Kisah islamiah kali ini akan bercerita tentang salah satu punggawa Walisanga yang yaitu Sunan Kalijaga.
Dari manakah asalnya hingga sampai menjadi seorang wali yang sangat dikagumi hingga sekarang. Karena kisahnya sangat panjang, maka akan dipecah-pecah menjadi beberapa judul postingan.
Kisahnya.
Siapa Sunan Kalijaga
Sunan Kalijaga aslinya bernama Raden Said.
Beliau ini adalah putra Adipati Tuban yang bernama Tumenggung Wilatikta. Tumenggung Wilatikta seringkali disebut Raden Sahur.Walaupun dia ini termasuk keturunan Ranggalawe yang beragama Hindu, tapi Raden Sahur sendiri sudah masuk agama Islam.
Sejak kecil Raden Said sudah diperkenalkan dengan agama Islam oleh guru agama Kadipaten Tuban. tetapi karena melihat keadaan sekitar yang kontradiksi dengan kehidupan rakyat jelata, maka jiwa Raden Said berontak.
Gelora jiwa muda Raden Said seakan meledak-ledak manakala melihat praktek oknum pejabat Kadipaten Tuban di saat menarik pajak pada penduduk atau rakyat je;lata.
Rakyat yang pada waktu itu sudah sangat menderita dikarenakan adanya musim kemarau panjang, semakin sengsara, mereka harus membayar pajak yang kadangl kala tidak sesuai dengan ketentuan yang ada. Bahkan jauh dari kemampuan mereka. Seringkali jatah untuk persediaan menghadapi musim panen berikutnya sudah disita para penarik pajak.
Walaupun Raden Said putra seorang bangsawan, dia lebih menyukai kehidupan yang bebas, yang tidak terikat oleh adat istiadat kebangsawanan. Dia gemar bergaul dengan rakyat jelata atau dengan segala lapisan masyarakat, dari yang paling bawah hingga paling atas. Justru karena pergaulannya yang supel itulah dia banyak mengetahui seluk beluk kehidupan rakyat Tuban.
Berniat Mengurangi Penderitaan Rakyat.
Nait dari Raden Said untuk mengurangi penderitaan rakyat sudah disampaikan kepada ayahnya, tapi agaknya ayahnya tidak bisa berbuat banyak. Dia cukup memahaminya karena posisi ayahnya sebagai adipati bawahan Majapahit.Tapi, niat itu tak pernah padam. Jika malam-malam sebelumnya dia sering berada didalam kamarnya sambil membaca Al Qur'an, maka sekarang dia sering keluar rumah.
Pada saat penjega gudang Kadipaten tertidur lelap, Raden Said mengambil sebagian hasil bumi yang ditarik dari rakyat untuk disetorkan ke Majapahit. Bahan makanan itu dibagi-bagikan kepada rakyat yang sangat membutuhkannya. Hal ini dilakukan tanpa sepengetahuan mereka.
Tentu saja rakyat yang tidak tahu apa-apa itu menjadi kaget bercampur gembira karena telah menerima rezeki yang tak terduga. Walaupun mereka tak pernah tahu siapa gerangan yang memberikan rezeki itu sebab Raden Said melakukannya di malam hari secara sembunyi-sembunyi.
Bukan hanya rakyat jelata yang terkejut atas rezeki yang seakan turun dari langit itu. Penjaga gudang kadipaten juga merasa kaget, hatinya gundah karena semakin hari barang-barang yang hendak disetorkan ke pusat kerajaan Majapahit itu semakin berkurang.
Ia ingin mengetahui siapakah pencuri barang hasil bumi di gudang itu. Pada suatu malam, ia sengaja mengintip dari kejauhan, dari balik sebuah rumah, tak jauh dari gudang Kadipaten.
Dugaannya benar, ada seorang yang membuka pintu gudang, hampir tak berkedip penjaga pintu itu memperhatikan pencuri itu. Dia hampir tak percaya kalau pencuri itu adalah Raden Said, putra junjungannya sendiri.
Raden Said Dilaporkan.
Untuk melaporkannya sendiri kepada Adipati Wilatikta ia tak berani, karena kuatir dainggap telah membuat fitnah. Maka penjaga gudang itu akhirnya meminta dua orang saksi dari sang adipati untuk memergoki pencuri yang mengambil hasil bumi rakyat yang tersimpan di gudang.
Raden Said tak pernah menyangka bahwa malam itu perbuatannya bakal ketahuan. Ketika hendak keluar dari gudang sambi membawa bahan-bahan makanan, tiga orang prajurit kadipaten menangkapnya beserta barang bukti yang dibawanya. Raden Said dibawa ke hadapan ayahnya.
Adipati Wilatikta sangat marah melihat perbuatan anaknya itu. Raden Said tidak menjawab untuk apakah dia mencuri barang-barang hasil bumi yang hendak disetorkan ke Majapahit itu.
Untuk itulah Raden Said harus mendapat hukuman.
Karena kejahatan mencuri itu baru pertama kali dilakukan oleh Raden Said, maka dia hanya mendapat hukuman cambuk sebanyak 200 kali pada tangannya, kemudian Raden Said disekap selama beberapa hari tak boleh keluar rumah.
Jerakah Raden Said atas hukuman yang sudah diterimanya?
Ternyata tidak.
Sesudah kelar hukuman yang diterimanya, dia benar-benar keluar dari lingkungan istana. Tak pernah pulang sehingga membuat cemas ibu dan adiknya.
Apakah yang dilakukan Raden Said selanjutnya?
Dia mengenakan topeng khusus, berpakaian serba hitam dan kemudian merampok harta orang-orang kaya di Kadipaten Tuban, terutama orang kaya yang pelit dan para pejabat kadipaten yang curang.
Harta hasil rampokan itu pun diberikannya kepada fakir miskin dan orang-orang yang menderita lainnya. Tapi, kemudian perbuatannya ini mencapai titik jenuh setelah ada saja orang yang bermaksud mencelakakannya.
Ada seorang pimpinan perampok sejati (asli perampok) yang mengetahui aksi Raden Said menjarah harta pejabat kata. Pemimpin perampok itu mengenakan pakaian serupa dengan pakaian Raden Said bahkan juga mengenakan topeng seperti topeng Raden Said.
Pada suatu malam, Raden Said yang baru saja menyelesaikan shalat isyak, mendengar jerit tangis para penduduk desa yang kampungnya sedang dijarah perampok. Dia segera mendatangi tempat kejadian tiu. Begitu mengetahui kedatangan Raden Said, kawanan perampok itu segera berhamburan melarikan diri. Tinggal pemimpin perampok saja yang sedang tengah terlihat menodai seorang gadis.
Raden Said pun mendobrak pintu ruamh itu dan di dalam kamar terlihat seseorang yang berpakaian seperti dirinya, juga mengenakan topeng serupa sedang mengenakan pakaiannya kembali. Rupanya dia telah selesai menodai si gadis itu.
Raden Said berusaha menangkap perampok itu, namun pemimpin perampok itu berhasil melarikan diri. Tiba-tiba saja terdengar suara kentongan dipukul bertalu--talu hingga penduduk dari kampung lain pun berdatangan ke tempat itu. Pada saat itulah si gadis itu memegang erat-erat tangan Raden Said.
Raden Said pun menjadi panik dan kebingunagan . Para pemuda dari kampung menerobos masuk dengan senjata terhunus. Raden Said ditangkap dan dibawa ke rumah kepala desa.
Kepala desa yang merasa penasaran, mencoba membuka topeng yang ada di wajah Raden Said. Begitu mengetahui siapa orang dibalik topeng itu, si kepala desa menjadi diam seribu bahasa.
Sama sekali dia tak menyangka bahwa perampok itu adalah putra Adipati Wilatikta, Raden Said. Gegerlah masyarakat pada saat itu, Raden Said dianggap perampok dan pemerkosa. Si gadis yang diperkosa itu adalah bukti kuat dan saksi hidup atas kejahatannya.
Sang kepala desa masih berusaha menutupi aib junjungannya. Dian-diam ia membawa Raden Said ke istana kadipaten Tuban tanpa diketahui oleh orang banyak.
Tentu saja sanga Adipati menjadi murka. Raden Said yang selama ini selalu dia sayang dan selalu dia bela, kali ini telah membuat hati ayahnya marah.
RadenSaid diusir dari Kadipaten.
Raden Said pun akhirnya diusir oleh ayahnya dari kadipaten Tuban.
"Pergilah dari Kadipaten Tuban ini!!! Engkau telah mencoreng nama baik keluarganmu sendiri. Pergi!!! Jangan pernah kembali sebelum engkau dapat menggetarkan dinding-dinding istana Kadipaten Tuban ini dengan ayat-ayat Al-Qur'an yang sering engkau baca di malam hari," usir Adipati WIlatikta.
Sang Adipati Wilatikta juga sangat terpukul atas kejadian itu. Raden Said yang diharapkan dapat menggantikan kedudukannya selaku Adipati Tuban, ternyata telah menutup kemungkinan ke arah itu. Sirna sudah segala harapan sang Adipati.
Hanya ada satu orang saja yang tak dapat mempercayai perrbuatan Raden Said., yaitu Dewi Rasawulan, adik kandung Raden Said sendiri.
Dewi Rasawulan berpendapat bahwa kejadian itu merupakan fitnah yang ditujukan kepada kakanya. Ia berpendapat bahwa Raden Said itu berjiwa bersih, luhur dan sangat tidak mungkin melakukan perbuatan keji seperti itu.
Dewi Rasawulan yang sangat menyayangi kakaknya itu merasa kasiha, dan tanpa sepengetahuan ayah dan ibunya, dia meninggalkan istana kadipaten Tuban untuk mencari Raden Said untuk diajak pulang.
Monday, October 31, 2011
Ketika "Mereka, Aktivis Simbolis" Lebih Nyaman Dengan Citra
Saat sebuah gerakan masih berkutat dalam pertukaran dan peperangan konsep/wacana, biasanya akan banyak pihak-pihak yang sangat mahir dalam hal wacana dengan serta merta akan siap menyatakan dirinya bergabung.
Namun disaat sebuah gerakan mulai melakukan peperangan sesungguhnya, maka dengan sendirinya filter alam itu mulai beraksi.
Siapa yang bergabung karena nyaman dengan citra dan siapa yang terpelantng karena tidak kuat dengan serangan pihak lain.
Yang terkadang membuat lucu adalah para pencari citra kemudian mencap bahwa gerakan tersebut sudah tidak lagi sejalan, padahal dirinyalah yang sebenarnya tidak kuat mendapat serangan, siksaan, cercaan dan kadang fitnahan.
Maka tidak heran, ada sebagian pihak ingin selalu melakukan nostaligia masa lampau sebelum tahun 99.
Mereka ingin suasana nyaman mengaji dengan menyimpan sandal, kemudian pulang kerumah menjadi pribadi eksklusif, tetangga tak ada yang mengenal dan kemashlahatan dirinya dalam lingkunganpun seakan tak ada. Jadi ada atau tidaknya ga terlalu berpengaruh banyak.
Ada juga sisa-sisa kekanak-kanakan lainya, yang menjadi pribadi-pribadi yang bangga dengan label "ASAL BEDA".
Kini setelah gerakan itu sudah sangat dekat dengan pusat-pusat sumber kabathilan, maka resistensinya sungguh lebih dahsyat, bahkan tidak jarang mengancam nyawanya dan berbagai agenda fitnah yang mengerikan siap mengintainya.
Bila saat dalam berwacana, menginjak2 foto tokoh yang dianggap sumber kebathilan adalah kebanggaan tersendiri.
Bila kena pentung polisi, seakan menjadi mujahid yang luar biasa.
Bila dahulu saat membakar foto tokoh kebathilan, seakan telah berhasil, seakan kebathilan telah musnah.
Itulah generasi simbolis yang memang diciptakan sebagai pelaku simbolis dan nyaman dalam wacana simbolis.
Anehnya kini, saat kini sebagian besar arus berusaha terus menghantam pusat kekuasaan, dengan segala konsekuensinya yang tentu saja mereka yg selama ini bercokol tidak akan tinggal diam, sebagian dari aktivis simbolis lebih memilih menghujat dan lebih percaya kepada media. dibanding terhadap saudara.
Padahal sejatinya, merekalah yang cengeng dan takut dicap oleh fitnah, mending melepas baju gerakan dan ikut2an menjelekkan, daripada kena getah kejelekan. katanya
oleh Arif Hanggara pada 13 Oktober 2011 jam 18:08
WebRepPredikat secara keseluruhan
Sunday, October 30, 2011
Bertobat Setelah Mendengar Lantunan Al-Qur'an
Kisah Islamiah kali ini tentang Taubatan Nasuha.
Seorang penjahat pun hatinya bisa bergetar dan bertobat saat mendengar seseorang yang melantunkan ayat suci Al-Qur'an. Bahkan ketika sudah bertobat, ia bisa mengubah tanah yang ia genggam menjadi emas.
Kisahnya.
Fudhail adalah seornag penjahat yang sangat terkenal. Semua warga takut kepadanya. Suatu hari, ia melihat seorang gadis yang berjalan sambil membawa air. Fudhail langsung memerintahkan anak buahnya untuk mengikuti kemana gadis itu pergi.
"Ikutilah dia dan cari tahu di mana rumahnya. Setelah itu bilang kepada orang tuanya bahwa Fudhail menginginkan putrinya dan mereka harus mengosongkan rumahnya nanti malam," perintah Fudhail kepada anak buahnya.
Setelah sampai di rumahnya, gadis pembawa air itu masuk. Tak lama kemudian anak buah Fudhail mendatangi rumah itu dengan kasar.
"Buka pintu!!! Kami anak buah Fudhail. Dia menginginkan anakmu. Nanti malam engkau harus mengosongkan rumahmu untuk dia dan putrimu," bentak para penjahat itu.
Membaca Al Qur'an.
Ayah gadis itu kontan saja ketakutan. ia lalu menceritakan peristiwa itu kepada istrinya,. Sang istri pun tak kalah takutnya, sebab mereka sama-sama telah mendengar kejahatan Fudhail. Kedua orangtua itu bingung, namun saking takutnya, dengan berat hati kedua orang tua gadis itu terpaksa merelakan buah hatinya.
Pada malam harinya, Fudhail benar-benar datang. Sesampainya di depan rumah gadis itu, Fudhail memerintahkan anak buahnya untuk bersiaga. Ia pun masuk ke dalam rumah.
Setelah mengamati ke seluruh sudut rumah, Fudhail pun menemukan sebuah pintu kamar. Dia yakin itu adalah kamar si gadis. Ia pun berjalan mendekat, namun sayup-sayup didengarnya sebuah suara yang dia yakin itu adalah suara si gadis.
Ternyata itu suara ayat suci Al Qur'an yang menggambarkan tentang tobat.
Mendengar ayat itu, hati Fudhail tiba-tiba bergetar dengan hebatnya. Untuk pertama kalinya dia merasa takut kepada Allah SWT. Hatinya tersentuh dan ingin kembali ke jalan-Nya. Dia pun mengurungkan niatnya untuk menodai gadis itu.
Dengan gemetar, ia pun berlari keluar rumah. Ia terus berlari sampai dia tiba di sebuah gubuk dan berhenti di sana. Pada saat itulah dia mendengar perbincangan para musafir yang sedang beristirahat.
"Aduh, saat ini Fudhail tahu tidak ya kita di sini? Kalau dia sampai tahu, pasti akan merampas barang-barang kita" ujar salah seorang dari mereka.
Hati Fudhail sedih mendengar ucapan para musafir itu. Dia baru sadar kalau dirinya telah menjadi teror bagi masyarakat.
Emas dalamGenggaman Tangan.
Sejak saat itulah Fudhail menjalai pertobatan dan menempuh jalan zuhud. Karena sudah bertobat, Fudhail mempunyai keinginan untuk meminta maaf kepada korban-korban kejahatannya dulu. Ada satu orang yang membuatnya tertegun, yakni meminta maaf pada seorang Yahdi yang pernah ia rampok kala itu.
Ia berulang kali memohon maaf, tapi si Yahudi masih tetap saja menolak permohonan maafnya. Namun Fudhail tidak putus asa dan terus berusaha. Karena terus menerus didesak, akhirnya si Yahudi bersedia memaafkan tapi dengan satu syarat.
"Aku berjanji tidak akan memaafkan perampas uangku. Untuk menebus nazar itu, ambillah emas dan uang yang ada di bawah kasurku dan berikan kepadaku. Maka, akan aku anggap itu sebagai ganti rugi harta yang pernah engkau rampas dulu," kata si Yahudi.
Fudhail pun memenuhi syarat itu. Dia menuju temnpat tidur yang dimaksudkan lalu dirogohkan tangannya ke bawah kasur. Sesaat kemudian ditarik tangannya dari bawah kasur dan tampaklah beberapa kepingan emas dan uang ditelapak tangannya. Fudhail segera menyerahkan kepingan emas dan uang itu kepada orang Yahudi tersebut.
Si Yahudi Masuk Islam.
Namun, tiba-tiba saja si Yahusi menyalaminya sambil berkata,
"Sekarang ajarilah aku kalimat syahadat, sebab aku sekarang telah percaya kepada Tuhan Muhammad dan Muhammad Rasul-Nya."
Fudhail pun sangat heran mendegar penuturan Yahudi itu.
Namun, segera saja si Yahudi menambahi kalimatnya,
"Ketahuilah, aku telah membaca dalam kitab suciku bahwa salah satu sifat umat nabi terakhir adalah ketika mereka bertobat dari hati yang paling dalam, maka tanah di tangan mereka akan berubah menjadi emas atas Kuasa Allah."
Terjawab sudah keheranan Fudhail, teryata yang ada di bawah tempat tidur orang Yahudi itu tidak ada emas atau uang, namun hanya sebongkah tanah yang kemudian berubah menjadi emas atas Kuasa-Nya.
Seorang penjahat pun hatinya bisa bergetar dan bertobat saat mendengar seseorang yang melantunkan ayat suci Al-Qur'an. Bahkan ketika sudah bertobat, ia bisa mengubah tanah yang ia genggam menjadi emas.
Kisahnya.
Fudhail adalah seornag penjahat yang sangat terkenal. Semua warga takut kepadanya. Suatu hari, ia melihat seorang gadis yang berjalan sambil membawa air. Fudhail langsung memerintahkan anak buahnya untuk mengikuti kemana gadis itu pergi.
"Ikutilah dia dan cari tahu di mana rumahnya. Setelah itu bilang kepada orang tuanya bahwa Fudhail menginginkan putrinya dan mereka harus mengosongkan rumahnya nanti malam," perintah Fudhail kepada anak buahnya.
Setelah sampai di rumahnya, gadis pembawa air itu masuk. Tak lama kemudian anak buah Fudhail mendatangi rumah itu dengan kasar.
"Buka pintu!!! Kami anak buah Fudhail. Dia menginginkan anakmu. Nanti malam engkau harus mengosongkan rumahmu untuk dia dan putrimu," bentak para penjahat itu.
Membaca Al Qur'an.
Ayah gadis itu kontan saja ketakutan. ia lalu menceritakan peristiwa itu kepada istrinya,. Sang istri pun tak kalah takutnya, sebab mereka sama-sama telah mendengar kejahatan Fudhail. Kedua orangtua itu bingung, namun saking takutnya, dengan berat hati kedua orang tua gadis itu terpaksa merelakan buah hatinya.
Pada malam harinya, Fudhail benar-benar datang. Sesampainya di depan rumah gadis itu, Fudhail memerintahkan anak buahnya untuk bersiaga. Ia pun masuk ke dalam rumah.
Setelah mengamati ke seluruh sudut rumah, Fudhail pun menemukan sebuah pintu kamar. Dia yakin itu adalah kamar si gadis. Ia pun berjalan mendekat, namun sayup-sayup didengarnya sebuah suara yang dia yakin itu adalah suara si gadis.
Ternyata itu suara ayat suci Al Qur'an yang menggambarkan tentang tobat.
Mendengar ayat itu, hati Fudhail tiba-tiba bergetar dengan hebatnya. Untuk pertama kalinya dia merasa takut kepada Allah SWT. Hatinya tersentuh dan ingin kembali ke jalan-Nya. Dia pun mengurungkan niatnya untuk menodai gadis itu.
Dengan gemetar, ia pun berlari keluar rumah. Ia terus berlari sampai dia tiba di sebuah gubuk dan berhenti di sana. Pada saat itulah dia mendengar perbincangan para musafir yang sedang beristirahat.
"Aduh, saat ini Fudhail tahu tidak ya kita di sini? Kalau dia sampai tahu, pasti akan merampas barang-barang kita" ujar salah seorang dari mereka.
Hati Fudhail sedih mendengar ucapan para musafir itu. Dia baru sadar kalau dirinya telah menjadi teror bagi masyarakat.
Emas dalamGenggaman Tangan.
Sejak saat itulah Fudhail menjalai pertobatan dan menempuh jalan zuhud. Karena sudah bertobat, Fudhail mempunyai keinginan untuk meminta maaf kepada korban-korban kejahatannya dulu. Ada satu orang yang membuatnya tertegun, yakni meminta maaf pada seorang Yahdi yang pernah ia rampok kala itu.
Ia berulang kali memohon maaf, tapi si Yahudi masih tetap saja menolak permohonan maafnya. Namun Fudhail tidak putus asa dan terus berusaha. Karena terus menerus didesak, akhirnya si Yahudi bersedia memaafkan tapi dengan satu syarat.
"Aku berjanji tidak akan memaafkan perampas uangku. Untuk menebus nazar itu, ambillah emas dan uang yang ada di bawah kasurku dan berikan kepadaku. Maka, akan aku anggap itu sebagai ganti rugi harta yang pernah engkau rampas dulu," kata si Yahudi.
Fudhail pun memenuhi syarat itu. Dia menuju temnpat tidur yang dimaksudkan lalu dirogohkan tangannya ke bawah kasur. Sesaat kemudian ditarik tangannya dari bawah kasur dan tampaklah beberapa kepingan emas dan uang ditelapak tangannya. Fudhail segera menyerahkan kepingan emas dan uang itu kepada orang Yahudi tersebut.
Si Yahudi Masuk Islam.
Namun, tiba-tiba saja si Yahusi menyalaminya sambil berkata,
"Sekarang ajarilah aku kalimat syahadat, sebab aku sekarang telah percaya kepada Tuhan Muhammad dan Muhammad Rasul-Nya."
Fudhail pun sangat heran mendegar penuturan Yahudi itu.
Namun, segera saja si Yahudi menambahi kalimatnya,
"Ketahuilah, aku telah membaca dalam kitab suciku bahwa salah satu sifat umat nabi terakhir adalah ketika mereka bertobat dari hati yang paling dalam, maka tanah di tangan mereka akan berubah menjadi emas atas Kuasa Allah."
Terjawab sudah keheranan Fudhail, teryata yang ada di bawah tempat tidur orang Yahudi itu tidak ada emas atau uang, namun hanya sebongkah tanah yang kemudian berubah menjadi emas atas Kuasa-Nya.
Renungan buat diriku ,dirimu dan kita semua
“Dari Abu Hamzah, Anas bin Malik radiallahuanhu, pembantu Rasulullah SAW, dari Rasulullah, Tidak beriman salah seorang diantara kamu hingga dia mencintai saudaranya sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri.” (Riwayat Bukhari dan Muslim)
Ia bermaksud, memberi sepenuh hati. 100%. Yang terbaik!
Sebagaimana kita menginginkan yang terbaik buat diri sendiri, begitulah juga sewajarnya yang kita lakukan/berikan kepada orang di sekitar.
( Renungan buat diriku ,dirimu dan kita semua )
Ketika Sang Wanita Bertanya
Saat ada seorang wanita bertanya kepada kekasihnya
Jika aku menjadi bunga
Kamu akan menjadi apa
Sang lelaki pun menjawab matahari
Lalu sang wanita pun bertanya lagi
Jika aku menjadi bulan maka
Kamu akan menjadi apa
Sang lelaki pun menjawab matahari
Lalu wanita itu kembali bertanya
Jika aku menjadi seekor burung phonix
Kamu akan menjadi apa
Sang lelaki pun menjawab matahari
Lalu sang wanita pun pergi meninggal laki-laki itu
Karena dia telah berubah tiga kali
Namun laki-laki itu tidak mau berubah
Seperti apa yang dia inginkan
Namun sang lelaki pun berkata setelah kekasihnya pergi
Sang lelaki pun tahu dia tidak bisa menjadi seekor lebah
Yang memiliki sekuntum bunga terdebut
Dia hanya bisa memberikan pancaran sinar kehidupan
Bagi bunga tersebut
Dan diapun tidak bisa menjadi sebuah bintang ataupun langit
Yang selalu menemani bulan
Dia hanya bisa menjadi matahari yang menyinari sang bulan
Agar sang bulan selalu nampak indah
Dan dia tidak bisa menjadi seekor Naga
Yang selalu setia menemani sang Phonix
Dia hanya sebuah matahari yang memberi kekuatan dan kehangatan
Pada burung phonix tersebut.
Jika aku menjadi bunga
Kamu akan menjadi apa
Sang lelaki pun menjawab matahari
Lalu sang wanita pun bertanya lagi
Jika aku menjadi bulan maka
Kamu akan menjadi apa
Sang lelaki pun menjawab matahari
Lalu wanita itu kembali bertanya
Jika aku menjadi seekor burung phonix
Kamu akan menjadi apa
Sang lelaki pun menjawab matahari
Lalu sang wanita pun pergi meninggal laki-laki itu
Karena dia telah berubah tiga kali
Namun laki-laki itu tidak mau berubah
Seperti apa yang dia inginkan
Namun sang lelaki pun berkata setelah kekasihnya pergi
Sang lelaki pun tahu dia tidak bisa menjadi seekor lebah
Yang memiliki sekuntum bunga terdebut
Dia hanya bisa memberikan pancaran sinar kehidupan
Bagi bunga tersebut
Dan diapun tidak bisa menjadi sebuah bintang ataupun langit
Yang selalu menemani bulan
Dia hanya bisa menjadi matahari yang menyinari sang bulan
Agar sang bulan selalu nampak indah
Dan dia tidak bisa menjadi seekor Naga
Yang selalu setia menemani sang Phonix
Dia hanya sebuah matahari yang memberi kekuatan dan kehangatan
Pada burung phonix tersebut.
Saturday, October 29, 2011
Aku Ingin Menjadi Isteri Sholehah.....
✿ ISTRI SHOLEHAH ✿
==============
Bacalah Dengan Hati...
Sore itu, menunggu kedatangan teman yang akan menjemputku di masjid ini seusai ashar.. seorang akhwat datang, tersenyum dan duduk disampingku, mengucapkan salam, sambil berkenalan dan sampai pula pada pertanyaan itu. “anty sudah menikah?”. “Belum mbak”, jawabku. Kemudian akhwat itu .bertanya lagi “kenapa?” hanya bisa ku jawab dengan senyuman.. ingin ku jawab karena masih kuliah, tapi rasanya itu bukan alasan.
“mbak menunggu siapa?” aku mencoba bertanya. “nunggu suami” jawabnya. Aku melihat kesamping kirinya, sebuah tas laptop dan sebuah tas besar lagi yang tak bisa kutebak apa isinya. Dalam hati bertanya- tanya, dari mana mbak ini? Sepertinya wanita karir. Akhirnya kuberanikan juga untuk bertanya “mbak kerja dimana?”, ntahlah keyakinan apa yg meyakiniku bahwa mbak ini seorang pekerja, padahal setahuku, akhwat2 seperti ini kebanyakan hanya mengabdi sebagai ibu rumah tangga.
“Alhamdulillah 2 jam yang lalu saya resmi tidak bekerja lagi” , jawabnya dengan wajah yang aneh menurutku, wajah yang bersinar dengan ketulusan hati.
“kenapa?” tanyaku lagi.
Dia hanya tersenyum dan menjawab “karena inilah cara satu cara yang bisa membuat saya lebih hormat pada suami” jawabnya tegas.
Aku berfikir sejenak, apa hubungannya? Heran. Lagi-lagi dia hanya tersenyum.
Ukhty, boleh saya cerita sedikit? Dan saya berharap ini bisa menjadi pelajaran berharga buat kita para wanita yang Insya Allah akan didatangi oleh ikhwan yang sangat mencintai akhirat.
“saya bekerja di kantor, mungkin tak perlu saya sebutkan nama kantornya. Gaji saya 7juta/bulan. Suami saya bekerja sebagai penjual roti bakar di pagi hari, es cendol di siang hari. Kami menikah baru 3 bulan, dan kemarinlah untuk pertama kalinya saya menangis karena merasa durhaka padanya. Waktu itu jam 7 malam, suami baru menjemput saya dari kantor, hari ini lembur, biasanya sore jam 3 sudah pulang. Saya capek sekali ukhty. Saat itu juga suami masuk angin dan kepalanya pusing. Dan parahnya saya juga lagi pusing. Suami minta diambilkan air minum, tapi saya malah berkata, “abi, umi pusing nih, ambil sendirilah”.
Pusing membuat saya tertidur hingga lupa sholat isya. Jam 23.30 saya terbangun dan cepat-cepat sholat, Alhamdulillah pusing pun telah hilang. Beranjak dari sajadah, saya melihat suami saya tidur dengan pulasnya. Menuju ke dapur, saya liat semua piring sudah bersih tercuci. Siapa lagi yang bukan mencucinya kalo bukan suami saya? Terlihat lagi semua baju kotor telah di cuci. Astagfirullah, kenapa abi mengerjakan semua ini? Bukankah abi juga pusing tadi malam? Saya segera masuk lagi ke kamar, berharap abi sadar dan mau menjelaskannya, tapi rasanya abi terlalu lelah, hingga tak sadar juga. Rasa iba mulai memenuhi jiwa saya, saya pegang wajah suami saya itu, ya Allah panas sekali pipinya, keningnya, Masya Allah, abi deman, tinggi sekali panasnya. Saya teringat atas perkataan terakhir saya pada suami tadi. Hanya disuruh mengambilkan air minum saja, saya membantahnya. Air mata ini menetes, betapa selama ini saya terlalu sibuk diluar rumah, tidak memperhatikan hak suami saya.”
Subhanallah, aku melihat mbak ini cerita dengan semangatnya, membuat hati ini merinding. Dan kulihat juga ada tetesan air mata yg di usapnya.
“anty tau berapa gaji suami saya? Sangat berbeda jauh dengan gaji saya. Sekitar 600-700rb/bulan. 10x lipat dari gaji saya. Dan malam itu saya benar-benar merasa durhaka pada suami saya. Dengan gaji yang saya miliki, saya merasa tak perlu meminta nafkah pada suami, meskipun suami selalu memberikan hasil jualannya itu pada saya, dan setiap kali memberikan hasil jualannya , ia selalu berkata “umi,,ini ada titipan rezeki dari Allah. Di ambil ya. Buat keperluan kita. Dan tidak banyak jumlahnya, mudah2an umi ridho”, begitu katanya.
Kenapa baru sekarang saya merasakan dalamnya kata-kata itu. Betapa harta ini membuat saya sombong pada nafkah yang diberikan suami saya”, lanjutnya
“Alhamdulillah saya sekarang memutuskan untuk berhenti bekerja, mudah-mudahan dengan jalan ini, saya lebih bisa menghargai nafkah yang diberikan suami. Wanita itu begitu susah menjaga harta, dan karena harta juga wanita sering lupa kodratnya, dan gampang menyepelekan suami.” Lanjutnya lagi, tak memberikan kesempatan bagiku untuk berbicara.
“beberapa hari yang lalu, saya berkunjung ke rumah orang tua, dan menceritakan niat saya ini. Saya sedih, karena orang tua dan saudara-saudara saya tidak ada yang mendukung niat saya untuk berhenti berkerja. Malah mereka membanding-bandingkan pekerjaan suami saya dengan orang lain.”
Aku masih terdiam, bisu, mendengar keluh kesahnya. Subhanallah, apa aku bisa seperti dia? Menerima sosok pangeran apa adanya, bahkan rela meninggalkan pekerjaan.
“kak, kita itu harus memikirkan masa depan. Kita kerja juga untuk anak-anak kita kak. Biaya hidup sekarang ini besar. Begitu banyak orang yang butuh pekerjaan. Nah kakak malah pengen berhenti kerja. Suami kakak pun penghasilannya kurang. Mending kalo suami kakak pengusaha kaya, bolehlah kita santai-santai aja di rumah. Salah kakak juga sih, kalo ma jadi ibu rumah tangga, seharusnya nikah sama yang kaya. Sama dokter muda itu yang berniat melamar kakak duluan sebelum sama yang ini. Tapi kakak lebih milih nikah sama orang yang belum jelas pekerjaannya. Dari 4 orang anak bapak, Cuma suami kakak yang tidak punya penghasilan tetap dan yang paling buat kami kesal, sepertinya suami kakak itu lebih suka hidup seperti ini, ditawarin kerja di bank oleh saudara sendiri yang ingin membantupun tak mau, sampai heran aku, apa maunya suami kakak itu”. Ceritanya kembali, menceritakan ucapan adik perempuannya saat dimintai pendapat.
“anty tau, saya hanya bisa nangis saat itu. Saya menangis bukan Karena apa yang dikatakan adik saya itu benar, bukan karena itu. Tapi saya menangis karena imam saya dipandang rendah olehnya. Bagaimana mungkin dia meremehkan setiap tetes keringat suami saya, padahal dengan tetesan keringat itu, Allah memandangnya mulia. Bagaimana mungkin dia menghina orang yang senantiasa membangunkan saya untuk sujud dimalam hari. Bagaimana mungkin dia menghina orang yang dengan kata-kata lembutnya selalu menenangkan hati saya. Bagaimana mungkin dia menghina orang yang berani datang pada orang tua saya untuk melamar saya, padahal saat itu orang tersebut belum mempunyai pekerjaan. Baigaimana mungkin seseorang yang begitu saya muliakan, ternyata begitu rendah dihadapannya hanya karena sebuah pekerjaan.
Saya memutuskan berhenti bekerja, karena tak ingin melihat orang membanding-bandingkan gaji saya dengan gaji suami saya. Saya memutuskan berhenti bekerja juga untuk menghargai nafkah yang diberikan suami saya. Saya juga memutuskan berhenti bekerja untuk memenuhi hak-hak suami saya. Semoga saya tak lagi membantah perintah suami. Semoga saya juga ridho atas besarnya nafkah itu. Saya bangga ukhti dengan pekerjaan suami saya, sangat bangga, bahkan begitu menghormati pekerjaannya, karena tak semua orang punya keberanian dengan pekerjaan itu. Kebanyakan orang lebih memilih jadi pengangguran dari pada melakukan pekerjaan yang seperti itu. Tapi lihatlah suami saya, tak ada rasa malu baginya untuk menafkahi istri dengan nafkah yang halal. Itulah yang membuat saya begitu bangga pada suami saya.
Semoga jika anty mendapatkan suami seperti saya, anty tak perlu malu untuk menceritakannya pekerjaan suami anty pada orang lain. Bukan masalah pekerjaannya ukhty, tapi masalah halalnya, berkahnya, dan kita memohon pada Allah, semoga Allah menjauhkan suami kita dari rizki yang haram”. Ucapnya terakhir, sambil tersenyum manis padaku.
Dia mengambil tas laptopnya,, bergegas ingin meninggalkannku. Kulihat dari kejauhan seorang ikhwan dengan menggunakan sepeda motor butut mendekat ke arah kami, wajahnya ditutupi kaca helm, meskipun tak ada niatku menatap mukanya. Sambil mengucapkan salam, meninggalkannku. Wajah itu tenang sekali, wajah seorang istri yang begitu ridho.
Ya Allah….
Sekarang giliran aku yang menangis. Hari ini aku dapat pelajaran paling baik dalam hidupku.
Pelajaran yang membuatku menghapus sosok pangeran kaya yang ada dalam benakku..
Subhanallah..
******
~Author Unknown~
******
*Mengharu biru; kekuatan kata istri shalehah dalam kisah ini begitu mengena. Catatan yang diambil dari page di atas sajadah cinta ini sengaja kami kirimkan melalui group oaseimani semata-mata ingin menyebarkan manfaat yang terkandung dalam kisah ini.*
==============
Bacalah Dengan Hati...
Sore itu, menunggu kedatangan teman yang akan menjemputku di masjid ini seusai ashar.. seorang akhwat datang, tersenyum dan duduk disampingku, mengucapkan salam, sambil berkenalan dan sampai pula pada pertanyaan itu. “anty sudah menikah?”. “Belum mbak”, jawabku. Kemudian akhwat itu .bertanya lagi “kenapa?” hanya bisa ku jawab dengan senyuman.. ingin ku jawab karena masih kuliah, tapi rasanya itu bukan alasan.
“mbak menunggu siapa?” aku mencoba bertanya. “nunggu suami” jawabnya. Aku melihat kesamping kirinya, sebuah tas laptop dan sebuah tas besar lagi yang tak bisa kutebak apa isinya. Dalam hati bertanya- tanya, dari mana mbak ini? Sepertinya wanita karir. Akhirnya kuberanikan juga untuk bertanya “mbak kerja dimana?”, ntahlah keyakinan apa yg meyakiniku bahwa mbak ini seorang pekerja, padahal setahuku, akhwat2 seperti ini kebanyakan hanya mengabdi sebagai ibu rumah tangga.
“Alhamdulillah 2 jam yang lalu saya resmi tidak bekerja lagi” , jawabnya dengan wajah yang aneh menurutku, wajah yang bersinar dengan ketulusan hati.
“kenapa?” tanyaku lagi.
Dia hanya tersenyum dan menjawab “karena inilah cara satu cara yang bisa membuat saya lebih hormat pada suami” jawabnya tegas.
Aku berfikir sejenak, apa hubungannya? Heran. Lagi-lagi dia hanya tersenyum.
Ukhty, boleh saya cerita sedikit? Dan saya berharap ini bisa menjadi pelajaran berharga buat kita para wanita yang Insya Allah akan didatangi oleh ikhwan yang sangat mencintai akhirat.
“saya bekerja di kantor, mungkin tak perlu saya sebutkan nama kantornya. Gaji saya 7juta/bulan. Suami saya bekerja sebagai penjual roti bakar di pagi hari, es cendol di siang hari. Kami menikah baru 3 bulan, dan kemarinlah untuk pertama kalinya saya menangis karena merasa durhaka padanya. Waktu itu jam 7 malam, suami baru menjemput saya dari kantor, hari ini lembur, biasanya sore jam 3 sudah pulang. Saya capek sekali ukhty. Saat itu juga suami masuk angin dan kepalanya pusing. Dan parahnya saya juga lagi pusing. Suami minta diambilkan air minum, tapi saya malah berkata, “abi, umi pusing nih, ambil sendirilah”.
Pusing membuat saya tertidur hingga lupa sholat isya. Jam 23.30 saya terbangun dan cepat-cepat sholat, Alhamdulillah pusing pun telah hilang. Beranjak dari sajadah, saya melihat suami saya tidur dengan pulasnya. Menuju ke dapur, saya liat semua piring sudah bersih tercuci. Siapa lagi yang bukan mencucinya kalo bukan suami saya? Terlihat lagi semua baju kotor telah di cuci. Astagfirullah, kenapa abi mengerjakan semua ini? Bukankah abi juga pusing tadi malam? Saya segera masuk lagi ke kamar, berharap abi sadar dan mau menjelaskannya, tapi rasanya abi terlalu lelah, hingga tak sadar juga. Rasa iba mulai memenuhi jiwa saya, saya pegang wajah suami saya itu, ya Allah panas sekali pipinya, keningnya, Masya Allah, abi deman, tinggi sekali panasnya. Saya teringat atas perkataan terakhir saya pada suami tadi. Hanya disuruh mengambilkan air minum saja, saya membantahnya. Air mata ini menetes, betapa selama ini saya terlalu sibuk diluar rumah, tidak memperhatikan hak suami saya.”
Subhanallah, aku melihat mbak ini cerita dengan semangatnya, membuat hati ini merinding. Dan kulihat juga ada tetesan air mata yg di usapnya.
“anty tau berapa gaji suami saya? Sangat berbeda jauh dengan gaji saya. Sekitar 600-700rb/bulan. 10x lipat dari gaji saya. Dan malam itu saya benar-benar merasa durhaka pada suami saya. Dengan gaji yang saya miliki, saya merasa tak perlu meminta nafkah pada suami, meskipun suami selalu memberikan hasil jualannya itu pada saya, dan setiap kali memberikan hasil jualannya , ia selalu berkata “umi,,ini ada titipan rezeki dari Allah. Di ambil ya. Buat keperluan kita. Dan tidak banyak jumlahnya, mudah2an umi ridho”, begitu katanya.
Kenapa baru sekarang saya merasakan dalamnya kata-kata itu. Betapa harta ini membuat saya sombong pada nafkah yang diberikan suami saya”, lanjutnya
“Alhamdulillah saya sekarang memutuskan untuk berhenti bekerja, mudah-mudahan dengan jalan ini, saya lebih bisa menghargai nafkah yang diberikan suami. Wanita itu begitu susah menjaga harta, dan karena harta juga wanita sering lupa kodratnya, dan gampang menyepelekan suami.” Lanjutnya lagi, tak memberikan kesempatan bagiku untuk berbicara.
“beberapa hari yang lalu, saya berkunjung ke rumah orang tua, dan menceritakan niat saya ini. Saya sedih, karena orang tua dan saudara-saudara saya tidak ada yang mendukung niat saya untuk berhenti berkerja. Malah mereka membanding-bandingkan pekerjaan suami saya dengan orang lain.”
Aku masih terdiam, bisu, mendengar keluh kesahnya. Subhanallah, apa aku bisa seperti dia? Menerima sosok pangeran apa adanya, bahkan rela meninggalkan pekerjaan.
“kak, kita itu harus memikirkan masa depan. Kita kerja juga untuk anak-anak kita kak. Biaya hidup sekarang ini besar. Begitu banyak orang yang butuh pekerjaan. Nah kakak malah pengen berhenti kerja. Suami kakak pun penghasilannya kurang. Mending kalo suami kakak pengusaha kaya, bolehlah kita santai-santai aja di rumah. Salah kakak juga sih, kalo ma jadi ibu rumah tangga, seharusnya nikah sama yang kaya. Sama dokter muda itu yang berniat melamar kakak duluan sebelum sama yang ini. Tapi kakak lebih milih nikah sama orang yang belum jelas pekerjaannya. Dari 4 orang anak bapak, Cuma suami kakak yang tidak punya penghasilan tetap dan yang paling buat kami kesal, sepertinya suami kakak itu lebih suka hidup seperti ini, ditawarin kerja di bank oleh saudara sendiri yang ingin membantupun tak mau, sampai heran aku, apa maunya suami kakak itu”. Ceritanya kembali, menceritakan ucapan adik perempuannya saat dimintai pendapat.
“anty tau, saya hanya bisa nangis saat itu. Saya menangis bukan Karena apa yang dikatakan adik saya itu benar, bukan karena itu. Tapi saya menangis karena imam saya dipandang rendah olehnya. Bagaimana mungkin dia meremehkan setiap tetes keringat suami saya, padahal dengan tetesan keringat itu, Allah memandangnya mulia. Bagaimana mungkin dia menghina orang yang senantiasa membangunkan saya untuk sujud dimalam hari. Bagaimana mungkin dia menghina orang yang dengan kata-kata lembutnya selalu menenangkan hati saya. Bagaimana mungkin dia menghina orang yang berani datang pada orang tua saya untuk melamar saya, padahal saat itu orang tersebut belum mempunyai pekerjaan. Baigaimana mungkin seseorang yang begitu saya muliakan, ternyata begitu rendah dihadapannya hanya karena sebuah pekerjaan.
Saya memutuskan berhenti bekerja, karena tak ingin melihat orang membanding-bandingkan gaji saya dengan gaji suami saya. Saya memutuskan berhenti bekerja juga untuk menghargai nafkah yang diberikan suami saya. Saya juga memutuskan berhenti bekerja untuk memenuhi hak-hak suami saya. Semoga saya tak lagi membantah perintah suami. Semoga saya juga ridho atas besarnya nafkah itu. Saya bangga ukhti dengan pekerjaan suami saya, sangat bangga, bahkan begitu menghormati pekerjaannya, karena tak semua orang punya keberanian dengan pekerjaan itu. Kebanyakan orang lebih memilih jadi pengangguran dari pada melakukan pekerjaan yang seperti itu. Tapi lihatlah suami saya, tak ada rasa malu baginya untuk menafkahi istri dengan nafkah yang halal. Itulah yang membuat saya begitu bangga pada suami saya.
Semoga jika anty mendapatkan suami seperti saya, anty tak perlu malu untuk menceritakannya pekerjaan suami anty pada orang lain. Bukan masalah pekerjaannya ukhty, tapi masalah halalnya, berkahnya, dan kita memohon pada Allah, semoga Allah menjauhkan suami kita dari rizki yang haram”. Ucapnya terakhir, sambil tersenyum manis padaku.
Dia mengambil tas laptopnya,, bergegas ingin meninggalkannku. Kulihat dari kejauhan seorang ikhwan dengan menggunakan sepeda motor butut mendekat ke arah kami, wajahnya ditutupi kaca helm, meskipun tak ada niatku menatap mukanya. Sambil mengucapkan salam, meninggalkannku. Wajah itu tenang sekali, wajah seorang istri yang begitu ridho.
Ya Allah….
Sekarang giliran aku yang menangis. Hari ini aku dapat pelajaran paling baik dalam hidupku.
Pelajaran yang membuatku menghapus sosok pangeran kaya yang ada dalam benakku..
Subhanallah..
******
~Author Unknown~
******
*Mengharu biru; kekuatan kata istri shalehah dalam kisah ini begitu mengena. Catatan yang diambil dari page di atas sajadah cinta ini sengaja kami kirimkan melalui group oaseimani semata-mata ingin menyebarkan manfaat yang terkandung dalam kisah ini.*
*Dari teman FB qu Fathimah...
SEMOGA BERMANFAAT
✰◠◡◠✰✰◠◡◠✰✰◠◡◠✰✰◠◡◠✰✰◠◡◠✰✰
Friday, October 28, 2011
Sang Arsitek
CERPEN
Raihan memasukkan barang-barangnya ke dalam kardus. Buku-buku tentang interior kesukaannya, beberapa gulungan gambar, peralatan gambar dan sebuah cangkir keramik berwarna coklat muda yang selalu berisi kopi hitam, dan menemaninya bekerja.
Satu set lap top mac kesayangannya, masih terbuka di atas meja. Dia matikan, lalu ditutup perlahan dan dimasukkan ke dalam tas kulit hitam. Untuk sementara kamu masuk tas dan diam disitu, sampai aku mood menggambar lagi, pikirnya.
"Raihan," seseorang menyapa.
Raihan menoleh. Seseorang menghampirinya dan memperlihatkan wajah sedih.
"Heeiii...Bowo," kata Raihan.
"Kau yakin dengan keputusanmu ?" tanya laki-laki yang dipanggil Wibowo itu.
"Iyaa... maafkan aku, aku keluar dari tim," ujar Raihan.
"Ini sudah biasa untuk pekerjaan kita, ayolah, jangan terlalu keras pada dirimu sendiri, ini proyek besar," kata Wibowo.
"Ini soal prinsip, sudah berapa kali bos meminta aku memanipulasi campurannya, ini bahaya," kata Raihan.
"Ya begitulah dunia kita," kata Wibowo lagi.
"Aku nggak bisa, Wo, ini proyek sekolahan, kalau sampai bangunan ini runtuh, menimpa anak-anak, ini menyangkut nyawa manusia," kata Raihan lagi.
"Baik, terserah, semoga sukses di tempat lain," ujar Wibowo, lalu meninggalkan Raihan.
Masih terngiang apa yang dikatakan bos beberapa jam yang lalu. Untuk menghemat uang, dan memperbesar laba perusahaan, bahan-bahan tertentu harus dikurangi. Sebagai ketua tim pembangunan sebuah kompleks sekolah dasar, Raihan harus sedikit memanipulasi bahan-bahan campuran adonan untuk bangunan itu, juga mengurangi besi betonnya. Ini memang bukan kali pertama, Raihan dan tim-nya harus melakukan itu.
Tetapi kali ini, untuk bangunan sekolahan, Raihan tak sampai hati untuk melakukan itu. Karena memang resikonya terlalu besar. Kalau sampai bangunan itu roboh, maka dimana tanggungjawab dia sebagai arsitek. Bagaimana pertanggungjawabannya nanti kepada Tuhan.
"Maaf Bos, ini sudah hitungan saya yang paling riskan. Kalau adonan di rubah lagi, bisa berbahaya," katanya pada bos beberapa jam lalu.
"Nggak bisa di kurangi lagi ya, ini laba kita mepet sekali," kata bosnya.
"Maaf Bos, nggak bisa," jawab Raihan tanpa memandang wajah Bos-nya.
"Tetapi ini haruuusss!" desak si bos.
"Ya sudah, saya mundur saja," kata Raihan.
"Raihan, kau bilang apa, kau adalah arsitek andalanku, kenapa nggak mau berusaha bekerja sama," ujar bos lagi.
"Maaf bos, kali ini, saya tak bisa," ujar Raihan.
Lalu arsitek muda itu keluar dari ruangan bosnya. Berjalan dengan langkah berat, mengingat sudah beberapa tahun dia bekerja di situ. Beberapa kali, dia telah mengeluarkan uang pribadinya, kalau perusahaan tak mau menambah besi atau semen. Dia nggak mau apa yang digambarnya beresiko kepada orang lain.
***
Raihan duduk di balkon apartemen miliknya. Secangkir kopi hitam tinggal setengah. Di bolak balik majalah Interrior terbaru yang dibelinya tadi pagi. Sudah tiga bulan, laki-laki itu menganggur setelah memutuskan keluar dari tempatnya bekerja dulu.
Telepon berdering, ada Wibowo mantan teman sekantornya dulu di sana. Wibowo menanyakan kabar dan berbasa basi sebentar.
Setelah itu, dia bercerita bahwa bos-nya yang lama, sekarang sedang diamankan oleh pihak kepolisian. Si Bos dinyatakan telah membahayakan khalayak umum, karena beberapa bangunan fasilitas umum yang pernah di bangun melalui perusahaan kotraktor miliknya banyak yang mengalami kerusakan berat.
Bos dianggap telah bersekongkol dengan pihak pemda, telah melakukan tindakan manipulasi dan mark up dana pembangunan beberapa proyek fasilitas umum. Sekarang dia mendekam di penjara.
"Kasihan dia, " kata Wibowo.
"Itulah upah orang yang hanya memikirkan keuntungan pribadi semata," ujarnya.
"Kau benar, Han," kata temannya.
"Iya, aku tahu itu akan terjadi, kalau orang sudah terlalu serakah," kata Raihan, lalu dimatikan telepon itu.
Tak beberapa lama, telepon berdering lagi, Raihan mengangkatnya kembali. Hmm... betul, seperti dugaannya, telepon dari Maminya.
"Ada apa Mi ?"
"Lagi ngapain ?" tanya perempuan di ujung telepon.
"Baca majalah, Mi," kata Raihan.
"Aku lihat berita, bosmu ditangkap polisi, kamu baik-baik sajakah, bangunan rusak itu kan gambarmu kan ?" tanya Mami.
"Maaf Mi, Raihan nggak bilang Mami kalau Raihan sudah keluar dari perusahaan itu," jawabnya,
"Apa ? Kamu sudah keluar ?"
"Ya, sudah tiga bulan, Mi," kata Raihan.
"Jadi, itu bukan gambarmu ?"
"Bukan, Mi, Raihan tak terlibat pada pembangunan gedung itu..."
"Syukurlah..."
"Makasih, Mi...."
"Iyaa.... tetapi jangan lama-lama menganggur, nanti keenakan...."
Raihan tersenyum. Lalu tertawa.
"Hahaha..."
Ditutupnya kembali telepon itu. Di taruhnya di atas meja. Raihan membuka tas lap top yang sekian lama di taruh di meja. Dikeluatkan lap topnya, dia buka. Dan dia mulai browsing. Lowongan Kerja.
Selamat Hari Sumpah Pemuda
Jakarta, 28 Oktober 2011
Raihan memasukkan barang-barangnya ke dalam kardus. Buku-buku tentang interior kesukaannya, beberapa gulungan gambar, peralatan gambar dan sebuah cangkir keramik berwarna coklat muda yang selalu berisi kopi hitam, dan menemaninya bekerja.
Satu set lap top mac kesayangannya, masih terbuka di atas meja. Dia matikan, lalu ditutup perlahan dan dimasukkan ke dalam tas kulit hitam. Untuk sementara kamu masuk tas dan diam disitu, sampai aku mood menggambar lagi, pikirnya.
"Raihan," seseorang menyapa.
Raihan menoleh. Seseorang menghampirinya dan memperlihatkan wajah sedih.
"Heeiii...Bowo," kata Raihan.
"Kau yakin dengan keputusanmu ?" tanya laki-laki yang dipanggil Wibowo itu.
"Iyaa... maafkan aku, aku keluar dari tim," ujar Raihan.
"Ini sudah biasa untuk pekerjaan kita, ayolah, jangan terlalu keras pada dirimu sendiri, ini proyek besar," kata Wibowo.
"Ini soal prinsip, sudah berapa kali bos meminta aku memanipulasi campurannya, ini bahaya," kata Raihan.
"Ya begitulah dunia kita," kata Wibowo lagi.
"Aku nggak bisa, Wo, ini proyek sekolahan, kalau sampai bangunan ini runtuh, menimpa anak-anak, ini menyangkut nyawa manusia," kata Raihan lagi.
"Baik, terserah, semoga sukses di tempat lain," ujar Wibowo, lalu meninggalkan Raihan.
Masih terngiang apa yang dikatakan bos beberapa jam yang lalu. Untuk menghemat uang, dan memperbesar laba perusahaan, bahan-bahan tertentu harus dikurangi. Sebagai ketua tim pembangunan sebuah kompleks sekolah dasar, Raihan harus sedikit memanipulasi bahan-bahan campuran adonan untuk bangunan itu, juga mengurangi besi betonnya. Ini memang bukan kali pertama, Raihan dan tim-nya harus melakukan itu.
Tetapi kali ini, untuk bangunan sekolahan, Raihan tak sampai hati untuk melakukan itu. Karena memang resikonya terlalu besar. Kalau sampai bangunan itu roboh, maka dimana tanggungjawab dia sebagai arsitek. Bagaimana pertanggungjawabannya nanti kepada Tuhan.
"Maaf Bos, ini sudah hitungan saya yang paling riskan. Kalau adonan di rubah lagi, bisa berbahaya," katanya pada bos beberapa jam lalu.
"Nggak bisa di kurangi lagi ya, ini laba kita mepet sekali," kata bosnya.
"Maaf Bos, nggak bisa," jawab Raihan tanpa memandang wajah Bos-nya.
"Tetapi ini haruuusss!" desak si bos.
"Ya sudah, saya mundur saja," kata Raihan.
"Raihan, kau bilang apa, kau adalah arsitek andalanku, kenapa nggak mau berusaha bekerja sama," ujar bos lagi.
"Maaf bos, kali ini, saya tak bisa," ujar Raihan.
Lalu arsitek muda itu keluar dari ruangan bosnya. Berjalan dengan langkah berat, mengingat sudah beberapa tahun dia bekerja di situ. Beberapa kali, dia telah mengeluarkan uang pribadinya, kalau perusahaan tak mau menambah besi atau semen. Dia nggak mau apa yang digambarnya beresiko kepada orang lain.
***
Raihan duduk di balkon apartemen miliknya. Secangkir kopi hitam tinggal setengah. Di bolak balik majalah Interrior terbaru yang dibelinya tadi pagi. Sudah tiga bulan, laki-laki itu menganggur setelah memutuskan keluar dari tempatnya bekerja dulu.
Telepon berdering, ada Wibowo mantan teman sekantornya dulu di sana. Wibowo menanyakan kabar dan berbasa basi sebentar.
Setelah itu, dia bercerita bahwa bos-nya yang lama, sekarang sedang diamankan oleh pihak kepolisian. Si Bos dinyatakan telah membahayakan khalayak umum, karena beberapa bangunan fasilitas umum yang pernah di bangun melalui perusahaan kotraktor miliknya banyak yang mengalami kerusakan berat.
Bos dianggap telah bersekongkol dengan pihak pemda, telah melakukan tindakan manipulasi dan mark up dana pembangunan beberapa proyek fasilitas umum. Sekarang dia mendekam di penjara.
"Kasihan dia, " kata Wibowo.
"Itulah upah orang yang hanya memikirkan keuntungan pribadi semata," ujarnya.
"Kau benar, Han," kata temannya.
"Iya, aku tahu itu akan terjadi, kalau orang sudah terlalu serakah," kata Raihan, lalu dimatikan telepon itu.
Tak beberapa lama, telepon berdering lagi, Raihan mengangkatnya kembali. Hmm... betul, seperti dugaannya, telepon dari Maminya.
"Ada apa Mi ?"
"Lagi ngapain ?" tanya perempuan di ujung telepon.
"Baca majalah, Mi," kata Raihan.
"Aku lihat berita, bosmu ditangkap polisi, kamu baik-baik sajakah, bangunan rusak itu kan gambarmu kan ?" tanya Mami.
"Maaf Mi, Raihan nggak bilang Mami kalau Raihan sudah keluar dari perusahaan itu," jawabnya,
"Apa ? Kamu sudah keluar ?"
"Ya, sudah tiga bulan, Mi," kata Raihan.
"Jadi, itu bukan gambarmu ?"
"Bukan, Mi, Raihan tak terlibat pada pembangunan gedung itu..."
"Syukurlah..."
"Makasih, Mi...."
"Iyaa.... tetapi jangan lama-lama menganggur, nanti keenakan...."
Raihan tersenyum. Lalu tertawa.
"Hahaha..."
Ditutupnya kembali telepon itu. Di taruhnya di atas meja. Raihan membuka tas lap top yang sekian lama di taruh di meja. Dikeluatkan lap topnya, dia buka. Dan dia mulai browsing. Lowongan Kerja.
Selamat Hari Sumpah Pemuda
Jakarta, 28 Oktober 2011
AMAYADORI by Mayumi Itsuwa
Lagu jepang ini sangat mengharukan dan aku suka banget.. T_T
Amayadori
Amayadori
Ekino homu de mikaketa
Anata wa mukashi no koibito
sono, natsukashi yokogao
Omowazu koe o kaketa watashi
Anata wa odoroita yo o ni
Tabako o otoshite shimatta
Kudake chitta honoo no hibi ga
Tsuka no mani, yomigaeri
Mitsume au,
doo shiteru ima wa
Arekara kimi wa,
Genki ni shiteru wa
Itsu datte watashi,
Ocha demo nomou
Sukoshi no jikan,
Densha wa
Toori sungite yuku
Anata wa koohi kappu ni
Kakkusatoo futatsu irete
Ima no boku wa,konna mono sato
Warai nagara kami o kaki ageta
Soo dakedo fushigi ne
Anohi wakareta koto mo
Tada amari ni wakasugita dakedato futari
Tagai ni yurushi aeru
Aishitawa, watashi
Anata no koto o
ima wa betsu betsu no
Yume o ou kedo
Meguri aiwa
Sutekina koto ne
Amayodori suru yoo ni futari
Aishitawa, watashi
Anata no koto o
ima wa betsu betsu no
Yume o ou kedo
Meguri aiwa
Sutekina koto ne
Amayodori suru yoo ni futari
Tanpa sengaja, aku bertemu denganmu di peron stasiun kereta
Kau, kekasihku dimasa lalu
Memandangi raut wajahmu sekilas
Tanpa kusadari aku memanggilmu
Kau terlihat terkejut, rokokmu terjatuh
Jembatan diantara kita sekarang sudah habis terbakar
Kita saling memandangi satu sama lain
Sejak terakhir kali kita bertemu, bagaimana kabarmu?
Aku baik-baik saja, hidupku menyenangkan
Apakah kau mau secangkir kopi?
Kereta bergerak cepat
Kau menambahkan 2 sendok gula ke dalam kopimu
Dan berkata “Kau masih mengingatnya dengan baik”
Kau tersenyum, dan menyisir rambutmu dengan tanganmu
Kenyataan bahwa pada saat itu kita berpisah memang benar
Sekarang, kita dapat memaafkan satu sama lain
Kita hanya terlalu muda (saat itu)
Aku mencintaimu
Tetapi kita berdua memiliki mimpi kita masing-masing untuk dicapai
Bertemu kembali denganmu adalah sesuatu yang menakjubkan
Rasanya seperti kita berdua yang berteduh dari hujan
Aku mencintaimu
Tetapi kita berdua memiliki mimpi kita masing-masing untuk dicapai
Bertemu kembali denganmu adalah sesuatu yang menakjubkan
Rasanya seperti kita berdua berteduh dari hujan
Lirik Lagu Miraie [Kiroro]
Suka banget ma lagu ini. Mereka kayaknya seumuran ma Mayumi Itsuwa deh.. :D
Grup 2 orang cewek ini sekarang udah termasuk tua kayaknya. Tetep aku suka banget ma liriknya apalagi artinya.
MIRAIE
Mirai E
(Menuju Masa Depan )
(Menuju Masa Depan )
Hora, asi moto wo mite goran
(Ayoo…lihatlah langkah kakimu..)
(Ayoo…lihatlah langkah kakimu..)
Korega anata no ayumu michi
(Itulah jalan kehidupanmu….)
(Itulah jalan kehidupanmu….)
Hora, mae mo mite goran
(Ayoo…lihatlah pula ke depan..)
(Ayoo…lihatlah pula ke depan..)
Arega anata no mirai
(Disanalah masa depanmu..)
(Disanalah masa depanmu..)
Haha ga kureta takusan no yasashisa
(Begitu banyaknya bunda telah memberikan kasih sayangnya….)
(Begitu banyaknya bunda telah memberikan kasih sayangnya….)
Ai wo idaite ayumeto furikaesita
(Bersama Cinta bunda dapatku mengerti….kehidupan yg silih berganti )
(Bersama Cinta bunda dapatku mengerti….kehidupan yg silih berganti )
Ano toki wa mada osanakute iminado siranai
(Saat itu aku masih terlalu kecil…belum mengerti arti semua itu )
(Saat itu aku masih terlalu kecil…belum mengerti arti semua itu )
Sonna watashi no te wo nigiri
Isyoni ayunde kita
(Bunda yang selalu membimbingku dalam menjalani masa depan )
Isyoni ayunde kita
(Bunda yang selalu membimbingku dalam menjalani masa depan )
Yume wa itsumo sora takaku aru kara
(Cita cita selalu tinggi di atas langit )
(Cita cita selalu tinggi di atas langit )
Todokanakute kowai ne dakedo oi suzukeruno
(Bila tak tercapai memang menyedihkan, tetapi jangan takut tetaplah melangkah bercita-cita
(Bila tak tercapai memang menyedihkan, tetapi jangan takut tetaplah melangkah bercita-cita
Jibun no sutori dakara koso akira metakunai
(Tentukan langkah sejarah hidupmu..Janganlah berputus asa
(Tentukan langkah sejarah hidupmu..Janganlah berputus asa
Fuang ni naru to te wo nigiri isyoni ayundekita
(Jangan cemas dan jangan takut…do`a bunda selalu menyertaimu )
(Jangan cemas dan jangan takut…do`a bunda selalu menyertaimu )
Sono yasashisa wo tokiniwa iyagari
(Kasih sayang itu ..dulu selalu kulecehkan…selalu kusakiti hati bunda )
(Kasih sayang itu ..dulu selalu kulecehkan…selalu kusakiti hati bunda )
Hanareta haha he suna wo ni narezu
(Sekarang jauh terpisah dari bunda….baru ku sadari segalanya )
(Sekarang jauh terpisah dari bunda….baru ku sadari segalanya )
Hora asi moto wo mite goran kore ga anata no ayumu michi
(Ayoo..lihatlah langkah kakimu…itulah perjalanan hidupmu )
(Ayoo..lihatlah langkah kakimu…itulah perjalanan hidupmu )
Hora mae mo mite goran arega anata no mirai
(Ayoo…lihatlah pula kedepan…di sanalah masa depanmu )
(Ayoo…lihatlah pula kedepan…di sanalah masa depanmu )
Mirai e mukatte
Yukkuri to aruite ikou
(Perlahan namun pasti…jemputlah masa depanmu dengan hati penuh keyakinan )
Yukkuri to aruite ikou
(Perlahan namun pasti…jemputlah masa depanmu dengan hati penuh keyakinan )
*Hora, asi moto wo mite goran / Korega anata no ayumu michi
(Ayo, lihatlah langkah kakimu / Itulah jalan kehidupanmu)
Hora, mae mo mite goran / Are ga anata no mirai
(Ayo, lihatlah pula ke depan / Disanalah masa depanmu)
(Ayo, lihatlah langkah kakimu / Itulah jalan kehidupanmu)
Hora, mae mo mite goran / Are ga anata no mirai
(Ayo, lihatlah pula ke depan / Disanalah masa depanmu)
Haha ga kureta takusan no yasashisa
(Begitu banyak kasih sayang yang telah ibunda berikan)
Ai wo idaite ayumeto furikaesita
(Bersama cintanya dapat ku mengerti kehidupan yang silih berganti)
Ano toki wa mada osanakute iminado siranai
(Saat itu aku masih terlalu kecil, belum mengeri arti semua ini)
Sonna watashi no te wo nigiri / Isyoni ayunde kita
(Ibunda yang telah membimbingku dalam menapaki masa depan)
(Begitu banyak kasih sayang yang telah ibunda berikan)
Ai wo idaite ayumeto furikaesita
(Bersama cintanya dapat ku mengerti kehidupan yang silih berganti)
Ano toki wa mada osanakute iminado siranai
(Saat itu aku masih terlalu kecil, belum mengeri arti semua ini)
Sonna watashi no te wo nigiri / Isyoni ayunde kita
(Ibunda yang telah membimbingku dalam menapaki masa depan)
Yume wa itsumo sora takaku aru kara
(Cita-cita selalu tinggi di atas langit)
Todokanakute kowai ne dakedo oi suzukeruno
(Bila tak tercapai memang menyedihkan, tetapi jangan takut tetaplah melangkah mencapainya)
(Cita-cita selalu tinggi di atas langit)
Todokanakute kowai ne dakedo oi suzukeruno
(Bila tak tercapai memang menyedihkan, tetapi jangan takut tetaplah melangkah mencapainya)
Jibun no sutori dakara koso akira metakunai
(Tentukan langkah hidupmu, janganlah berputus asa)
Fuang ni naru to te wo nigiri isyoni ayundekita
(Jangan cemas dan takut, do’a ibunda selalu menyertaimu)
(Tentukan langkah hidupmu, janganlah berputus asa)
Fuang ni naru to te wo nigiri isyoni ayundekita
(Jangan cemas dan takut, do’a ibunda selalu menyertaimu)
Sono yasashisa wo tokiniwa iyagari
(Kasih sayang itu dulu selalu tak kupedulikan, kusakiti hati ibunda)
Hanareta haha he suna wo ni narezu
(Sekarang jauh terpisah dari ibunda, baru kusadari segalanya)
(Kasih sayang itu dulu selalu tak kupedulikan, kusakiti hati ibunda)
Hanareta haha he suna wo ni narezu
(Sekarang jauh terpisah dari ibunda, baru kusadari segalanya)
Mirai e mukatte / Yukkuri to aruite ikou
(Perlahan namun pasti, jemputlah masa depanmu dengan penuh keyakinan)
(Perlahan namun pasti, jemputlah masa depanmu dengan penuh keyakinan)
[Copyleft : Dikutip dari lirik lagu Mirai E-Kiroro]
Thursday, October 27, 2011
Dialog Rasulullah dengan Onta
Sebagai utusan Allah SWT, banyak sekali mukjizat yang dimiliki oleh Rasul SAW. Dan kali ini salah satunya adalah Rasulullah SAW mampu berdialog dengan seekor onta yang akan disembelih oleh pemiliknya.
Kisahnya.
Ada salah seorang sahabat Rasulullah SAW yang bernama Uqa'il bin Abu Thalib. Dia ini seorang yang baru saja masuk islam. Rasul tahu kalau Uqa'il masih memiliki keraguan terhadap Rasul SAW. Sehingga, jika Rasulullah melakukan perjalanan, beliau selalu mengajak Uqa'il untuk menjadi teman selama perjalanan.
Salah satunya adalah ketika Rasulullah berniat berkeliling Ngeri Arab, beliau mengajak Uqa'il untuk menemaninya salama perjalanan.
Selama dalam perjalanan itu, sifat Rasulullah SAW yang begitu ramah dan baik hati sangat terlihat. Hampir di setiap perjalanan, beliau berhenti sejenak untuk beristirahat dan mencoba untuk lebih dekat dengan penduduk Arab. Beliau pun selalu berkomunikasi dan menolong mereka yan membutuhkan pertolongan.
Uqa'il dan para penduduk Arab merasa sangat kagum dengan sosok Rasulullah SAW yang begitu santun dengan siapapun, termasuk kepada orang miskin bahkan seorang pengemis, sehingga para penduduk Arab tidak ragu lagi untuk berbicara, bertanya dan mengadu tentang segala sesuatu yang mereka alami kepada Rasululah SAW. Tidak hanya manusia yang mengadu dan bercerita tentang suatu masalah, bahkan seekor onta pun mendatangi beliau dan menceritakan perihal yang dialami.
Pengaduan Onta.
Di tengah perjalanan, Nabi Muhammad SAW dan Uqa'il melihat seekor onta yang berlari seperti dikejar sesuatu. Beliau akhirnya berhenti untuk memastikan apa yang tengah terjadi pada onta tersebut. Di saat Rasul SAW berhenti, tiba-tiba onta tersebut berlari dan meloncat menuju ke hadapan Rasul SAW, sampai hampir menabrak tubuh Raulullah.
Rasulullah SAW sangat terkejut dengan kehadiran onta itu ke depannya secara tiba-tiba. Beliau bertanya,
"Apa yang engkau alami, sampai engkau meloncat sejauh itu hingga di depanku?" tanya Rasul SAW.
Onta yang terlihat ketakutan itu langsung menjawab,
"Ya, Rasulullah, aku minta perlindungan darimu."
Uqa'il yang melihat dan mendengar Rasulullah SAW berkomunikasi dengan seekor onta itu, ia merasa sangat keheranan dan hampir tak percaya dengan apa yang telah dilihatnya. Namun, hal itu benar-benar terjadi di depannya.
Akhirnya, Uqa'il yang semula tidak yakin dengan mukjizat utusan Allah SWT tersebut, sekarang menjadi yakin.
"Ya Allah, ampunilah hamba-Mu ini karena sempat meragukan kemuliaan utusan-Mu. Mulai sekarang, aku akan selalu tunduk kepada Rasululah SAW dan akan selalu mematuhi perintahnya," ucap Uqa'il dalam hati.
Selang waktu beberapa saat, datanglah seorang Arab yang membawa pedang tajam. Nabi SAW sangat heran dengan orang Arab tersebut.
"Hendak apakah engkau, terhadapku atau dengan onta ini?" tanya Rasululah SAW.
"Wahai Rasul Allah, aku telah membelinya dengan harga yang sangat mahal, akan tetapi dia tidak mau taat dan tidak mau jinak kepadaku, maka akan aku potong saja dan akan aku berikan dagingnya kepada orang-orang yang memerlukannya," jawab orang Arab itu.
Penyelesaian Bijaksana.
Nabi Muhammad SAW bertanya kepada onta,
"Mengapa engaku mendurhakai dia?" tanya Rasul SAW.
Onta itu pun menjawab,
"Wahai Rasulullah, aku mendurhakainya karena perbuatannya yang buruk. Ia terus menerus tidur, meninggalkan shalat Isya. Seandainya dia mau berjanji kepada engkau untuk mengerjakan shalat Isya, maka aku berjanji pula untuk tidak mendurhakainya, sebab aku sangat takut kalau Allah SWT menurunkan siksaan-Nya kepadaku," jelas onta itu.
Setelah mendengar penuturan onta yang panjang lebar itu, Nabi Muhammad SAW pun mempercayainya, dan orang Arab itu tidak bisa berkelit lagi karena sudah ada bukti dari onta miliknya.
"Aku akan mengembalikan onta ini kepadamu, asalkan engkau berjanji untuk tidak meninggalkan shalat Isya. Akan tetapi jika engkau tidak mau, maka aku akan membawa onta ini," tutur Rasul SAW.
"Ya Rasululah, aku berjanji tidak akan meninggalkan shalat Isya lagi dan berjanji pula tidak melakukan maksiat. Jika aku melakukannya, maka onta itu akan aku berikan kepadamu," jawab orang Arab itu dengan sungguh-sungguh.
Setelah emndengar pernyataan orang Arab itu, akhirnya Rasululah SAW menyerahkan onta itu kepada pemiliknya. Rasulullah SAW pun kembali meneruskan perjalanan dengan Uqa'il yang semakin kagum dengan Nabi Muhammad SAW.
Kisahnya.
Ada salah seorang sahabat Rasulullah SAW yang bernama Uqa'il bin Abu Thalib. Dia ini seorang yang baru saja masuk islam. Rasul tahu kalau Uqa'il masih memiliki keraguan terhadap Rasul SAW. Sehingga, jika Rasulullah melakukan perjalanan, beliau selalu mengajak Uqa'il untuk menjadi teman selama perjalanan.
Salah satunya adalah ketika Rasulullah berniat berkeliling Ngeri Arab, beliau mengajak Uqa'il untuk menemaninya salama perjalanan.
Selama dalam perjalanan itu, sifat Rasulullah SAW yang begitu ramah dan baik hati sangat terlihat. Hampir di setiap perjalanan, beliau berhenti sejenak untuk beristirahat dan mencoba untuk lebih dekat dengan penduduk Arab. Beliau pun selalu berkomunikasi dan menolong mereka yan membutuhkan pertolongan.
Uqa'il dan para penduduk Arab merasa sangat kagum dengan sosok Rasulullah SAW yang begitu santun dengan siapapun, termasuk kepada orang miskin bahkan seorang pengemis, sehingga para penduduk Arab tidak ragu lagi untuk berbicara, bertanya dan mengadu tentang segala sesuatu yang mereka alami kepada Rasululah SAW. Tidak hanya manusia yang mengadu dan bercerita tentang suatu masalah, bahkan seekor onta pun mendatangi beliau dan menceritakan perihal yang dialami.
Pengaduan Onta.
Di tengah perjalanan, Nabi Muhammad SAW dan Uqa'il melihat seekor onta yang berlari seperti dikejar sesuatu. Beliau akhirnya berhenti untuk memastikan apa yang tengah terjadi pada onta tersebut. Di saat Rasul SAW berhenti, tiba-tiba onta tersebut berlari dan meloncat menuju ke hadapan Rasul SAW, sampai hampir menabrak tubuh Raulullah.
Rasulullah SAW sangat terkejut dengan kehadiran onta itu ke depannya secara tiba-tiba. Beliau bertanya,
"Apa yang engkau alami, sampai engkau meloncat sejauh itu hingga di depanku?" tanya Rasul SAW.
Onta yang terlihat ketakutan itu langsung menjawab,
"Ya, Rasulullah, aku minta perlindungan darimu."
Uqa'il yang melihat dan mendengar Rasulullah SAW berkomunikasi dengan seekor onta itu, ia merasa sangat keheranan dan hampir tak percaya dengan apa yang telah dilihatnya. Namun, hal itu benar-benar terjadi di depannya.
Akhirnya, Uqa'il yang semula tidak yakin dengan mukjizat utusan Allah SWT tersebut, sekarang menjadi yakin.
"Ya Allah, ampunilah hamba-Mu ini karena sempat meragukan kemuliaan utusan-Mu. Mulai sekarang, aku akan selalu tunduk kepada Rasululah SAW dan akan selalu mematuhi perintahnya," ucap Uqa'il dalam hati.
Selang waktu beberapa saat, datanglah seorang Arab yang membawa pedang tajam. Nabi SAW sangat heran dengan orang Arab tersebut.
"Hendak apakah engkau, terhadapku atau dengan onta ini?" tanya Rasululah SAW.
"Wahai Rasul Allah, aku telah membelinya dengan harga yang sangat mahal, akan tetapi dia tidak mau taat dan tidak mau jinak kepadaku, maka akan aku potong saja dan akan aku berikan dagingnya kepada orang-orang yang memerlukannya," jawab orang Arab itu.
Penyelesaian Bijaksana.
Nabi Muhammad SAW bertanya kepada onta,
"Mengapa engaku mendurhakai dia?" tanya Rasul SAW.
Onta itu pun menjawab,
"Wahai Rasulullah, aku mendurhakainya karena perbuatannya yang buruk. Ia terus menerus tidur, meninggalkan shalat Isya. Seandainya dia mau berjanji kepada engkau untuk mengerjakan shalat Isya, maka aku berjanji pula untuk tidak mendurhakainya, sebab aku sangat takut kalau Allah SWT menurunkan siksaan-Nya kepadaku," jelas onta itu.
Setelah mendengar penuturan onta yang panjang lebar itu, Nabi Muhammad SAW pun mempercayainya, dan orang Arab itu tidak bisa berkelit lagi karena sudah ada bukti dari onta miliknya.
"Aku akan mengembalikan onta ini kepadamu, asalkan engkau berjanji untuk tidak meninggalkan shalat Isya. Akan tetapi jika engkau tidak mau, maka aku akan membawa onta ini," tutur Rasul SAW.
"Ya Rasululah, aku berjanji tidak akan meninggalkan shalat Isya lagi dan berjanji pula tidak melakukan maksiat. Jika aku melakukannya, maka onta itu akan aku berikan kepadamu," jawab orang Arab itu dengan sungguh-sungguh.
Setelah emndengar pernyataan orang Arab itu, akhirnya Rasululah SAW menyerahkan onta itu kepada pemiliknya. Rasulullah SAW pun kembali meneruskan perjalanan dengan Uqa'il yang semakin kagum dengan Nabi Muhammad SAW.
Wednesday, October 26, 2011
Oh Bunda dan Ayah Kami......*** Terimalah Cinta Kami***
Bismilahirahmanirahim.....
Assalamu'alaikum...
**sekedar goresan kisah seorang anak yg terenyuh akan kasih sayang kedua orang tua nya...Selamat membaca..^_^
*****************^-^*********************
Di malam hari yg dingin...terlihat seorang ibu sedang memperhatikan anak-anaknya yg sedang mengulas kembali pelajaran sekolah di ruang tamu...ya...di ruang tamu karena memang rumah mereka tak sebesar apa,,sehingga harus memiliki ruangan masing-masing untuk belajar...insyaAlah ruangan itu sudah cukup menurutnya...
Di pangkuannya terlihat seorang bayi yang sedang di tenangkannya agar tidak menggagu ke dua kakaknya yg sedang belajar...
anak pertamanya berusia 10 tahun dan yg kedua berusia 6 tahun...
memang anak yang kedua ini tidak seserius anak yg pertama...bahkan dia bukan sedang mengulang pelajaran,tetapi sedang menggambar,,
gambar yg lumayan untuk anak seusianya...
sang ibu mendekat dengan perlahan sambil memperhatikan gambar anak keduanya itu...
"apa kiranya yg sedang anak ku ini gambar ya???" lirih ia berucap..
iapun bertanya dengan penuh kelembutan..
"anak ibu yang pintar sedang menggambar apa ini,ibu mau tau dong...?"
"aku sedang menggambar rumah yang bagus untuk aku jika sudah menikah nanti bu.."
jawab anak itu dengan polosnya.
"oh...bagus sekali,,,ini ruang apa ya de?"tanya ibu
"oh ini ruang tamu bu,,,kalau ini dapur,,yang ini kamar mandinya....."
seterusnya anak itu menjelaskan nama-nama ruang kepada ibunya satu persatu......
sang ibu seketika tediam melihat ada satu gambar kotak kecil yang berada agak menjauh dari rumah itu,dan posisinya pun ada di belakang rumah.
dengan penuh penasaran sang ibu bertanya
"ade itu gambar apa ya kok kecil sekali dan ada diluar lagi...ade mau memelihara kelinci ya...?'
anak itupun menjawab "oh bukan bu,,ini adalah ruangan yg aku sediakan khusus untuk ibu dan ayah nanti kalau sudah tua..."
DUARRR...
seakan-akan ia di smbar petir mendengar jawaban dari anak keduanya itu....
Ruangan itu untuk aku dan suamiku nanti???
apakah yang akan di rasakan nanti di ruangan itu bersama suaminya?
di saat kami membutuhkan teman dan bantuan,,
disaat kondisi kami sudah melemah nanti..
apakah kami harus tinggal di ruangan kecil itu??
dengan perasaan kesepian..
tanpa kasih sayang anak..
tanpa kelucuan cucu-cucu kami nanti??
tidak bolehkah kami ikut merasakan kehangatan keluarga anaknya kelak..
ikut merasakan kegembiraan bersama cucu-cucunya??
paling tidak bisa melihat atau mendengar tawa dari mereka...
tak boleh kah kami???
seketika ia langsung teringat dengan mertua laki-lakinya yg tinggal di ruangan di belakang rumah yang sengaja ia siapkan untuk di tinggali mertuanya itu...
apa yang telah kami akukan selama ini???
seakan hewan peliharaan kami memperlakukannya...
dengan segera dan dengan perasaan penuh kesedihan ia merapihkan satu ruangan yang biasa di jadikan gudang...
serapih-rapihnya,,dan sebersih-bersihnya,,,
kemudian ia memulai memindahkan semua barang yang ada di ruangan lama yg biasa ditempati mertuanya itu...
seakan-akan pesulap,, ruangan itu berubah menjadi ruangan yang nyaman dan sangat layak pakai...
kemudian tak lama suaminya pulang dari kantornya...ada keheranan dalam hatinya apa yang sedang terjadi??
"aku hanya sedang menyiapkan tempat terindah untuk masa tua kita nanti...."
katanya dengan mata berkaca-kaca...
sang anak pun tersenyum dan gembira melihat apa yang dilihatnya...
langsung saja ia menghapus kotak kecil itu dan memindahkannya di dalam gambar rumahnya...
sang ibu kaget meihat apa yang dilihatnya,,,,
"aku hanya ingin mengikuti apa yang ibu lakukan,,,,"jawab anak itu...
Masya Allah...
"Rabbig fili waliwaali dayya..warhamhuma kamaa rabbayaani shagira....
amien...
lakukanlah apa-apa yang ingin kita dapatkan dari anak-anak kita nanti kepada kedua orang tua kita sekarang juga...
jika kita ingin mendapatkan perlakuan yang sebaik-baiknya dari anak kita kelak,,,,
tekadang kita sering melupakan hal sepele...namun ingatlah...
apa yang kita tanam itu jualah yang akan kita petik..
wallahu "alam
wassalam...
@AnnaAQyuan
Assalamu'alaikum...
**sekedar goresan kisah seorang anak yg terenyuh akan kasih sayang kedua orang tua nya...Selamat membaca..^_^
*****************^-^*********************
Di malam hari yg dingin...terlihat seorang ibu sedang memperhatikan anak-anaknya yg sedang mengulas kembali pelajaran sekolah di ruang tamu...ya...di ruang tamu karena memang rumah mereka tak sebesar apa,,sehingga harus memiliki ruangan masing-masing untuk belajar...insyaAlah ruangan itu sudah cukup menurutnya...
Di pangkuannya terlihat seorang bayi yang sedang di tenangkannya agar tidak menggagu ke dua kakaknya yg sedang belajar...
anak pertamanya berusia 10 tahun dan yg kedua berusia 6 tahun...
memang anak yang kedua ini tidak seserius anak yg pertama...bahkan dia bukan sedang mengulang pelajaran,tetapi sedang menggambar,,
gambar yg lumayan untuk anak seusianya...
sang ibu mendekat dengan perlahan sambil memperhatikan gambar anak keduanya itu...
"apa kiranya yg sedang anak ku ini gambar ya???" lirih ia berucap..
iapun bertanya dengan penuh kelembutan..
"anak ibu yang pintar sedang menggambar apa ini,ibu mau tau dong...?"
"aku sedang menggambar rumah yang bagus untuk aku jika sudah menikah nanti bu.."
jawab anak itu dengan polosnya.
"oh...bagus sekali,,,ini ruang apa ya de?"tanya ibu
"oh ini ruang tamu bu,,,kalau ini dapur,,yang ini kamar mandinya....."
seterusnya anak itu menjelaskan nama-nama ruang kepada ibunya satu persatu......
sang ibu seketika tediam melihat ada satu gambar kotak kecil yang berada agak menjauh dari rumah itu,dan posisinya pun ada di belakang rumah.
dengan penuh penasaran sang ibu bertanya
"ade itu gambar apa ya kok kecil sekali dan ada diluar lagi...ade mau memelihara kelinci ya...?'
anak itupun menjawab "oh bukan bu,,ini adalah ruangan yg aku sediakan khusus untuk ibu dan ayah nanti kalau sudah tua..."
DUARRR...
seakan-akan ia di smbar petir mendengar jawaban dari anak keduanya itu....
Ruangan itu untuk aku dan suamiku nanti???
apakah yang akan di rasakan nanti di ruangan itu bersama suaminya?
di saat kami membutuhkan teman dan bantuan,,
disaat kondisi kami sudah melemah nanti..
apakah kami harus tinggal di ruangan kecil itu??
dengan perasaan kesepian..
tanpa kasih sayang anak..
tanpa kelucuan cucu-cucu kami nanti??
tidak bolehkah kami ikut merasakan kehangatan keluarga anaknya kelak..
ikut merasakan kegembiraan bersama cucu-cucunya??
paling tidak bisa melihat atau mendengar tawa dari mereka...
tak boleh kah kami???
seketika ia langsung teringat dengan mertua laki-lakinya yg tinggal di ruangan di belakang rumah yang sengaja ia siapkan untuk di tinggali mertuanya itu...
apa yang telah kami akukan selama ini???
seakan hewan peliharaan kami memperlakukannya...
dengan segera dan dengan perasaan penuh kesedihan ia merapihkan satu ruangan yang biasa di jadikan gudang...
serapih-rapihnya,,dan sebersih-bersihnya,,,
kemudian ia memulai memindahkan semua barang yang ada di ruangan lama yg biasa ditempati mertuanya itu...
seakan-akan pesulap,, ruangan itu berubah menjadi ruangan yang nyaman dan sangat layak pakai...
kemudian tak lama suaminya pulang dari kantornya...ada keheranan dalam hatinya apa yang sedang terjadi??
"aku hanya sedang menyiapkan tempat terindah untuk masa tua kita nanti...."
katanya dengan mata berkaca-kaca...
sang anak pun tersenyum dan gembira melihat apa yang dilihatnya...
langsung saja ia menghapus kotak kecil itu dan memindahkannya di dalam gambar rumahnya...
sang ibu kaget meihat apa yang dilihatnya,,,,
"aku hanya ingin mengikuti apa yang ibu lakukan,,,,"jawab anak itu...
Masya Allah...
"Rabbig fili waliwaali dayya..warhamhuma kamaa rabbayaani shagira....
amien...
lakukanlah apa-apa yang ingin kita dapatkan dari anak-anak kita nanti kepada kedua orang tua kita sekarang juga...
jika kita ingin mendapatkan perlakuan yang sebaik-baiknya dari anak kita kelak,,,,
tekadang kita sering melupakan hal sepele...namun ingatlah...
apa yang kita tanam itu jualah yang akan kita petik..
wallahu "alam
wassalam...
@AnnaAQyuan
Dialog Ulama dan Setan yang Merasuki Pemuda
Adalah Ayat Kursi memiliki banyak Fadhilah atau keutamaan dan salah satunya adalah dapat mengusir setan.
Kisah islami ini dikisahkan oleh Syeikh Ibnu Taimiyah mengenai salah satu ulama yang mampu membebaskan seseorang dari kesurupan.
Kisahnya.
Di zaman dahulu, ada seseorang yang kesurupan dengan hebatnya. Orang tersebut kerasukan setan hingga tak sadar apa yang dilakukannya. Warga setempat kemudian melaporkan hal ini kepada Syeikh Ibnu Taimiyah.
"Wahai Syeikh, ada seorang pemuda yang kesurupan, apa yang harus kami lakukan?" lapor para warga.
Mendapatkan laporan itu, Syeikh Ibnu Taimiyah mengirim salah seorang ulama yang masih tercatat sebagai muridnya untuk menyadarkan kembali pemuda yang kesurupan tersebut sehingga terbebas dari setan yang merasukinya.
Maka, berangkatlah sang ulama tersebut dengan diantar warga. Sesampainya di tempat, ulama itu melihat seorang pemuda yang tengah kesurupan dengan mata melotot dan suara lantang sekali.
Kerasukan Setan.
Ulama itu kemudian membacakan ayat kursi lalu disambung dengan bacaan ayat Al Qur'an lain surat Al-Mu'minun ayat 115.
أَفَحَسِبْتُمْ أَنَّمَا خَلَقْنَاكُمْ عَبَثًا وَأَنَّكُمْ إِلَيْنَا لا تُرْجَعُونَ
Artinya:
Maka Apakah kamu mengira, bahwa Sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada kami?
Usai membaca ayat-ayat tersebut, ulama itu kemudian berdialog dengan setan yang bersemayam di tubuh pemuda itu.
"Keluarlah, jasad ini tidak halal bagimu," perintah ulama itu.
Namun, setan yang merasuki pemuda itu masih saja membandel. ia tidak mau menuruti perintah sang ulama.
"Keluarlah, jika tidak, maka aku akan memukulmu," ucap sang ulama itu lagi.
Tiba-tiba saja setan tersebut menjawab,
"Ya, aku akan keluar."
Namun, setelah ditunggu beberapa lama, setan itu tidak juga keluar dari tubuh si pemuda. Maka ulama tersebut mengambil sebatang tongkat dan dipukulkan ke urat leher belakang kepala si pemuda dengan kerasnya.
Begitu kerasnya pukulan itu, membuat tangan sang ulama terasa sakit usai memukulnya. Orang-orang yang melihat kejadian itu tampak terheran-heran dengan apa yang dilakukan sang ulama.
Saat dipikul, setan mengerang kesakitan kemudain berkata,
"Aku menyukainya."
"Ya, akan tetapi dia tidak menyukaimu," ujar sang ulama.
"Aku ingin pergi haji bersama pemuda ini," kata setan lagi.
"Ya, tapi pemuda ini tidak mau pergi haji bersamamu," jawab sang ulama.
Setan itu akhirnya mengalah dan bersedia keluar dari raga si pemuda.
"Kalau begitu, aku akan meninggalkannya sebagai penghormatan kepadamu," kata setan.
"Tidak, engkau haru meninggalkannya demi mentaati Allah dan Rasul-Nya," sergah sang ulama.
"Baiklah, aku akan keluar," kata setan yang kali ini menepati perkataannya.
Dibenarkan oleh Rasulullah SAW.
Selepas dari pengaruh setan, pemuda itu tampak duduk sambil menoleh ke kiri dan ke kanan sambil berusaha memulihkan kesadarannya. Ia sangat terkejut kenapa banyak orang yang berkerumun yang mengitarinya.
"Loh, kenapa kau di sini?" tanya si pemuda.
"Engkau ini dipukuli sedemikian rupa apakah engkau merasakan sakit sedikit?" tanya orang-orang di sekitarnya.
"Aku tidak merasakan apapun, tapi mengapa aku kok dipukuli?" tanya si pemuda balik.
"Engkau baru saja dirasuki oleh setan, tetapi setan itu telah berhasil diusir oleh ulama itu," jelas orang-orang di sekitarnya.
Setan ini memang mengakui bahwa mereka sangat takut dengan ayat kursi. Pengakuan ini pernah dikatakannya di hadapan sahabat yang menunggu kurma.
Rasulullah SAW membenarkan pengakuan setan itu. Akan tetapi, Rasul SAW menegaskan bahwa setan itu tetaplah makhluk yang pendusta.
(Masih ingat kan postingan tentang kisah pencurian bahan makanan pokok yang dilakukan oleh setan).
Berikut Ayat Kursi yang dimaksud:
اللَّهُ لا إِلَهَ إِلا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ لا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلا نَوْمٌ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأرْضِ مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلا بِإِذْنِهِ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلا يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلا بِمَا شَاءَ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ وَلا يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ
Artinya:
"Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha besar."
(QS. Al-Baqarah: 255).
Kursi dalam ayat ini oleh sebagian mufassirin diartikan dengan ilmu Allah dan ada pula yang mengartikan dengan kekuasaan-Nya.
Surat Al-Mu'minun ayat 115.
أَفَحَسِبْتُمْ أَنَّمَا خَلَقْنَاكُمْ عَبَثًا وَأَنَّكُمْ إِلَيْنَا لا تُرْجَعُونَ
Artinya:
"Maka Apakah kamu mengira, bahwa Sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada kami?"
(QS. Al-Mu'minun: 115).
Kedua ayat tersebut terkenal sebagai ayat untuk mengusir setan yang merasuki manusia.
Kisah islami ini dikisahkan oleh Syeikh Ibnu Taimiyah mengenai salah satu ulama yang mampu membebaskan seseorang dari kesurupan.
Kisahnya.
Di zaman dahulu, ada seseorang yang kesurupan dengan hebatnya. Orang tersebut kerasukan setan hingga tak sadar apa yang dilakukannya. Warga setempat kemudian melaporkan hal ini kepada Syeikh Ibnu Taimiyah.
"Wahai Syeikh, ada seorang pemuda yang kesurupan, apa yang harus kami lakukan?" lapor para warga.
Mendapatkan laporan itu, Syeikh Ibnu Taimiyah mengirim salah seorang ulama yang masih tercatat sebagai muridnya untuk menyadarkan kembali pemuda yang kesurupan tersebut sehingga terbebas dari setan yang merasukinya.
Maka, berangkatlah sang ulama tersebut dengan diantar warga. Sesampainya di tempat, ulama itu melihat seorang pemuda yang tengah kesurupan dengan mata melotot dan suara lantang sekali.
Kerasukan Setan.
Ulama itu kemudian membacakan ayat kursi lalu disambung dengan bacaan ayat Al Qur'an lain surat Al-Mu'minun ayat 115.
أَفَحَسِبْتُمْ أَنَّمَا خَلَقْنَاكُمْ عَبَثًا وَأَنَّكُمْ إِلَيْنَا لا تُرْجَعُونَ
Artinya:
Maka Apakah kamu mengira, bahwa Sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada kami?
Usai membaca ayat-ayat tersebut, ulama itu kemudian berdialog dengan setan yang bersemayam di tubuh pemuda itu.
"Keluarlah, jasad ini tidak halal bagimu," perintah ulama itu.
Namun, setan yang merasuki pemuda itu masih saja membandel. ia tidak mau menuruti perintah sang ulama.
"Keluarlah, jika tidak, maka aku akan memukulmu," ucap sang ulama itu lagi.
Tiba-tiba saja setan tersebut menjawab,
"Ya, aku akan keluar."
Namun, setelah ditunggu beberapa lama, setan itu tidak juga keluar dari tubuh si pemuda. Maka ulama tersebut mengambil sebatang tongkat dan dipukulkan ke urat leher belakang kepala si pemuda dengan kerasnya.
Begitu kerasnya pukulan itu, membuat tangan sang ulama terasa sakit usai memukulnya. Orang-orang yang melihat kejadian itu tampak terheran-heran dengan apa yang dilakukan sang ulama.
Saat dipikul, setan mengerang kesakitan kemudain berkata,
"Aku menyukainya."
"Ya, akan tetapi dia tidak menyukaimu," ujar sang ulama.
"Aku ingin pergi haji bersama pemuda ini," kata setan lagi.
"Ya, tapi pemuda ini tidak mau pergi haji bersamamu," jawab sang ulama.
Setan itu akhirnya mengalah dan bersedia keluar dari raga si pemuda.
"Kalau begitu, aku akan meninggalkannya sebagai penghormatan kepadamu," kata setan.
"Tidak, engkau haru meninggalkannya demi mentaati Allah dan Rasul-Nya," sergah sang ulama.
"Baiklah, aku akan keluar," kata setan yang kali ini menepati perkataannya.
Dibenarkan oleh Rasulullah SAW.
Selepas dari pengaruh setan, pemuda itu tampak duduk sambil menoleh ke kiri dan ke kanan sambil berusaha memulihkan kesadarannya. Ia sangat terkejut kenapa banyak orang yang berkerumun yang mengitarinya.
"Loh, kenapa kau di sini?" tanya si pemuda.
"Engkau ini dipukuli sedemikian rupa apakah engkau merasakan sakit sedikit?" tanya orang-orang di sekitarnya.
"Aku tidak merasakan apapun, tapi mengapa aku kok dipukuli?" tanya si pemuda balik.
"Engkau baru saja dirasuki oleh setan, tetapi setan itu telah berhasil diusir oleh ulama itu," jelas orang-orang di sekitarnya.
Setan ini memang mengakui bahwa mereka sangat takut dengan ayat kursi. Pengakuan ini pernah dikatakannya di hadapan sahabat yang menunggu kurma.
Rasulullah SAW membenarkan pengakuan setan itu. Akan tetapi, Rasul SAW menegaskan bahwa setan itu tetaplah makhluk yang pendusta.
(Masih ingat kan postingan tentang kisah pencurian bahan makanan pokok yang dilakukan oleh setan).
Berikut Ayat Kursi yang dimaksud:
اللَّهُ لا إِلَهَ إِلا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ لا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلا نَوْمٌ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأرْضِ مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلا بِإِذْنِهِ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلا يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلا بِمَا شَاءَ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ وَلا يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ
Artinya:
"Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha besar."
(QS. Al-Baqarah: 255).
Kursi dalam ayat ini oleh sebagian mufassirin diartikan dengan ilmu Allah dan ada pula yang mengartikan dengan kekuasaan-Nya.
Surat Al-Mu'minun ayat 115.
أَفَحَسِبْتُمْ أَنَّمَا خَلَقْنَاكُمْ عَبَثًا وَأَنَّكُمْ إِلَيْنَا لا تُرْجَعُونَ
Artinya:
"Maka Apakah kamu mengira, bahwa Sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada kami?"
(QS. Al-Mu'minun: 115).
Kedua ayat tersebut terkenal sebagai ayat untuk mengusir setan yang merasuki manusia.
Tuesday, October 25, 2011
Rasulullah Membelah Bulan
Tiada habisnya orang-orang kafir mengzalimi Rasulullah SAW.
Mulai dari memfitnah hingga menyuruh Rasul melakukan sesuatu yang menurut mereka hal yang mustahi, yaitu membelah bulan.
Namun, dengan izin Allah SWT, Rasulullah SAW dapat melaluinya dengan sabar.
Kisahnya.
Jumlah orang-orang mukmin terus bertambah seiring berjalannya waktu.
Sementara itu, orang-orang jahat tidak juga menghentikan kekejaman mereka. Mereka bahkan terus menantang Rasulullah SAW.
Pada suatu hari, orang-orang kafir kembali mengelilingi Rasulullah SAW. Mereka punya rencana baru untuk menyudutkan beliau. Mereka meminta Rasul SAW melakukan sesuatu yang menurut mereka mustahil untuk dilakukan. Nanti saat melihat beliau tidak bisa melakukannya, mereka akan mengolok-olok beliau.
Dengan pemikiran seperti itu, mereka berkata,
"Kalau engkau memang seorang nabi, tunjukkan mukjizat kepada kamu. Misalnya, belahlah bulan purnama di atas kepala kita menjadi dua. Letakkan yang sebelah di atas gunung ini dan sebelah lagi di atas gunung itu," kata orang-orang kafir.
"Kalau aku dapat melakukannya apakah kalian akan percaya padaku?" tanya Rasul SAW.
Bulan Terbelah Menjadi Dua.
Allah Yang Maha Tinggi memberikan kekuasaan kepada Rasulullah SAW untuk menunjukkan mukjizat seperti yang telah Dia berikan kepada nabi-nabinya terdahulu. Jika Rasulullah SAW mau, beliau bisa berdoa kepada Allah SWT dan atas izin-Nya, banyak peristiwa luar biasa yang akan terjadi. Namun, beliau ingin agar orang-orang berfikir dan menemukan jalan yang benar dengan pikiran mereka sendiri.
Saat itu, Rasulullah SAW yang terlihat semakin rupawan di bawah sinar rembulan, terlebih dahulu berdoa agar orang-orang sesat itu menemukan jalan yang benar. Kemudian beliau mengarahkan telunjuknya ke bulan. Sinar perak dengan cahaya bintang terlihat membentang diatas mereka. Rasulullah SAW membuat garis dari bagian atas bulan hingga ke bawah.
Kala itu, tak seorang pun terlihat percaya atau memperhatikan secara penuh apa yang sedang terjadi. Setelah ditunjuk oleh Rasul SAW, bulan pun terbelah menjadi dua.
Subhanallah.....Sungguh luar biasa.
Setengah dari bulan itu berada di atas gunung yang satu dan setengahnya lagi di atas gunung yang lainnya. Allah Maha Besar. Allah Maha Tinggi sudah membelah bulan untuk Nabi kesayangan-Nya itu.
Nabi pun berulang-ulang mengatakan kepada orang-orang kafir,
"Saksikanlah!!, Saksikanlah!!!."
Orang kafir pun terbelalak.
Mereka tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Mereka saling pandang setelah mengetahui hal itu. Bibir Rasulullah SAW terus menerus berzikir, bersyukur kepada Allah SWT yang sudah memberikan mukjizat itu. Saat kedua bagian bulan itu kembali menyatu, orang-orang kafir sangat terkejut dan takut.
Mereka hanya berkata,
"Ini Sihir !!!, Ini Sihir !!!"
Kesaksian Seorang Musafir.
Pagi hari setelah kejadian itu, negeri Makkah gempar.
Semua orang membicarakan peristiwa ajaib tadi malam. Saat kaum muslim membicarakan keindahan peristiwa itu, orang-orang kafir malah mengatakan bahwa yang mereka lihat tadi malam adalah tidak nyata.
beberapa orang di antara mereka berkata,
"Kita bilang saja kepadanya kalau dia hanya menunjukkan sihir kepada kita."
Orang-orang kafir mengetahui bahwa pengaruh sihir itu tidak akan sampai jauh pengaruhnya. Jadi mereka pun memutuskan untuk bertanya kepada musafir yang datang dari jauh,apakah mereka juga melihat peristiwa bulan terbelah tadi malam.
Mereka pun menunggu datangnya para musafir.
Begitu para musafir datang, para orang kafir langsung mendekati mereka dan bertanya apakah mereka juga melihat bulan terbelah menjadi dua tadi malam. Ternyata mereka juga melihat bulan terbelah menjadi dua kemudian menyatu kembali. Dengan semangat, para musafir itu menceritakan secara terperinci apa yang mereka lihat tadi malam.
Meskipun mereka sudah mendengar kesaksian para musafir, namun tetap saja orang-orang kafir tidak percaya.
mereka mengatakan,
"Sihir Muhammad bahkan sudah mencapai langit," kata orang-orang kafir.
Orang-orang kafir itu telah dikunci mata hatinya, meskipun sudah melihat hal yang benar-benar nyata, masih saja dia berpaling, mungkir.
Dan inilah hebatnya Rasulullah SAW, Beliau tidak pernah sombong, bahkan selalu bersyukur atas mukjizat yan terjadi, beliau tetap penuh kasih, tetap medoakan agarorang-orang kafir itu tidak keras kepala dan bersedia mengikuti ajaran yang beliau sampaikan.
(Alhamdulillah, selesai juga akhirnya, meski jari tangan rasanya panas ketika mengetik).
Selamat membaca kawan-kawan.
Mulai dari memfitnah hingga menyuruh Rasul melakukan sesuatu yang menurut mereka hal yang mustahi, yaitu membelah bulan.
Namun, dengan izin Allah SWT, Rasulullah SAW dapat melaluinya dengan sabar.
Kisahnya.
Jumlah orang-orang mukmin terus bertambah seiring berjalannya waktu.
Sementara itu, orang-orang jahat tidak juga menghentikan kekejaman mereka. Mereka bahkan terus menantang Rasulullah SAW.
Pada suatu hari, orang-orang kafir kembali mengelilingi Rasulullah SAW. Mereka punya rencana baru untuk menyudutkan beliau. Mereka meminta Rasul SAW melakukan sesuatu yang menurut mereka mustahil untuk dilakukan. Nanti saat melihat beliau tidak bisa melakukannya, mereka akan mengolok-olok beliau.
Dengan pemikiran seperti itu, mereka berkata,
"Kalau engkau memang seorang nabi, tunjukkan mukjizat kepada kamu. Misalnya, belahlah bulan purnama di atas kepala kita menjadi dua. Letakkan yang sebelah di atas gunung ini dan sebelah lagi di atas gunung itu," kata orang-orang kafir.
"Kalau aku dapat melakukannya apakah kalian akan percaya padaku?" tanya Rasul SAW.
Bulan Terbelah Menjadi Dua.
Allah Yang Maha Tinggi memberikan kekuasaan kepada Rasulullah SAW untuk menunjukkan mukjizat seperti yang telah Dia berikan kepada nabi-nabinya terdahulu. Jika Rasulullah SAW mau, beliau bisa berdoa kepada Allah SWT dan atas izin-Nya, banyak peristiwa luar biasa yang akan terjadi. Namun, beliau ingin agar orang-orang berfikir dan menemukan jalan yang benar dengan pikiran mereka sendiri.
Saat itu, Rasulullah SAW yang terlihat semakin rupawan di bawah sinar rembulan, terlebih dahulu berdoa agar orang-orang sesat itu menemukan jalan yang benar. Kemudian beliau mengarahkan telunjuknya ke bulan. Sinar perak dengan cahaya bintang terlihat membentang diatas mereka. Rasulullah SAW membuat garis dari bagian atas bulan hingga ke bawah.
Kala itu, tak seorang pun terlihat percaya atau memperhatikan secara penuh apa yang sedang terjadi. Setelah ditunjuk oleh Rasul SAW, bulan pun terbelah menjadi dua.
Subhanallah.....Sungguh luar biasa.
Setengah dari bulan itu berada di atas gunung yang satu dan setengahnya lagi di atas gunung yang lainnya. Allah Maha Besar. Allah Maha Tinggi sudah membelah bulan untuk Nabi kesayangan-Nya itu.
Nabi pun berulang-ulang mengatakan kepada orang-orang kafir,
"Saksikanlah!!, Saksikanlah!!!."
Orang kafir pun terbelalak.
Mereka tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Mereka saling pandang setelah mengetahui hal itu. Bibir Rasulullah SAW terus menerus berzikir, bersyukur kepada Allah SWT yang sudah memberikan mukjizat itu. Saat kedua bagian bulan itu kembali menyatu, orang-orang kafir sangat terkejut dan takut.
Mereka hanya berkata,
"Ini Sihir !!!, Ini Sihir !!!"
Kesaksian Seorang Musafir.
Pagi hari setelah kejadian itu, negeri Makkah gempar.
Semua orang membicarakan peristiwa ajaib tadi malam. Saat kaum muslim membicarakan keindahan peristiwa itu, orang-orang kafir malah mengatakan bahwa yang mereka lihat tadi malam adalah tidak nyata.
beberapa orang di antara mereka berkata,
"Kita bilang saja kepadanya kalau dia hanya menunjukkan sihir kepada kita."
Orang-orang kafir mengetahui bahwa pengaruh sihir itu tidak akan sampai jauh pengaruhnya. Jadi mereka pun memutuskan untuk bertanya kepada musafir yang datang dari jauh,apakah mereka juga melihat peristiwa bulan terbelah tadi malam.
Mereka pun menunggu datangnya para musafir.
Begitu para musafir datang, para orang kafir langsung mendekati mereka dan bertanya apakah mereka juga melihat bulan terbelah menjadi dua tadi malam. Ternyata mereka juga melihat bulan terbelah menjadi dua kemudian menyatu kembali. Dengan semangat, para musafir itu menceritakan secara terperinci apa yang mereka lihat tadi malam.
Meskipun mereka sudah mendengar kesaksian para musafir, namun tetap saja orang-orang kafir tidak percaya.
mereka mengatakan,
"Sihir Muhammad bahkan sudah mencapai langit," kata orang-orang kafir.
Orang-orang kafir itu telah dikunci mata hatinya, meskipun sudah melihat hal yang benar-benar nyata, masih saja dia berpaling, mungkir.
Dan inilah hebatnya Rasulullah SAW, Beliau tidak pernah sombong, bahkan selalu bersyukur atas mukjizat yan terjadi, beliau tetap penuh kasih, tetap medoakan agarorang-orang kafir itu tidak keras kepala dan bersedia mengikuti ajaran yang beliau sampaikan.
(Alhamdulillah, selesai juga akhirnya, meski jari tangan rasanya panas ketika mengetik).
Selamat membaca kawan-kawan.
Monday, October 24, 2011
***Rintik-Rintik itu Merindukan Kami Lagi....(Part#2)***
MOTOOORRR.....!!!!
huuffftt... pada kemana motornya, Astagfirullah.. waktu sudah menunjukan pukul 10.05 menit,
dan aku masih dirumah mencari-cari dmana motor2 itu? perjalanan dari rumah ke depan gang sekitar 15 menit belum ke terminal Depok nya menghabiskan waktu sekitar 45menit. kalau jam segini saja aku belum berangkat gmn ceritanyaa... Twing Twing.. sabar ya Nisaaa.... ^_^
"Mah, motor kemana ya mah?.."
"Yang satu dipakai sama ayah dan satu lg sama adek2, Teh.."
Hemmm,, berarti tandanya aku harus mencari ojeg, mau gak mau, padahal untuk mencari ojeg itu gak semudah yg dibayangkan, ana harus jalan kira-kira beberapa puluh meter sampai ke pangkalan'y.
Okke, gak masalah.....SEMANGATT...!!!
<div class="fullpost">Alhamdulillah ada ojegnya.. Senyuummm...
Bismillah....
"Mbak Mimi, afwan.. aku masih dijalan menuju depok.. afwan ya mbak kalau nunggu terlalu lama"
"Iyya, mbak tunggu di dalam ITC yah, sambil duduk2, Nis.."
Oh iyya, untuk kopdar kali ini aku janjian dengan sepupu ku dari Ibu, ia hampir sepantaran dg ku, hanya berbeda dua bulan, aku lahir di bulan Maret sedangkan dia di bulan Januari nya.. karena kedekatan usia itulah akupun sangat dekat dg nya, sesungguhnya dikarenakan beberapa persamaan yg kami miliki. mulai dari Styl busana, kegemaran (senang membaca buku) dan juga dalam hal yg lebih pribadi, kami memiliki kecendrungan pada hal yang sama... hanya arah dan tujuan cita-cita kami saja yg berbeda,, ia lebih condong pada bidang Matematika dan IPA, sedangkan aku pada bidang Fashion dan kesenian.. tp perbedaan ini tidak membuat kami merasa saling bersebrangan.,. kami tetap saling menyayangi karena Allah SWT. ^_^
"stop, kiri paak...!!"
Alhamdulillah, jam 11.30 aku sampai di ITC Depok. dengan sedikit berlali aku mencoba mencari-cari dmna Mbak ku berada,,
"Mbak didepan dekat pintu masuk motor nis,"
Aha, itu dia Alhamdulillah...
Ia tampak anggun dengan jilbab hitam'nya ^_^
terlihat sangat bersahaja...
"Assalamu'alaikum,, ^_^"
"wa'alaikumsalam Warahmatullah... Ninis... Kemana aja mbak nungguin dari tadi loh..."
"Iya mbak, afwan jidan... beneran deh Maceett banget dijalan tadi...Ya allah Afwan ya mbak...~dengan wajah memelas...:D"
"Iya, Iya..trus gmana, kita jadi ke ragunan nya?" ia berkata sambil disertai dg sesungging senyum..^_^
Dalam hati "HOREEE,,,,, MBAK KU MEMANG BAIK BANGET DEH, seperti adiknya lah... :D "
"Iya dong mbak InsyaAllah jadi,"
"Tapiiii...
Serempak kami memiliki fikiran yang sama.. baru mau aku ucapkan, sudah keduluan oleh si Mbak..
"Nis, sudah mau dzuhur loh... tanggung.. gmna?
"Iya mbak, gmn yah? "
ku menyambut dalam hati.."perjalanan ke Ragunan pun cukup lama. sedangkan angkot menuju tempat tujuan itu sangat jarang....
Bagaimana...???
ya sudah kita lihat aja 5 menit lg, kalau angkot
</div>
huuffftt... pada kemana motornya, Astagfirullah.. waktu sudah menunjukan pukul 10.05 menit,
dan aku masih dirumah mencari-cari dmana motor2 itu? perjalanan dari rumah ke depan gang sekitar 15 menit belum ke terminal Depok nya menghabiskan waktu sekitar 45menit. kalau jam segini saja aku belum berangkat gmn ceritanyaa... Twing Twing.. sabar ya Nisaaa.... ^_^
"Mah, motor kemana ya mah?.."
"Yang satu dipakai sama ayah dan satu lg sama adek2, Teh.."
Hemmm,, berarti tandanya aku harus mencari ojeg, mau gak mau, padahal untuk mencari ojeg itu gak semudah yg dibayangkan, ana harus jalan kira-kira beberapa puluh meter sampai ke pangkalan'y.
Okke, gak masalah.....SEMANGATT...!!!
<div class="fullpost">Alhamdulillah ada ojegnya.. Senyuummm...
Bismillah....
"Mbak Mimi, afwan.. aku masih dijalan menuju depok.. afwan ya mbak kalau nunggu terlalu lama"
"Iyya, mbak tunggu di dalam ITC yah, sambil duduk2, Nis.."
Oh iyya, untuk kopdar kali ini aku janjian dengan sepupu ku dari Ibu, ia hampir sepantaran dg ku, hanya berbeda dua bulan, aku lahir di bulan Maret sedangkan dia di bulan Januari nya.. karena kedekatan usia itulah akupun sangat dekat dg nya, sesungguhnya dikarenakan beberapa persamaan yg kami miliki. mulai dari Styl busana, kegemaran (senang membaca buku) dan juga dalam hal yg lebih pribadi, kami memiliki kecendrungan pada hal yang sama... hanya arah dan tujuan cita-cita kami saja yg berbeda,, ia lebih condong pada bidang Matematika dan IPA, sedangkan aku pada bidang Fashion dan kesenian.. tp perbedaan ini tidak membuat kami merasa saling bersebrangan.,. kami tetap saling menyayangi karena Allah SWT. ^_^
"stop, kiri paak...!!"
Alhamdulillah, jam 11.30 aku sampai di ITC Depok. dengan sedikit berlali aku mencoba mencari-cari dmna Mbak ku berada,,
"Mbak didepan dekat pintu masuk motor nis,"
Aha, itu dia Alhamdulillah...
Ia tampak anggun dengan jilbab hitam'nya ^_^
terlihat sangat bersahaja...
"Assalamu'alaikum,, ^_^"
"wa'alaikumsalam Warahmatullah... Ninis... Kemana aja mbak nungguin dari tadi loh..."
"Iya mbak, afwan jidan... beneran deh Maceett banget dijalan tadi...Ya allah Afwan ya mbak...~dengan wajah memelas...:D"
"Iya, Iya..trus gmana, kita jadi ke ragunan nya?" ia berkata sambil disertai dg sesungging senyum..^_^
Dalam hati "HOREEE,,,,, MBAK KU MEMANG BAIK BANGET DEH, seperti adiknya lah... :D "
"Iya dong mbak InsyaAllah jadi,"
"Tapiiii...
Serempak kami memiliki fikiran yang sama.. baru mau aku ucapkan, sudah keduluan oleh si Mbak..
"Nis, sudah mau dzuhur loh... tanggung.. gmna?
"Iya mbak, gmn yah? "
ku menyambut dalam hati.."perjalanan ke Ragunan pun cukup lama. sedangkan angkot menuju tempat tujuan itu sangat jarang....
Bagaimana...???
ya sudah kita lihat aja 5 menit lg, kalau angkot
</div>
Istri Dambaan, Istri Sholihah
Keluarga bahagia adalah dambaan setiap orang, keluarga mawadah dan rahmah yang penuh barakah adalah impian. Bagaimana tidak? Setelah capek dan letih bergelut mencari nafkah di dunia, tentu membutuhkan suasana yang menyenangkan di rumah. Senyum dan pelayanan istri, sambutan si buah hati seolah menyegarkan kembali penatnya badan dan pikiran. Oleh sebab itulah berbagai usaha ditempuh untuk mewujudkannya. Walaupun harus menyita waktu, tenaga, pikiran bahkan uang. Banyaknya praktik konsultasi keluarga, rubrik-rubrik dan program acara keluarga dalam banyak media, bahkan majalah khusus keluarga begitu mudah kita dapatkan di sekitar kita. Ini menunjukkan bahwa keluarga sakinah menjadi perhatian. Semua membutuhkan, semua mengusahakan, dan mendambakannya.
Agama kita yang sempurna ini, alhamdulillah, mengatur semuanya, dari sebelum menikah bagaimana kriteria pasangan yang baik dan cara mencarinya, mengatur pula pada saat menikah bagaimana prosesi yang syar’i, sampai setelah menikah saat menjalani bahtera rumah tangga. Semua dijelaskan dalam Al-Quran, diterangkan dalam hadits, dan dijabarkan oleh para ulama dalam kitab-kitab mereka. Tinggal bagaimana kita berusaha mencari dan mengkaji, memahami dan mengamalkannya. Jadi, yang pertama dibutuhkan dalam membina keluarga sakinah adalah ilmu agama.
Pembaca, dalam mencari pasangan, Allah mengajarkan:
“Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki- laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula).” [Q.S. An-Nur:26].
Rasulullah juga telah membimbingkan, dalam haditsnya beliau bersabda, “Wanita dinikahi karena empat perkara; harta, garis keturunan yang bagus, kecantikan, atau agamanya. Maka pilihlah agamanya, kalau tidak, engkau akan hina.” [H.R. Al-Bukhari dan Muslim dari sahabat Abu Hurairah z].
Ayat dan hadits ini membimbing agar perkara yang diutamakan dalam mencari pasangan adalah keagamaan yang baik. Ketika agama yang dipilih, maka jalan untuk meraih kebahagiaan di dunia dan di akhirat dapat tercapai. Keshalihan seorang istri lah yang akan mengukir kebahagiaan di hati dengan kebagusannya dalam bergaul, kepatuhannya terhadap perintah serta kredibilitasnya dalam menjaga kehormatan dan harta. Rasulullah ` bersabda yang artinya,
“Dunia itu perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita shalihah. Bila engkau memandangnya, ia menyenangkanmu. Bila engkau perintah, ia menaatimu. Dan bila engkau pergi meninggalkannya, ia menjaga dirinya (untukmu) dan menjaga hartamu’. [H.R. Ahmad dan An-Nasa`i. Al-Baihaqi juga meriwayatkan hadits yang semakna dari sahabat Abu Hurairah z, dihasankan Syaikh Al Albani dalam Irwa’ul Ghalil].
“Dunia itu perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita shalihah. Bila engkau memandangnya, ia menyenangkanmu. Bila engkau perintah, ia menaatimu. Dan bila engkau pergi meninggalkannya, ia menjaga dirinya (untukmu) dan menjaga hartamu’. [H.R. Ahmad dan An-Nasa`i. Al-Baihaqi juga meriwayatkan hadits yang semakna dari sahabat Abu Hurairah z, dihasankan Syaikh Al Albani dalam Irwa’ul Ghalil].
Hidup berdampingan dengan istri shalihah, akan membantu dalam peribadahan kepada Allah. Sehingga akan mengantarkan kepada kebahagiaan ukhrawi yang lebih sempurna. Umar bin Khaththab z pernah bertanya kepada Rasulullah ` tentang harta apakah yang sebaiknya kita miliki, beliau ` menjawab, “Hendaklah kalian memiliki hati yang bersyukur, lisan yang berdzikir dan istri mukminah yang membantu dalam perkara akhirat kalian.” [H.R. Ibnu Majah, dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani v dalam Shahih Ibnu Majah]. Hadits ini menunjukkan bahwa seseorang butuh teman hidup yang bisa menjadikan agamanya lebih baik. Teman hidup itu tak lain adalah istri shalihah. Seorang istri yang tatkala engkau terlelap di malam hari, dialah yang akan membangunkanmu untuk shalat malam. Saat lemah dan malas menghampiri, dialah yang membangkitkan semangatmu untuk kembali beramal. Dialah yang selalu mengulurkan tangannya untukmu sebelum engkau minta sebagai wujud pengamalan terhadap firman-Nya
“Dan tolong-menolonglah kalian dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kalian kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.” [Q.S. Al-Maidah:2].
Demikianlah sekelumit ulasan yang melatarbelakangi seseorang menjadikan agama sebagai pertimbangan utama dalam mencari pasangan. Dengan memilih pasangan sebagaimana yang dituntunkan syariat, diharapkan tujuan-tujuan pernikahan dapat tercapai. Seseorang juga akan lebih merasakan hikmah diciptakannya pasangan ketika kriteria keshalihan sebagai pegangan. Karena istri shalihah lah yang akan membuat hati tenteram dengan selalu mengikat rasa cinta dalam ibadah yang mulia ini
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untuk kalian isteri-isteri dari jenis kalian sendiri, supaya kalian cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantara kalian rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.” (Q.S. Ar Rum : 21).
wallahu a’lam bsshowaab.
Istri Dambaan, Istri Sholihah oleh zahir @ Senyumku Dakwahku
Baca juga Artikel Menarik Lainnya Seperti Artikel tentang Jejak Hati, Sudikah Wahai Akhwat, Teruntuk Seorang Ikhwan Soleh dan Artikel - artikel yang mungkin Bermanfa'at disini.
wallahu a’lam bsshowaab.
Istri Dambaan, Istri Sholihah oleh zahir @ Senyumku Dakwahku
Baca juga Artikel Menarik Lainnya Seperti Artikel tentang Jejak Hati, Sudikah Wahai Akhwat, Teruntuk Seorang Ikhwan Soleh dan Artikel - artikel yang mungkin Bermanfa'at disini.
Sunday, October 23, 2011
ku tak ingin menjadi "bukan siapa-siapa"
Hari ini yang ku nanti…
Saat lembaran-lembaran iman saling terpaut
Membentuk garis-garis ukhuwah
Sketsa impian masa lalu, kini nyata terekam dalam pita batinku…
Segenggam ghirahMu bagai batu bara menyala pada permukaan tungku,
Berkawan dengan api…
Saat ku terlelap, bara itu kian menyala!
Menyilaukan,
Pesonanya memukau menerangi seantero jagat raya, memukau dalam peraduan cintaNya…
Lentera-lentera zaman menyatu terselimuti asa-asa tak terperi,
Mencipta senyum menyemaikan benih-benih wasilah…
Damainya pelita arsy-Mu menggoda, mengusik kelalaianku
Sejenak merenungi,
Ku terjaga akan Rumah-Mu di sana…
Segudang perih menusuk jiwa,
Menghunus tajam dalam dada!
Ingatan menerbangkan ruhku pada bayi-bayi yang terkapar tak berdaya!
Semangkuk suara-Mu membisikkan nyawa-nyawa melayang oleh sabetan pedang…
Hatiku, menjerit!
Pandanganku mendadak nanar
Amat kentara di ujung lensa mataku,
mayat-mayat menjerit!
Mengaduh kesakitan… terlukis dalam untaian tinta darah bercecer
Membeku dalam kalbu
Mengakar dalam sangkar.
Jangkar-jangkar berakar meniupkan kabar
Menyangsikan bayi-bayi syahid menggema takbir,
Mengenangnya, tak sekedar menyayat hati mengguratkan kepiluan lara…
Rekaman setengah abad lampau, menyulut imanku!
Saat kobaran api dipercikkan zionis Dennis Rohan di al-Quds,
Api itu kini sudah padam seutuhnya! TIDAK!
Lalu, apakah kau rela menjadi “bukan siapa-siapa” dalam memoar ini?
Rasa cemburu berkobar pada tangan-tangan zionis laknatullah…
Gelegar dahsyat jet-jet tempurmu, tak kan mampu menggedor kekokohan imanku…
Komitmen ini kami bangun, menjulang tinggi, membangun tembok-tembok peradaban!
Memecah lingkaran-lingkaran keangkuhan…
Seucap doa kita menyimpan seribu kekuatan untuk mereka mujahid sejati…
Karena kita “siapa-siapa”
–
*bismillah ikhwah puisi ini saya buat khusus untuk Palestina tercinta. Juga untuk saling mengingatkan tentang sebuah tempat yang sangat bersejarah, yang kini menjadi proyek yahudisasi Al-Aqsha. Relakah jika kiblat pertama kita roboh? Digerogoti puluhan galian bawah tanah Yahudi!. Ada ungkapan memuakkan dari Golda Meir, Perdana Menteri perempuan Israel yang juga satu dari 24 deklarator berdirinya negara Israel Laknatullah! “Hari terberat dan termudah dalam pemerintahanku adalah hari pembakaran masjid Al-Aqsha”. Apa kita hanya diam? Tentu tidak…Saya berharap puisi ini menjadi penggerak untuk “penggalangan dana” for renaissance Palestine pada Sarasehan ADK Se-Indonesia yang akan diadakan di UGM tanggal 28-30 Oktober nanti. Inilah saat yang tepat bagi kita untuk membantu secara nyata baik doa maupun materiil.
Saat lembaran-lembaran iman saling terpaut
Membentuk garis-garis ukhuwah
Sketsa impian masa lalu, kini nyata terekam dalam pita batinku…
Segenggam ghirahMu bagai batu bara menyala pada permukaan tungku,
Berkawan dengan api…
Saat ku terlelap, bara itu kian menyala!
Menyilaukan,
Pesonanya memukau menerangi seantero jagat raya, memukau dalam peraduan cintaNya…
Lentera-lentera zaman menyatu terselimuti asa-asa tak terperi,
Mencipta senyum menyemaikan benih-benih wasilah…
Damainya pelita arsy-Mu menggoda, mengusik kelalaianku
Sejenak merenungi,
Ku terjaga akan Rumah-Mu di sana…
Segudang perih menusuk jiwa,
Menghunus tajam dalam dada!
Ingatan menerbangkan ruhku pada bayi-bayi yang terkapar tak berdaya!
Semangkuk suara-Mu membisikkan nyawa-nyawa melayang oleh sabetan pedang…
Hatiku, menjerit!
Pandanganku mendadak nanar
Amat kentara di ujung lensa mataku,
mayat-mayat menjerit!
Mengaduh kesakitan… terlukis dalam untaian tinta darah bercecer
Membeku dalam kalbu
Mengakar dalam sangkar.
Jangkar-jangkar berakar meniupkan kabar
Menyangsikan bayi-bayi syahid menggema takbir,
Mengenangnya, tak sekedar menyayat hati mengguratkan kepiluan lara…
Rekaman setengah abad lampau, menyulut imanku!
Saat kobaran api dipercikkan zionis Dennis Rohan di al-Quds,
Api itu kini sudah padam seutuhnya! TIDAK!
Lalu, apakah kau rela menjadi “bukan siapa-siapa” dalam memoar ini?
Rasa cemburu berkobar pada tangan-tangan zionis laknatullah…
Gelegar dahsyat jet-jet tempurmu, tak kan mampu menggedor kekokohan imanku…
Komitmen ini kami bangun, menjulang tinggi, membangun tembok-tembok peradaban!
Memecah lingkaran-lingkaran keangkuhan…
Seucap doa kita menyimpan seribu kekuatan untuk mereka mujahid sejati…
Karena kita “siapa-siapa”
–
*bismillah ikhwah puisi ini saya buat khusus untuk Palestina tercinta. Juga untuk saling mengingatkan tentang sebuah tempat yang sangat bersejarah, yang kini menjadi proyek yahudisasi Al-Aqsha. Relakah jika kiblat pertama kita roboh? Digerogoti puluhan galian bawah tanah Yahudi!. Ada ungkapan memuakkan dari Golda Meir, Perdana Menteri perempuan Israel yang juga satu dari 24 deklarator berdirinya negara Israel Laknatullah! “Hari terberat dan termudah dalam pemerintahanku adalah hari pembakaran masjid Al-Aqsha”. Apa kita hanya diam? Tentu tidak…Saya berharap puisi ini menjadi penggerak untuk “penggalangan dana” for renaissance Palestine pada Sarasehan ADK Se-Indonesia yang akan diadakan di UGM tanggal 28-30 Oktober nanti. Inilah saat yang tepat bagi kita untuk membantu secara nyata baik doa maupun materiil.
oleh Siti Patimah
Sumber: http://www.dakwatuna.com/2011/10/15777/ku-tak-ingin-menjadi-bukan-siapa-siapa/#ixzz1bgA8zURn
Sumber: http://www.dakwatuna.com/2011/10/15777/ku-tak-ingin-menjadi-bukan-siapa-siapa/#ixzz1bgA8zURn
Subscribe to:
Posts (Atom)