Thursday, January 10, 2013
Tak Ada Cinta, Hanya Seks (Satu)
FIRST LOVE "Cinta pertama? Hahaha..." Tak ada cinta dalam kehidupan gilaku. Bahkan mungkin aku tak pernah mengenal cinta sama sekali. Sebaliknya, aku hanya mengenal seks. Hubungan seks-ku yang pertama, saat aku kelas 3 SMP. Aku melakukannya dengan rasa ingin tahu. Seorang mahasiswi yang mengajariku ngeseks. Dia bukan kekasihku, dia bukan sahabatku, hubungan kami just fun aja. Kakak Miranda sangat cantik. Yang aku tahu, dia kuliah di sebuah perguruan tinggi. Dia kost di tempat Budeku. Aku sering main ke rumah Budeku, karena Mama memang jarang di rumah. Mama bekerja berangkat pagi dan pulang malam. Sejak kecil, kalau Mama bekerja, aku di titipkan di rumah Budeku. Jadi, rumah itu sudah seperti rumahku sendiri. Apalagi Bude punya anak yang sebaya denganku, Rio, makin betahlah aku di sana. Bude memiliki beberapa kamar kos di sebelah rumah utama. Kebetulan rumah Bude dekat dengan sebuah kampus universitas swasta yang terkenal mahal. Jadi kos-kosan Bude laris, selalu penuh dengan mahasiswi yang cantik-cantik. Kak Miranda berbeda dengan mahasiswi lain yang kos di situ. Dia cantik, baik dan care. Aku sebagai remaja suka melihat kecantikannya. Keberadaannya di kos itu, membuatku bersemangat untuk main ke rumah Bude. Setiap pulang sekolah aku selalu mampir ke sana, sekedar untuk bisa melihat Kak Miranda. "Apakah artinya aku sedang jatuh cinta?" Setiap bertemu dengan Kak Miranda, hati terasa senang dan bahagia. Kak Miranda tampaknya juga tertarik kepadaku. Aku memang bongsor, wajahku tampan, kulitku putih. Biarpun baru kelas tiga SMP tetapi aku terlihat besar dan dewasa. Setiap kali datang ke kos, yang pertama ku lihat adalah kamar Kak Miranda yang ada di pojok paling dekat dengan tembok membatas rumah Bude. Aku mengintip kamar itu, ingin tahu apakah Kak Miranda di rumah atau sedang keluar. Awalnya malu, tapi kalau tahu Kak Miranda ada di rumah, hati terasa tenang. Sampai suatu hari, aku mampir ke rumah Bude sepulang sekolah. Kebetulan Kak Miranda duduk di depan kamarnya sambil membaca. Melihatku datang, Kak Miranda meletakkan bukunya dan memanggilku yang masih membuka sepatu di teras rumah Bude. Aku malu-malu. Dan Kak Miranda memanggilku berulang-ulang. Akhirnya aku mendatanginya. Kos sepi, karena banyak mahasiswi yang sedang kuliah. Kak Miranda mengajakku ngobrol di depan kamarnya. Dia sangat pandai bercerita. lembut dan menyenangkan. Sesekali dia memegang tanganku yang membuat darahku berdesir. "Simon mau minum, tapi Kakak hanya punya air putih?" katanya. "Boleh, kebetulan haus banget nih, Kak..." "Ayuk masuk, minumnya ada di dalam," ajaknya. Lalu aku digandeng masuk kamar. Kamar itu sangat rapi. Semua asesorisnya cantik dan menarik. Oh, ternyata seperti ini toh kamar anak gadis yang cantik. Sangat menyenangkan untuk istirahat. Kami duduk di lantai yang dilapisi karpet warna pink. Kak Miranda mengulurkan gelas berisi air putih. Aku menerimanya dengan senang hati. Ketika aku memberikan gelas kosongnya, Kak Miranda menarik tanganku. Kami menjadi bertatapan dengan sangat dekat. Wajah cantiknya menyususri wajahku dengan dengusan nafas yang memburu. lalu kami berciuman. Dengan dituntunnya, siang itu, aku melakukan aksi seks-ku yang pertama. Setelah itu, kami menjadi dekat. Dan rutin melakukan hubungan seks di kamarnya bila kami inginkan. Kami tak pernah pacaran, kami nggak pernah nonton bioskop bersama. Tetapi aku merasa senang kalau dekat dengannya. "Apakah itu yang disebut cinta pertama?" Bersambung... Seperti diceritakan oleh Simon.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment