CERPEN
Aku memarkir sepeda motor maticku di ujung pelataran parkir. Memilih tempat yang teduh, agar motor kesayanganku itu tidak kepanasan. Seorang tukang parkir mendekatiku, tersenyum, dan aku membalasnya denga ramah.
"Selamat pagi, Pak," kataku pada lelaki tua beruban di atas kedua telinganya itu.
"Pagi Bunda," katanya.
Aku melangkah memasuki gerbang salon, yang di kanan kirinya dipajang patung penari Bali perempuan ukuran sedang. Seorang perempuan berseragam necis menghampiriku. Lalu mengeluarkan buku daftar hadir.
"Lulur dan facial ya Mbak," kataku.
"Bu Jessy, urutan kedua," jawabnya.
"Oh, baik, yang pertama siapa ?" tanyaku.
Resepsionis itu melirik perempuan setengah baya yang sedang berbicara di telepon. Perempuan itu, mengenakan stelan muslim yang mewah. Sepatu hak tinggi dengan manik-manik indah menghiasi depannya. Kerudungnya ditata dengan --menurutku sih-- aneh. Ribet. Make up-nya tebal, malah memberi kesan nggak pede.
Aku memperhatikan wajah perempuan itu, rasanya tak begitu asing. Dia mengenakan gelang-gelang emas yang gemerincing di kedua tangannya. Lehernya tergantung sebuah kalung emas dengan rantai tebal dan bandul besar.
Oh ya, aku mulai teringat. Kalung itulah yang membuatku ingat. Foto dia terpampang di mana-mana. Namanya Siti Widarti. Ya, nggak salah lagi, dialah perempuan di gambar-gambar di pinggiran jalan. Menempel di spanduk-spanduk yang membentang di setiap perempatan jalan. Perempuan itu calon walikota.
"Oohh..." gumanku.
Lalu resepsionis memanggil Murni. Perempuan yang biasa merawatku. Perempuan ini sudah hafal kebiasaanku, aku senang bersama Murni. Perempuan itu kalau bekerja hanya diam. Tidak banyak bicara. Itu yang membuatku suka padanya.
Aku berjalan menyusuri koridor samping rumah besar yang sudah disulap menjadi salon dan spa itu. Gemericik air dari pancuran buatan menambah suasana sejuk menawan. Kolam ikan memanjang, di tepian koridor, seperti sungai kecil,berisi puluhan ikan koi dengan warna warna terang.
Perempuan berseragam batik itu kemudian memasuki ruangan lulur. aku mengikutinya dari belakang. Ruangan itu lebar sekitar lima kali tiga meter, dan telah di sulap menjadi kamar-kamar dengan sekat-sekat kayu ukiran. Setiap kamar memiliki pintu dan di tutup dengan gorden batik berwarna hijau tua yang ranum.
Aku mengenakan kemben, dan berbaring tenang di kasur. Marni mulai mengoleskan minyak zaitun yang harum di kakiku. Dia mengurutnya perlahan.
"Jangan terlalu kuat," kataku.
"Baik, Bunda," jawabnya.
Musik mengalun lembut. Aku memejamkan mata untuk menikmati pijatan dan alunan musik itu. Seseorang tampak berjalan di lantai. Pasti dia memakai sepatu berhak tinggi dengan bahan kayu.
Suara itu, terhenti di kamar sebelah. Ada sedikit keributan yang terdengar. sesuatu terjatuh di lantai.
"Dasar bodoh, lihat pecahan kaca itu, untung tak melukai kakiku," suara seorang perempuan marah-marah.
"Maaf, Bu," seseorang menjawab.
Suasana tenang kembali. Aku masih menikmati alunan musik dan merasakan pijatan tangan Murni melonggarkan ototku. Namun ketenangan itu terusik oleh suara orang menelpon. Lagi-lagi dari perempuan di kamar sebelah.
"Usahakan agar dana itu keluar, gunakan segala cara untuk membujuk laki-laki itu. Kamu tahu, semua kesuksesan kampanyeku tergantung pada dana itu. Ingat, aku tak mau menggunakan dana pribadi untuk kampanye ini!"
Aku nyaris ingin menutup kedua telingaku. Calon walikota, bisa nggak sih bersikap tenang di tempat umum seperti ini. Namun dia tiada berhenti menelpon. Marah-marah dan memaki-maki.
"Kamu ini punya otak enggak sih, bayar semua wartawan, beri mereka beberapa dolar, ajak mereka makan di kafe, kalau perlu bawa mereka karaokean, ke diskotik ataupun tempat-tempat mesum," katanya.
"Saya ingin, seminggu menjelang pemilihan, di semua kepala orang sudah tertanam namaku. Beli mereka semua, jangan sampai ini gagal, kita sudah setengah perjalanan," ujarnya.
"Baik, saya dikte ya, kira-kira begini releasenya : Tekhnologi telah menganugerahi masyarakat dengan berbagai fasilitas kehidupan. Dari situlah muncul masyarakat baru dengan kapasitas intelektual yang semakin maju. Namun, teknologi kadang membawa masyarakat pada semua keburukan, seperti merebaknya pornografi, di internet, di HP-HP canggih dan lain-lain. Oleh karena itu, masyarakat harus membentengi semua itu dengan keimanan, selalu mawas diri dan mendekatkan diri kepada Alloh. Saya berharap akan bisa membangun masyarakat modern, terdidik, namun tetap bertaqwa kepada Alloh yang Maha Pemurah, sekian, terima kasih..."
"Intinya katakan kepada publik kalau aku ini tidak menolak teknologi, tetapi juga akan menciptakan masyarakat yang beragama," katanya.
Aku masih diam. Jujur saja, suara calon walikota itu, mengganggu konsentrasiku menikmati lagu-lagu indah itu. Terdengar suara lagi.
"Heee mbak, ini lulur apaan ?" seorang perempuan membentak.
"Aroma apel," kata perempuan dengan suara merendah.
"Anda ini bodoh ya, pernah sekolah enggak sih ?" perempuan penelpon itu berteriak.
"Oh, maaf, saya kira ibu meminta aroma apel," kata perempuan lain dengan suara rendah.
"Salon murahan, tidak profesional," umpatnya.
"Sekali lagi maaf, Bu, saya akan menggantinya dengan aroma......" perempuan itu tak meneruskan kalimatnya.
"Saya mau lulur tradisional," katanya dengan nada tinggi.
Murni, kulihat ikut gugup. Sejenak pijatannya berhenti. Namun kemudian dia meneruskan lagi dan hanya menunduk.
"Calon walikota, kok seperti itu ya," kataku berbisik.
"Dia mah biasa, sukanya marah-marah dan maki-maki, saya pernah sekali kena marah, hanya karena lupa menaruh handuk di kamar mandi," kata Marni.
"Payah..." gumanku.
***
Dua jam berlalu. Selesai sudah sesi lulur sekalian facial. Setelah mandi, aku membenahi bedakku, memberikan tip buat Murni, lalu keluar kamar dan berjalan menuju resepsionis. Aku menyusuri koridor dengan sungai kecil buatan di sepanjang tepinya. Dari arah belakang, ada langkah perempuan bersepatu hak tinggi dengan sedikit tergesa. Perempuam itu sibuk dengan barang-barang di tangannya. Tampaknya dia sedang memencet-mencet telepon genggamnya.
Aku menunggu perempuan itu berjalan mendahuluiku. Saat dia berada di sebelahku, aku berlagak terjatuh dan mendorong badan gemuknya ke samping. Karena tak seimbang, perempuan itu oleng dan terjatuh di sungai buatan penuh ikan koi yang berbau amis itu.
Dia terjengkang. Kaget dengan peristiwa yang tak pernah diperkirakannya. Lalu tubuhnya terguling pelan dan masuk ke air.
Aku segera berdiri, kupandangi wajahnya, basah oleh air. Tubuhnya juga, baju mewahnya penuh dengan lumut hijau kehitaman.
"Kurang ajar kau," katanya padaku.
"Itulah upah yang pantas untuk perempuan busuk macam kamu," kataku.
"Sialan kau, siapa kau," teriaknya.
"Ha ha ha....." aku tertawa dan bergegas meninggalkannya. Dua orang petugas salon mendatanginya dan mencoba menariknya dari kolam buatan itu.
Setelah membayar ongkos lulur di kasir, aku melarikan sepeda motor maticku perlahan. Pepohonan berayun-ayun lembut menyambut panasnya siang. Dan spanduk-spanduk bergambar perempuan dengan senyum palsunya melambai di mana-mana. Aku masih membayangkan tubuh perempuan itu basah kuyup, alangkah sialnya hari ini...
Jakarta, 30 September 2011
Friday, September 30, 2011
Thursday, September 29, 2011
Jangan Berhenti di Tengah Badai
Alhamdulillah Kisah Islamiah bisa hadir kembali di malam ini.
Kali ini admin akan mencoba menulis tentang bagaimana seharusnya menyikapi badai yang datang melanda.
Apakah kita harus diam saja atau meneruskan perjalanan saat ada badai atau bahkan mundur.
Nah untuk itu mari kita baca sekilas cerita berikut ini yuk, mungkin bisa dijadikan bahan renungan untuk ikta semua.
Kisahnya.
Pada suatu hari yang terlihat mendung, ada sebuah keluarga yang ingin mengadakan perjalanan ke sebuah kota terpencil yang terletak lumayan jauh dari rumahnya.
Sebut saja nama keluarga itu keluarga Anton (maaf bilamana ada kesamaan nama).
Bapak Anton memiliki seorang istri dan 2 orang anak yang bernama Rudi dan Haryati. Setelah keluarga tersebut berunding, akhirnya terjadi kesepakatan bahwa yang berangkat adalah Bapak Anton dan putra sulungnya Rudi.
Setelah hari yang ditentukan datang, mereka berdua segera berangkat menuju kota terpencil itu untuk mengunjungi teman yang sudah lama tidak dijumpainya, dan kebetulan baru kali ini Rudi ikut dengan ayahnya ke daerah tersebut.
Setelah persiapan selesai, mereka berangkat dari rumah jam 8 pagi.
Bapak Anton dan Rudi menatap langit dan dilihatnya daerah yang dituju awan begitu sangat tebal, nampak sekali kalau di sana akan segera turun hujan.
Karena sudah memiliki SIM, Rudi disuruh ayahnya untuk menyetir mobil.
Badai Datang Melanda.
Setelah beberapa puluh kilometer perjalanan, tiba-tiba saja awan hitam datang dibarengi dengan angin yang kencang menerjang.
Rudi meilihat beberapa kendaraan mulai menepi dan berhenti karena takut kalau terjadi apa-apa di jalan.
"Bagaimana Ayah? Apakah kita akan berhenti?" tanya Rudi kepada ayahnya.
"Teruslah mengemudi," jawab ayah.
Rudi akhirnya terus menjalankan mobilnya.
Langit semakin gelap gulita, angin bertiup makin kencang. Hujan pun turun dengan deras, makin lama makin lebat bahkan beberapa pohon bertumbangan karena diterpa oleh angin kencang. Suasana semakin menakutkan, Rudi melihat kendaraan-kendaraan besar juga mulai menepi dan berhenti.
"Ayah...," kata Rudi yang makin cemas.
"Teruslah mengemudi," perintah ayahnya sambil melihat ke depan.
Rudi Tetap Mengemudi Meski dengan Susah Payah.
Hujan lebat menghalangi pandangan sampai hanya berjarak beberapa meter saja. Angin pun mulai mengguncang-guncangkan mobil mereka. Rudi ketakutan, tapi tetap mengemudi meskipun dengan sangat perlahan sekali.
Setelah melewati beberapa kilometer ke depan, Rudi merasakan hujan mulai reda dan angin mulai berkurang. Setelah beberapa kilometer di depan, sampailah mereka pada daerah yang kering dan mereka melihat matahari bersinar muncul dari balik awan.
"Silahkan kalau berhenti, dan keluarlah," kata ayah yang tiba-tiba sambil menatap Rudi.
"Kenapa justru sekarang ayah? Kenapa tidak tadi waktu hujan lebat?" tanya Rudi keheranan.
"Agar engkau bisa melihat keadaan dirimu jika engkau berhenti di tengah badai," jawab ayah.
Pelajaran Berharga.
Rudi pun berhenti dan keluar dari mobil, dia melihat jauh di belakang sana badai masih berlangsung. Rudi membayangkan mereka yang terjebak di sana sambil berdoa, semoga mereka selamat.
Rudi tidak bisa membayangkan kondisinya jika tadi berhenti di tengah badai.
Dia menjadi tahu sekarang, bahwa ayahnya sedang mendidiknya tanpa dia sadari.
Rudi mengerti bahwa jangan pernah berhenti di tengah badai karena akan terjebak dalam ketidakpastian dan ketakutan. Dan rasa was-was akan muncul, kapankah badai akan berakhir, serta apa yang terjadi selanjutnya.
Setelah lamunannya terhenti oleh sapaan ayahnya, Rudi tiba-tiba saja memeluk ayahnya sambil berkata,
"Terima kasih ayah, Rudi sangat menyayangi Ayah," kata Rudi.
"Iya Nak, ayah juag menyayangimu," kata ayah.
Jadi ikut terharu yang menulis jadinya kawan.
Sebuah pelajaran yang diberikan oleh ayah Rudi.
Selama masih memungkinkan, tetaplah berjalan walaupun sangat perlahan, menuju batas matahari akan muncul kembali. Kecuali kalau badai benar-benar menghentikan langkah sehingga tidak dapat bergerak lagi.
Jangan pernah menyerah kawan, teruslah melangkah.
Sekali lagi mohon maaf kalau ada kesamaan nama dan tempat.
Terima Kasih.
Kali ini admin akan mencoba menulis tentang bagaimana seharusnya menyikapi badai yang datang melanda.
Apakah kita harus diam saja atau meneruskan perjalanan saat ada badai atau bahkan mundur.
Nah untuk itu mari kita baca sekilas cerita berikut ini yuk, mungkin bisa dijadikan bahan renungan untuk ikta semua.
Kisahnya.
Pada suatu hari yang terlihat mendung, ada sebuah keluarga yang ingin mengadakan perjalanan ke sebuah kota terpencil yang terletak lumayan jauh dari rumahnya.
Sebut saja nama keluarga itu keluarga Anton (maaf bilamana ada kesamaan nama).
Bapak Anton memiliki seorang istri dan 2 orang anak yang bernama Rudi dan Haryati. Setelah keluarga tersebut berunding, akhirnya terjadi kesepakatan bahwa yang berangkat adalah Bapak Anton dan putra sulungnya Rudi.
Setelah hari yang ditentukan datang, mereka berdua segera berangkat menuju kota terpencil itu untuk mengunjungi teman yang sudah lama tidak dijumpainya, dan kebetulan baru kali ini Rudi ikut dengan ayahnya ke daerah tersebut.
Setelah persiapan selesai, mereka berangkat dari rumah jam 8 pagi.
Bapak Anton dan Rudi menatap langit dan dilihatnya daerah yang dituju awan begitu sangat tebal, nampak sekali kalau di sana akan segera turun hujan.
Karena sudah memiliki SIM, Rudi disuruh ayahnya untuk menyetir mobil.
Badai Datang Melanda.
Setelah beberapa puluh kilometer perjalanan, tiba-tiba saja awan hitam datang dibarengi dengan angin yang kencang menerjang.
Rudi meilihat beberapa kendaraan mulai menepi dan berhenti karena takut kalau terjadi apa-apa di jalan.
"Bagaimana Ayah? Apakah kita akan berhenti?" tanya Rudi kepada ayahnya.
"Teruslah mengemudi," jawab ayah.
Rudi akhirnya terus menjalankan mobilnya.
Langit semakin gelap gulita, angin bertiup makin kencang. Hujan pun turun dengan deras, makin lama makin lebat bahkan beberapa pohon bertumbangan karena diterpa oleh angin kencang. Suasana semakin menakutkan, Rudi melihat kendaraan-kendaraan besar juga mulai menepi dan berhenti.
"Ayah...," kata Rudi yang makin cemas.
"Teruslah mengemudi," perintah ayahnya sambil melihat ke depan.
Rudi Tetap Mengemudi Meski dengan Susah Payah.
Hujan lebat menghalangi pandangan sampai hanya berjarak beberapa meter saja. Angin pun mulai mengguncang-guncangkan mobil mereka. Rudi ketakutan, tapi tetap mengemudi meskipun dengan sangat perlahan sekali.
Setelah melewati beberapa kilometer ke depan, Rudi merasakan hujan mulai reda dan angin mulai berkurang. Setelah beberapa kilometer di depan, sampailah mereka pada daerah yang kering dan mereka melihat matahari bersinar muncul dari balik awan.
"Silahkan kalau berhenti, dan keluarlah," kata ayah yang tiba-tiba sambil menatap Rudi.
"Kenapa justru sekarang ayah? Kenapa tidak tadi waktu hujan lebat?" tanya Rudi keheranan.
"Agar engkau bisa melihat keadaan dirimu jika engkau berhenti di tengah badai," jawab ayah.
Pelajaran Berharga.
Rudi pun berhenti dan keluar dari mobil, dia melihat jauh di belakang sana badai masih berlangsung. Rudi membayangkan mereka yang terjebak di sana sambil berdoa, semoga mereka selamat.
Rudi tidak bisa membayangkan kondisinya jika tadi berhenti di tengah badai.
Dia menjadi tahu sekarang, bahwa ayahnya sedang mendidiknya tanpa dia sadari.
Rudi mengerti bahwa jangan pernah berhenti di tengah badai karena akan terjebak dalam ketidakpastian dan ketakutan. Dan rasa was-was akan muncul, kapankah badai akan berakhir, serta apa yang terjadi selanjutnya.
Setelah lamunannya terhenti oleh sapaan ayahnya, Rudi tiba-tiba saja memeluk ayahnya sambil berkata,
"Terima kasih ayah, Rudi sangat menyayangi Ayah," kata Rudi.
"Iya Nak, ayah juag menyayangimu," kata ayah.
Jadi ikut terharu yang menulis jadinya kawan.
Sebuah pelajaran yang diberikan oleh ayah Rudi.
Selama masih memungkinkan, tetaplah berjalan walaupun sangat perlahan, menuju batas matahari akan muncul kembali. Kecuali kalau badai benar-benar menghentikan langkah sehingga tidak dapat bergerak lagi.
Jangan pernah menyerah kawan, teruslah melangkah.
Sekali lagi mohon maaf kalau ada kesamaan nama dan tempat.
Terima Kasih.
Sunday, September 25, 2011
Sabar Dikarenakan Pasangan Berperangai Buruk
Kisah di bawah ini mudah-mudahan mampu membuat hati yang kusut menjadi haru. Sebuah kisah tentang manusia yang mempunyai pasangan hidup yang buruk perangainya.
Pada sebuah perjalanan berburu bersama sahabatnya, karena terlalu asyik mengejar hewan buruan yang tengah ia bidik, Al-Ashma’i justru terpisah dari kelompoknya dan tersesat di tengah padang pasir yang panas. Hewan yang ia bidik itu
Labels:
Al-Ashma'i,
Artikel,
Baru,
Dunia luar,
Ilmu dunia dan akhirat,
Info Baru,
Inspirasi,
Inspiratif,
Islam,
KISAH NYATA,
Motto hidup sukses,
News,
Pedoman Hidup,
Perangai Buruk,
Petunjuk,
Sabar,
Setengah Agama
Friday, September 23, 2011
ayah keringatmu beraroma syurga
Islamedia - Seorang ibu dengan bakti dan ketulusannya membesarkan anak - apalagi anak perempuan, berhak mendapatkan surga. "Barangsiapa yang mencukupi kebutuhan dan mendidik dua anak perempuan hingga mereka dewasa, maka dia akan datang pada hari kiamat nanti dalam keadaan aku dan dia (seperti ini),” dan beliau mengumpulkan jari jemarinya". (HR. Muslim no. 2631). Bukan itu saja, Rasulullah pun menyanjung para ibu seperti dalam hadits: "Bersungguh-sungguhlah dalam berbakti kepada ibumu, karena sesungguhnya surga itu berada di bawah kedua kakinya." (HR Imam Ahmad & Nasa'i). Hadits itu membuktikan betapa berharganya seorang ibu hingga surga bayarannya untuk orang yang berbakti padanya.
Begitulah keterhubungan seorang ibu dengan surga. Lalu, adakah keterhubungan seorang ayah dengan surga?
Ada peran yang cukup fital yang dimiliki seorang ayah dalam keluarganya. Peran yang tak kalah menantang dibanding peran yang dimiliki oleh seorang ibu. Peran yang sarat tekanan, harus dihadapi dengan tenaga, pikiran, dan mental. Bahkan pepatah begitu hebatnya menggambarkan peran ini dalam kata-kata: "Peras keringat, banting tulang."
Mencari nafkah. Itu lah peran yang dimiliki oleh seorang ayah. Sebagai kepala keluarga, seorang ayah punya tanggung menafkahi anggota keluarganya. Bahkan sebelum menjadi seorang ayah, seorang suami punya kewajiban menafkahi istrinya. Seperti itu peran utama seorang kepala keluarga. Lalu adakah hubungannya dengan surga?
Jawabannya, ada!!! Pada keringat seorang ayah, ada pengampunan yang Allah janjikan.
"Sesungguhnya di antara dosa-dosa itu, ada yang tidak dapat terhapus dengan puasa dan shalat”. Maka para sahabat pun bertanya: “Apakah yang dapat menghapusnya, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab: ”Bersusah payah dalam mencari nafkah."" (HR. Bukhari)
Ada banyak hadits tentang keutamaan bekerja. Dan sudah seharusnya kerja keras dan profesional menjadi attribute seorang mukmin. Karena pada profesionalisme, ada kecintaan Allah swt di sana. “Sesungguhnya Allah mencintai jika seseorang melakukan suatu pekerjaan hendaknya dilakukannya secara itqon (profesional)”. HR Baihaqi dari Siti Aisyah ra.
Surga sudah selayaknya menjadi balasan bagi seorang ayah. Bila seorang ayah berada di kantor, maka ada tekanan yang dihadapinya dari berbagai penjuru. Tekanan target pekerjaan. Ini hanya sebuah tekanan normal, biasa ada dalam pekerjaan. Tapi biasanya ada pula tekanan lain seperti perilaku atasan yang kurang cocok dengan sang ayah, perilaku rekan kerja yang suka membuat gesekan ketidak-harmonisan, juga perilaku bawahan yang kurang sesuai harapan. Belum lagi bila pekerjaan yang didapat di kantor itu terasa over load. Tekanan seperti ini tidak akan diketahui dan dirasakan oleh seorang anak balita yang gemar bermain, atau anak remaja yang suka bersenang-senang, juga tak dirasakan oleh ibu di rumah walau sedang mengeluh karena anaknya rewel.
Tekanan lain bisa didapat dari susahnya transportasi ke kantor, hingga penghasilan yang dirasa kurang memadai buat keluarganya tercinta. Stressfull.
Bila sang ayah adalah seorang pengusaha, maka lebih hebat lagi tekanannya. Mungkin orang-orang banyak bercita-cita menjadi pengusaha karena melihat kesuksesannya, tapi jarang yang melihat kerja keras seorang pengusaha sebelum menggapai sukses. Kerja keras itu lah yang dihadapi seorang ayah.
Seorang pengusaha dihadapkan pada penghasilan yang tak tetap tiap bulannya. Yang penting memang tetap berpenghasilan. Seorang ayah pekerja kantoran bekerja dari pagi sampai sore. Kadang bekerja lembur. Tapi seorang pengusaha waktu kerjanya adalah 24 jam sehari. Dalam tidur, ia harus siap mendapat panggilan telepon dari pelanggannya. Hal yang susah dimengerti oleh anggota keluarga lain.
Namun ada ampunan Allah pada kesusah-payahan itu. Ada kecintaan Allah pada tekanan-tekanan itu. Rasulullah saw bersabda, ”Siapa saja pada malam hari bersusah payah dalam mencari rejeki yang halal, malam itu ia diampuni”. (HR. Ibnu Asakir dari Anas) Atau dalam hadits lain, ”Siapa saja pada sore hari bersusah payah dalam bekerja, maka sore itu ia diampuni”. (HR. Thabrani dan lbnu Abbas). Saat Rasulullah mencium tangan seorang sahabat yang melepuh karena bekerja, Rasulullah berkata, "Inilah tangan yang tak akan disentuh oleh api neraka."
Rasulullah saw juga bersabda, "Sesungguhnya Allah Ta‘ala suka melihat hamba-Nya bersusah payah dalam mencari rejeki yang halal”. (HR. Dailami). “Sesungguhnya Allah SWT sangat menyukai hamba-Nya yang Mukmin dan berusaha”. (HR. Thabrani dan Baihaqi dari lbnu ‘Umar)
Bahkan, bekerja keras mencari nafkah ini termasuk bagian dari jihad. ”Barangsiapa yang bekerja keras mencari nafkah untuk keluarganya, maka sama dengan pejuang dijaIan Allah ‘Azza Wa Jalla”. (HR. Ahmad)
Begitulah, menjadi orang tua berarti kita siap berjihad. Seorang ibu berjihad dalam rumahnya membesarkan anak-anaknya. Seorang ayah berjihad di medan usahanya.
Ayah, engkau terhubung dengan surga melalui kerja kerasmu. Maka bergembiralah!!!
Begitulah keterhubungan seorang ibu dengan surga. Lalu, adakah keterhubungan seorang ayah dengan surga?
Ada peran yang cukup fital yang dimiliki seorang ayah dalam keluarganya. Peran yang tak kalah menantang dibanding peran yang dimiliki oleh seorang ibu. Peran yang sarat tekanan, harus dihadapi dengan tenaga, pikiran, dan mental. Bahkan pepatah begitu hebatnya menggambarkan peran ini dalam kata-kata: "Peras keringat, banting tulang."
Mencari nafkah. Itu lah peran yang dimiliki oleh seorang ayah. Sebagai kepala keluarga, seorang ayah punya tanggung menafkahi anggota keluarganya. Bahkan sebelum menjadi seorang ayah, seorang suami punya kewajiban menafkahi istrinya. Seperti itu peran utama seorang kepala keluarga. Lalu adakah hubungannya dengan surga?
Jawabannya, ada!!! Pada keringat seorang ayah, ada pengampunan yang Allah janjikan.
"Sesungguhnya di antara dosa-dosa itu, ada yang tidak dapat terhapus dengan puasa dan shalat”. Maka para sahabat pun bertanya: “Apakah yang dapat menghapusnya, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab: ”Bersusah payah dalam mencari nafkah."" (HR. Bukhari)
Ada banyak hadits tentang keutamaan bekerja. Dan sudah seharusnya kerja keras dan profesional menjadi attribute seorang mukmin. Karena pada profesionalisme, ada kecintaan Allah swt di sana. “Sesungguhnya Allah mencintai jika seseorang melakukan suatu pekerjaan hendaknya dilakukannya secara itqon (profesional)”. HR Baihaqi dari Siti Aisyah ra.
Surga sudah selayaknya menjadi balasan bagi seorang ayah. Bila seorang ayah berada di kantor, maka ada tekanan yang dihadapinya dari berbagai penjuru. Tekanan target pekerjaan. Ini hanya sebuah tekanan normal, biasa ada dalam pekerjaan. Tapi biasanya ada pula tekanan lain seperti perilaku atasan yang kurang cocok dengan sang ayah, perilaku rekan kerja yang suka membuat gesekan ketidak-harmonisan, juga perilaku bawahan yang kurang sesuai harapan. Belum lagi bila pekerjaan yang didapat di kantor itu terasa over load. Tekanan seperti ini tidak akan diketahui dan dirasakan oleh seorang anak balita yang gemar bermain, atau anak remaja yang suka bersenang-senang, juga tak dirasakan oleh ibu di rumah walau sedang mengeluh karena anaknya rewel.
Tekanan lain bisa didapat dari susahnya transportasi ke kantor, hingga penghasilan yang dirasa kurang memadai buat keluarganya tercinta. Stressfull.
Bila sang ayah adalah seorang pengusaha, maka lebih hebat lagi tekanannya. Mungkin orang-orang banyak bercita-cita menjadi pengusaha karena melihat kesuksesannya, tapi jarang yang melihat kerja keras seorang pengusaha sebelum menggapai sukses. Kerja keras itu lah yang dihadapi seorang ayah.
Seorang pengusaha dihadapkan pada penghasilan yang tak tetap tiap bulannya. Yang penting memang tetap berpenghasilan. Seorang ayah pekerja kantoran bekerja dari pagi sampai sore. Kadang bekerja lembur. Tapi seorang pengusaha waktu kerjanya adalah 24 jam sehari. Dalam tidur, ia harus siap mendapat panggilan telepon dari pelanggannya. Hal yang susah dimengerti oleh anggota keluarga lain.
Namun ada ampunan Allah pada kesusah-payahan itu. Ada kecintaan Allah pada tekanan-tekanan itu. Rasulullah saw bersabda, ”Siapa saja pada malam hari bersusah payah dalam mencari rejeki yang halal, malam itu ia diampuni”. (HR. Ibnu Asakir dari Anas) Atau dalam hadits lain, ”Siapa saja pada sore hari bersusah payah dalam bekerja, maka sore itu ia diampuni”. (HR. Thabrani dan lbnu Abbas). Saat Rasulullah mencium tangan seorang sahabat yang melepuh karena bekerja, Rasulullah berkata, "Inilah tangan yang tak akan disentuh oleh api neraka."
Rasulullah saw juga bersabda, "Sesungguhnya Allah Ta‘ala suka melihat hamba-Nya bersusah payah dalam mencari rejeki yang halal”. (HR. Dailami). “Sesungguhnya Allah SWT sangat menyukai hamba-Nya yang Mukmin dan berusaha”. (HR. Thabrani dan Baihaqi dari lbnu ‘Umar)
Bahkan, bekerja keras mencari nafkah ini termasuk bagian dari jihad. ”Barangsiapa yang bekerja keras mencari nafkah untuk keluarganya, maka sama dengan pejuang dijaIan Allah ‘Azza Wa Jalla”. (HR. Ahmad)
Begitulah, menjadi orang tua berarti kita siap berjihad. Seorang ibu berjihad dalam rumahnya membesarkan anak-anaknya. Seorang ayah berjihad di medan usahanya.
Ayah, engkau terhubung dengan surga melalui kerja kerasmu. Maka bergembiralah!!!
Bersyukurlah saat engkau tidak mengetahui sesuatu
Karena hal itu memberimu kesempatan untuk belajar
Bersyukurlah atas masa-masa sulit yang kau hadapi
Karena disana ada kesempatan mengembangkan diri
Bersyukurlah atas keterbatasan yang engkau miliki
Karena hal itu memberimu kesempatan memperbaiki diri
Bersyukurlah atas setiap tantangan baru
Karena hal itu akan membangun kekuatan dan karaktermu
Bersyukurlah atas kesalahan yang kini kau sadari
Karena hal itu memberimu pelajaran berharga
Bersyukurlah ketika saat ini engkau lelah dan bosan
Karena engkau telah membuat sesuatu yang berarti
Mudah sekali untuk bersyukur atas hal-hal yang baik
Namun kehidupan yang bermakna adalah
ketika engkau mampu bersyukur atas kesulitan
Rasa syukur bisa mengubah hal negatif menjadi positif
Berusahalah mensyukuri kesulitan yang engkau hadapi
Sehingga kesulitan itu menjadi berkah bagimu........
(sebuah syair yg q temukan dalam suatu situs sosial )
yakinlah akan setiap hikmah terbaik dalam setiap liku kehidupan. yup, Sang Rabbul Izzati tak akan pernah menciptakan dan mengizinkan terjadinya sesuatu hanya dengan sia-sia, tanpa maksud, walau kejadian tersebut hanya sekedar gugurnya daun dari batangnya.
dan mungkin inilah salah satu hikmah diwajibkannya sholat bagi setiap muslim, seperti kata2 indahNYA pada sebuah kitab Maha Benar, "jadikanlah sholat dan sabar sebagai penolongmu".. dan lewat hal inilah aku menjadi kuat, keyakinanku semakin mengakar dan menghujam ke relung jiwaku, lewat hal ini lah ku temukan banyak makna dan hikmah dari setiap kejadian.
mencoba memandang sisi lain dari kehidupan, darisana q temui betapa indah cara ALLOH menegur q, begitu lembut dan tidak mendzolimi. sebuah teguran kasih sayang agar q kembali pada-NYA, bukan lewat azab yang menyiksa. semakin q serahkan semua, semakin q ikhlas dan ringan, semakin lapang kalbu ini dan semakin q yakin akan besarnya kasih sayang ALLOH
Karena hal itu memberimu kesempatan untuk belajar
Bersyukurlah atas masa-masa sulit yang kau hadapi
Karena disana ada kesempatan mengembangkan diri
Bersyukurlah atas keterbatasan yang engkau miliki
Karena hal itu memberimu kesempatan memperbaiki diri
Bersyukurlah atas setiap tantangan baru
Karena hal itu akan membangun kekuatan dan karaktermu
Bersyukurlah atas kesalahan yang kini kau sadari
Karena hal itu memberimu pelajaran berharga
Bersyukurlah ketika saat ini engkau lelah dan bosan
Karena engkau telah membuat sesuatu yang berarti
Mudah sekali untuk bersyukur atas hal-hal yang baik
Namun kehidupan yang bermakna adalah
ketika engkau mampu bersyukur atas kesulitan
Rasa syukur bisa mengubah hal negatif menjadi positif
Berusahalah mensyukuri kesulitan yang engkau hadapi
Sehingga kesulitan itu menjadi berkah bagimu........
(sebuah syair yg q temukan dalam suatu situs sosial )
yakinlah akan setiap hikmah terbaik dalam setiap liku kehidupan. yup, Sang Rabbul Izzati tak akan pernah menciptakan dan mengizinkan terjadinya sesuatu hanya dengan sia-sia, tanpa maksud, walau kejadian tersebut hanya sekedar gugurnya daun dari batangnya.
dan mungkin inilah salah satu hikmah diwajibkannya sholat bagi setiap muslim, seperti kata2 indahNYA pada sebuah kitab Maha Benar, "jadikanlah sholat dan sabar sebagai penolongmu".. dan lewat hal inilah aku menjadi kuat, keyakinanku semakin mengakar dan menghujam ke relung jiwaku, lewat hal ini lah ku temukan banyak makna dan hikmah dari setiap kejadian.
mencoba memandang sisi lain dari kehidupan, darisana q temui betapa indah cara ALLOH menegur q, begitu lembut dan tidak mendzolimi. sebuah teguran kasih sayang agar q kembali pada-NYA, bukan lewat azab yang menyiksa. semakin q serahkan semua, semakin q ikhlas dan ringan, semakin lapang kalbu ini dan semakin q yakin akan besarnya kasih sayang ALLOH
percaya dan prasangka
Bismillaahirrohmaanirrohiim...
Dengan menyebut namaMu wahai Alloh, Dzat awal tanpa ada yang mengawali,Dzat akhir tiada yang mengakhiri, Maha Pengasih tanpa pilih kasih, Sang Pemberi tanpa menunggu ada yang meminta, tak terlihat oleh mata, tak terlukiskan oleh bayangan orang yang membayangkan, yang tak pernah lupa tanpa ada yang harus mengingatkan, yang selalu sibuk tanpa harus merasa lelah, yang terus terjaga tanpa pernah serang kantuk. yang Maha Terpuji tanpa harus ada yang memuji, namun ijinkanlah hamba berkata: segala puji hanya bagiMu, yang SATU tanpa ada sekutu.segala puji hanya bagiMU wahai Tuhan penguasa alam raya
Alloh, Kau sudah tahu tanpa harus kuberi tahu, tanpa aku harus bersaksi, bahkan Engkau tahu apa yang berada di balik tulisan ini, di hati penulisnya. Jujurkah? Bohongkah? Tuluskah? Riya’kah? Tapi sudahlah, apa yang tersembunyi, biar Engkau saja yang mengurusnya..dan akupun yakin Engkau pasti tahu bahwa betapa sulitnya aku menuliskan kalimat-kalimat ini. Butuh waktu lama baru aku bisa menyadarinya dan akhirnya aku bisa menuliskannya, saat ini...yah saat ini, saat tenang tanpa gangguan. Mungkin terlalu lama, tapi tak apalah terlambat, dari pada aku tidak pernah menyadarinya sama sekali. Perjalanan ini, jalan panjang yang melelahkan, melewati proses berpikir dan mencari yang tak tentu arah. ku turuti kemana kaki ku melangkah. Hanya melangkah, terus melangkah, sejauh yang aku bisa. Tak terhitung sudah berapa banyak salah dan lupa. Tak terhingga sudah berapa banyak dosa dan berkali-kali jatuh ke lubang yang sama. Sakit. Tapi semua syarat akan hikmah. Aku tahu perjalanan ini belum selesai. Proses ini masih harus ku lalui. Masih panjang atau sebentar lagi, entahlah.... aku tidak pernah tahu. Tapi sebelum kuakhiri, aku ingin mengatakan ini. Sangat ingin. Bahwa aku percaya, sungguh-sungguh percaya, pada semua yang datang dariMu, tak ada sedikitpun keraguan akan semua kebenaran yang Kau sampaikan, melalui rosul-rosulMu. Aku bersaksi, sungguh-sungguh bersaksi, bahwa Kau adalah satu-satunya Tuhanku dan Tuhan semua makhluk dan benda diseluruh langit dan jagat raya.
o0o
Aku ingin bilang, kalau kepercayaanku padaNya tanpa syarat harus ada penyebab. Karena terkadang, kita tak membutuhkan banyak alasan untuk percaya. Kau tahu kenapa? Karena aku percaya, bahwa perasaan cinta, rindu, cemas, harap, takut, semua rasa, ada yang menanamkannya di hati kita. Pun dengan percaya, ada yang menaruhnya di bilik hati kita. Mungkin kau harus berusaha dulu untuk dapat percaya, mengumpulkan semua bukti dan alasan untuk benar-benar bisa percaya, perlu berpikir dan merenung dalam waktu yang cukup lama baru bisa percaya. Tapi tahukah kau bahwa percaya itu karunia? Tak peduli seberapa keras usahamu, tapi Dia berkehendak meletakkannya di jiwa-jiwa pilihanNya. Pada siapa? Kenapa? Kita tidak pernah tahu.
Tak peduli dengan semua omongan orang, tak peduli dengan semua vonis yang orang alamatkan padaku atau teori apapun yang menghakimiku, karena aku lebih percaya pada irodahNya. Bahwa tak ada sesuatu pun yang bisa menghalangi kehendakNya.sekalipun daun yang jatuh ke bumi ini, pastilah dengan kehendak dan izinNYA. Bahwa semua terjadi karena Dia memang ingin itu terjadi. Semua begitu karena Dia memang ingin begitu. Tak peduli dengan semua kerumitan rumus, kerasionalan logika, kemajuan teknologi, semua kecanggihan dan kepintaran otak manusia yang menemukannya, aku hanya percaya bahwa Alloh sempurna dengan ketiada taraan ilmuNya.Dan akupun percaya bahwa segala sesuatu yang terjadi pada ssetiap hamba, pastilah syarat akan hikmah dan pelajaran bagi orang2 yang berfikir sebagaimana surat cintaMU mengajarkanku.
Dan akupun juga percaya, begitu juga dengan semua peristiwa yang terjadi dalam hidupku adalah tarbiyah yang Dia ajarkan untuk ku. Setiap kejadian yang menyertai jalan kehidupanku adalah tanda2 yang harus aku pecahkan. Itu sinyal bahwa Alloh ingin memberi tahu sesuatu. Jika tanda2 itu tidak sesuai dengan apa yang aku harapkan, maka aku percaya bahwa tanda2 itu bukannya salah, tanda2 itulah yang akan mengantarkan ku pada sesuatu yang lebih baik lagi, yang akan menunjukkan jalan ke taqdir ku yang sebenarnya. Begitu seterusnya. Sampai Alloh menghendaki sesuatu itu benar-benar terjadi, pada ku. Tak ada yang salah. Alloh tidak pernah mendzolimi hambaNya. Namun, tak semua tanda bisa ku baca. karena aku memiliki keterbatasan dalam mengambil hikmah.
dan hal itulah yang terus ku percayai dan ku yakini. banyak hikmah dan pelajaran tersebar dalam setiap lini kehidupanku. atas semua peristiwa yang menyapaku, atas semua kecewa yang menghinggapiku, atas semua rasa sakit yang menerpaku, atas semua luka yang menderaku begitupun atas semua kebahagiaan yang mengiringiku dan kasih sayang yang melimpahiku. beribu syukur terucap padaMU, semakin nyata dan terbukti bahwa Engkau sayang padaku, bahwa Engkau selalu menjagaku dari kejahatan, kemaksiatan, dan kerugian lahir batin. dan kini aku semakin percaya dengan segala FirmanMU dengan segala janjiMU jika semua itu adalah yang terbaik untuk ku.
Kau tegur aku dengan begitu lembut, Kau sapa aku dengan begitu halus dan KAu ajari aku dengan begitu sabar hingga aku mengerti dan hingga aku sadar. Kau ajarkan bagaimana untuk tetap menampilkan sikap terbaik sekalipun pada orang2 yang telah menyakitiku, Kau ajarkan bagaimana untuk tetap bertabayun ditengah kepungan prasangka buruk, Kau ajarkan kesabaran dalam mencari solusi di tengah segala kesulitan. kau ajarkan untuk tetap adil dan bijak walaupun pada orang2 yang menzolimiku. ALLOH begitu banyak ilmu yang telah Kau ajarkan padaku. berjuta syukurkupun tak cukup untuk menandingi ilmu yang Kau beri. terimakasih duhai Rabbi, terimakasih Engkau telah membuka segala yang tersembunyi tepat pada waktunya hingga akupun terselamatkan dari kerugian.
Aku semakin percaya, Alloh tidak akan pernah menyia-nyiakan kepercayaanku padaNya. Percaya pada setiap tanda yang dikirimkanNya, percaya pada jalan yang dipilihkanNya, percaya pada keindahan dan keluarbiasaan taqdirNya.dan akupun akan semakin terus percaya untuk selalu berhusnudzon padaMU duhai Sang pemilik kehidupan dan penggenggam nyawaku.
Aku selalu percaya. Hanya ingin selalu percaya.
Semua yang telah, sedang, dan akan terjadi adalah yang terbaik dari Alloh untuk setiap hambaNya. Tidak hanya untuk manusia, tapi untuk semua makhlukNya: yang di langit, yang bernafas di air, yang berjalan di atas bumi, dan merayap di dalam tanah. Percaya selalu melahirkan semangat untuk tetap bertahan, dan melakukan yang terbaik. Seperti iman yang memunculkan ghiroh untuk tetap berjuang, dan menggantungkan segalanya pada sang Khalik.
Dan dari kepercayaan itu, muncullah sebuah konklusi, bahwa...
Dengan menyebut namaMu wahai Alloh, Dzat awal tanpa ada yang mengawali,Dzat akhir tiada yang mengakhiri, Maha Pengasih tanpa pilih kasih, Sang Pemberi tanpa menunggu ada yang meminta, tak terlihat oleh mata, tak terlukiskan oleh bayangan orang yang membayangkan, yang tak pernah lupa tanpa ada yang harus mengingatkan, yang selalu sibuk tanpa harus merasa lelah, yang terus terjaga tanpa pernah serang kantuk. yang Maha Terpuji tanpa harus ada yang memuji, namun ijinkanlah hamba berkata: segala puji hanya bagiMu, yang SATU tanpa ada sekutu.segala puji hanya bagiMU wahai Tuhan penguasa alam raya
Alloh, Kau sudah tahu tanpa harus kuberi tahu, tanpa aku harus bersaksi, bahkan Engkau tahu apa yang berada di balik tulisan ini, di hati penulisnya. Jujurkah? Bohongkah? Tuluskah? Riya’kah? Tapi sudahlah, apa yang tersembunyi, biar Engkau saja yang mengurusnya..dan akupun yakin Engkau pasti tahu bahwa betapa sulitnya aku menuliskan kalimat-kalimat ini. Butuh waktu lama baru aku bisa menyadarinya dan akhirnya aku bisa menuliskannya, saat ini...yah saat ini, saat tenang tanpa gangguan. Mungkin terlalu lama, tapi tak apalah terlambat, dari pada aku tidak pernah menyadarinya sama sekali. Perjalanan ini, jalan panjang yang melelahkan, melewati proses berpikir dan mencari yang tak tentu arah. ku turuti kemana kaki ku melangkah. Hanya melangkah, terus melangkah, sejauh yang aku bisa. Tak terhitung sudah berapa banyak salah dan lupa. Tak terhingga sudah berapa banyak dosa dan berkali-kali jatuh ke lubang yang sama. Sakit. Tapi semua syarat akan hikmah. Aku tahu perjalanan ini belum selesai. Proses ini masih harus ku lalui. Masih panjang atau sebentar lagi, entahlah.... aku tidak pernah tahu. Tapi sebelum kuakhiri, aku ingin mengatakan ini. Sangat ingin. Bahwa aku percaya, sungguh-sungguh percaya, pada semua yang datang dariMu, tak ada sedikitpun keraguan akan semua kebenaran yang Kau sampaikan, melalui rosul-rosulMu. Aku bersaksi, sungguh-sungguh bersaksi, bahwa Kau adalah satu-satunya Tuhanku dan Tuhan semua makhluk dan benda diseluruh langit dan jagat raya.
o0o
Aku ingin bilang, kalau kepercayaanku padaNya tanpa syarat harus ada penyebab. Karena terkadang, kita tak membutuhkan banyak alasan untuk percaya. Kau tahu kenapa? Karena aku percaya, bahwa perasaan cinta, rindu, cemas, harap, takut, semua rasa, ada yang menanamkannya di hati kita. Pun dengan percaya, ada yang menaruhnya di bilik hati kita. Mungkin kau harus berusaha dulu untuk dapat percaya, mengumpulkan semua bukti dan alasan untuk benar-benar bisa percaya, perlu berpikir dan merenung dalam waktu yang cukup lama baru bisa percaya. Tapi tahukah kau bahwa percaya itu karunia? Tak peduli seberapa keras usahamu, tapi Dia berkehendak meletakkannya di jiwa-jiwa pilihanNya. Pada siapa? Kenapa? Kita tidak pernah tahu.
jika saja tak Kau anugrahi iman melekat dalam hati ini, entahlah, kaget....syok...dan hampir tak percaya, yah...itulah yang kurasakan kini. antara nyata dan mimpi. sejati dan maya. tapi realita bicara seperti itu. begitu banyak kisah yang terjadi hingga akhirnya aku sampai pada titik ini Benar kata sahabat ku, terkadang qt harus bertemu orang yang salah untuk bertemu orang yang benar, bertemu hal yang salah untuk mendapatkan hal yang benar, dan salah2 lainnya sebelum kebenaran2 datang. maha suci Engkau ya Rabb yang telah melindungi ku dari hal yang salah
Tak peduli dengan semua omongan orang, tak peduli dengan semua vonis yang orang alamatkan padaku atau teori apapun yang menghakimiku, karena aku lebih percaya pada irodahNya. Bahwa tak ada sesuatu pun yang bisa menghalangi kehendakNya.sekalipun daun yang jatuh ke bumi ini, pastilah dengan kehendak dan izinNYA. Bahwa semua terjadi karena Dia memang ingin itu terjadi. Semua begitu karena Dia memang ingin begitu. Tak peduli dengan semua kerumitan rumus, kerasionalan logika, kemajuan teknologi, semua kecanggihan dan kepintaran otak manusia yang menemukannya, aku hanya percaya bahwa Alloh sempurna dengan ketiada taraan ilmuNya.Dan akupun percaya bahwa segala sesuatu yang terjadi pada ssetiap hamba, pastilah syarat akan hikmah dan pelajaran bagi orang2 yang berfikir sebagaimana surat cintaMU mengajarkanku.
Dan akupun juga percaya, begitu juga dengan semua peristiwa yang terjadi dalam hidupku adalah tarbiyah yang Dia ajarkan untuk ku. Setiap kejadian yang menyertai jalan kehidupanku adalah tanda2 yang harus aku pecahkan. Itu sinyal bahwa Alloh ingin memberi tahu sesuatu. Jika tanda2 itu tidak sesuai dengan apa yang aku harapkan, maka aku percaya bahwa tanda2 itu bukannya salah, tanda2 itulah yang akan mengantarkan ku pada sesuatu yang lebih baik lagi, yang akan menunjukkan jalan ke taqdir ku yang sebenarnya. Begitu seterusnya. Sampai Alloh menghendaki sesuatu itu benar-benar terjadi, pada ku. Tak ada yang salah. Alloh tidak pernah mendzolimi hambaNya. Namun, tak semua tanda bisa ku baca. karena aku memiliki keterbatasan dalam mengambil hikmah.
dan hal itulah yang terus ku percayai dan ku yakini. banyak hikmah dan pelajaran tersebar dalam setiap lini kehidupanku. atas semua peristiwa yang menyapaku, atas semua kecewa yang menghinggapiku, atas semua rasa sakit yang menerpaku, atas semua luka yang menderaku begitupun atas semua kebahagiaan yang mengiringiku dan kasih sayang yang melimpahiku. beribu syukur terucap padaMU, semakin nyata dan terbukti bahwa Engkau sayang padaku, bahwa Engkau selalu menjagaku dari kejahatan, kemaksiatan, dan kerugian lahir batin. dan kini aku semakin percaya dengan segala FirmanMU dengan segala janjiMU jika semua itu adalah yang terbaik untuk ku.
Kau tegur aku dengan begitu lembut, Kau sapa aku dengan begitu halus dan KAu ajari aku dengan begitu sabar hingga aku mengerti dan hingga aku sadar. Kau ajarkan bagaimana untuk tetap menampilkan sikap terbaik sekalipun pada orang2 yang telah menyakitiku, Kau ajarkan bagaimana untuk tetap bertabayun ditengah kepungan prasangka buruk, Kau ajarkan kesabaran dalam mencari solusi di tengah segala kesulitan. kau ajarkan untuk tetap adil dan bijak walaupun pada orang2 yang menzolimiku. ALLOH begitu banyak ilmu yang telah Kau ajarkan padaku. berjuta syukurkupun tak cukup untuk menandingi ilmu yang Kau beri. terimakasih duhai Rabbi, terimakasih Engkau telah membuka segala yang tersembunyi tepat pada waktunya hingga akupun terselamatkan dari kerugian.
Aku semakin percaya, Alloh tidak akan pernah menyia-nyiakan kepercayaanku padaNya. Percaya pada setiap tanda yang dikirimkanNya, percaya pada jalan yang dipilihkanNya, percaya pada keindahan dan keluarbiasaan taqdirNya.dan akupun akan semakin terus percaya untuk selalu berhusnudzon padaMU duhai Sang pemilik kehidupan dan penggenggam nyawaku.
Aku selalu percaya. Hanya ingin selalu percaya.
Semua yang telah, sedang, dan akan terjadi adalah yang terbaik dari Alloh untuk setiap hambaNya. Tidak hanya untuk manusia, tapi untuk semua makhlukNya: yang di langit, yang bernafas di air, yang berjalan di atas bumi, dan merayap di dalam tanah. Percaya selalu melahirkan semangat untuk tetap bertahan, dan melakukan yang terbaik. Seperti iman yang memunculkan ghiroh untuk tetap berjuang, dan menggantungkan segalanya pada sang Khalik.
Dan dari kepercayaan itu, muncullah sebuah konklusi, bahwa...
Semakin keras aku berpikir, semakin membuktikan betapa bodohnya aku. Semakin rumit aku merangkai rumusan, semakin menunjukkan betapa sederhananya hidup. Semakin lelah aku mencari, semakin percaya diri ini, bahwa Alloh adalah SATU yang menguasai hidup dan matiku. PadaNya, kuserahkan jiwa, raga, akal, hati, pikiran dan perasaan, untuk sepenuhnya Dia kendalikan.
Bismillaahi tawakkaltu ‘alallooh... laa hawla wa laa quwwata illaa billaah
hasbunalloh wani'mal wakil ni'mal maula wani'mal nasir.............
hasbunalloh wani'mal wakil ni'mal maula wani'mal nasir.............
istimewa
Bismillaah....
***
Kadang, ada saat-saat dalam hidup, ketika kau merasa sangat menyesal. Menyesal, karena semua terlewati tanpa makna, tanpa kesan. Ada juga saat-saat dalam hidup ketika kau merasa bersalah, merasa sakit, merasa kurang, merasa apa yang telah terjadi tidak seperti yang kau harapkan. Ada pula saat-saat dalam hidup ketika kau harus sendiri, menunggu, dan saat itu, waktu akan terasa berjalan sangat lamban bagimu. Tapi ada juga saat-saat dalam hidup, ketika kau bisa tersenyum ceria, tertawa lepas, hati yang luas, bahagia, dan kau pun berharap saat itu dapat berlangsung lebih lama. Itulah hidup. Rutinitas dan peristiwa yang terus berulang-ulang, bagi sebagian orang, mungkin akan terasa amat membosankan.
Hari-hari yang kau lewati, waktu-waktu yang kau lalui, mungkin terkesan sama. Orang-orang yang kau jumpai, mungkin itu-itu saja. Kegiatan yang kau lakukan mungkin juga terasa biasa-biasa saja. Tapi tahukah, apa yang bisa membuatnya menjadi istimewa? Kau. Ya. Hanya kau yang bisa membuatnya menjadi istimewa. Kemampuan untuk menjadikannya istimewa, bagimu, juga bagi orang-orang di sekelilingmu. Mulailah merasakan keistimewaan itu dari dalam dirimu. Kau adalah istimewa. Orang-orang di sekitarmu adalah istimewa. Setiap kegiatanmu adalah istimewa. Semua istimewa. Walaupun orang lain memandangnya biasa, sangat sederhana. Tapi kau memiliki penglihatan yang istimewa. Pendengaranmu istimewa. Ucapanmu istimewa. Pikiranmu istimewa. Perasaanmu istimewa. Itulah, yang bisa membuat apapun di sekelilingmu menjadi begitu istimewa.
Kemampuan itu, kemampuan untuk menjadikan segalanya istimewa, hanya diberikan Alloh sang maha istimewa pada jiwa-jiwa yang istimewa. Hidup hanya sebentar, jadikanlah istimewa.
Ah, haruskah semua menjadi istimewa? Perlukah? Untuk apa?
Agar kau bisa berkata begini:
Ya. Agar kau bisa bersyukur, bahwa kau telah bahagia...
Bukankah, bisa bersyukur dan merasa bahagia itu istimewa?
***
Kadang, ada saat-saat dalam hidup, ketika kau merasa sangat menyesal. Menyesal, karena semua terlewati tanpa makna, tanpa kesan. Ada juga saat-saat dalam hidup ketika kau merasa bersalah, merasa sakit, merasa kurang, merasa apa yang telah terjadi tidak seperti yang kau harapkan. Ada pula saat-saat dalam hidup ketika kau harus sendiri, menunggu, dan saat itu, waktu akan terasa berjalan sangat lamban bagimu. Tapi ada juga saat-saat dalam hidup, ketika kau bisa tersenyum ceria, tertawa lepas, hati yang luas, bahagia, dan kau pun berharap saat itu dapat berlangsung lebih lama. Itulah hidup. Rutinitas dan peristiwa yang terus berulang-ulang, bagi sebagian orang, mungkin akan terasa amat membosankan.
Hari-hari yang kau lewati, waktu-waktu yang kau lalui, mungkin terkesan sama. Orang-orang yang kau jumpai, mungkin itu-itu saja. Kegiatan yang kau lakukan mungkin juga terasa biasa-biasa saja. Tapi tahukah, apa yang bisa membuatnya menjadi istimewa? Kau. Ya. Hanya kau yang bisa membuatnya menjadi istimewa. Kemampuan untuk menjadikannya istimewa, bagimu, juga bagi orang-orang di sekelilingmu. Mulailah merasakan keistimewaan itu dari dalam dirimu. Kau adalah istimewa. Orang-orang di sekitarmu adalah istimewa. Setiap kegiatanmu adalah istimewa. Semua istimewa. Walaupun orang lain memandangnya biasa, sangat sederhana. Tapi kau memiliki penglihatan yang istimewa. Pendengaranmu istimewa. Ucapanmu istimewa. Pikiranmu istimewa. Perasaanmu istimewa. Itulah, yang bisa membuat apapun di sekelilingmu menjadi begitu istimewa.
Kemampuan itu, kemampuan untuk menjadikan segalanya istimewa, hanya diberikan Alloh sang maha istimewa pada jiwa-jiwa yang istimewa. Hidup hanya sebentar, jadikanlah istimewa.
Ah, haruskah semua menjadi istimewa? Perlukah? Untuk apa?
Agar kau bisa berkata begini:
“Terima kasih ya Alloh, aku sudah cukup bahagia...”
Ya. Agar kau bisa bersyukur, bahwa kau telah bahagia...
Bukankah, bisa bersyukur dan merasa bahagia itu istimewa?
Thursday, September 22, 2011
sekilas tentang gula
Gula pasir, gula batu, dan gula merah adalah makanan yang manis dan disukai banyak orang. Walau pun sama-sama manis, tetapi ketiga jenis gula di atas dapat memberikan dampak yang berbeda untuk kesehatan tubuh dan organ pankreas kita. Gula merupakan zat karbohidrat yang merupakan makanan untuk elemen kedua, yaitu elemen Air. Organ tubuh pada elemen Air yang memproses gula menjadi energi adalah pankreas.
Ketika kita memakan makanan yang mengandung karbohidrat, karbohidrat akan diubah dahulu menjadi gula darah. Selanjutnya pankreas perlu menghasilkan insulin untuk mengubah gula darah menjadi energi. Saya akan menggunakan Indeks Lelah Pankreas atau tubuh untuk mengukur dampaknya. Sebagai referensi, pankreas dan tubuh akan merasa lelah bila Indeks Lelah bernilai +3 atau lebih besar. Indeks Lelah ini diukur dengan menggunakan metoda Energi 5 Elemen.
Gula Pasir:
Gula pasir merupakan makanan yang paling sering digunakan dalam makanan dan minuman sehari-hari. Kopi dan teh rasanya pasti kurang nikmat tanpa gula. Demikian pula pada minuman ringan atau jus, pasti umumnya menggunakan gula pasir.
Tetapi ternyata gula pasir mempunyai dampak yang kurang baik bagi kesehatan pankreas dan tubuh. Gula pasir merupakan karbohidrat sederhana yang sulit dicerna dan diubah menjadi energi. Untuk mengubah gula pasir menjadi gula darah, tubuh hanya memerlukan waktu 3 menit. Tetapi untuk mengubah gula darah menjadi energi yang dapat disimpan dalam otot, pankreas memerlukan waktu kira-kira 140 menit. Selain itu, Indeks Lelah pankreas mencapai nilai +5. Nilai ini berlalu untuk 1/2 sendok gula atau 1 sendok gula. Dengan demikian, mengolah gula pasir menjadi energi merupakan pekerjaan yang sangat melelahkan bagi pankreas. Pankreas yang normal hanya mampu mengubah 1/2 sendok makan gula pasir menjadi energi setiap hari. Berat 1/2 sendok makan gula pasir kira-kira 5 gram. Bila kita mengkonsumsi lebih dari 1/2 sendok gula, maka sisanya akan menjadi gula darah dan lemak tubuh. Akibatnya adalah orang menjadi bertambah gemuk, dan lama-kelamaan akan menderita diabetes. Dengan demikian, gula pasir merupakan makanan yang tidak sehat.
Gula Batu:
Bagi pankreas dan tubuh, gula batu mempunyai efek yang berbeda dengan gula pasir. Untuk mengkonversi gula batu menjadi gula darah, membutuhkan waktu yang sama, yaitu 3 menit. Untuk mengubah gula darah menjadi energi, juga dibutuhkan waktu 3 menit.
Indeks Lelah pankreas juga jauh lebih rendah, yaitu +0,0005! Ini berarti lebih rendah 10.000 x dari gula pasir! Pankreas hampir tidak merasa lelah mengkonversi gula batu menjadi energi. Ini berarti gula batu masih merupakan karbohidrat kompleks yang sehat. Dengan demikian, gula batu merupakan makanan yang jauh lebih sehat dari gula pasir. Pankreas yang normal mampu mengkonversi 6 sendok makan gula batu menjadi energi setiap hari atau kira-kira 60 gram.
Gula Merah:
Gula merah juga mempunyai efek yang berbeda dengan gula pasir. Untuk mengkonversi gula merah menjadi gula darah di dalam tubuh, dibutuhkan waktu yang relatif sama, yaitu 3 menit. Selanjutnya, untuk mengubah gula darah menjadi energi, juga dibutuhkan waktu yang singkat, yaitu 3 menit juga.
Indeks Lelah pankreas dalam menghasilkan insulin untuk mengubah gula darah menjadi energi +0,00005! Ternyata lebih rendah kira-kira 10 x dari gula batu! Ini berarti gula merah masih merupakan karbohidrat kompleks yang sehat. Dengan demikian, gula merah termasuk dalam makanan sehat. Pankreas mampu mengkonversi 9 sendok makan gula merah menjadi energi setiap hari atau kira-kira 90 gram. Indeks Manfaat:
Dengan menggunakan metoda Energi 5 Elemen diperoleh Indeks Manfaat terhadap pankreas dari ketiga jenis gula di atas. Gula pasir menghasilkan nilai negatif, baik bagi tubuh maupun bagi pankreas, yang berarti merugikan bagi kesehatan. Gula batu dan gula merah memberikan hasil positif bagi tubuh dan pankreas, yang berarti bermanfaat bagi kesehatan.
* Gula pasir: Indeks Manfaat terhadap tubuh = -15, terhadap pankreas = -5. * Gula batu: Indeks Manfaat terhadap tubuh = +5, terhadap pankreas = +3. * Gula merah: Indeks Manfaat terhadap tubuh = +5, terhadap pankreas = +3.
Agar pankreas tidak kelelahan dan tetap sehat, sebaiknya kita lebih banyak mengkonsumsi gula merah dan gula batu yang masih merupakan karbohidrat kompleks yang sehat. Dengan mengkonsumsi banyak gula pasir yang merupakan karbohidrat sederhana yang tidak sehat, pankreas akan cepat lelah dan akibatnya akan sakit dan selanjutnya rusak. Selain itu juga akan menyebabkan kegemukan dan diabetes. Selain itu, sebaiknya jangan mengkonsumsi gula secara berlebihan, sekalipun gula merah maupun gula batu, karena pankreas juga mempunyai batas kemampuan untuk mengkonversi gula menjadi energi.
Oleh: Aleysius H. Gondosari
Sumber: http://www.5elemen.com/energi-5-elemen-gula-pasir-gula-batu-dan-gula-merah/comment-page-1#comment-3023
http://www.sehatsetiaphari.com/tag/gula-pasir
Monday, September 12, 2011
Pentingnya Kebaikan bagi Orang Lain
Kisah Islamiah malam ini admin akan mencoba bercerita tentang arti sebuah kebaikan yang telah diberikan kepada orang lain. Kebaikan yang telah kita berikan pada orang lain pastilah bermanfaat bagi yang menerima kebaikan itu. Bukan saja hanya seorang tapi bisa untuk banyak orang.
Assalamu'alaikum.
Kisahnya.
Pada suatu pagi yang cerah ada seorang karyawan swasta yang pergi ke kantor, sebut saja namanya Mamat (maaf kalau ada kesamaan nama).
Mamat ini setiap hari berangkat kerja dengan menumpang tukang ojek yang jaraknya tidak jauh dari rumahnya.
Setelah bangun tidur, Mamat kemudian shalat shubuh kemudian mandi. Ada yang lain dari biasanya hari itu, oh ternyata Mamat baru mendapat rejeki tambahan dari atasannya kemarin sore. Betapa senangnya hati Mamat waktu itu.
Setelah diantar oleh tukang ojek, Mamat memberi lebih ongkos untuk tukang ojeknya, ya hitung-hitung dia baru saja mendapatkan rejeki dari atasannya.
Ongkosnya dilebihkan 10 ribu rupiah dari biasanya.
"Ini bang, aku lebihkan hari ini ongkosnya ya," kata Mamat.
"Oh iya bang, terima kasih banyak," jawab si tukang ojek.
Setelah itu, si tukang ojek berlalu dan meninggalkan langganannya itu setelah mengucapkan terima kasih dan memberi salam.
"Assalamu'alaikum bang, aku akan melanjutkan kerja dulu ya," kata si tukang ojek.
"Wa'alaikum Salam bang," jawab Mamat.
Hati Gembira.
Betapa gembiranya hati si tukang ojek ini karena mendapatkan rejeki lebih pada hari itu.
Mamat memang tergolong orang yang rajin memberi, bersedekah untuk orang lain meskipun hidupnya hanya pas-pasan saja.. Bahkan setiap pagi hari, banyak para tukang ojek yang berebut untuk mengantarkan Mamat ke kantornya.
Setelah itu, si tukang ojek yang tadi ternyata mampir dulu ke warung makan Mbok Nah. Tak biasanya si tukang ojek ini mampir sarapan sepagi itu. Karena biasanya tukang ojek itu mampir makan menjelang siang ketika akan shalat dhuhur.
Setelah sampai di warung Mbok Nah, si tukang ojek ini langsung memesan makanan untuk sarapan.
"Mbok, tolong buatkan nasi ditambah sayur, sekalian ditambah ayam goreng sepotong ya," kata si tukang ojek.
Setelah menikmati sarapan, si tukang ojek membayar biaya nasi sarapannya. Tak biasanya juga hari itu, si tukang ojek melebihkan ongkos biayanya sebesar 3 ribu rupiah kepada Mbok Nah.
"Alhamdulillah...terima kasih ya bang," kata Mbok Nah.
"Sama-sama Mbok Nah," kata si tukang ojek.
Setelah selesai, si tukang ojek segera berpamitan dan mangkal kembali di tempat biasanya untuk mencari penumpang.
Bukan main senangnya Mbok Nah waktu itu, dia telah mendapatkan rejeki sebesar 3 ribu rupiah, betapa baiknya si tukang ojek itu, gumannya dalam hati.
Ketika sedang dalam lamunan, Mbok Nah dikejutkan oleh sapaan anak semata wayangnya.
"Mbok aku berangkat sekolah dulu ya, doakan aku agar bisa mengikuti pelajaran dengan baik."
"Iya Nak, Mbok akan doakan, dan ini uang sakunya, hati-hati selama di jalan," kata Mbok Nah.
Anaknya ini berangkat ke sekolah dengan mengendarai sepeda kayuh yang jaraknya sekitar 2 kilometer.
Uang saku pun diterima anaknya, dan tak sempat melihat uang yang diberikan ibunya, uangnya langsung dimasukkan ke dalam saku atas seragam sekolahnya.
Setelah jam istirahat, anaknya Mbok Nah ini seperti biasanya membeli sebuah roti untuk mengisi perutnya.
Setelah mengambil uang di sakunya, betapa terkejutnya si anak ini karena uang yang diberikan ibunya ternyata 2 kali lipat dari biasanya, yaitu 2 ribu rupiah.
"Alhamdulillah, terima kasih ibu ya," kata anaknya dalam hati.
Membantu Sahabat.
Anaknya Mbok Nah ini akhirnya membeli roti di kantin sekolahnya sebanyak 2 buah.
Ketika akan melahap roti yang baru saja dibelinya, si anak ini melihat temannya yang sedang duduk menyendiri, terlihat sedih terlihat dari raut wajahnya.
Segera saja anaknya Mbok Nah mendekati temannya itu dan bertanya,
"Man, kenapa kamu terlihat sedih?" kata si anak yang ternyata temannya bernama Maman.
"Iya kawanku, aku lupa memabwa uang saku yang diberikan oleh ibuku tadi pagi, uang sakuku masih ada di atas meja kamarku, sekarang aku tidak bisa membeli makanan karena aku tidak punya uang, betapa laparnya hari ini" jawab temannya.
Melihat keadaan yang demikian, segera saja dia menawari temannya roti yang ada di tangan kanannya.
"Maukah kamu aku beri roti ini, kebetulan tadi aku membeli dua," jawab si anak.
Betapa senang hati kawannya itu, ucapan terima kasih dengan diiringi canda tawa riang terlihat jelas dari kedua orang sahabat itu.
Itulah sahabat, sedikit cerita tentang indahnya memberi, indahnya bersedekah, indahnya kebaikan yang telah kita berikan untuk orang lain. Orang yang kita beri meskipun hanya sedikit saja, bisa membahagiakan. Bahagia dan bahagia. Kebaikan yang kita berikan ternyata bisa membahagiakan orang lain nun jauh di sana tanpa kita sadari.
Jangan pandang rupiahnya, yang terpenting adalah sifat kedermawanan dan sifat kebaikan yang dimiliki.
(Sekali lagi mohon maaf kalau ada kesamaan nama).
Terima kasih.
Wassalamu'alaikum.
Assalamu'alaikum.
Kisahnya.
Pada suatu pagi yang cerah ada seorang karyawan swasta yang pergi ke kantor, sebut saja namanya Mamat (maaf kalau ada kesamaan nama).
Mamat ini setiap hari berangkat kerja dengan menumpang tukang ojek yang jaraknya tidak jauh dari rumahnya.
Setelah bangun tidur, Mamat kemudian shalat shubuh kemudian mandi. Ada yang lain dari biasanya hari itu, oh ternyata Mamat baru mendapat rejeki tambahan dari atasannya kemarin sore. Betapa senangnya hati Mamat waktu itu.
Setelah diantar oleh tukang ojek, Mamat memberi lebih ongkos untuk tukang ojeknya, ya hitung-hitung dia baru saja mendapatkan rejeki dari atasannya.
Ongkosnya dilebihkan 10 ribu rupiah dari biasanya.
"Ini bang, aku lebihkan hari ini ongkosnya ya," kata Mamat.
"Oh iya bang, terima kasih banyak," jawab si tukang ojek.
Setelah itu, si tukang ojek berlalu dan meninggalkan langganannya itu setelah mengucapkan terima kasih dan memberi salam.
"Assalamu'alaikum bang, aku akan melanjutkan kerja dulu ya," kata si tukang ojek.
"Wa'alaikum Salam bang," jawab Mamat.
Hati Gembira.
Betapa gembiranya hati si tukang ojek ini karena mendapatkan rejeki lebih pada hari itu.
Mamat memang tergolong orang yang rajin memberi, bersedekah untuk orang lain meskipun hidupnya hanya pas-pasan saja.. Bahkan setiap pagi hari, banyak para tukang ojek yang berebut untuk mengantarkan Mamat ke kantornya.
Setelah itu, si tukang ojek yang tadi ternyata mampir dulu ke warung makan Mbok Nah. Tak biasanya si tukang ojek ini mampir sarapan sepagi itu. Karena biasanya tukang ojek itu mampir makan menjelang siang ketika akan shalat dhuhur.
Setelah sampai di warung Mbok Nah, si tukang ojek ini langsung memesan makanan untuk sarapan.
"Mbok, tolong buatkan nasi ditambah sayur, sekalian ditambah ayam goreng sepotong ya," kata si tukang ojek.
Setelah menikmati sarapan, si tukang ojek membayar biaya nasi sarapannya. Tak biasanya juga hari itu, si tukang ojek melebihkan ongkos biayanya sebesar 3 ribu rupiah kepada Mbok Nah.
"Alhamdulillah...terima kasih ya bang," kata Mbok Nah.
"Sama-sama Mbok Nah," kata si tukang ojek.
Setelah selesai, si tukang ojek segera berpamitan dan mangkal kembali di tempat biasanya untuk mencari penumpang.
Bukan main senangnya Mbok Nah waktu itu, dia telah mendapatkan rejeki sebesar 3 ribu rupiah, betapa baiknya si tukang ojek itu, gumannya dalam hati.
Ketika sedang dalam lamunan, Mbok Nah dikejutkan oleh sapaan anak semata wayangnya.
"Mbok aku berangkat sekolah dulu ya, doakan aku agar bisa mengikuti pelajaran dengan baik."
"Iya Nak, Mbok akan doakan, dan ini uang sakunya, hati-hati selama di jalan," kata Mbok Nah.
Anaknya ini berangkat ke sekolah dengan mengendarai sepeda kayuh yang jaraknya sekitar 2 kilometer.
Uang saku pun diterima anaknya, dan tak sempat melihat uang yang diberikan ibunya, uangnya langsung dimasukkan ke dalam saku atas seragam sekolahnya.
Setelah jam istirahat, anaknya Mbok Nah ini seperti biasanya membeli sebuah roti untuk mengisi perutnya.
Setelah mengambil uang di sakunya, betapa terkejutnya si anak ini karena uang yang diberikan ibunya ternyata 2 kali lipat dari biasanya, yaitu 2 ribu rupiah.
"Alhamdulillah, terima kasih ibu ya," kata anaknya dalam hati.
Membantu Sahabat.
Anaknya Mbok Nah ini akhirnya membeli roti di kantin sekolahnya sebanyak 2 buah.
Ketika akan melahap roti yang baru saja dibelinya, si anak ini melihat temannya yang sedang duduk menyendiri, terlihat sedih terlihat dari raut wajahnya.
Segera saja anaknya Mbok Nah mendekati temannya itu dan bertanya,
"Man, kenapa kamu terlihat sedih?" kata si anak yang ternyata temannya bernama Maman.
"Iya kawanku, aku lupa memabwa uang saku yang diberikan oleh ibuku tadi pagi, uang sakuku masih ada di atas meja kamarku, sekarang aku tidak bisa membeli makanan karena aku tidak punya uang, betapa laparnya hari ini" jawab temannya.
Melihat keadaan yang demikian, segera saja dia menawari temannya roti yang ada di tangan kanannya.
"Maukah kamu aku beri roti ini, kebetulan tadi aku membeli dua," jawab si anak.
Betapa senang hati kawannya itu, ucapan terima kasih dengan diiringi canda tawa riang terlihat jelas dari kedua orang sahabat itu.
Itulah sahabat, sedikit cerita tentang indahnya memberi, indahnya bersedekah, indahnya kebaikan yang telah kita berikan untuk orang lain. Orang yang kita beri meskipun hanya sedikit saja, bisa membahagiakan. Bahagia dan bahagia. Kebaikan yang kita berikan ternyata bisa membahagiakan orang lain nun jauh di sana tanpa kita sadari.
Jangan pandang rupiahnya, yang terpenting adalah sifat kedermawanan dan sifat kebaikan yang dimiliki.
(Sekali lagi mohon maaf kalau ada kesamaan nama).
Terima kasih.
Wassalamu'alaikum.
Sunday, September 11, 2011
Anak Kecil Pencari Tuhan
Kisah islami teladan kali ini tentang seorang anak kecil yang mencari Tuhan.
Anak kecil ini mencari tahu siapakah pencipta langit dan bumi tempatnya berpijak, dialah Nabi Ibrahim a.s.
Kisahnya.
Kisah perjalanan Nabi Ibrahim saat masih kecil dalam mencari Tuhan ini disebutkan dalam ayat suci Al Qur'an, surat Al-An'am ayat 75.
ÙˆَÙƒَØ°َÙ„ِÙƒَ Ù†ُرِÙŠ Ø¥ِبْرَاهِيمَ Ù…َÙ„َÙƒُوتَ السَّÙ…َاوَاتِ Ùˆَالأرْضِ ÙˆَÙ„ِÙŠَÙƒُونَ Ù…ِÙ†َ الْÙ…ُوقِÙ†ِينَ
Artinya:
"Dan demikianlah Kami perlihatkan kepada Ibrahim tanda-tanda keagungan (kami yang terdapat) di langit dan bumi dan (kami memperlihatkannya) agar dia termasuk orang yang yakin."
Dikisahkan pada masa Raja Namrud menguasai wilayah Babilonia, lahirlah Nabi Ibrahim dari seorang wanita yang bernama Litsa binti Karbita dan ayahnya bernama Tarah. Tarah sendiri berprofesi sebagai pembuat patung untuk kemudian disembah sebagai Tuhan oleh rakyat Babilonia.
Bayi Ibrahim kemudian disembunyikan di gua tempat kelahirannya. Orang tuanya takut jika diketahui pasukan Raja Namrud, maka bayinya pasti akan dibunuh. Sebab pada masa itu ada perintah dari raja Namrud untuk membunuh semua bayi laki-laki. Di setiap kesempatan, Litsa datang ke gua itu secara sembunyi-sembunyi untuk memberi makan dan minum kepada putranya. Tanpa diketahui oleh prajurit Babilonia dan warga Babilonia, Ibrahim tumbuh dengan cepatnya.
Patung Tuli.
Ibrahim tumbuh dalam hidayah Allah SWT. Ibrahim merasa heran dengan perilaku masyarakat di sekitarnya. Mereka menyembah patung berhala. Ibrahim sudah mengerti jika patung tersebut mustahil bisa mengabulkan permohonan orang yang menyembahnya. Patung itu hanyalah benda mati yang bisu dan tuli, terlebih lagi patung-patung itu adalah buatan ayahnya sendiri.
Suatu hari Ibrahim bertanya kepada ibunya tentang Tuhan.
"Wahai ibuku, siapakah Tuhanku?" kata ibrahim.
"Akulah tuhanmu," jawab sang ibu.
"Kemudian siapakah tuhan ibu?" tanya Ibrahim lagi.
"Ayahmu adalah tuhanku," jawab ibunya lagi.
"Jika demikian, siapakah tuhan ayah?" ujar Ibrahim penasaran.
"Tuhan ayahmu adalah Raja Namrud, dialah tuhan kita semua," jelas ibunya.
"Lalu siapakah sebenarnya tuhan dari Raja Namrud?" kata Ibrahim yang terus bertanya.
Litsa hanya diam membisu. Ia tidak bisa menjawab pertanyaan anaknya. Ibrahim akhirnya mencari dan menemukan tuhan yang pantas ia sembah.
Hidayah Allah SWT.
Pada suatu malam, Ibrahim melihat bintang di langit yang besar. Ia kemudian menganggap bintang itu sebagai Tuhan. Namun, ktika bintang itu tenggelam, Ibrahim tidak lagi menganggapnya sebagai tuhan karena musathil Tuhan dapat tenggelam.
Keesokan malamnya, Ibrahim melihat bulan yang bersinar terang dan kemudian menganggap bulan itu sebagai tuhan. Namun setelah pagi hari, bulan itu tidak terlihat lagi maka Ibrahim menyebut bulan tak pantas di sembah.
Lalu pada pagi itu, Ibrahim mendapati matahari yang menyinari alam, ia pun lantas menganggap matahari sebagai tuhan.
Namun lagi-lagi Ibrahim sangat kecewa karena matahari menghilang jika malam datang.
Pencarian Ibrahim berakhir ketika Allah SWT memberikan pengertian serta keyakinan yang benar kepadanya. Sehingga Ibrahim beriman kepada Allah SWT.
"Sesungguhnya aku mendapatkan diriku kepada Tuhan yang telah menciptakan langit dan bumi, dan aku cenderung kepada agama yang benar. Sesungguhnya aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan," katanya dengan penuh rasa syukur.
Ibrahim telah menemukan Tuhan yang sesungguhnya. Dengan keyakinan dan keimanan yang mantap, Ibrahim berani mengungkapkan kebenaran.
nb:
Gambar hanya ilustrasi saja.
Anak kecil ini mencari tahu siapakah pencipta langit dan bumi tempatnya berpijak, dialah Nabi Ibrahim a.s.
Kisahnya.
Kisah perjalanan Nabi Ibrahim saat masih kecil dalam mencari Tuhan ini disebutkan dalam ayat suci Al Qur'an, surat Al-An'am ayat 75.
ÙˆَÙƒَØ°َÙ„ِÙƒَ Ù†ُرِÙŠ Ø¥ِبْرَاهِيمَ Ù…َÙ„َÙƒُوتَ السَّÙ…َاوَاتِ Ùˆَالأرْضِ ÙˆَÙ„ِÙŠَÙƒُونَ Ù…ِÙ†َ الْÙ…ُوقِÙ†ِينَ
Artinya:
"Dan demikianlah Kami perlihatkan kepada Ibrahim tanda-tanda keagungan (kami yang terdapat) di langit dan bumi dan (kami memperlihatkannya) agar dia termasuk orang yang yakin."
Dikisahkan pada masa Raja Namrud menguasai wilayah Babilonia, lahirlah Nabi Ibrahim dari seorang wanita yang bernama Litsa binti Karbita dan ayahnya bernama Tarah. Tarah sendiri berprofesi sebagai pembuat patung untuk kemudian disembah sebagai Tuhan oleh rakyat Babilonia.
Bayi Ibrahim kemudian disembunyikan di gua tempat kelahirannya. Orang tuanya takut jika diketahui pasukan Raja Namrud, maka bayinya pasti akan dibunuh. Sebab pada masa itu ada perintah dari raja Namrud untuk membunuh semua bayi laki-laki. Di setiap kesempatan, Litsa datang ke gua itu secara sembunyi-sembunyi untuk memberi makan dan minum kepada putranya. Tanpa diketahui oleh prajurit Babilonia dan warga Babilonia, Ibrahim tumbuh dengan cepatnya.
Patung Tuli.
Ibrahim tumbuh dalam hidayah Allah SWT. Ibrahim merasa heran dengan perilaku masyarakat di sekitarnya. Mereka menyembah patung berhala. Ibrahim sudah mengerti jika patung tersebut mustahil bisa mengabulkan permohonan orang yang menyembahnya. Patung itu hanyalah benda mati yang bisu dan tuli, terlebih lagi patung-patung itu adalah buatan ayahnya sendiri.
Suatu hari Ibrahim bertanya kepada ibunya tentang Tuhan.
"Wahai ibuku, siapakah Tuhanku?" kata ibrahim.
"Akulah tuhanmu," jawab sang ibu.
"Kemudian siapakah tuhan ibu?" tanya Ibrahim lagi.
"Ayahmu adalah tuhanku," jawab ibunya lagi.
"Jika demikian, siapakah tuhan ayah?" ujar Ibrahim penasaran.
"Tuhan ayahmu adalah Raja Namrud, dialah tuhan kita semua," jelas ibunya.
"Lalu siapakah sebenarnya tuhan dari Raja Namrud?" kata Ibrahim yang terus bertanya.
Litsa hanya diam membisu. Ia tidak bisa menjawab pertanyaan anaknya. Ibrahim akhirnya mencari dan menemukan tuhan yang pantas ia sembah.
Hidayah Allah SWT.
Pada suatu malam, Ibrahim melihat bintang di langit yang besar. Ia kemudian menganggap bintang itu sebagai Tuhan. Namun, ktika bintang itu tenggelam, Ibrahim tidak lagi menganggapnya sebagai tuhan karena musathil Tuhan dapat tenggelam.
Keesokan malamnya, Ibrahim melihat bulan yang bersinar terang dan kemudian menganggap bulan itu sebagai tuhan. Namun setelah pagi hari, bulan itu tidak terlihat lagi maka Ibrahim menyebut bulan tak pantas di sembah.
Lalu pada pagi itu, Ibrahim mendapati matahari yang menyinari alam, ia pun lantas menganggap matahari sebagai tuhan.
Namun lagi-lagi Ibrahim sangat kecewa karena matahari menghilang jika malam datang.
Pencarian Ibrahim berakhir ketika Allah SWT memberikan pengertian serta keyakinan yang benar kepadanya. Sehingga Ibrahim beriman kepada Allah SWT.
"Sesungguhnya aku mendapatkan diriku kepada Tuhan yang telah menciptakan langit dan bumi, dan aku cenderung kepada agama yang benar. Sesungguhnya aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan," katanya dengan penuh rasa syukur.
Ibrahim telah menemukan Tuhan yang sesungguhnya. Dengan keyakinan dan keimanan yang mantap, Ibrahim berani mengungkapkan kebenaran.
nb:
Gambar hanya ilustrasi saja.
Saturday, September 10, 2011
Umar bin Khattab dan Rakyat Jelata
Kisah teladan islami pada malam ini akan sedikit bercerita tentang kepedulian Khalifah Umar bin Khattab terhadap rakyat miskin. Kisah ini sudah sangat terkenal di kalangan Umat Islam.
Bagi para pembaca, silahkan siapkan tisu untuk menyeka air mata yang kemungkinan akan keluar pada akhir cerita ya.
Assalamu'alaikum wr.wb.
Kisahnya.
Semua sudah tahu kan dengan sosok pemimpin Islam yang menjadi Khalifah kedua, dialah Umar bin Khattab r.a. Umar bin Khattab ini masuk dalam Islam berkat hidayah dari Allah yang pertama, yang kedua berkat doa Rasulullah SAW dan yang ketiga berkat adiknya Fatimah yang terlebih dulu menjadi pengikut Nabi Muhammad SAW berkat lantunan ayat suci Al-Qur'an yang dibacanya.
Doa Rasulullah kala itu adalah,
"Semoga Allah memberi kejayaan pada Islam dengan masuknya Umar ke dalam Islam."
Dan Allah SWT pun mengabulkan doa tersebut.
Kembali ke pokok cerita, antara Khalifah Umar dan rakyat.
Umar adalah sosok pemimpin teladan yang sangat mengerti kepentingan rakyatnya. Padahal ia sendiri hidup dalam kondisi sangat sederhana.
Pada suatu malam, sudah menjadi kebiasaan bahwa Khalifah Umar bin Khattab sering berkeliling mengunjungi, menginvestigasi kondisi rakyatnya dari dekat.
Nah, pada suatu malam itu, ia menjumpai sebuah gubuk kecil yang dari dalam terdengar suara tangis anak-anak. Ia pun mendekat dan mencoba untuk memperhatikan dengan seksama keadaan gubuk itu.
Dialog Umar bin Khattab dengan seorang Ibu.
Ternyata dalam gubuk itu terlihat seorang ibu yang sedang memasak, dan dikelilingi oleh anak-anaknya yang masih kecil.
Si ibu berkata kepada anak-anaknya,
"Tunggulah...! Sebentar lagi makanannya matang."
Sang Khalifah memperhatikan dari luar, si ibu terus menerus menenangkan anak-anaknya dan mengulangi perkataannya bahwa makanan yang dimasaknya akan segera matang.
Sang Khalifaf menjadi sangat penasaran, karena yang dimask oleh ibu itu tidak kunjung matang, padahal sudah lama dia memasaknya.
Akhirnya Khalifah Umar memutuskan untuk menemui ibu itu,
"Mengapa anak-anakmu tidak juga berhenti menangis, Bu..?" tanya Sang Khalifah.
"Mereka sangat lapar," jawab si ibu.
"Kenapa tidak cepat engkau berikan makanan yang dimasak dari tadi itu?" tanya Khalifah.
"Kami tidak ada makanan. Periuk yang dari tadi aku masak hanya berisi batu untuk mendiamkan mereka. Biarlah mereka berfikir bahwa periuk itu berisi makanan, dengan begitu mereka akan berhenti menangis karena kelelahan dan tertidur." jawab si ibu.
Setelah mendengar jawab si ibu, hati sang Kahlifah Umar bin Khattab serasa teriris.
Kemudian Khalifah bertanya lagi,
"Apakah ibu sering berbuat demikian setiap hari?"
"Iya, saya sudah tidak memiliki keluarga atau pun suami tempat saya bergantung, saya sebatang kara...," jawab si ibu.
Hati dari sang Khalifah laksana mau copot dari tubuh mendengar penuturan itu, hati terasa teriris-iris oleh sebilah pisau yang tajam.
"Mengapa ibu tidak meminta pertolongan kepada Khalifah supaya ia dapat meolong dengan bantuan uang dari Baitul Mal?" tanya sang khalifah lagi.
"Ia telah zalim kepada saya...," jawab si ibu.
"Zalim....," kata sang khalifah dengan sedihnya.
"Iya, saya sangat menyesalkan pemerintahannya. Seharusnya ia melihat kondisi rakyatnya. Siapa tahu ada banyak orang yang senasib dengan saya!" kata si ibu.
Khalifah Umar bin Khattab kemudian berdiridan berkata,
"Tunggulah sebenatar Bu ya. Saya akan segera kembali."
Bantuan dari Khalifah.
Di malam yang semakin larut dan hembusan angin terasa kencang menusuk, Sang Khalifah segera bergegas menuju Baitul Mal di Madinah. Ia segera mengangkat sekarung gandum yang besar di pundaknya ditemani oleh sahabatnya Ibnu Abbas. Sahabatnya membawa minyak samin untuk memasak.
Jarak antara Madinah denga rumah ibu itu terbilang jauh, hingga membuat keringat bercucuran dengan derasnya dari tubuh Umar. Melihat hal ini, Abbas berniat untuk menggantikan Umar untuk mengangkat karung yang dibawanya itu, tapi Umar menolak sambil berkata,
"Tidak akan aku biarkan engkau membawa dosa-dosaku di akhirat kelak. Biarkan aku bawa karung besar ini karena aku merasa sudah begitu bersalah atas apa yang terjadi pada ibu dan anak-anaknya itu."
Beberapa lama kemudian sampailah Khalifah dan Abbas di gubuk ibu itu.
Begitu sekarung gandum dan minyak samin itu diserahkan, bukan main gembiranya mereka. Setelah itu, Umar berpesan agar ibu itu datang menemui Khalifah keesokan harinya untuk mendaftarkan dirinya dan anak-anaknya di Baitul Mal.
Setelah keesokan harinya, ibu dan anak-anaknya pergi untuk menemui Khalifah. Dan betapa sangat terkejutnya si ibu begitu menyaksikan bahwa lelaki yang telah menolongnya tadi malam adalah Khalifahnya sendiri, Khalifah Umar bin Khattab.
Segera saja si ibu minta maaf atas kekeliruannya yang telah menilai bahwa khalifahnya zalim terhadapnya. Namun Sang Khalifah tetap mengaku bahwa dirinyalah yang telah bersalah.
Nah, itulah kisah pemimpin teladan kita kali ini, sahabat Rasulullah SAW, Khalifah Umat Islam yang kedua, Umar bin Khattab.
Pelajaran berharga ini juga ada di Indonesia loh...yang menyatakan bahwa fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh pemerintah, seperti pada zaman Khalifah Umar bin Khattab yang menyuruh rakyatnya yang miskin untuk mendaftarkan diri di Baitul Mal dalam cerita di atas.
Akhir Kalam,
Waasalam.
Bagi para pembaca, silahkan siapkan tisu untuk menyeka air mata yang kemungkinan akan keluar pada akhir cerita ya.
Assalamu'alaikum wr.wb.
Kisahnya.
Semua sudah tahu kan dengan sosok pemimpin Islam yang menjadi Khalifah kedua, dialah Umar bin Khattab r.a. Umar bin Khattab ini masuk dalam Islam berkat hidayah dari Allah yang pertama, yang kedua berkat doa Rasulullah SAW dan yang ketiga berkat adiknya Fatimah yang terlebih dulu menjadi pengikut Nabi Muhammad SAW berkat lantunan ayat suci Al-Qur'an yang dibacanya.
Doa Rasulullah kala itu adalah,
"Semoga Allah memberi kejayaan pada Islam dengan masuknya Umar ke dalam Islam."
Dan Allah SWT pun mengabulkan doa tersebut.
Kembali ke pokok cerita, antara Khalifah Umar dan rakyat.
Umar adalah sosok pemimpin teladan yang sangat mengerti kepentingan rakyatnya. Padahal ia sendiri hidup dalam kondisi sangat sederhana.
Pada suatu malam, sudah menjadi kebiasaan bahwa Khalifah Umar bin Khattab sering berkeliling mengunjungi, menginvestigasi kondisi rakyatnya dari dekat.
Nah, pada suatu malam itu, ia menjumpai sebuah gubuk kecil yang dari dalam terdengar suara tangis anak-anak. Ia pun mendekat dan mencoba untuk memperhatikan dengan seksama keadaan gubuk itu.
Dialog Umar bin Khattab dengan seorang Ibu.
Ternyata dalam gubuk itu terlihat seorang ibu yang sedang memasak, dan dikelilingi oleh anak-anaknya yang masih kecil.
Si ibu berkata kepada anak-anaknya,
"Tunggulah...! Sebentar lagi makanannya matang."
Sang Khalifah memperhatikan dari luar, si ibu terus menerus menenangkan anak-anaknya dan mengulangi perkataannya bahwa makanan yang dimasaknya akan segera matang.
Sang Khalifaf menjadi sangat penasaran, karena yang dimask oleh ibu itu tidak kunjung matang, padahal sudah lama dia memasaknya.
Akhirnya Khalifah Umar memutuskan untuk menemui ibu itu,
"Mengapa anak-anakmu tidak juga berhenti menangis, Bu..?" tanya Sang Khalifah.
"Mereka sangat lapar," jawab si ibu.
"Kenapa tidak cepat engkau berikan makanan yang dimasak dari tadi itu?" tanya Khalifah.
"Kami tidak ada makanan. Periuk yang dari tadi aku masak hanya berisi batu untuk mendiamkan mereka. Biarlah mereka berfikir bahwa periuk itu berisi makanan, dengan begitu mereka akan berhenti menangis karena kelelahan dan tertidur." jawab si ibu.
Setelah mendengar jawab si ibu, hati sang Kahlifah Umar bin Khattab serasa teriris.
Kemudian Khalifah bertanya lagi,
"Apakah ibu sering berbuat demikian setiap hari?"
"Iya, saya sudah tidak memiliki keluarga atau pun suami tempat saya bergantung, saya sebatang kara...," jawab si ibu.
Hati dari sang Khalifah laksana mau copot dari tubuh mendengar penuturan itu, hati terasa teriris-iris oleh sebilah pisau yang tajam.
"Mengapa ibu tidak meminta pertolongan kepada Khalifah supaya ia dapat meolong dengan bantuan uang dari Baitul Mal?" tanya sang khalifah lagi.
"Ia telah zalim kepada saya...," jawab si ibu.
"Zalim....," kata sang khalifah dengan sedihnya.
"Iya, saya sangat menyesalkan pemerintahannya. Seharusnya ia melihat kondisi rakyatnya. Siapa tahu ada banyak orang yang senasib dengan saya!" kata si ibu.
Khalifah Umar bin Khattab kemudian berdiridan berkata,
"Tunggulah sebenatar Bu ya. Saya akan segera kembali."
Bantuan dari Khalifah.
Di malam yang semakin larut dan hembusan angin terasa kencang menusuk, Sang Khalifah segera bergegas menuju Baitul Mal di Madinah. Ia segera mengangkat sekarung gandum yang besar di pundaknya ditemani oleh sahabatnya Ibnu Abbas. Sahabatnya membawa minyak samin untuk memasak.
Jarak antara Madinah denga rumah ibu itu terbilang jauh, hingga membuat keringat bercucuran dengan derasnya dari tubuh Umar. Melihat hal ini, Abbas berniat untuk menggantikan Umar untuk mengangkat karung yang dibawanya itu, tapi Umar menolak sambil berkata,
"Tidak akan aku biarkan engkau membawa dosa-dosaku di akhirat kelak. Biarkan aku bawa karung besar ini karena aku merasa sudah begitu bersalah atas apa yang terjadi pada ibu dan anak-anaknya itu."
Beberapa lama kemudian sampailah Khalifah dan Abbas di gubuk ibu itu.
Begitu sekarung gandum dan minyak samin itu diserahkan, bukan main gembiranya mereka. Setelah itu, Umar berpesan agar ibu itu datang menemui Khalifah keesokan harinya untuk mendaftarkan dirinya dan anak-anaknya di Baitul Mal.
Setelah keesokan harinya, ibu dan anak-anaknya pergi untuk menemui Khalifah. Dan betapa sangat terkejutnya si ibu begitu menyaksikan bahwa lelaki yang telah menolongnya tadi malam adalah Khalifahnya sendiri, Khalifah Umar bin Khattab.
Segera saja si ibu minta maaf atas kekeliruannya yang telah menilai bahwa khalifahnya zalim terhadapnya. Namun Sang Khalifah tetap mengaku bahwa dirinyalah yang telah bersalah.
Nah, itulah kisah pemimpin teladan kita kali ini, sahabat Rasulullah SAW, Khalifah Umat Islam yang kedua, Umar bin Khattab.
Pelajaran berharga ini juga ada di Indonesia loh...yang menyatakan bahwa fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh pemerintah, seperti pada zaman Khalifah Umar bin Khattab yang menyuruh rakyatnya yang miskin untuk mendaftarkan diri di Baitul Mal dalam cerita di atas.
Akhir Kalam,
Waasalam.
Friday, September 9, 2011
Pengakuan Iblis kepada Nabi Isa
Kisah Islamiah hadir kembali dengan membawa cerita tentang pengakuan iblis kepada Nabi Isa a.s.
Iblis secara terang-terangan mengaku kepada Nabi Isa bahwa dirinya akan menyesatkan manusia dengan kesenangan dunia dan mengelabuhi manusia agar menajadikan Nabi Isa a.s sebagai Tuhan.
Kisahnya.
Semua pasti mengetahui bahwa Nabi Isa a.s adalah seorang Rasul yang lahir dari seorang ibu bernama Maryam dan tanpa ayah, akan tetapi bukan karena zina. Ketika usia kandungan Maryam semakin dekat pada hari kelahiran, ia keluar dari daerah pengasingannya untuk menyelamatkan diri.
Karena merasa sakit, Maryam membaringkan diri, dan pada saat itulah lahir seorang bayi, dialah Isa binti Maryam.
Beberapa hari setelah kelahirannya, Nabi Isa dibawa pulang ke kampung ibunya. Orang kampung saling berdatangan untuk melihat putra Maryam. Mereka mencemooh Maryam karena membawa bayi tanpa ayah. Mereka menuduhnya berbuat zina, padahal ia berasal dari keluarga baik-baik. Maryam tidak menanggapi tuduhan itu, akan tetapi memberi isyarat kepada bayinya.
Pertemuan Nabi Isa a.s dan Iblis.
Pada saat usia 30 tahun, nabi Isa a.s sering pergi ke luar rumah untuk mengasingkan diri dari keramaian, membersihkan nurani dan mencari pencerahan jiwa.
Ketika menuju ke Bukit Zaitun, Nabi Isa jatuh terduduk dekat sebuah batu besar dan merasa lapar. Tiba-tiba saja ada yang datang menghampirinya, lalu memintanya menjadikan batu besar itu roti.
"Aku mampu menjadikan batu besar itu menjadi roti, niscaya kamu tidak akan kelaparan," kata orang yang datang itu yang tak lain adalah iblis.
"Aku tidak akan meminta pertolongan kepadamu. Kebesaran Tuhan hanya ada pada Allah," kata Nabi Isa a.s.
Iblis lalu pergi setelah tidak berhasil membujuk Nabi Isa a.s. Setelah kepergian iblis itu, Nabi Isa mengucapkan syukur kepada Allah karena telah ditetapkan imannya sehingga tidak terperdaya oleh bujuk rayu iblis.
Ketika berada di bukit Zaitu, Nabi Isa bersujud dan bersyukur karena selamat dari godaan iblis. Tidak lama kemudian, Malaikat Jibril mendatanginya lalu menyampaikan tugas kenabian dan kerasulannya.
Iblis tidak hanya berhenti di situ saja, suatu saat iblis ini membawa Nabi Isa ke atas Baitullah di Yerusalem.
"Wahai kekasih Allah, jika engkau ingin dakwahmu mudah dan diterima orang-orang, maka mintalah engkau kepada Tuhanmu untuk dijatuhkan dari tempat tinggi, maka Allah akan mengutus malaikat untuk melindungimu dari cedera," kata Iblis.
Nabi Isa a.s yang mengerti maksud jahat dari Iblis itu, maka ia tidak menuruti permintaannya.
Tipu Daya Iblis.
"Wahai laknatullah, akau tahu jika engkau sedang membujukku. Bnayak orang yang hanya senang melihat mukjizatku tapi sedikit yang akan beriman kepada Allah," jelas Nabi Isa a.s.
Riwayat lain dari Ibnu Abbas menjelaskan bahwa iblis pernah bertemu dengan Nabi Isa di pintu Baitul Maqdis di Palestina.
"Wahai makhluk terlaknat, ceritakan kepadaku apa yang kamu perbuat terhadap umat Musa," tanya Nabi Isa.
"Wanita Yahudi akau jadikan menguasai mereka," jawab Iblis.
"Kemudian apa yang akan kamu perbuat terhadap umatku?" tanya Nabi Isa.
"Mereka saya perintah agar menjadikan kamu sebagai Tuhan," jawab Iblis.
"Lantas apa yang kamu lakukan terhadap umat Muhammad SAW?" tanya Nabi Isa lagi.
"Saya tidak mampu menggoda mereka, akan tetapi mereka saya rayu senang terhadap uang, dinar, dan dirham, sehingga mereka lebih menyenangi hal itu daripada lafadz Laa Ilaaha Illallah," jelas iblis.
Pada akhir dialog, Nabi Isa melihat punggung iblis tercabik-cabik dan terputus-putus.
Nabi Isa bertanya,
"Lalu kenapa punggungumu mengalami hal seperti itu?".
"Adapun sesuatu yang dapat membuat punggungku terputus adalah seorang hamba yang shalat sunnah di rumahnya baik sendiri atau dengan jamaah dan yang membuat badanku hancur adalah suara kuda perang di jalan Allah," jawab iblis.
Mengetahui trik iblis dalam menggoda umatnya, Nabi Isa dengan tegas menyatakan bahwa dirinya bukanlah Tuhan yang disembah. Beliau hanya seorang nabi dan rasul yang juga menyembah Allah SWT, Tuhan Sekalian Alam.
(Ibu Maryam tidak pernah berzina.
Nabi Isa a.s bukanlah Tuhan.
Nabi Isa a.s seorang Nabi dan Rasul dan pastinya diberi wahyu akan keberadaan seorang Nabi akhir zaman setelah sepeninggal Nabi Isa a.s.
Iblis selalu menggoda manusia sampai hari kiamat.)
Iblis secara terang-terangan mengaku kepada Nabi Isa bahwa dirinya akan menyesatkan manusia dengan kesenangan dunia dan mengelabuhi manusia agar menajadikan Nabi Isa a.s sebagai Tuhan.
Kisahnya.
Semua pasti mengetahui bahwa Nabi Isa a.s adalah seorang Rasul yang lahir dari seorang ibu bernama Maryam dan tanpa ayah, akan tetapi bukan karena zina. Ketika usia kandungan Maryam semakin dekat pada hari kelahiran, ia keluar dari daerah pengasingannya untuk menyelamatkan diri.
Karena merasa sakit, Maryam membaringkan diri, dan pada saat itulah lahir seorang bayi, dialah Isa binti Maryam.
Beberapa hari setelah kelahirannya, Nabi Isa dibawa pulang ke kampung ibunya. Orang kampung saling berdatangan untuk melihat putra Maryam. Mereka mencemooh Maryam karena membawa bayi tanpa ayah. Mereka menuduhnya berbuat zina, padahal ia berasal dari keluarga baik-baik. Maryam tidak menanggapi tuduhan itu, akan tetapi memberi isyarat kepada bayinya.
Pertemuan Nabi Isa a.s dan Iblis.
Pada saat usia 30 tahun, nabi Isa a.s sering pergi ke luar rumah untuk mengasingkan diri dari keramaian, membersihkan nurani dan mencari pencerahan jiwa.
Ketika menuju ke Bukit Zaitun, Nabi Isa jatuh terduduk dekat sebuah batu besar dan merasa lapar. Tiba-tiba saja ada yang datang menghampirinya, lalu memintanya menjadikan batu besar itu roti.
"Aku mampu menjadikan batu besar itu menjadi roti, niscaya kamu tidak akan kelaparan," kata orang yang datang itu yang tak lain adalah iblis.
"Aku tidak akan meminta pertolongan kepadamu. Kebesaran Tuhan hanya ada pada Allah," kata Nabi Isa a.s.
Iblis lalu pergi setelah tidak berhasil membujuk Nabi Isa a.s. Setelah kepergian iblis itu, Nabi Isa mengucapkan syukur kepada Allah karena telah ditetapkan imannya sehingga tidak terperdaya oleh bujuk rayu iblis.
Ketika berada di bukit Zaitu, Nabi Isa bersujud dan bersyukur karena selamat dari godaan iblis. Tidak lama kemudian, Malaikat Jibril mendatanginya lalu menyampaikan tugas kenabian dan kerasulannya.
Iblis tidak hanya berhenti di situ saja, suatu saat iblis ini membawa Nabi Isa ke atas Baitullah di Yerusalem.
"Wahai kekasih Allah, jika engkau ingin dakwahmu mudah dan diterima orang-orang, maka mintalah engkau kepada Tuhanmu untuk dijatuhkan dari tempat tinggi, maka Allah akan mengutus malaikat untuk melindungimu dari cedera," kata Iblis.
Nabi Isa a.s yang mengerti maksud jahat dari Iblis itu, maka ia tidak menuruti permintaannya.
Tipu Daya Iblis.
"Wahai laknatullah, akau tahu jika engkau sedang membujukku. Bnayak orang yang hanya senang melihat mukjizatku tapi sedikit yang akan beriman kepada Allah," jelas Nabi Isa a.s.
Riwayat lain dari Ibnu Abbas menjelaskan bahwa iblis pernah bertemu dengan Nabi Isa di pintu Baitul Maqdis di Palestina.
"Wahai makhluk terlaknat, ceritakan kepadaku apa yang kamu perbuat terhadap umat Musa," tanya Nabi Isa.
"Wanita Yahudi akau jadikan menguasai mereka," jawab Iblis.
"Kemudian apa yang akan kamu perbuat terhadap umatku?" tanya Nabi Isa.
"Mereka saya perintah agar menjadikan kamu sebagai Tuhan," jawab Iblis.
"Lantas apa yang kamu lakukan terhadap umat Muhammad SAW?" tanya Nabi Isa lagi.
"Saya tidak mampu menggoda mereka, akan tetapi mereka saya rayu senang terhadap uang, dinar, dan dirham, sehingga mereka lebih menyenangi hal itu daripada lafadz Laa Ilaaha Illallah," jelas iblis.
Pada akhir dialog, Nabi Isa melihat punggung iblis tercabik-cabik dan terputus-putus.
Nabi Isa bertanya,
"Lalu kenapa punggungumu mengalami hal seperti itu?".
"Adapun sesuatu yang dapat membuat punggungku terputus adalah seorang hamba yang shalat sunnah di rumahnya baik sendiri atau dengan jamaah dan yang membuat badanku hancur adalah suara kuda perang di jalan Allah," jawab iblis.
Mengetahui trik iblis dalam menggoda umatnya, Nabi Isa dengan tegas menyatakan bahwa dirinya bukanlah Tuhan yang disembah. Beliau hanya seorang nabi dan rasul yang juga menyembah Allah SWT, Tuhan Sekalian Alam.
(Ibu Maryam tidak pernah berzina.
Nabi Isa a.s bukanlah Tuhan.
Nabi Isa a.s seorang Nabi dan Rasul dan pastinya diberi wahyu akan keberadaan seorang Nabi akhir zaman setelah sepeninggal Nabi Isa a.s.
Iblis selalu menggoda manusia sampai hari kiamat.)
Thursday, September 8, 2011
Nabi yang Menahan Matahari
Kisah Islamiah hadir kembali dan kali ini tentang Nabi Yusya' yang mampu menahan terbenamnya matahari. Karena menunggu peperangan yang belum selesai, matahari ditahan untuk tidak terbenam terlebih dahulu oleh Allah SWT, hal ini karena doa yang dipanjatkan oleh Nabi Yusya'.
Kisahnya.
Setelah Nabu Musa a.s wafat, Nabi Yusya, bin Nun a.s membawa Bani Israil keluar dari padang pasir. Mereka berjalan hingga menyeberangi sungai Yordania dan akhirnya sampai di kota Jerica. Kota Jerica adalah sebuah kota yang mempunyai pagar dan pintu gerbang yang kuat. Bangunan-bangunan di dalamnya tinggi-tinggi serta berpenduduk padat.
Nabi Yusya' dan Bani Israil yang bersamanya, mengepung kota tersebut sampai enam bulan lamanya. Suatu hari, mereka bersepakat untuk menyerbu ke dalam. Dengan diiringi suara terompet dan pekikan takbir dan dengan semangat yang kuat, mereka pun berhasil menghancurkan pagar pembatas kota, kemudian memasukinya.
Mereka juga dapat menaklukkan sejumlah raja yang berkuasa dan mereka berhasil mengalahkan sebelas raja dan raja-raja yang berkuasa di Syam.
Hari itu hari Jum'at, peperangan belum juga usai, semnetara matahari sudah hampir terbenam, dan hal ini menunjukkan bahwa hari Jumat akan segera berlalu dan hari Sabtu akan tiba.
Padahal menurut syariat, pada hari Sabtu dilarang melakukan peperangan. Oleh karena itu Nabi Yusya' berdoa,
"Wahai matahari, sesungguhnya engkau hanya mengikuti perintah Allah, begitu pula aku. Aku bersujud mengikuti perintah-Nya. Ya Allah, tahanlah matahari itu untukku agar tidak terbenam dulu."
Doa Nabi Yusya' dikabulkan.
Setelah berdoa, ternyata benar-benar terjadi keajaiban. Doa Nabi Yusya' dikabulkan Allah SWT. Maka Allah menaklukkan matahari agar tidak terbenam sampai Nabi Yusya' dan tentaranya berhasil menaklukkan negeri itu dan memerintahkan bulan agar tidak menampakkan dirinya terlebih dahulu.
Harta Rampasan.
Maka saat itu juga Allah menahan matahari hingga Nabi itu menaklukkan daerha tersebut. Setelah bala tentaranya mengumpulkan semua harta rampasan di sebuah tempat, maka Nabi berkata,
"Di antara kalian ada yang berkhianat, masih menyimpan sebagian dari harta rampasan. Aku harap dari setiap kabilah ada seorang yang bersumpah padaku."
Maka mereka pun datang satu persatu untuk disumpah. Kedua tangan Nabi itu lengket pada tangan salah seorang diantara mereka, ia berkata,
"Di antara kabilah kalian ada yang berkhianat, aku minta semua orang di kabilahmu untuk bersumpah."
Satu persatu mereka disumpah.
Ternyata benar saja ada dua orang yang telah berkhianat dengan menyembunyikan harta rampasan. Setelah harta rampasan dikembalikan, maka dikumpulkanlah semua harta rampasan itu di sebuah lapangan. Tiba-tiba saja datanglah api menyambar harta rampasan itu dan melalapnya. (Ingat, harta rampasan memang tidak pernah dihalalkan untuk umat sebelum kita).
Diriwayatkan oleh Muslim secara terpisah,
"Dan harta rampasan dihalalkan untuk kita karena Allah melihat kelemahan dan ketidakmampuan kita."
Setelah Baitul Maqdis dapat dikuasai oleh Bani Israil, maka mereka hidup di dalamnya dan diantara mereka ada Nabi Yusya' yang memerintah mereka dengan kitab Allah, Taurat, sampai akhir hayatnya.
Kisah ini dipetik dari hadits berikut ini:
Dari Abu Hurairah r.a, dia berkata, Rasulullah SAW bersabda,
"Sesungguhnya matahri itu tidak pernah bertahan tidak terbenam hanya karena seorang manusia kecil kecuali untuk Yusya'. Yakni pada malam-malam dia berjalan ke Baitul Maqdis (untuk jihad)."
(HR. Ahmad dan sanadnya sesuai dengan syarat Al-Bukhari).
Diriwayatkan pula dari Abu Hurairah r.a, dia berkata, Rasululah SAW bersabda,
"Ada seorang nabi dari nabi-nabi Allah yang ingin berperang. Dia berkata kepada kaumnya, "Tidak boleh ikut bersamaku dalam peperangan ini seorang laki-laki yang telah berkumpul dengan istrinya dan dari itu dia mengharapkan anak tapi masih belum mendapatkannya, begitu pula orang yang telah membangun rumah tapi atapnya belum selesai.
Juga tidak boleh ikut bersamaku orang yang telah membeli kambing atau unta hamil yang dia tunggu kelahiran anknya."
Maka berangkatlah Nabi itu berjihad, dia sudah berada di dekat suatu desa atau daerah yang dituju saat Ashar telah tiba atau hampir tiba. Maka dia berkata kepada matahari,
"Hai matahari, engkau tunduk kepada perintah Allah dan akupun juga demikian. Ya Allah, tahanlah matahari itu sejenak agar tidak terbenam."
Akhir kata, Wallahu A'lam.
Kisahnya.
Setelah Nabu Musa a.s wafat, Nabi Yusya, bin Nun a.s membawa Bani Israil keluar dari padang pasir. Mereka berjalan hingga menyeberangi sungai Yordania dan akhirnya sampai di kota Jerica. Kota Jerica adalah sebuah kota yang mempunyai pagar dan pintu gerbang yang kuat. Bangunan-bangunan di dalamnya tinggi-tinggi serta berpenduduk padat.
Nabi Yusya' dan Bani Israil yang bersamanya, mengepung kota tersebut sampai enam bulan lamanya. Suatu hari, mereka bersepakat untuk menyerbu ke dalam. Dengan diiringi suara terompet dan pekikan takbir dan dengan semangat yang kuat, mereka pun berhasil menghancurkan pagar pembatas kota, kemudian memasukinya.
Mereka juga dapat menaklukkan sejumlah raja yang berkuasa dan mereka berhasil mengalahkan sebelas raja dan raja-raja yang berkuasa di Syam.
Hari itu hari Jum'at, peperangan belum juga usai, semnetara matahari sudah hampir terbenam, dan hal ini menunjukkan bahwa hari Jumat akan segera berlalu dan hari Sabtu akan tiba.
Padahal menurut syariat, pada hari Sabtu dilarang melakukan peperangan. Oleh karena itu Nabi Yusya' berdoa,
"Wahai matahari, sesungguhnya engkau hanya mengikuti perintah Allah, begitu pula aku. Aku bersujud mengikuti perintah-Nya. Ya Allah, tahanlah matahari itu untukku agar tidak terbenam dulu."
Doa Nabi Yusya' dikabulkan.
Setelah berdoa, ternyata benar-benar terjadi keajaiban. Doa Nabi Yusya' dikabulkan Allah SWT. Maka Allah menaklukkan matahari agar tidak terbenam sampai Nabi Yusya' dan tentaranya berhasil menaklukkan negeri itu dan memerintahkan bulan agar tidak menampakkan dirinya terlebih dahulu.
Harta Rampasan.
Maka saat itu juga Allah menahan matahari hingga Nabi itu menaklukkan daerha tersebut. Setelah bala tentaranya mengumpulkan semua harta rampasan di sebuah tempat, maka Nabi berkata,
"Di antara kalian ada yang berkhianat, masih menyimpan sebagian dari harta rampasan. Aku harap dari setiap kabilah ada seorang yang bersumpah padaku."
Maka mereka pun datang satu persatu untuk disumpah. Kedua tangan Nabi itu lengket pada tangan salah seorang diantara mereka, ia berkata,
"Di antara kabilah kalian ada yang berkhianat, aku minta semua orang di kabilahmu untuk bersumpah."
Satu persatu mereka disumpah.
Ternyata benar saja ada dua orang yang telah berkhianat dengan menyembunyikan harta rampasan. Setelah harta rampasan dikembalikan, maka dikumpulkanlah semua harta rampasan itu di sebuah lapangan. Tiba-tiba saja datanglah api menyambar harta rampasan itu dan melalapnya. (Ingat, harta rampasan memang tidak pernah dihalalkan untuk umat sebelum kita).
Diriwayatkan oleh Muslim secara terpisah,
"Dan harta rampasan dihalalkan untuk kita karena Allah melihat kelemahan dan ketidakmampuan kita."
Setelah Baitul Maqdis dapat dikuasai oleh Bani Israil, maka mereka hidup di dalamnya dan diantara mereka ada Nabi Yusya' yang memerintah mereka dengan kitab Allah, Taurat, sampai akhir hayatnya.
Kisah ini dipetik dari hadits berikut ini:
Dari Abu Hurairah r.a, dia berkata, Rasulullah SAW bersabda,
"Sesungguhnya matahri itu tidak pernah bertahan tidak terbenam hanya karena seorang manusia kecil kecuali untuk Yusya'. Yakni pada malam-malam dia berjalan ke Baitul Maqdis (untuk jihad)."
(HR. Ahmad dan sanadnya sesuai dengan syarat Al-Bukhari).
Diriwayatkan pula dari Abu Hurairah r.a, dia berkata, Rasululah SAW bersabda,
"Ada seorang nabi dari nabi-nabi Allah yang ingin berperang. Dia berkata kepada kaumnya, "Tidak boleh ikut bersamaku dalam peperangan ini seorang laki-laki yang telah berkumpul dengan istrinya dan dari itu dia mengharapkan anak tapi masih belum mendapatkannya, begitu pula orang yang telah membangun rumah tapi atapnya belum selesai.
Juga tidak boleh ikut bersamaku orang yang telah membeli kambing atau unta hamil yang dia tunggu kelahiran anknya."
Maka berangkatlah Nabi itu berjihad, dia sudah berada di dekat suatu desa atau daerah yang dituju saat Ashar telah tiba atau hampir tiba. Maka dia berkata kepada matahari,
"Hai matahari, engkau tunduk kepada perintah Allah dan akupun juga demikian. Ya Allah, tahanlah matahari itu sejenak agar tidak terbenam."
Akhir kata, Wallahu A'lam.
Tuesday, September 6, 2011
Saturday, September 3, 2011
Sembuh dari Buta berkat Syahadat
Pada zaman dahulu ada seorang budak dari Abu Jahal yang bernama Zunairah. Dia merupakan telah menjadi mualaf.
Dengan masuknya Zunairah menjadi seorang muslim, hal itu membuat Abu Jahal sangat marah, hingga menyiksanya sampai buta. Akan tetapi setelah membaca syahadat, mata Zunairah menjadi sembuh kembali.
Kisahnya.
Pada zaman Nabi Muhammad SAW, hampir sebagian besar sahabat Nabi mengalami siksaan yang amat pedih. Salah satunya adalah budak berkulit hitam yang bernama Zunairah, dialah budak Abu Jahal.
Meskipun sebagai budak, Zunairah mampu mengimani apa yang didakwahkan Rasulullah SAW. Namun karena masih berstatus budak, dirinya diam-diam melakukan ibadah seolah tidak ingin diketahui oleh majikannya yang teramat menentang dakwah Rasulullah SAW.
Akhirnya, pada suatu hari, Abu Jahal mengetahui perihal keimanan Zunairah.
Abu Jahal marah sekali,
"Aku baru saja mendengar kabar bahwa kamu baru masuk Islam?" kata Abu Jahal sambil menampar pipi budaknya itu.
"Memang benar. Mulai saat ini aku percaya pada seruan Nabi Muhammad SAW, karena itu aku mengikutinya," jawab Zunairah dengan tenang.
Teguh Iman.
Jawaban yang jelas dan tegas itu telah membuat Abu Jahal semakin marah. Tangannya langsung menuju muka Zunairah, bahkan kakinya juga ikut menendang, sehingga budak itu jatuh tersungkur di tanah. Meskipun disiksa sedemikan itu, namun iman Zunairah tetap tegar.
Setelah lelah menyiksa budaknya, Abu Jahal kemudian membawa budaknya ke tanah lapang. Abu Jahal kemudian menghajar Zunairah lagi, padahal Zunairah sudah buta karena terkena pukulan keras sebelumnya. Melihat keadaan yang demikian itu, Abu Jahal tertawa keras dan mengejek.
"Matamu menjadi buta itu karena akibat kau masuk islam," ejek Abu Jahal.
Betap sakitnya hati Zunairah mendengar olok-olokan yang dilontarkan oleh Abu Jahal itu. Meskipun demikian, Zunairah tidak ingin kembali ke agamanya yang dahulu. Ia tetap yakin bahwa hanya Allah SWT saja yang berhak disembah dan Nabi Muhammad adalah utusan-Nya.
"Kalian semua pembohong dan tak bermoral. lata dan uzza yang kalian sembah itu tidak akan bisa berbuat apa-apa, apalagi memberi manfaat kepada kalian," ujar Zunairah.
Mendapat jawaban yang demikian itu, tentu saja Abu Jahal semakin merah padam.
"Wahai Zunairah, ingatlah kepada lata dan uzza. Itu adalah berhala sembahan kita sejak nenek moyang. Tak takutkah jika mereka nanti murka kepadamu? Tinggalkanlah segera agama Muhammad yang melecehkan kita," ajak Abu Jahal sambil menarik rambut Zunairah.
Zunairah tetap saja pada keyakinannya meskipun sudah menderita lahir dan batin, dia tetap tidak mau dengan ajakan Abu Jahal dan teman-temannya.
"Wahai Abu Jahal, sebenarnya lata dan uzza itu buta. Lebih buta daripada mataku yang buta ini. Meskipun mataku buta, Allah tidak akan sulit mengembalikannya menjadi terang, tidak seperti tuhanmu lata dan uzza itu," jelas Zunairah.
Mata Zunairah sembuh.
Karena hari sudah menjelang malam, siksaan terhadap Zunairah untuk sementara dihentikan. Zunairah diperintahkan pulang ke rumah Abu Jahal. Tak lama kemudian, Zunairah membaca syahadat. Sungguh ajaib, setelah membaca syahadat, tiba-tiba saja mata Zunairah kembali dapat melihat dan semua bekas siksaan yang ada di tubuhnya hilang.
Menjelang pagi hari, Abu Jahal ingin menyiksa lagi Zunairah.
"Hai Zunairah, cepatlah kemari," seru Abu Jahal.
Begitu melihat wajah Zunairah bersih, memar-memar bekas pukulan juga hilang, apalagi ditambah kedua mata Zunairah telah sembuh, hal itu membuat Abu Jahal semakin sakit hati.
"Kamu apakan wajahmu, padahal matamu kemarin buta dan bedarah, tapi sekarang kok bisa sembuh. Aku yakin ini pasti ulah sihir Muhammad karena dia pandai main sihir," ujar Abu Jahal.
"Tuan jangan salah paham. Ini semua berkat kekuasaan Allah SWT. Hanya Dialah yang bisa membuat manusia sehat, hidup, mati dan masih banyak lagi. Sedangkan Muhammad itu hanya manusia biasa, dia cumaa utusan Allah SWT," jawab Zunairah.
Setelah itu, Abu Jahal segera saja menarik tubuh Zunairah ke lapangan. Siksaan pun dilakukannya.
Untungnya, ada Abu Bakar yang lewat dan datang mendekatinya. Tak lama kemudian, Abu Bakar menebus Zunairah, dan akhirnya dia bebas tidak menjadi budak lagi.
Dengan masuknya Zunairah menjadi seorang muslim, hal itu membuat Abu Jahal sangat marah, hingga menyiksanya sampai buta. Akan tetapi setelah membaca syahadat, mata Zunairah menjadi sembuh kembali.
Kisahnya.
Pada zaman Nabi Muhammad SAW, hampir sebagian besar sahabat Nabi mengalami siksaan yang amat pedih. Salah satunya adalah budak berkulit hitam yang bernama Zunairah, dialah budak Abu Jahal.
Meskipun sebagai budak, Zunairah mampu mengimani apa yang didakwahkan Rasulullah SAW. Namun karena masih berstatus budak, dirinya diam-diam melakukan ibadah seolah tidak ingin diketahui oleh majikannya yang teramat menentang dakwah Rasulullah SAW.
Akhirnya, pada suatu hari, Abu Jahal mengetahui perihal keimanan Zunairah.
Abu Jahal marah sekali,
"Aku baru saja mendengar kabar bahwa kamu baru masuk Islam?" kata Abu Jahal sambil menampar pipi budaknya itu.
"Memang benar. Mulai saat ini aku percaya pada seruan Nabi Muhammad SAW, karena itu aku mengikutinya," jawab Zunairah dengan tenang.
Teguh Iman.
Jawaban yang jelas dan tegas itu telah membuat Abu Jahal semakin marah. Tangannya langsung menuju muka Zunairah, bahkan kakinya juga ikut menendang, sehingga budak itu jatuh tersungkur di tanah. Meskipun disiksa sedemikan itu, namun iman Zunairah tetap tegar.
Setelah lelah menyiksa budaknya, Abu Jahal kemudian membawa budaknya ke tanah lapang. Abu Jahal kemudian menghajar Zunairah lagi, padahal Zunairah sudah buta karena terkena pukulan keras sebelumnya. Melihat keadaan yang demikian itu, Abu Jahal tertawa keras dan mengejek.
"Matamu menjadi buta itu karena akibat kau masuk islam," ejek Abu Jahal.
Betap sakitnya hati Zunairah mendengar olok-olokan yang dilontarkan oleh Abu Jahal itu. Meskipun demikian, Zunairah tidak ingin kembali ke agamanya yang dahulu. Ia tetap yakin bahwa hanya Allah SWT saja yang berhak disembah dan Nabi Muhammad adalah utusan-Nya.
"Kalian semua pembohong dan tak bermoral. lata dan uzza yang kalian sembah itu tidak akan bisa berbuat apa-apa, apalagi memberi manfaat kepada kalian," ujar Zunairah.
Mendapat jawaban yang demikian itu, tentu saja Abu Jahal semakin merah padam.
"Wahai Zunairah, ingatlah kepada lata dan uzza. Itu adalah berhala sembahan kita sejak nenek moyang. Tak takutkah jika mereka nanti murka kepadamu? Tinggalkanlah segera agama Muhammad yang melecehkan kita," ajak Abu Jahal sambil menarik rambut Zunairah.
Zunairah tetap saja pada keyakinannya meskipun sudah menderita lahir dan batin, dia tetap tidak mau dengan ajakan Abu Jahal dan teman-temannya.
"Wahai Abu Jahal, sebenarnya lata dan uzza itu buta. Lebih buta daripada mataku yang buta ini. Meskipun mataku buta, Allah tidak akan sulit mengembalikannya menjadi terang, tidak seperti tuhanmu lata dan uzza itu," jelas Zunairah.
Mata Zunairah sembuh.
Karena hari sudah menjelang malam, siksaan terhadap Zunairah untuk sementara dihentikan. Zunairah diperintahkan pulang ke rumah Abu Jahal. Tak lama kemudian, Zunairah membaca syahadat. Sungguh ajaib, setelah membaca syahadat, tiba-tiba saja mata Zunairah kembali dapat melihat dan semua bekas siksaan yang ada di tubuhnya hilang.
Menjelang pagi hari, Abu Jahal ingin menyiksa lagi Zunairah.
"Hai Zunairah, cepatlah kemari," seru Abu Jahal.
Begitu melihat wajah Zunairah bersih, memar-memar bekas pukulan juga hilang, apalagi ditambah kedua mata Zunairah telah sembuh, hal itu membuat Abu Jahal semakin sakit hati.
"Kamu apakan wajahmu, padahal matamu kemarin buta dan bedarah, tapi sekarang kok bisa sembuh. Aku yakin ini pasti ulah sihir Muhammad karena dia pandai main sihir," ujar Abu Jahal.
"Tuan jangan salah paham. Ini semua berkat kekuasaan Allah SWT. Hanya Dialah yang bisa membuat manusia sehat, hidup, mati dan masih banyak lagi. Sedangkan Muhammad itu hanya manusia biasa, dia cumaa utusan Allah SWT," jawab Zunairah.
Setelah itu, Abu Jahal segera saja menarik tubuh Zunairah ke lapangan. Siksaan pun dilakukannya.
Untungnya, ada Abu Bakar yang lewat dan datang mendekatinya. Tak lama kemudian, Abu Bakar menebus Zunairah, dan akhirnya dia bebas tidak menjadi budak lagi.
Thursday, September 1, 2011
Dapat Bidadari setelah Bersedekah
Kisah-kisah teladan islami hadir kembali setelah hari raya Idul Fitri 1432 Hijriyah. Dan kali ini bercerita tentang seorang miskin yang ahli bersedekah.
Jikalau ada orang kaya yang bersedekah, hal itu merupakan hal yang biasa, namun kalau ada seorang yang miskin berani bersedekah dengan keimanan yang sangat tinggi, itu baru namanya luar biasa.
Seperti itulah yang dialami oleh 'Athiyah bin Kholaf.
Subhanallah...
Saat ajal menjemputnya, ia diberi kemudahan meninggal dunia setelah berdoa.
Kisahnya.
'Athiyah bin Kholaf adalah seorang pedagang kurma yang kaya raya dari Mesir. Oleh karena suatu hal, bisnisnya jatuh terpuruk dan bangkrut. Ia menderita kerugian yang sangat besar sehingga membuatnya jatuh miskin. Bahkan karena sangat miskinnya, ia hanya mempunyai pakaian yang melekat di badan dan sebuah sarung untuk menutupi auratnya serta sebuah tempat tinggal yang amat sangat sederhana.
Ketika bulan Muharram datang, ia melakukan shalat dua rakaat di Masjid Amru bin Ash. Kebiasaan yang berlaku di masjid itu pada hari biasa adalah tidak diperkenankannya seorang wanita di masjid waktu itu. Kecuali pada hari-hari di bulan Muharram saja. Di masjid itu, 'Athiyah berdoa dengan amat khusyuk bersama orang banyak.
Bersedekah untuk Pengemis.
Ketika 'Athiyah bin Kholaf sedang khusyuknya berdoa, tiba-tiba ada seorang wanita bersama anak-anaknya mendekat sambil berkata,
"Demi Allah, semoga Tuan bisa membantu kesulitan yang sedang aku hadapi saat ini. Aku adalah Syanifah. Berilah aku sesuatu yang bisa memenuhi kebutuhan makan anak-anakku. Suamiku telah meninggal dunia dan tidak meninggalkan apa-apa."
'Athiyah berkata dalam hatinya,
"Aku juga tidak mempunyai sesuatu selain baju ini. Jika aku lepas di sini dan aku berikan pada wanita itu, akan terbukalah tubuhku. Jika wanita ini aku tolak, alasan apakah yang akan aku kemukakan pada Nabi SAW?"
Akhirnya 'Athiyah berkata,
"Mari ke rumahku. Aku akan memberimu sesuatu."
Maka wanita itu pun mengikuti 'Athiyah sampai di rumahnya.
Lalu 'Athiytah menyuruhnya untuk menunggu di luar rumahnya. Tidak lama kemudian 'Athiyah keluar hanya mengenakan kain sarung saja dengan membawa sepotong baju lusuh. Diberikannya baju lusuh tadi kepada wanita tersebut untuk dijualnya.
Tak terkirakan gembiranya wanita tadi ketika menerima pemberian 'Athiyah. Lalu ia mendoakan 'Athiyah,
"Semoga Allah memberikan pada Tuan sebuah pakaian di surga dan Tuan tidak akan membutuhkan sesuatu pada orang lain selama hidup Tuan."
Bertemu Bidadari.
'Athiyah merasa sangat senang mendengar do'a tersebut. Setelah wanita itu pulang, ia melaklukan shalat dan berzikir hingga larut malam dan tertidur. Ketika tidur, ia bermimpi melihat seorang wanita cantik jelita dan belum pernah ia lihat di dunia ini. Di tangan wanita itu ada buah apel yang amat harum baunya. Anehnya, ketika buah apel itu dibelah, dari belahan apel itu keluar pakaian yang snagat indah dan terlihat mahal. Rupanya pakaian itu langsung diproduksi dari syurga.
Pakaian itu diberikannya kepada 'Athiyah bin Kholaf. Setelah pakaian itu dikenakan, tiba-tiba bidadari itu duduk di pangkuannya.
'Athiyah lantas bertanya,
"Siapakah kamu ini?"
"Aku adalah 'Asyurah, istrimu di surga," jawab bidadari itu.
"Dengan amal apakah aku memperoleh kemuliaan seperti ini?" tanya 'Athiyah.
Lalu bidadari itu menjawab,
"Dengan seorang janda miskin yang kamu beri sedekah."
Setelah terjadi dialog tersebut, tiba-tiba bidadari itu menghilang dari pangkuannya. Hilangnya bidadari itu membuat 'Athiyah terbangun dan sadar bahwa ia baru saja bermimpi, namun anehnya saat ia terbangun ia masih merasakan bau harum seperti yang dialaminya dalam mimpi.
Setelah kejadian itu 'Athiyah sangat senang. Sangat senang telah mendapatkan mimpi itu. Kemudian ia mengambil air wudhu untuk melaksanakan shalat sebagai tanda rasa syukurnya kepada Allah SWT.
Doa yang dibaca oleh 'Athiyah adalah,
"Wahai Allah SWT, Tuhanku. Apabila mimpi dalam tidurku itu benar dan bidadari dalam mimpiku itu adalah istriku di surga, maka matikanlah aku saat ini juga untuk bertemu dengan-Mu."
Setelah selesai berdoa, ia langsung meninggal dunia.
Subhanallah....
Subhanallah...
Subhanallah...
Ia meninggal dunia dengan tenang dan mati Khusnul Khatimah.
NB:
Sungguh sangat beruntung orang yang ahli bersedekah.
Karena keikhlasan hati untuk menolong seorang janda yang miskin, 'Athiyah mendapatkan pengganti yang sangat luar biasa. Hal ini terjadi karena 'Athiyah orang yang taat beragama dan ahli sedekah.
Dia sangat ikhlas menolong janda miskin yang benar-benar miskin. Sungguh janda itu miskin, dan bukannya hanya tipuan miskin agar disedekahi. Jelas terlihat bahwa si janda sangat senang, si pemberi juga sangat senang.
Lalu bagaimanakah kalau kita bersedekah kepada orang berpunya yang mengaku miskin...
Wallahu A'lam...
Jikalau ada orang kaya yang bersedekah, hal itu merupakan hal yang biasa, namun kalau ada seorang yang miskin berani bersedekah dengan keimanan yang sangat tinggi, itu baru namanya luar biasa.
Seperti itulah yang dialami oleh 'Athiyah bin Kholaf.
Subhanallah...
Saat ajal menjemputnya, ia diberi kemudahan meninggal dunia setelah berdoa.
Kisahnya.
'Athiyah bin Kholaf adalah seorang pedagang kurma yang kaya raya dari Mesir. Oleh karena suatu hal, bisnisnya jatuh terpuruk dan bangkrut. Ia menderita kerugian yang sangat besar sehingga membuatnya jatuh miskin. Bahkan karena sangat miskinnya, ia hanya mempunyai pakaian yang melekat di badan dan sebuah sarung untuk menutupi auratnya serta sebuah tempat tinggal yang amat sangat sederhana.
Ketika bulan Muharram datang, ia melakukan shalat dua rakaat di Masjid Amru bin Ash. Kebiasaan yang berlaku di masjid itu pada hari biasa adalah tidak diperkenankannya seorang wanita di masjid waktu itu. Kecuali pada hari-hari di bulan Muharram saja. Di masjid itu, 'Athiyah berdoa dengan amat khusyuk bersama orang banyak.
Bersedekah untuk Pengemis.
Ketika 'Athiyah bin Kholaf sedang khusyuknya berdoa, tiba-tiba ada seorang wanita bersama anak-anaknya mendekat sambil berkata,
"Demi Allah, semoga Tuan bisa membantu kesulitan yang sedang aku hadapi saat ini. Aku adalah Syanifah. Berilah aku sesuatu yang bisa memenuhi kebutuhan makan anak-anakku. Suamiku telah meninggal dunia dan tidak meninggalkan apa-apa."
'Athiyah berkata dalam hatinya,
"Aku juga tidak mempunyai sesuatu selain baju ini. Jika aku lepas di sini dan aku berikan pada wanita itu, akan terbukalah tubuhku. Jika wanita ini aku tolak, alasan apakah yang akan aku kemukakan pada Nabi SAW?"
Akhirnya 'Athiyah berkata,
"Mari ke rumahku. Aku akan memberimu sesuatu."
Maka wanita itu pun mengikuti 'Athiyah sampai di rumahnya.
Lalu 'Athiytah menyuruhnya untuk menunggu di luar rumahnya. Tidak lama kemudian 'Athiyah keluar hanya mengenakan kain sarung saja dengan membawa sepotong baju lusuh. Diberikannya baju lusuh tadi kepada wanita tersebut untuk dijualnya.
Tak terkirakan gembiranya wanita tadi ketika menerima pemberian 'Athiyah. Lalu ia mendoakan 'Athiyah,
"Semoga Allah memberikan pada Tuan sebuah pakaian di surga dan Tuan tidak akan membutuhkan sesuatu pada orang lain selama hidup Tuan."
Bertemu Bidadari.
'Athiyah merasa sangat senang mendengar do'a tersebut. Setelah wanita itu pulang, ia melaklukan shalat dan berzikir hingga larut malam dan tertidur. Ketika tidur, ia bermimpi melihat seorang wanita cantik jelita dan belum pernah ia lihat di dunia ini. Di tangan wanita itu ada buah apel yang amat harum baunya. Anehnya, ketika buah apel itu dibelah, dari belahan apel itu keluar pakaian yang snagat indah dan terlihat mahal. Rupanya pakaian itu langsung diproduksi dari syurga.
Pakaian itu diberikannya kepada 'Athiyah bin Kholaf. Setelah pakaian itu dikenakan, tiba-tiba bidadari itu duduk di pangkuannya.
'Athiyah lantas bertanya,
"Siapakah kamu ini?"
"Aku adalah 'Asyurah, istrimu di surga," jawab bidadari itu.
"Dengan amal apakah aku memperoleh kemuliaan seperti ini?" tanya 'Athiyah.
Lalu bidadari itu menjawab,
"Dengan seorang janda miskin yang kamu beri sedekah."
Setelah terjadi dialog tersebut, tiba-tiba bidadari itu menghilang dari pangkuannya. Hilangnya bidadari itu membuat 'Athiyah terbangun dan sadar bahwa ia baru saja bermimpi, namun anehnya saat ia terbangun ia masih merasakan bau harum seperti yang dialaminya dalam mimpi.
Setelah kejadian itu 'Athiyah sangat senang. Sangat senang telah mendapatkan mimpi itu. Kemudian ia mengambil air wudhu untuk melaksanakan shalat sebagai tanda rasa syukurnya kepada Allah SWT.
Doa yang dibaca oleh 'Athiyah adalah,
"Wahai Allah SWT, Tuhanku. Apabila mimpi dalam tidurku itu benar dan bidadari dalam mimpiku itu adalah istriku di surga, maka matikanlah aku saat ini juga untuk bertemu dengan-Mu."
Setelah selesai berdoa, ia langsung meninggal dunia.
Subhanallah....
Subhanallah...
Subhanallah...
Ia meninggal dunia dengan tenang dan mati Khusnul Khatimah.
NB:
Sungguh sangat beruntung orang yang ahli bersedekah.
Karena keikhlasan hati untuk menolong seorang janda yang miskin, 'Athiyah mendapatkan pengganti yang sangat luar biasa. Hal ini terjadi karena 'Athiyah orang yang taat beragama dan ahli sedekah.
Dia sangat ikhlas menolong janda miskin yang benar-benar miskin. Sungguh janda itu miskin, dan bukannya hanya tipuan miskin agar disedekahi. Jelas terlihat bahwa si janda sangat senang, si pemberi juga sangat senang.
Lalu bagaimanakah kalau kita bersedekah kepada orang berpunya yang mengaku miskin...
Wallahu A'lam...
Subscribe to:
Posts (Atom)