Thursday, April 11, 2013
Eksibionis Gila
PSICHOSTORY Kos-kosan perempuan tempat kami tinggal, ada di ujung gang. Jalan buntu. Kamar paling depan adalah kamar Jery, gadis manis yang suka banget dengerin musik. Tak heran bila anak kos di rumah itu, suka banget nongkrong di kamar Jery. Siang itu, beberapa teman yang selesai kuliah lagi ngobrol di kamar Jery. Wanda yang lagi melihat ke jendela membisikkan kepada yang lain. Di luar jendela, entah kapan datangnya, ada sepeda motor parkir. Duduk di atasnya seorang laki-laki matang. "Hey, orang itu keluarin burungnya, (Penis, maaf)," kata Wanda berbisik. Para gadis pun menghambur ke jendela. Melihat perilaku laki-laki itu, serentak mereka berteriak. Laki-laki itu menoleh ke jendela. Dan dari alat vitalnya muncrat cairan, alias orgasme. Setelah itu dia menyalakan mesin motornya dan ngeloyor pergi. Sorenya Wanda cerita kepadaku, dan aku ikutan merinding. Tetapi kemudian aku katakan kepada teman-teman, bahwa teriakan mereka itulah yang membuat laki-laki eksibisionisme itu orgasme. "Lalu kalau dia datang lagi kita harus gimana dong?" tanya Jery. "Hina barangnya, ejek, biar dia kapok dan kalau semua yang melihat lakukan itu terus terjadi, kelainan seks eksebisionisnya bisa hilang, lihat dia pasti datang lagi," kataku. Benar juga, dia kesenengan, setelah beberapa waktu sebelumnya berhasil membuat panik semua penghuni kos. Siang itu, saat matahari masih terik, laki-laki itu datang lagi ke kos dengan gaya sok cuek seperti sebelumnya. Jery memanggilku ikut ke kamarnya. Sudah ada beberapa mahasiswi di situ. Aku melihat laki-laki itu sudah mengeluarkan barangnya, dan dia bersikap seolah-olah tidak terjadi apa-apa di sekitarnya. Di dalam teman-teman berbisik-bisik. Yang belum tahu ingin tahu. Nyaris semua berkumpul di situ dan mengintip. Tetapi aku sudah bilang, tak boleh ada yang berteriak. Lalu aku menawarkan untuk menyiram laki-laki itu, semua setuju, tetapi tak semua mau, takut dan geli. Hanya Wanda yang mau. Akhirnya aku berdua saja dengan Wanda keluar kamar dan masing-masing dari kami membawa segayung air dari kamar mandi. Teman yang lain menunggu di kamar. Sambil membawa gayung aku berteriak kepada laki-laki itu. "Pak ngapain di s itu?" Laki-laki itu kaget dan menoleh kepadaku. "Oh, lagi pamer sesuatu ya, barang kecil begitu, dipamerin," kataku. Mukanya merah, tak berkata apa-apa. "Masukkan barangnya, dan pergi dari situ, atau aku siram air," kataku sambil mengacungkan gayung. Dia pun memasukkan barangnya. Lalu menyalakan mesin motornya dan pergi. Semua bersorak. Setelah itu, dia tak berani muncul lagi dan berpamer-ria di depan kos-ku. Jakarta, 12 April 2013
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment