di antara kalian ke kota membawa uang perakmu ini."
(QS. Al-Kahfi: 19).
Setelah mereka tahu benar bahwa mereka telah tidur selama 309 tahun, maka mereka minta kepada Allah untuk dimatikan kembali.
Subhanallah.
Kisah lengkap dalam kitab suci Al Qur'an surat Al-Kahfi.
Kalajengking di Perut Pemabuk
Kisah Islamiah kali ini tentang pemabuk.
Di dalam kitab Daqoiqul Akbar disebutkan bahwa azab bagi para pemabuk di akhirat kelak adalah perutnya dipenuhi kalajengking, ular serta api neraka.
BERIKUT KISAHNYA.
Telah diriwayatkan oleh sahabat Ubay bin Ka'ab bahwa Rasulullah SAW bersabda,
Pada hari kiamat, orang-orang yang minum arak (pemabuk) akan dihadirkan dengan kendi arak dikalungkan pada lehernya. Sedangkan tambur (alat bunyi-bunyian) berada di telapak tangannya hingga mereka disalib di atas kayu api neraka.
Dari mulut para pemabuk itu keluar bau arak, sehingga orang-orang yang berdiri di sekitarnya menjadi sakit dan mereka memnta pertolongan kepada Allah SWT karena bau busuk mereka. Maka, nerakalah orang-orang yang meminum arak itu.
Ketika dilemparkan ke dalam api neraka, para pemabuk itu menjerit selama 1.000 tahun.
"Aduuh...aku sangat panas, ampun.., berilah aku minum," teriaknya kepanasan.
KERINGAT BUSUK.
Kemudian mereka memanggil-manggil malaikat Malik, akan tetapi Malaikat Malik tidak menjawab panggilan itu selama 80 tahun. Maka jadilah bau keringat mereka menjadi busuk hingga menyakiti tetangga mereka yang ada di neraka.
Lalu, para pemabuk itu memanggil-manggil kembali Asma Allah untuk meminta agar keringat busuk itu dihilangkan.
"Wahai Tuhan kami, hilangkanlah keringat kami," pekiknya tersiksa.
Namun Malaikat Malik tidak menghiraukan mereka, malah Malaikat Malik mengambil dari neraka berupa air yang mendidih dan menyiramkan pada tubuh para pemabuk itu. Para pemabuk makin meringis kesakitan dengan siraman itu.
Tak lama kemudian tangan pemabuk itu terbelenggu, wajah mereka diseret dengan rantai di neraka. Ketika para pemabuk itu merintih-rintih dan meminta minuman, maka didatangkanlah pada mereka air yang mendidih hingga ketika mereka meminumnya, terputuslah usus mereka.
"Berilah aku makanan," pekik mereka yang merasakan lapar.
Malaikat Malik kemudian memberikan kayu Zaqqum dari dasar neraka. Ketika kayu itu dimakan, maka apa yang ada di dalam perut pemabuk itu meleleh serta otaknya juga mendidih.
Maka, keluarlah kobaran api yang menjilat-jilat dari mulut yang diikuti dengan keluarnya isi perut mereka. Tidak hanya itu, lalu setiap orang dari pemabuk itu dimasukkan ke dalam peti yang terbuat dari bara api selama 1.000 tahun, yang tempatnya sangat sempit.
Kemudian para pemabuk itu dikeluarkan dan dimasukkan dalam penjara neraka serta dibelenggu dengan api selama 1.000 tahun juga, sampai mereka merasakan haus yang tiada tara.
NERAKA WAIL.
Namun rintihan pemabuk itu tidak dihiraukan olah Malaikat Malik, dan sebaliknya Malaikat Malik menyuruh ulara dan kalajengking yang besarnya seperti leher unta untuk menggigit kedua telapak kaki pemabuk itu. Kemudian mereka dipakaikanlah mahkota dari api di atas kepala mereka.
Setelah genap 1.000 tahun mereka dipenjara di neraka, lalu dimasukkanlah mereka ke dalam neraka Wail. Neraka Wail merupakan nama jurang dari neraka Jahanam yang sangat panas serta kedalamannya juga sangat dalam.
Di dalamnya terdapat banyak sekali rantai-rantau, ular dan kalajengking.
Ular dan kala jengking itu masuk ke rongga mulut para pemabuk hingga memenuhi perut mereka. Mereka tinggal di dalam neraka Wail selama 1.000 tahun, kemudian mereka memanggil-manggil nama Rasulullah SAW.
"Aduh...Muhammad," teriak para pemabuk itu.
Kemudian Nabi Muhammad SAW mendengar suara itu lalu memohon kepada Allah SWT.
"Ya Tuhanku, telah aku dengar suara seorang dari umatku," tutur Rasul.
Maka Allah SWT berfirman bahwa suara itu berasal dari orang-orang yang gemar mabuk selama di dunia.
Di dalam kitab Daqoiqul Akbar disebutkan bahwa azab bagi para pemabuk di akhirat kelak adalah perutnya dipenuhi kalajengking, ular serta api neraka.
BERIKUT KISAHNYA.
Telah diriwayatkan oleh sahabat Ubay bin Ka'ab bahwa Rasulullah SAW bersabda,
Pada hari kiamat, orang-orang yang minum arak (pemabuk) akan dihadirkan dengan kendi arak dikalungkan pada lehernya. Sedangkan tambur (alat bunyi-bunyian) berada di telapak tangannya hingga mereka disalib di atas kayu api neraka.
Dari mulut para pemabuk itu keluar bau arak, sehingga orang-orang yang berdiri di sekitarnya menjadi sakit dan mereka memnta pertolongan kepada Allah SWT karena bau busuk mereka. Maka, nerakalah orang-orang yang meminum arak itu.
Ketika dilemparkan ke dalam api neraka, para pemabuk itu menjerit selama 1.000 tahun.
"Aduuh...aku sangat panas, ampun.., berilah aku minum," teriaknya kepanasan.
KERINGAT BUSUK.
Kemudian mereka memanggil-manggil malaikat Malik, akan tetapi Malaikat Malik tidak menjawab panggilan itu selama 80 tahun. Maka jadilah bau keringat mereka menjadi busuk hingga menyakiti tetangga mereka yang ada di neraka.
Lalu, para pemabuk itu memanggil-manggil kembali Asma Allah untuk meminta agar keringat busuk itu dihilangkan.
"Wahai Tuhan kami, hilangkanlah keringat kami," pekiknya tersiksa.
Namun Malaikat Malik tidak menghiraukan mereka, malah Malaikat Malik mengambil dari neraka berupa air yang mendidih dan menyiramkan pada tubuh para pemabuk itu. Para pemabuk makin meringis kesakitan dengan siraman itu.
Tak lama kemudian tangan pemabuk itu terbelenggu, wajah mereka diseret dengan rantai di neraka. Ketika para pemabuk itu merintih-rintih dan meminta minuman, maka didatangkanlah pada mereka air yang mendidih hingga ketika mereka meminumnya, terputuslah usus mereka.
"Berilah aku makanan," pekik mereka yang merasakan lapar.
Malaikat Malik kemudian memberikan kayu Zaqqum dari dasar neraka. Ketika kayu itu dimakan, maka apa yang ada di dalam perut pemabuk itu meleleh serta otaknya juga mendidih.
Maka, keluarlah kobaran api yang menjilat-jilat dari mulut yang diikuti dengan keluarnya isi perut mereka. Tidak hanya itu, lalu setiap orang dari pemabuk itu dimasukkan ke dalam peti yang terbuat dari bara api selama 1.000 tahun, yang tempatnya sangat sempit.
Kemudian para pemabuk itu dikeluarkan dan dimasukkan dalam penjara neraka serta dibelenggu dengan api selama 1.000 tahun juga, sampai mereka merasakan haus yang tiada tara.
NERAKA WAIL.
Namun rintihan pemabuk itu tidak dihiraukan olah Malaikat Malik, dan sebaliknya Malaikat Malik menyuruh ulara dan kalajengking yang besarnya seperti leher unta untuk menggigit kedua telapak kaki pemabuk itu. Kemudian mereka dipakaikanlah mahkota dari api di atas kepala mereka.
Setelah genap 1.000 tahun mereka dipenjara di neraka, lalu dimasukkanlah mereka ke dalam neraka Wail. Neraka Wail merupakan nama jurang dari neraka Jahanam yang sangat panas serta kedalamannya juga sangat dalam.
Di dalamnya terdapat banyak sekali rantai-rantau, ular dan kalajengking.
Ular dan kala jengking itu masuk ke rongga mulut para pemabuk hingga memenuhi perut mereka. Mereka tinggal di dalam neraka Wail selama 1.000 tahun, kemudian mereka memanggil-manggil nama Rasulullah SAW.
"Aduh...Muhammad," teriak para pemabuk itu.
Kemudian Nabi Muhammad SAW mendengar suara itu lalu memohon kepada Allah SWT.
"Ya Tuhanku, telah aku dengar suara seorang dari umatku," tutur Rasul.
Maka Allah SWT berfirman bahwa suara itu berasal dari orang-orang yang gemar mabuk selama di dunia.
Sembuh dari Buta Berkat Wudhu
Kisah Islamiah kali ini akan menceritakan tentang sesuatu yang pertama kali dimuat di blog ini, yaitu tentang kisah dari beberapa orang sufi, wali Allah, yang memiliki banyak karomah.
Dan kali ini akan bercerita tentang kisahnya seorang ulama sufi dan wali Allah yang bernama Imam Junaid Al- Baghdadi. Beliau ini bisa sembuh dari kebutaan setelah berwudhu.
BERIKUT KISAHNYA...
Selain dikenal sebagai ulama sufi, Imam Junaid Al Baghdadi termasuk orang pertama yang menyusun dan membahas tentang ilmu tasawuf dengan ijtihadnya. Banyak kitab-kitab yang menerangkan tentang ilmu tasawuf berdasarkan kepada ijtihad Imam Junaid Al-Baghdadi.
Pada mulanya Imam Junaid merupakan seorang ahli perniagaan yang sukses. Ia memiliki sebuah gedung perniagaan di kota Bgahdad yang ramai pelanggannya. Sebagi seorang guru sufi, ia tidak disibukkan dengan mengurus perniagaan itu, seperti peniaga lain yang yang kaya raya di Baghdad.
Ia lebih mengutamakan menghabiskan waktunya untuk mengisi pengajian bagi para muridnya. Setiap malam Imam Junaid berada di masjid besar Baghdad untuk menyampaikan tausiyah. Penduduk Baghdad banyak yang berdatangan ke masjid untuk mendengar tausiyahnya sehingga masjid penuh sesak.
RIDHA KEPADA ALLAH SWT.
Imam Junaid hidup dalam keadaan zuhud. Ia ridha dan bersyukur kepada Allah SWT dengan segala nikmat yang dikaruniakan kepadanya. Termasuk kala ia mendapatkan cobaan berupa kebutaan di kedua matanya.
Pada suatu hari Imam Junaid Al-Bgahdadi mengalami sakit pada kedua matanya. Setelah sekian lama mencoba pengobatan, bertemulah ia pada seorang tabib yang beragama Nasrani.
"Sakit mata ini bisa sembuh, asal tidak sampai terkena air, jadi jangan dulu membasuh matamu dengan air," pesan tabib itu.
Mendapat penjelasan itu, Imam Junaid mengambil kesimpulan bahwa sang tabib tengah berupaya mencegahnya untuk beribadah kepada Allah SWT.
"Jika mataku tak terkena air, maka bagaimana aku bisa berwudhu untuk menghadap Rabb-ku," katanya dalam hati.
Akhirnya, Imam Junaid pulang ke rumah, dan dia langsung menuju tempat air dan berwudhu dengan sempurna. Kemudian ia menjalankan shalat sunnah dua rakaat lalu membaringkan tubuhnya di tempat tidur untu beristirahat.
SEMBUH DARI BUTA.
Subhanallah...ketika terbangun, matanya telah sembuh seperti sedia kala. Saat itu juga ada suara yang membisikkan kepada Imam Junaid.
"Imam Junaid sembuh karena memilih ridha Allah dibandingkan dengan matanya sendiri," ujar suara gaib itu.
Keesokan harinya, tabib Nasrani mendengar kabar kesembuhan kebutaan mata Imam Junaid. Dia pun menanyakan kepada Imam Junaid perihal kesembuhannya. Akan tetapi sang tabib terkejut setengah mati, karena obat sakit mata Imam Junaid bukannya menghindari air seperti yang dia sarankan, tapi justru berwudhu yang artinya membasuh wajah beserta mata dengan air.
Karena takjub dengan hal itu, sang tabib pun menyatakan keimanannya, berpindah dari agama Nasrani ke agama Islam.
"Penyakit ini dari Allah, bukan dari makhluk, maka obatnya pun dari-Nya," kata Imam Junaid kepada tabib Nasrani itu.
Dan kali ini akan bercerita tentang kisahnya seorang ulama sufi dan wali Allah yang bernama Imam Junaid Al- Baghdadi. Beliau ini bisa sembuh dari kebutaan setelah berwudhu.
BERIKUT KISAHNYA...
Selain dikenal sebagai ulama sufi, Imam Junaid Al Baghdadi termasuk orang pertama yang menyusun dan membahas tentang ilmu tasawuf dengan ijtihadnya. Banyak kitab-kitab yang menerangkan tentang ilmu tasawuf berdasarkan kepada ijtihad Imam Junaid Al-Baghdadi.
Pada mulanya Imam Junaid merupakan seorang ahli perniagaan yang sukses. Ia memiliki sebuah gedung perniagaan di kota Bgahdad yang ramai pelanggannya. Sebagi seorang guru sufi, ia tidak disibukkan dengan mengurus perniagaan itu, seperti peniaga lain yang yang kaya raya di Baghdad.
Ia lebih mengutamakan menghabiskan waktunya untuk mengisi pengajian bagi para muridnya. Setiap malam Imam Junaid berada di masjid besar Baghdad untuk menyampaikan tausiyah. Penduduk Baghdad banyak yang berdatangan ke masjid untuk mendengar tausiyahnya sehingga masjid penuh sesak.
RIDHA KEPADA ALLAH SWT.
Imam Junaid hidup dalam keadaan zuhud. Ia ridha dan bersyukur kepada Allah SWT dengan segala nikmat yang dikaruniakan kepadanya. Termasuk kala ia mendapatkan cobaan berupa kebutaan di kedua matanya.
Pada suatu hari Imam Junaid Al-Bgahdadi mengalami sakit pada kedua matanya. Setelah sekian lama mencoba pengobatan, bertemulah ia pada seorang tabib yang beragama Nasrani.
"Sakit mata ini bisa sembuh, asal tidak sampai terkena air, jadi jangan dulu membasuh matamu dengan air," pesan tabib itu.
Mendapat penjelasan itu, Imam Junaid mengambil kesimpulan bahwa sang tabib tengah berupaya mencegahnya untuk beribadah kepada Allah SWT.
"Jika mataku tak terkena air, maka bagaimana aku bisa berwudhu untuk menghadap Rabb-ku," katanya dalam hati.
Akhirnya, Imam Junaid pulang ke rumah, dan dia langsung menuju tempat air dan berwudhu dengan sempurna. Kemudian ia menjalankan shalat sunnah dua rakaat lalu membaringkan tubuhnya di tempat tidur untu beristirahat.
SEMBUH DARI BUTA.
Subhanallah...ketika terbangun, matanya telah sembuh seperti sedia kala. Saat itu juga ada suara yang membisikkan kepada Imam Junaid.
"Imam Junaid sembuh karena memilih ridha Allah dibandingkan dengan matanya sendiri," ujar suara gaib itu.
Keesokan harinya, tabib Nasrani mendengar kabar kesembuhan kebutaan mata Imam Junaid. Dia pun menanyakan kepada Imam Junaid perihal kesembuhannya. Akan tetapi sang tabib terkejut setengah mati, karena obat sakit mata Imam Junaid bukannya menghindari air seperti yang dia sarankan, tapi justru berwudhu yang artinya membasuh wajah beserta mata dengan air.
Karena takjub dengan hal itu, sang tabib pun menyatakan keimanannya, berpindah dari agama Nasrani ke agama Islam.
"Penyakit ini dari Allah, bukan dari makhluk, maka obatnya pun dari-Nya," kata Imam Junaid kepada tabib Nasrani itu.
Rasulullah Bisa Menghilang
Kisah Islamiah selalu hadir mengisi ruang hati setiap pembaca blog kisah islami teladan ini. Dan kali ada kisah yang menarik lain untuk disimak, dimana Nabi kita, Rasulullah SAW tiba-tiba saja menghilang saat hendak dibunuh oleh orang Quraisy.
Rasulullah SAW senantiasa dilindungi oleh Allah SWT melalu banyak mukjizat dan salah satunya Beliau bisa menghilang lenyap dari pandangan.
BERIKUT KISAHNYA...
Memasuki tahun ke sembilan hijriyah, keagungan agama Islam telah terdengar ke seluruh pelosok negeri. Rentetan kemenangan dalam setiap peperangan membuat kaum muslimin begitu disegani saat itu.
Oleh karena itu, tahun ke 9 Hijriyah itu sering disebut sebagai "Tahun Utusan" atau "Amul Wufud".
Keadaan yang berada di puncak telah membuat para pemimpin negara tetangga ramai mengirimkan utusannya untuk mendengarkan ajaran yang diajarkan Nabi Muhammad SAW. Namun demikian diantara mereka ada yang berniat jahat dengan bermaksud membunuh Rasulullah SAW.
Salah satunya adalah Amir bin Thufail yang bersekongkol bersama temannya yang bernama Ibad bin Qays.
SIASAT BURUK AMIR dan IBAD.
Amir bin Thufail ini merupakan utusan dari Bani Amir yang telah lama tidak suka dengan ajaran Rasulullah SAW. Rencana busuk tersebut dilaksanakan keduanya dalam sebuah majelis yang dipimpin oleh Rasulullah SAW. Kala itu Nabi Muhammad SAW tengah membicarakan ajaran Islam yang RAHMATAN LIL ALAMIN.
Pada saat yang telah ditentukan, Amir memberi sebuah kode kepada Ibad untuk merampungkan misinya. Ibad pun mulai bergerak memutar menuju ke bagian belakang Rasulullah SAW.
Ketika berada tepat di belakang Rasulullah SAW, Ibad mengeluarkan pedang tajam dari sarung pedangnya dan siap membacokkan ke tubuh Rasulullah SAW. Namun seketika itu juga Ibad hanya diam tercengang.
Ia nampak bingung dengan pandangan mata yang penuh ketidakpercayaan.
Beberapa detik sebelumnya, ia melihat tubuh Rasulullah SAW, namun di detik-detik berikutnya tubuh Rasulullah SAW itu pun menghilang. Di sudut lain, Amir juga bingung dengan sikap Ibad yang tak kunjung menghunuskan pedangnya.
Maka gagallah rencana busuk itu. Ketika mereka berada di luar majelis, Amir memarahi Ibad.
"Hai Ibad, mengapa engkau tidak membunuhnya hai penakut," kata Amir berang.
"Hai Amir, bukannya aku takut seperti apa yang kau tuduhkan, bukankah selama ini engkau mengakui keberanianku?" kata Ibad yang tak mau disebut penakut.
"Lalu mengapa engkau tak jadi membunuh Muhammad," ucap Amir dengan kesal.
"Hai Amir, sesungguhnya aku telah mengalami keajaiban yang jelas, setiap kali aku akan mengayunkan pedangku, tidak terlihat orang lain kecuali kamu di depanku, aku tidak melihat Muhammad," jelas Ibad.
RASULULLAH BISA MENGHILANG.
Amir semakin marah dengan alasan Ibad yang tidak masuk akal itu, karena dari sudut lain tadi, Amir dapat melihat dengan jelas bahwa Rasulullah SAW masih berada di tempatnya dan tidak beranjak sedikitpun.
"Hai Ibad, Muhammad itu tepat berada di depanmu," sergah Amir dengan kesal.
"Benar, Muhammad di depanku, namun setiap hendak kuayunkan pedangku, yang terlihat hanya kamu," tanda Ibad.
"Engkau telah dibutakan oleh Muhammad, padahal ia berada di depanmu," kata Amir lagi.
"Hai Amir, ketahuilah bahwa daripada pedangku akan mengenai tubuhmu, maka aku urungkan niatku untuk membunuh Muhammad," jawab Ibad yang terlihat syok dengan pengalaman itu.
Begitulah cara Allah SWT dalam menjaga utusan-Nya, Rasulullah SAW.
Sebagai balasan atas rencana jahat keduanya, Nabi Muhammad SAW meminta kepada Allah SWT agar melaknat keduanya.
Allah SWT pun akhirnya mengabulkan permintaan Nabi Muhammad SAW, Amir meninggal dunia tak lama kemudian setelah terkena suatu penyakit, sedangkan Ibad akhirnya juga mati setelah tersambar petir.
Rasulullah SAW senantiasa dilindungi oleh Allah SWT melalu banyak mukjizat dan salah satunya Beliau bisa menghilang lenyap dari pandangan.
BERIKUT KISAHNYA...
Memasuki tahun ke sembilan hijriyah, keagungan agama Islam telah terdengar ke seluruh pelosok negeri. Rentetan kemenangan dalam setiap peperangan membuat kaum muslimin begitu disegani saat itu.
Oleh karena itu, tahun ke 9 Hijriyah itu sering disebut sebagai "Tahun Utusan" atau "Amul Wufud".
Keadaan yang berada di puncak telah membuat para pemimpin negara tetangga ramai mengirimkan utusannya untuk mendengarkan ajaran yang diajarkan Nabi Muhammad SAW. Namun demikian diantara mereka ada yang berniat jahat dengan bermaksud membunuh Rasulullah SAW.
Salah satunya adalah Amir bin Thufail yang bersekongkol bersama temannya yang bernama Ibad bin Qays.
SIASAT BURUK AMIR dan IBAD.
Amir bin Thufail ini merupakan utusan dari Bani Amir yang telah lama tidak suka dengan ajaran Rasulullah SAW. Rencana busuk tersebut dilaksanakan keduanya dalam sebuah majelis yang dipimpin oleh Rasulullah SAW. Kala itu Nabi Muhammad SAW tengah membicarakan ajaran Islam yang RAHMATAN LIL ALAMIN.
Pada saat yang telah ditentukan, Amir memberi sebuah kode kepada Ibad untuk merampungkan misinya. Ibad pun mulai bergerak memutar menuju ke bagian belakang Rasulullah SAW.
Ketika berada tepat di belakang Rasulullah SAW, Ibad mengeluarkan pedang tajam dari sarung pedangnya dan siap membacokkan ke tubuh Rasulullah SAW. Namun seketika itu juga Ibad hanya diam tercengang.
Ia nampak bingung dengan pandangan mata yang penuh ketidakpercayaan.
Beberapa detik sebelumnya, ia melihat tubuh Rasulullah SAW, namun di detik-detik berikutnya tubuh Rasulullah SAW itu pun menghilang. Di sudut lain, Amir juga bingung dengan sikap Ibad yang tak kunjung menghunuskan pedangnya.
Maka gagallah rencana busuk itu. Ketika mereka berada di luar majelis, Amir memarahi Ibad.
"Hai Ibad, mengapa engkau tidak membunuhnya hai penakut," kata Amir berang.
"Hai Amir, bukannya aku takut seperti apa yang kau tuduhkan, bukankah selama ini engkau mengakui keberanianku?" kata Ibad yang tak mau disebut penakut.
"Lalu mengapa engkau tak jadi membunuh Muhammad," ucap Amir dengan kesal.
"Hai Amir, sesungguhnya aku telah mengalami keajaiban yang jelas, setiap kali aku akan mengayunkan pedangku, tidak terlihat orang lain kecuali kamu di depanku, aku tidak melihat Muhammad," jelas Ibad.
RASULULLAH BISA MENGHILANG.
Amir semakin marah dengan alasan Ibad yang tidak masuk akal itu, karena dari sudut lain tadi, Amir dapat melihat dengan jelas bahwa Rasulullah SAW masih berada di tempatnya dan tidak beranjak sedikitpun.
"Hai Ibad, Muhammad itu tepat berada di depanmu," sergah Amir dengan kesal.
"Benar, Muhammad di depanku, namun setiap hendak kuayunkan pedangku, yang terlihat hanya kamu," tanda Ibad.
"Engkau telah dibutakan oleh Muhammad, padahal ia berada di depanmu," kata Amir lagi.
"Hai Amir, ketahuilah bahwa daripada pedangku akan mengenai tubuhmu, maka aku urungkan niatku untuk membunuh Muhammad," jawab Ibad yang terlihat syok dengan pengalaman itu.
Begitulah cara Allah SWT dalam menjaga utusan-Nya, Rasulullah SAW.
Sebagai balasan atas rencana jahat keduanya, Nabi Muhammad SAW meminta kepada Allah SWT agar melaknat keduanya.
Allah SWT pun akhirnya mengabulkan permintaan Nabi Muhammad SAW, Amir meninggal dunia tak lama kemudian setelah terkena suatu penyakit, sedangkan Ibad akhirnya juga mati setelah tersambar petir.
Subscribe to:
Posts (Atom)