Saturday, October 20, 2012
Karena Hatimu
FLASH FICTION Aku terdiam dalam ketakutan. Wajahmu memerah menahan marah. Saat begini, saat kau sangat marah begini, aku memilih diam. Aku berdoa dan menunduk, membiarkan waktu mengalirkan amarah itu pergi. "Berapa lama kamu bersamanya?" gertakmu. Aku tak menjawab. Mengusap air mata yang luruh di pipiku perlahan. Aku tak ingin kamu melihatku menangis. Aku harus tetap tegar dan sabar. "Jawab!" Aku menatap matanya. Aku memandangi ada darah mengalir di kepalanya dengan deras. Aku membetulkan duduk-ku untuk menghalau ketakutan yang kupendam. "Dia hanya mengantarkan sepiring makanan buatannya, lalu pergi..." jawabku. "Kau berbincang apa?" "Hanya basa-basi..." "Basa basi apa?" "Dia bilang sedang mencoba resep baru, dan ingin aku mencobanya..." "Terus?" "Aku berterima kasih kepadanya..." "Hanya itu?" "Iyaa..." "Bohooong!" "Tidak, Mas, aku tidak bohong..." "Dasar pelacur..." "Lihat mataku...!" Aku mendekatinnya. lalu aku tatap matanya tajam-tajam. Kami bersitatap. Mata marah itu mulai meremang. Aku meraih tangannya. Lalu aku peluk dengan erat tubuhnya. "Aku tak pernah membohongimu..." Dia membuka tangan dan memelukku dengan tenang. Aku merasakan dengup di dadanya sudah mulai teratur. "Maafkan aku, sayang..." "Iya..." "Kenapa aku ini, kenapa aku begitu cemburu pada apapun di dekatmu..." "Itu membuatku begitu berharga," jawabku. "Dan sifat burukku, kenapa tak pernah membuatmu menyerah..." "Aku mencintaimu bukan karena kelebihanmu, juga bukan karena kekuranganmu, aku mencintaimu karena hatimu," kataku kemudian. Kami berpelukan semakin erat. Jiwa resah di hadapanku ini kemudian mulai mendingin dan tenang. Biarpun kamu pemarah, tetapi aku tahu bahwa hatimu baik. Langit malam indah menawan, dan tak ada yang lebih indah selain hanyut dalam pelukan cintamu. Jakarta, 21 Oktober 2012
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment