Thursday, October 25, 2012
Bapak, You Are My Hero
AKU DAN AYAH Aku membuka lap topku. Aku nyalakan dan menunggunya loading. Pertama kali yang aku buka adalah kotak email. Temanku Joko Pramono, dulu sekelas waktu di SMA 1 Salatiga, bilang telah mengirimkan email untukku. Dia ingin aku menulis kisah tentang ayahnya. Kata demi kata kubaca tulisan itu: "Kalau bicara soal Bapak, aku sering heran dan tidak habis pikir, kok bisa bapakku kerja di sebuah yayasan sosial non profit oriented dengan gaji pas-pasan selama bertahun-tahun. Dengan pekerjaan yang tak menjanjikan itu, beliau harus membiaya 6 anak, dan herannya bisa bertahan selama 30 tahun, hingga pensiun." "Dibandingkan dengan aku, yang pekerjaannya jauh lebih enak, lebih menjanjikan, aku ini belum apa-apa. Kalau aku, baru menghadapi persoalan kecil saja sudah tidak betah dengan kondisi pekerjaan. Memang benar, Bapak seorang pribadi yang tangguh." "Bahkan untuk pekerjaan yang dicintainya, Bapak juga harus bertaruh dengan nyawa. Suatu ketika, Bapak harus berhadapan dengan para pengganggu yang ingin menggerogoti harta kekayaan Yayasan. Tetapi Bapak tetap membela dan melindungi harta yayasan. Padahal beliau diancam pakai sabit atau clurit segala, serem kan." Begitu banyak cobaan buat Bapak, saat pensiun Yayasan ingin merelokasi rumah yang sudah bertahun kami ditinggali. Seakan tidak peduli begitu besar sumbangan tenaga dan pikiran yang diberikan Bapak kepada yayasan. Namun akhirnya atas berbagai pertimbangan, kami sekeluarga tidak perlu pindah." "Bagiku, you are my hero Dad I proud of you.... Dari semua kenangan itu, aku banyak belajar tentang kesabaran dan arti perjuangan hidup. I love you Dad..." Aku menutup email itu, dan mengambil nafas panjang. Jakarta, 26 Oktober 2012
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment