Safak Cah Zobo Azri
Assalamu'alaikum mau tanya..
1.apabila sholat lupa udah baca fatihah apa belum..?bagaimana solusinya...apakah ulangi baca fatihah terus terakhir sujud sahwi atau bagaimana...?
2.saat i'tidal lbh utama mana tangan sedakap atau dilepas disamping.?
3.dan pada saat sujud jari2 kaki dihadapkan ke kiblat.,antara kedua kaki yang benar dirapatkan atau direnggangkan/dipisah 1 jengkal..?
Sebelumnya terima kasih
JAWABAN
Dha Kho Chan >>>
وعَلَيْكُمْ السلام وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Nomer 1
ﻭﻟﻮ ﺳﻬﺎ ﻏﻴﺮ ﻣﺄﻣﻮﻡ ﺑﺘﺮﻙ ﺭﻛﻦ ﺃﻭ ﺷﻚ ﺃﺗﻰ ﺑﻪ ﺇﻥ ﻛﺎﻥ ﻗﺒﻞ ﻓﻌﻞ
ﻣﺜﻠﻪ ﻭﺇﻻ ﺃﺟﺰﺃﻩ ﻭﺗﺪﺍﺭﻙ.
ﻭﻟﻮ ﺳﻬﺎ ﻏﻴﺮ ﻣﺄﻣﻮﻡ ﻓﻲ ﺍﻟﺘﺮﺗﻴﺐ ﺑﺘﺮﻙ ﺭﻛﻦ ﻛﺄﻥ ﺳﺠﺪ ﻗﺒﻞ
ﺍﻟﺮﻛﻮﻉ ﺃﻭ ﺭﻛﻊ ﻗﺒﻞ ﺍﻟﻔﺎﺗﺤﺔ ﻟﻐﺎ ﻣﺎ ﻓﻌﻠﻪ ﺣﺘﻰ ﻳﺄﺗﻲ ﺑﺎﻟﻤﺘﺮﻭﻙ ﻓﺈﻥ
ﺗﺬﻛﺮ ﻗﺒﻞ ﺑﻠﻮﻍ ﻣﺜﻠﻪ ﺃﺗﻯﺒﻪ ﻭﺇﻻ ﻓﺴﻴﺄﺗﻲ ﺑﻴﺎﻧﻪ.ﺃﻭ ﺷﻚ ﻫﻮ ﺃﻱ ﻏﻴﺮ
ﺍﻟﻤﺄﻣﻮﻡ ﻓﻲ ﺭﻛﻦ ﻫﻞ ﻓﻌﻞ ﺃﻡ ﻻ ﻛﺄﻥ ﺷﻚ ﺭﺍﻛﻌﺎ ﻫﻞ ﻗﺮﺃ ﺍﻟﻔﺎﺗﺤﺔ ﺃﻭ
ﺳﺎﺟﺪﺍ ﻫﻞ ﺭﻛﻊ ﺃﻭ ﺍﻋﺘﺪﻝ ﺃﺗﻰ ﺑﻪ ﻓﻮﺭﺍ ﻭﺟﻮﺑﺎ ﺇﻥ ﻛﺎﻥ ﺍﻟﺸﻚ ﻗﺒﻞ
ﻓﻌﻠﻪ ﻣﺜﻠﻪ ﺃﻱ ﻣﺜﻞ ﺍﻟﻤﺸﻜﻮﻙ ﻓﻴﻪ ﻣﻦ ﺭﻛﻌﺔ ﺃﺧﺮﻯ ﻭﺇﻻ ﺃﻱ ﻭﺇﻥ ﻟﻢ
ﻳﺘﺬﻛﺮ ﺣﺘﻰ ﻓﻌﻞ ﻣﺜﻠﻪ ﻓﻲ ﺭﻛﻌﺔ ﺃﺧﺮﻯ ﺃﺟﺰﺃﻩ ﻋﻦ ﻣﺘﺮﻭﻛﺔ ﻭﻟﻐﺎ ﻣﺎ
ﺑﻴﻨﻬﻤﺎ.ﻫﺬﺍ ﻛﻠﻪ ﺇﻥ ﻋﻠﻢ ﻋﻴﻦ ﺍﻟﻤﺘﺮﻭﻙ ﻭﻣﺤﻠﻪ ﻓﺈﻥ ﺟﻬﻞ ﻋﻴﻨﻪ
ﻭﺟﻮﺯ ﺃﻧﻪ ﺍﻟﻨﻴﺔ ﺃﻭ ﺗﻜﺒﻴﺮﺓ ﺍﻹﺣﺮﺍﻡ ﺑﻄﻠﺖ ﺻﻼﺗﻪ.ﻭﻟﻢ ﻳﺸﺘﺮﻁ ﻫﻨﺎ
ﻃﻮﻝ ﻓﺼﻞ ﻭﻻ ﻣﻀﻲ ﺭﻛﻦ.
fathul mu'in 1/124.
( ﻗﻮﻟﻪ: ﻓﺈﻥ ﺟﻬﻞ ﻋﻴﻨﻪ ﺍﻟﺦ( ﻣﻔﻬﻮﻡ ﻗﻮﻟﻪ: ﺇﻥ ﻋﻠﻢ ﻋﻴﻦ
ﺍﻟﻤﺘﺮﻭﻙ.ﻭﺱﻛﺖ ﻋﻦ ﻣﻔﻬﻮﻡ ﻗﻮﻟﻪ: ﻭﻋﻠﻢ ﻣﺤﻠﻪ، ﻭﻫﻮ ﻣﺎ ﺇﺫﺍ ﺟﻬﻞ
ﻣﺤﻠﻪ ﻭﻋﻠﻢ ﻋﻴﻨﻪ.ﻭﺣﺎﺻﻞﻩ ﺃﻧﻪ ﻳﺄﺧﺬ ﻓﻴﻪ ﺑﺎﻷﺣﻮﻁ، ﻓﺈﺫﺍ ﻋﻠﻢ ﺃﻧﻪ
ﺗﺮﻙ ﺳﺠﺪﺓ ﻭﻟﻢ ﻳﻌﻠﻢ ﺃﻫﻲ ﻣﻦ ﺍﻟﺮﻛﻌﺔ ﺍﻷﺧﻴﺮﺓ ﺃﻡ ﻣﻦ ﻏﻴﺮﻫﺎ ﺟﻌﻠﻬﺎ
ﻣﻨﻪ ﻭﺃﺗﻰ ﺑﺮﻛﻌﺔ، ﺃﻭ ﻋﻠﻢ ﺗﺮﻙ ﺳﺠﺪﺗﻴﻦ ﻭﺟﻬﻞ ﻣﺤﻠﻬﻤﺎ ﺃﺗﻰ
ﺑﺮﻛﻌﺘﻴﻦ، ﻓﺈﻧﻪ ﻳﻘﺪﺭ ﺃﻧﻪ ﺗﺮﻙ ﺳﺠﺪﺓ ﻣﻦ ﺍﻷﻭﻟﻰ ﻭﺳﺠﺪﺓ ﻣﻦ ﺍﻟﺜﺎﻧﻴﺔ
ﻓﻴﺠﺒﺮﺍﻥ ﺑﺎﻟﺜﺎﻧﻴﺔ ﻭﺍﻟﺮﺍﺑﻌﺔ ﻭﻳﻠﻐﻮ ﺑﺎﻗﻴﻬﻤﺎ.
I’anah 1/209
bila ghoer mamum (imam dan munfarid) lupa atau
ragu meninggalkan salah satu rukun dan dia
mengetahui bagian yang tertinggalnya, maka ada
beberapa kemungkinan:
1. Bila baru ingat sebelum sampai pada pekerjaan
sejenis pada rokaat berikutnya, maka langsung ke
posisi RUKUN YANG TERTINGGAL. Missal, ketika
sujud dia teringat tidak membaca fatihah, maka
langsung berdiri dan membaca fatihah.
2. Bila baru ingat setelah sampai pada pekerjaan
sejenis pada rokaat berikutnya, maka teruskan saja
rokaat itu, adapun pekerjaan (rokaat) yang tidak
sempurna sebelumnya menjadi lagho, dan harus
ditambah.
3. Bila tidak mengetahui mana dan dimana bagian
yang tertinggal, maka ditambah saja satu rokaat.
Termasuk juga dalam masalah ini, bila ingat ada
bagian yang tertinggal tetapi lupa apakah pada
rokaat terakhir atau rokaat sebelumnya, maka
tambah saja satu rokaat.
Semua permasalah di atas, menyangkut rukun solat
selain NIAT dan TAKBIROTUL IHROM. Bila
menyangkut keduanya, artinya lupa atau ragu
terhadap niat atau takbirotul ihrom maka solatnya
BATAL.
_______________
.jika RAGU SETELAH SALAM
menurut pendapat yg Masyhur tidak berpengaruh,
karena dengan selesainya shalat, semua masalah
dianggap selesai.
ﺣﺎﺷﻴﺘﺎ ﻗﻠﻴﻮﺑﻲ ﻭﻋﻤﻴﺮﺓ ﺍﻟﺠﺰﺀ 1 ﺻﺤـ : 231 ﻣﻜﺘﺒﺔ ﺩﺍﺭ ﺍﻟﻜﺘﺐ
ﺍﻟﻌﺮﺑﻴﺔ)ﻭﻟﻮ ﺷﻚ ﺑﻌﺪ ﺍﻟﺴﻼﻡ ﻓﻲ ﺗﺮﻙ ﻓﺮﺽ ﻟﻢ ﻳﺆﺛﺮ ﻋﻠﻰ
ﺍﻟﻤﺸﻬﻮﺭ( ﻷﻥ ﺍﻟﻈﺎﻫﺮ ﻭﻗﻮﻉ ﺍﻟﺴﻼﻡ ﻋﻦ ﺗﻤﺎﻡ ﻭﺍﻟﺜﺎﻥﻱ ﻳﺆﺛﺮ ﻷﻥ
ﺍﻷﺻﻞ ﻋﺪﻡ ﻓﻌﻠﻪ ﻓﻴﺒﻨﻲ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻤﺘﻴﻖﻥ ﻭﻳﺴﺠﺪ ﻛﻤﺎ ﻓﻲ ﺻﻠﺐ
ﺍﻟﺼﻼﺓ ﺇﻥ ﻟﻢ ﻳﻄﻞ ﺍﻟﻔﺼﻞ ﻓﺈﻥ ﻃﺎﻝ ﺍﺳﺘﺄﻧﻒ ﻛﻤﺎ ﻓﻲ ﺃﺻﻞ
ﺍﻟﺮﻭﺿﺔ ﻭﻣﺮﺟﻊ ﺍﻟﻄﻮﻝ ﺍﻟﻌﺮﻑ ﻭﻻ ﻓﺮﻕ ﻓﻲ ﺍﻟﺒﻨﺎﺀ ﺑﻴﻦ ﺃﻥ ﻳﺘﻜﻠﻢ
ﻭﻳﻤﺸﻲ ﻭﻳﺴﺘﺪﺑﺮ ﺍﻟﻘﺒﻠﺔ ﻭﺑﻴﻦ ﺃﻥ ﻻ ﻳﻔﻌﻞ ﺫﻟﻚ ﻗﻮﻟﻪ )ﻭﻟﻮ ﺷﻚ ﺑﻌﺪ
ﺍﻟﺴﻼﻡ( ﺃﻱ ﻃﺮﺃ ﻟﻪ ﺑﻌﺪ ﺳﻼﻣﻪ ﺍﻟﺘﺮﺩﺩ ﻓﻲ ﺣﺎﻟﻪ ﻗﺒﻞ ﺻﻼﺗﻪ ﺃﻭ ﻓﻴﻬﺎ
ﻭﺧﺮﺝ ﺑﺎﻟﺘﺮﺩﺩ ﺗﺬﻛﺮ ﺣﺎﻟﻪ ﻭﺇﺧﺒﺎﺭ ﻋﺪﺩ ﺑﺎﻟﺘﻮﺍﺗﺮ ﻗﺎﻝ ﺷﻴﺨﻨﺎ ﻭﻛﺬﺍ
ﻇﻨﻪ ﺑﺨﺒﺮ ﻋﺪﻝ ﻷﻥ ﺍﻟﻈﻦ ﻣﻌﻪ ﻛﺎﻟﻴﻘﻲﻥ ﻗﻮﻟﻪ )ﻓﻲ ﺗﺮﻙ ﻓﺮﺽ(
ﻋﺪﻝ ﻋﻦ ﺃﻥ ﻳﻘﻮﻝ ﻓﻲ ﺗﺮﻙ ﺭﻛﻦ ﻟﻴﺸﻤﻞ ﺍﻟﺮﻛﻦ ﻭﺑﻌﻀﻪ ﻭﺍﻟﺸﺮﻁ
ﻭﺑﻌﻀﻪ ﻭﺍﻟﻤﻌﻲﻥ ﻣﻨﻬﻤﺎ ﻭﺍﻟﻤﺒﻪﻡ ﻛﺘﺮﻙ ﺍﻟﻔﺎﺗﺢﺓ ﺃﻭ ﺑﻌﻀﻬﺎ ﺃﻭ
ﺍﻟﺮﻛﻮﻉ ﺃﻭ ﻃﻤﺄﻧﻴﻦﻪﺗ ﺃﻭ ﺑﻌﺾ ﺍﻷﺭﻛﺎﻥ ﺍﻩ
JAWABAN
Warda Alfa >>> No. 1
jika bacaan al-Fatihah tetinggal karena lupa ataupun lalai tanpa sengaja. Hal ini tidak serta merta membatalkan shalat asalkan diganti dengan segera, walaupun sedang mengerjakan rukun lain. Misalkan seseorang dalam rakaat keduanya lupa membaca al-Fatihah, ia baru teringat ketika hendak sujud. Maka segeralah kembali berdiri mengulangi rekaat keduanya dengan sempurna (membaca al-Fatihah) dan disunnahkan untuk melakukan sujud sahwi. Karena ia telah melakukan sebuah kesalahan yang jika disengaja membatalkan shalat.
Akan tetapi, jika orang tersebut (yang lupa membaca al-Fatihah dalam rakaat kedua) baru teringat ketika shalat telah usai, maka solusinya dapat diperinci menjadi dua. Pertama, jika ia ingat beberapa saat setelah salam (kurang lebih satu menit) maka wajib baginya berdiri untuk mengulangi rakaat kedua itu dan menyempurnakan sisa shalatnya.
Seperti yang diterangkan dalam Khasyiyah Syarqawi
Referensi
Khasyiyah a-Bajuri
فالفرض لا ينوب عنه سجود السهو بل إن ذكره أى الفرض وهو فى الصلاة أتى به وتمت صلاته أو ذكره بعد السلام والزمان قريب أتى به وبنى عليه ما بقىي من الصلاة وسجد السهو
Bahwa fardhu (rukun) tidaklah dapat diganti dengan sujud sahwi, bahkan jika diingatnya fardhu itu, sedang ia masih dalam shalat. Hendaklah disempurnakan shalatnya itu. Atau jika ingatan itu datang beberapa waktu (dekat) setelah shalat usai, maka segeralah membenahi kesehalan itu dan menyempurnakan shalatnya serta disunnahkan untuk melakukan sujud sahwi
Kedua, jika ia ingat setelah beberapa lama (kurang lebih tiga menita) maka shalatnya dianggap rusak dan segeralah mengulanginya lagi.
Warda Alfa >>> Wa'alaikum salam
No.2
Kalangan Syafi'iyyah lebih cenderung memilih melepaskan kedua tangan lurus kebawah saat i'tidal
Referensi
أما زمن الاعتدال فلا يجمعهما تحت صدره بل يرسلهما سواء كان في ذكر الاعتدال أو بعد الفراغ من القنوت ا ه ع ش
Sedang saat I’tidal maka janganlah mengumpulkan kedua tangan dibawah dada tapi lepaskan keduanya baik saat membaca doa/dzikiran I’tidal atau setelah rampung dari membaca Doa Qunut".
Hasyiyah al-Jamal ‘ala al-Manhaj II/38.
Referensi
الفتاوى الفقهية الكبرى الجزء 1 صحـ : 140 مكتبة الإسلامية( وَسُئِلَ ) نَفَعَ اللَّهُ بِعُلُومِهِ وَمَتَّعَ بِوُجُودِهِ الْمُسْلِمِينَ هَلْ يَضَعُ الْمُصَلِّيْ يَدَيْهِ حِينَ يَأْتِيْ بِذِكْرِ اِلاعْتِدَالِ كَمَا يَضَعُهُمَا بَعْدَ التَّحَرُّمِ أَوْ يُرْسِلُهُمَا ( فَأَجَابَ ) رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ بِقَوْلِهِ الَّذِي دَلَّ عَلَيْهِ كَلاَمُ النَّوَوِيِّ فِي شَرْحِ الْمُهَذَّبِ أَنَّهُ يَضَعُ يَدَيْهِ فِي اِلاعْتِدَالِ كَمَا يَضَعُهُمَا بَعْدَ التَّحَرُّمِ وَعَلَيْهِ جَرَيْتُ فِي شَرْحِيْ عَلَى اْلإِرْشَادِ وَغَيْرِهِ وَاَللَّهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى أَعْلَمُ بِالصَّوَابِ اهـ
Telah ditanya Ibnu Hajar Al Haitami, (semoga Allah memberikan kemanfaatan dengan ilmu beliau dan keberkatan kepada kaum muslimin dengan keberadaan beliau)Apakah orang yang shalat itu meletakkan kedua tangannya ketika melakukan dzikir I’tidal sebagaimana meletakkannya setelah takbiratul ihram, ataukah menggantungkannya lurus ke bawah?
Beliau menjawab:Yang ditunjukkan penjelasan Imam Nawawi dalam kitab Syarh al Muhaddzab, sesungguhnya orang shalat tersebut meletakkan kedua tangannya di waktu berdiri I’tidal, sebagaimana meletakkannya setelah takbiratul ihram.Dan dengan ini aku berpendapat dalam kedua syarah Irsyad saya dan yang lainnya.
No. 3
Terdapat dua pendapat dikalangan Syafi’iyyah dalam meletakkan perut jemari-jemari kaki saat sujud, pendapat yang mashur tidak wajib meletakkannya....
Referensi
أن الواجب وضع بعض الجبهة وبعض الركبتين وبعض بطن الكفين وبعض بطن أصابع القدمين دون غيرها من بقية الرأس وحرف الكف وأطراف الأصابع والجبين والأنف والخد ( قوله ولو قطعت أصابع إلخ ) عبارة النهاية ولو تعذر شيء من هذه الأعضاء سقط الفرض بالنسبة إليه فلو قطعت يده من الزند لم يجب وضعه ولا وضع رجل قطعت أصابعها لفوات محل الفرض
Yang wajib dalam sujud adalah meletakkan sebagian dahi, lutut, telapak tangan, perut jemari kedua telapak kaki tidak lainnya seperti ujung jemari, pinggir telapak, pinggir jemari, pinggir kedua kening, hidung dan pipi.(keterangan bila terpotong jemari-jemarinya) redaksi dalam kitab an-Nihayah ‘Bila terdapati udzur meletakkan sebagian anggauta-anggauta diatas maka gugur pulalah kewajibannya seperti bila tangannya putus dari pergelangan maka tidak wajib meletakkannya dan tidak wajib pula meletakkan kaki yang terputus jemeri-jemarinya karena tempat yang wajib tidak lagi terdapati
(I’aanah at-Thoolibiin I/64)
Referensi
ويجب وضع جزء من ركبتيه ومن باطن كفيه ومن باطن أصابع قدميه في السجود لخبر الشيخين: أمرت أن أسجد على سبعة أعظم: الجبهة، واليدين، والركبتين، وأطراف القدمين.
Dan wajib meletakkan bagian dari kedua lututnya, perut kedua telapak tangannya, perut jemari-jemari kakinya saat sujud berdasarkan hadits “Aku diperintah sujud atas tujuh anggota tubuh besar : Dahi, kedua tangan, kedua lutut dan pucuk-pucuk jemari” (HR. Bukhori Muslim).
(Al-Iqnaa I/124)
Referensi
قَوْلُهُ وَأَطْرَافُ الْقَدَمَيْنِ ) أَيْ : وَمِنْ لَازِمِهِ الِاعْتِمَادُ عَلَى بُطُونِهَا فَإِنْ تَعَذَّرَ وَضْعُ شَيْءٍ مِنْ هَذِهِ الْأَعْضَاءِ سَقَطَ الْفَرْضُ بِالنِّسْبَةِ إلَيْهِ ا هـ بِرْمَاوِيٌّ .
(Keterangan dan pucuk-pucuk jemari) artinya sebagian kewajiban sujud adalah bertumpu pada perut-perut jemari kaki bila terdapat udzur meletakkan anggota-anggota tubuh diatas maka gugurlah kewajiban meletakkan anggauta yang putus tersebut”.
(Hasyiyah al-Jamal III/385)
وَلَا يَجِبُ ) ( وَضْعُ يَدَيْهِ ) أَيْ بَطْنِهِمَا ، ( وَرُكْبَتَيْهِ وَقَدَمَيْهِ ) فِي سُجُودِهِ ( فِي الْأَظْهَرِ ) لِقَوْلِهِ تَعَالَى { سِيمَاهُمْ فِي وُجُوهِهِمْ مِنْ أَثَرِ السُّجُودِ } وَلِلْخَبَرِ الْمُتَقَدِّمِ { إذَا سَجَدْت فَمَكِّنْ جَبْهَتَك } فَإِفْرَادُهَا بِالذِّكْرِ دَلِيلٌ عَلَى مُخَالَفَتِهَا ، وَلِأَنَّهُ لَوْ وَجَبَ وَضْعُهَا لَوَجَبَ الْإِيمَاءُ بِهَا عِنْدَ الْعَجْزِ عَنْ وَضْعِهَا وَالْإِيمَاءُ بِهَا غَيْرُ وَاجِبٍ فَلَمْ يَجِبْ وَضْعُهَا ، وَلِأَنَّ الْمَقْصُودَ مِنْهُ وَضْعُ أَشْرَفِ الْأَعْضَاءِ عَلَى مَوَاطِئِ الْأَقْدَامِ وَهُوَ خِصِّيصٌ بِالْجَبْهَةِ ، وَيُتَصَوَّرُ رَفْعُ جَمِيعِهَا كَأَنْ يُصَلِّي عَلَى حَجَرَيْنِ بَيْنَهُمَا حَائِطٌ قَصِيرٌ يَنْبَطِحُ عَلَيْهِ عِنْدَ سُجُودِهِ وَيَرْفَعُهَا ( قُلْت : الْأَظْهَرُ وُجُوبُهُ وَاَللَّهُ أَعْلَمُ ) وَإِنْ كَانَتْ مَسْتُورَةً لِخَبَرِ الشَّيْخَيْنِ { أُمِرْت أَنْ أَسْجُدَ عَلَى سَبْعَةِ أَعْظُمٍ عَلَى الْجَبْهَةِ وَالْيَدَيْنِ وَالرُّكْبَتَيْنِ وَأَطْرَافِ الْقَدَمَيْنِ } وَلِخَبَرِ الْبُخَارِيِّ { أَنَّهُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَجَدَ وَاسْتَقْبَلَ بِأَطْرَافِ أَصَابِعِ رِجْلَيْهِ الْقِبْلَةَ } وَمَنْ لَازِمِ ذَلِكَ اعْتِمَادُهُ عَلَى بُطُونِهَا ، ..وَاكْتَفَى بِبَعْضِ كُلٍّ وَإِنْ كُرِهَ قِيَاسًا عَلَى مَا مَرَّ لِمَا سَبَقَ فِي الْجَبْهَةِ
Dan tidak wajib meletakkan perut kedua tangannya, kedua lututnya dan kedua telapak kakinya saat sujud menurut pendapat yang lebih dhahir karena
Berdasarkan firman Allah : :tanda-tanda mereka di wajah-wajah mereka dari bekas-bekas sujud mereka”
Hadits : Bila engkau sujud maka tetapkan dahimudisebutkannya dahi secara special merupakan dalil perbedaannya dengan anggota tubuh lainnya
Karena bila diwajibkan meletakkan anggauta selain dahi maka pasti diwajib berisyarat dengannya saat tidak dapat menjalani sujud secara normal (sebagaimana dahi), sedangkan berisyarat dengannya tidak diwajibkan maka tidak wajib pula meletakkannya saat sujud yang normal
Karena maksud utama sujud adalah meletakkan anggita tubuh manusia yang paling mulia pada tempat telapak kaki dan yang demikian hanya tertentu pada dahi.
Aku (Pengarang kitab) berkata “Menurutku pendapat yang lebih dhahir diwajibkannya meskipun dalam keadaan tertutup berdasarkan :
Hadits “Aku diperintah sujud atas tujuh anggota tubuh besar : Dahi, kedua tangan, kedua lutut dan pucuk-pucuk jemari”
(HR. Bukhori Muslim)
Hadits “Sesungguhnya Nabi Muhammad SAW sujud dan menghadapkan pucuk-pucuk jemarinya pada kiblat
(HR. Bukhori)
Dan sebagian kewajiban sujud adalah bertumpu pada perut-perut jemari kaki.Dan dianggap cukup meskipun makruh meletakkan sebagian anggota tubuh diatas dengan menganalogkan pada bolehnya meletakkan sebagian dahi saat sujud.
Hasyiyah as-Syibro Malisy III/385
Referensi
وأما السجود على اليدين والركبتين والقدمين ففيه قولان (أشهرهما) أنه لا يجب لانه لو وجب لوجب الايماء بها إذا عجز كالجبهة (والثانى) يجب لما ورى ابن عباس رضى الله عنهما أن النبي صلي الله عليه وسلم " أمر أن يسجد علي سبعة أعضاء يديه وركبتيه وأطراف أصابعه وجبهته "
Sedang sujud atas kedua tangan, kedua lutut dan kedua telapak kaki maka terdapat dua pendapat:1. Pendapat yang mashur tidak wajib Karena bila diwajibkan meletakkan anggauta selain dahi maka pasti diwajib berisyarat dengannya saat tidak dapat menjalani sujud secara normal (sebagaimana dahi), sedangkan berisyarat dengannya tidak diwajibkan maka tidak wajib pula meletakkannya saat sujud yang normal2. Pendapat kedua menyatakan wajib berdasarkan riwayat dari Ibn Abbas ra “Rasulullah SAW diperintah sujud atas tujuh anggota tubuh besar : Dahi, kedua tangan, kedua lutut, pucuk-pucuk jemari dan dahi beliau
(HR. Bukhori Muslim)
”Al-Majmuu’ ala Syarh al-Muhadzdzab III/426
Wallaahu A'laamu Bis showaab
Link Asal
http://www.facebook.com/groups/Fiqhsalafiyyah/permalink/493191397418887/
Assalamu'alaikum mau tanya..
1.apabila sholat lupa udah baca fatihah apa belum..?bagaimana solusinya...apakah ulangi baca fatihah terus terakhir sujud sahwi atau bagaimana...?
2.saat i'tidal lbh utama mana tangan sedakap atau dilepas disamping.?
3.dan pada saat sujud jari2 kaki dihadapkan ke kiblat.,antara kedua kaki yang benar dirapatkan atau direnggangkan/dipisah 1 jengkal..?
Sebelumnya terima kasih
JAWABAN
Dha Kho Chan >>>
وعَلَيْكُمْ السلام وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Nomer 1
ﻭﻟﻮ ﺳﻬﺎ ﻏﻴﺮ ﻣﺄﻣﻮﻡ ﺑﺘﺮﻙ ﺭﻛﻦ ﺃﻭ ﺷﻚ ﺃﺗﻰ ﺑﻪ ﺇﻥ ﻛﺎﻥ ﻗﺒﻞ ﻓﻌﻞ
ﻣﺜﻠﻪ ﻭﺇﻻ ﺃﺟﺰﺃﻩ ﻭﺗﺪﺍﺭﻙ.
ﻭﻟﻮ ﺳﻬﺎ ﻏﻴﺮ ﻣﺄﻣﻮﻡ ﻓﻲ ﺍﻟﺘﺮﺗﻴﺐ ﺑﺘﺮﻙ ﺭﻛﻦ ﻛﺄﻥ ﺳﺠﺪ ﻗﺒﻞ
ﺍﻟﺮﻛﻮﻉ ﺃﻭ ﺭﻛﻊ ﻗﺒﻞ ﺍﻟﻔﺎﺗﺤﺔ ﻟﻐﺎ ﻣﺎ ﻓﻌﻠﻪ ﺣﺘﻰ ﻳﺄﺗﻲ ﺑﺎﻟﻤﺘﺮﻭﻙ ﻓﺈﻥ
ﺗﺬﻛﺮ ﻗﺒﻞ ﺑﻠﻮﻍ ﻣﺜﻠﻪ ﺃﺗﻯﺒﻪ ﻭﺇﻻ ﻓﺴﻴﺄﺗﻲ ﺑﻴﺎﻧﻪ.ﺃﻭ ﺷﻚ ﻫﻮ ﺃﻱ ﻏﻴﺮ
ﺍﻟﻤﺄﻣﻮﻡ ﻓﻲ ﺭﻛﻦ ﻫﻞ ﻓﻌﻞ ﺃﻡ ﻻ ﻛﺄﻥ ﺷﻚ ﺭﺍﻛﻌﺎ ﻫﻞ ﻗﺮﺃ ﺍﻟﻔﺎﺗﺤﺔ ﺃﻭ
ﺳﺎﺟﺪﺍ ﻫﻞ ﺭﻛﻊ ﺃﻭ ﺍﻋﺘﺪﻝ ﺃﺗﻰ ﺑﻪ ﻓﻮﺭﺍ ﻭﺟﻮﺑﺎ ﺇﻥ ﻛﺎﻥ ﺍﻟﺸﻚ ﻗﺒﻞ
ﻓﻌﻠﻪ ﻣﺜﻠﻪ ﺃﻱ ﻣﺜﻞ ﺍﻟﻤﺸﻜﻮﻙ ﻓﻴﻪ ﻣﻦ ﺭﻛﻌﺔ ﺃﺧﺮﻯ ﻭﺇﻻ ﺃﻱ ﻭﺇﻥ ﻟﻢ
ﻳﺘﺬﻛﺮ ﺣﺘﻰ ﻓﻌﻞ ﻣﺜﻠﻪ ﻓﻲ ﺭﻛﻌﺔ ﺃﺧﺮﻯ ﺃﺟﺰﺃﻩ ﻋﻦ ﻣﺘﺮﻭﻛﺔ ﻭﻟﻐﺎ ﻣﺎ
ﺑﻴﻨﻬﻤﺎ.ﻫﺬﺍ ﻛﻠﻪ ﺇﻥ ﻋﻠﻢ ﻋﻴﻦ ﺍﻟﻤﺘﺮﻭﻙ ﻭﻣﺤﻠﻪ ﻓﺈﻥ ﺟﻬﻞ ﻋﻴﻨﻪ
ﻭﺟﻮﺯ ﺃﻧﻪ ﺍﻟﻨﻴﺔ ﺃﻭ ﺗﻜﺒﻴﺮﺓ ﺍﻹﺣﺮﺍﻡ ﺑﻄﻠﺖ ﺻﻼﺗﻪ.ﻭﻟﻢ ﻳﺸﺘﺮﻁ ﻫﻨﺎ
ﻃﻮﻝ ﻓﺼﻞ ﻭﻻ ﻣﻀﻲ ﺭﻛﻦ.
fathul mu'in 1/124.
( ﻗﻮﻟﻪ: ﻓﺈﻥ ﺟﻬﻞ ﻋﻴﻨﻪ ﺍﻟﺦ( ﻣﻔﻬﻮﻡ ﻗﻮﻟﻪ: ﺇﻥ ﻋﻠﻢ ﻋﻴﻦ
ﺍﻟﻤﺘﺮﻭﻙ.ﻭﺱﻛﺖ ﻋﻦ ﻣﻔﻬﻮﻡ ﻗﻮﻟﻪ: ﻭﻋﻠﻢ ﻣﺤﻠﻪ، ﻭﻫﻮ ﻣﺎ ﺇﺫﺍ ﺟﻬﻞ
ﻣﺤﻠﻪ ﻭﻋﻠﻢ ﻋﻴﻨﻪ.ﻭﺣﺎﺻﻞﻩ ﺃﻧﻪ ﻳﺄﺧﺬ ﻓﻴﻪ ﺑﺎﻷﺣﻮﻁ، ﻓﺈﺫﺍ ﻋﻠﻢ ﺃﻧﻪ
ﺗﺮﻙ ﺳﺠﺪﺓ ﻭﻟﻢ ﻳﻌﻠﻢ ﺃﻫﻲ ﻣﻦ ﺍﻟﺮﻛﻌﺔ ﺍﻷﺧﻴﺮﺓ ﺃﻡ ﻣﻦ ﻏﻴﺮﻫﺎ ﺟﻌﻠﻬﺎ
ﻣﻨﻪ ﻭﺃﺗﻰ ﺑﺮﻛﻌﺔ، ﺃﻭ ﻋﻠﻢ ﺗﺮﻙ ﺳﺠﺪﺗﻴﻦ ﻭﺟﻬﻞ ﻣﺤﻠﻬﻤﺎ ﺃﺗﻰ
ﺑﺮﻛﻌﺘﻴﻦ، ﻓﺈﻧﻪ ﻳﻘﺪﺭ ﺃﻧﻪ ﺗﺮﻙ ﺳﺠﺪﺓ ﻣﻦ ﺍﻷﻭﻟﻰ ﻭﺳﺠﺪﺓ ﻣﻦ ﺍﻟﺜﺎﻧﻴﺔ
ﻓﻴﺠﺒﺮﺍﻥ ﺑﺎﻟﺜﺎﻧﻴﺔ ﻭﺍﻟﺮﺍﺑﻌﺔ ﻭﻳﻠﻐﻮ ﺑﺎﻗﻴﻬﻤﺎ.
I’anah 1/209
bila ghoer mamum (imam dan munfarid) lupa atau
ragu meninggalkan salah satu rukun dan dia
mengetahui bagian yang tertinggalnya, maka ada
beberapa kemungkinan:
1. Bila baru ingat sebelum sampai pada pekerjaan
sejenis pada rokaat berikutnya, maka langsung ke
posisi RUKUN YANG TERTINGGAL. Missal, ketika
sujud dia teringat tidak membaca fatihah, maka
langsung berdiri dan membaca fatihah.
2. Bila baru ingat setelah sampai pada pekerjaan
sejenis pada rokaat berikutnya, maka teruskan saja
rokaat itu, adapun pekerjaan (rokaat) yang tidak
sempurna sebelumnya menjadi lagho, dan harus
ditambah.
3. Bila tidak mengetahui mana dan dimana bagian
yang tertinggal, maka ditambah saja satu rokaat.
Termasuk juga dalam masalah ini, bila ingat ada
bagian yang tertinggal tetapi lupa apakah pada
rokaat terakhir atau rokaat sebelumnya, maka
tambah saja satu rokaat.
Semua permasalah di atas, menyangkut rukun solat
selain NIAT dan TAKBIROTUL IHROM. Bila
menyangkut keduanya, artinya lupa atau ragu
terhadap niat atau takbirotul ihrom maka solatnya
BATAL.
_______________
.jika RAGU SETELAH SALAM
menurut pendapat yg Masyhur tidak berpengaruh,
karena dengan selesainya shalat, semua masalah
dianggap selesai.
ﺣﺎﺷﻴﺘﺎ ﻗﻠﻴﻮﺑﻲ ﻭﻋﻤﻴﺮﺓ ﺍﻟﺠﺰﺀ 1 ﺻﺤـ : 231 ﻣﻜﺘﺒﺔ ﺩﺍﺭ ﺍﻟﻜﺘﺐ
ﺍﻟﻌﺮﺑﻴﺔ)ﻭﻟﻮ ﺷﻚ ﺑﻌﺪ ﺍﻟﺴﻼﻡ ﻓﻲ ﺗﺮﻙ ﻓﺮﺽ ﻟﻢ ﻳﺆﺛﺮ ﻋﻠﻰ
ﺍﻟﻤﺸﻬﻮﺭ( ﻷﻥ ﺍﻟﻈﺎﻫﺮ ﻭﻗﻮﻉ ﺍﻟﺴﻼﻡ ﻋﻦ ﺗﻤﺎﻡ ﻭﺍﻟﺜﺎﻥﻱ ﻳﺆﺛﺮ ﻷﻥ
ﺍﻷﺻﻞ ﻋﺪﻡ ﻓﻌﻠﻪ ﻓﻴﺒﻨﻲ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻤﺘﻴﻖﻥ ﻭﻳﺴﺠﺪ ﻛﻤﺎ ﻓﻲ ﺻﻠﺐ
ﺍﻟﺼﻼﺓ ﺇﻥ ﻟﻢ ﻳﻄﻞ ﺍﻟﻔﺼﻞ ﻓﺈﻥ ﻃﺎﻝ ﺍﺳﺘﺄﻧﻒ ﻛﻤﺎ ﻓﻲ ﺃﺻﻞ
ﺍﻟﺮﻭﺿﺔ ﻭﻣﺮﺟﻊ ﺍﻟﻄﻮﻝ ﺍﻟﻌﺮﻑ ﻭﻻ ﻓﺮﻕ ﻓﻲ ﺍﻟﺒﻨﺎﺀ ﺑﻴﻦ ﺃﻥ ﻳﺘﻜﻠﻢ
ﻭﻳﻤﺸﻲ ﻭﻳﺴﺘﺪﺑﺮ ﺍﻟﻘﺒﻠﺔ ﻭﺑﻴﻦ ﺃﻥ ﻻ ﻳﻔﻌﻞ ﺫﻟﻚ ﻗﻮﻟﻪ )ﻭﻟﻮ ﺷﻚ ﺑﻌﺪ
ﺍﻟﺴﻼﻡ( ﺃﻱ ﻃﺮﺃ ﻟﻪ ﺑﻌﺪ ﺳﻼﻣﻪ ﺍﻟﺘﺮﺩﺩ ﻓﻲ ﺣﺎﻟﻪ ﻗﺒﻞ ﺻﻼﺗﻪ ﺃﻭ ﻓﻴﻬﺎ
ﻭﺧﺮﺝ ﺑﺎﻟﺘﺮﺩﺩ ﺗﺬﻛﺮ ﺣﺎﻟﻪ ﻭﺇﺧﺒﺎﺭ ﻋﺪﺩ ﺑﺎﻟﺘﻮﺍﺗﺮ ﻗﺎﻝ ﺷﻴﺨﻨﺎ ﻭﻛﺬﺍ
ﻇﻨﻪ ﺑﺨﺒﺮ ﻋﺪﻝ ﻷﻥ ﺍﻟﻈﻦ ﻣﻌﻪ ﻛﺎﻟﻴﻘﻲﻥ ﻗﻮﻟﻪ )ﻓﻲ ﺗﺮﻙ ﻓﺮﺽ(
ﻋﺪﻝ ﻋﻦ ﺃﻥ ﻳﻘﻮﻝ ﻓﻲ ﺗﺮﻙ ﺭﻛﻦ ﻟﻴﺸﻤﻞ ﺍﻟﺮﻛﻦ ﻭﺑﻌﻀﻪ ﻭﺍﻟﺸﺮﻁ
ﻭﺑﻌﻀﻪ ﻭﺍﻟﻤﻌﻲﻥ ﻣﻨﻬﻤﺎ ﻭﺍﻟﻤﺒﻪﻡ ﻛﺘﺮﻙ ﺍﻟﻔﺎﺗﺢﺓ ﺃﻭ ﺑﻌﻀﻬﺎ ﺃﻭ
ﺍﻟﺮﻛﻮﻉ ﺃﻭ ﻃﻤﺄﻧﻴﻦﻪﺗ ﺃﻭ ﺑﻌﺾ ﺍﻷﺭﻛﺎﻥ ﺍﻩ
JAWABAN
Warda Alfa >>> No. 1
jika bacaan al-Fatihah tetinggal karena lupa ataupun lalai tanpa sengaja. Hal ini tidak serta merta membatalkan shalat asalkan diganti dengan segera, walaupun sedang mengerjakan rukun lain. Misalkan seseorang dalam rakaat keduanya lupa membaca al-Fatihah, ia baru teringat ketika hendak sujud. Maka segeralah kembali berdiri mengulangi rekaat keduanya dengan sempurna (membaca al-Fatihah) dan disunnahkan untuk melakukan sujud sahwi. Karena ia telah melakukan sebuah kesalahan yang jika disengaja membatalkan shalat.
Akan tetapi, jika orang tersebut (yang lupa membaca al-Fatihah dalam rakaat kedua) baru teringat ketika shalat telah usai, maka solusinya dapat diperinci menjadi dua. Pertama, jika ia ingat beberapa saat setelah salam (kurang lebih satu menit) maka wajib baginya berdiri untuk mengulangi rakaat kedua itu dan menyempurnakan sisa shalatnya.
Seperti yang diterangkan dalam Khasyiyah Syarqawi
Referensi
Khasyiyah a-Bajuri
فالفرض لا ينوب عنه سجود السهو بل إن ذكره أى الفرض وهو فى الصلاة أتى به وتمت صلاته أو ذكره بعد السلام والزمان قريب أتى به وبنى عليه ما بقىي من الصلاة وسجد السهو
Bahwa fardhu (rukun) tidaklah dapat diganti dengan sujud sahwi, bahkan jika diingatnya fardhu itu, sedang ia masih dalam shalat. Hendaklah disempurnakan shalatnya itu. Atau jika ingatan itu datang beberapa waktu (dekat) setelah shalat usai, maka segeralah membenahi kesehalan itu dan menyempurnakan shalatnya serta disunnahkan untuk melakukan sujud sahwi
Kedua, jika ia ingat setelah beberapa lama (kurang lebih tiga menita) maka shalatnya dianggap rusak dan segeralah mengulanginya lagi.
Warda Alfa >>> Wa'alaikum salam
No.2
Kalangan Syafi'iyyah lebih cenderung memilih melepaskan kedua tangan lurus kebawah saat i'tidal
Referensi
أما زمن الاعتدال فلا يجمعهما تحت صدره بل يرسلهما سواء كان في ذكر الاعتدال أو بعد الفراغ من القنوت ا ه ع ش
Sedang saat I’tidal maka janganlah mengumpulkan kedua tangan dibawah dada tapi lepaskan keduanya baik saat membaca doa/dzikiran I’tidal atau setelah rampung dari membaca Doa Qunut".
Hasyiyah al-Jamal ‘ala al-Manhaj II/38.
Referensi
الفتاوى الفقهية الكبرى الجزء 1 صحـ : 140 مكتبة الإسلامية( وَسُئِلَ ) نَفَعَ اللَّهُ بِعُلُومِهِ وَمَتَّعَ بِوُجُودِهِ الْمُسْلِمِينَ هَلْ يَضَعُ الْمُصَلِّيْ يَدَيْهِ حِينَ يَأْتِيْ بِذِكْرِ اِلاعْتِدَالِ كَمَا يَضَعُهُمَا بَعْدَ التَّحَرُّمِ أَوْ يُرْسِلُهُمَا ( فَأَجَابَ ) رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ بِقَوْلِهِ الَّذِي دَلَّ عَلَيْهِ كَلاَمُ النَّوَوِيِّ فِي شَرْحِ الْمُهَذَّبِ أَنَّهُ يَضَعُ يَدَيْهِ فِي اِلاعْتِدَالِ كَمَا يَضَعُهُمَا بَعْدَ التَّحَرُّمِ وَعَلَيْهِ جَرَيْتُ فِي شَرْحِيْ عَلَى اْلإِرْشَادِ وَغَيْرِهِ وَاَللَّهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى أَعْلَمُ بِالصَّوَابِ اهـ
Telah ditanya Ibnu Hajar Al Haitami, (semoga Allah memberikan kemanfaatan dengan ilmu beliau dan keberkatan kepada kaum muslimin dengan keberadaan beliau)Apakah orang yang shalat itu meletakkan kedua tangannya ketika melakukan dzikir I’tidal sebagaimana meletakkannya setelah takbiratul ihram, ataukah menggantungkannya lurus ke bawah?
Beliau menjawab:Yang ditunjukkan penjelasan Imam Nawawi dalam kitab Syarh al Muhaddzab, sesungguhnya orang shalat tersebut meletakkan kedua tangannya di waktu berdiri I’tidal, sebagaimana meletakkannya setelah takbiratul ihram.Dan dengan ini aku berpendapat dalam kedua syarah Irsyad saya dan yang lainnya.
No. 3
Terdapat dua pendapat dikalangan Syafi’iyyah dalam meletakkan perut jemari-jemari kaki saat sujud, pendapat yang mashur tidak wajib meletakkannya....
Referensi
أن الواجب وضع بعض الجبهة وبعض الركبتين وبعض بطن الكفين وبعض بطن أصابع القدمين دون غيرها من بقية الرأس وحرف الكف وأطراف الأصابع والجبين والأنف والخد ( قوله ولو قطعت أصابع إلخ ) عبارة النهاية ولو تعذر شيء من هذه الأعضاء سقط الفرض بالنسبة إليه فلو قطعت يده من الزند لم يجب وضعه ولا وضع رجل قطعت أصابعها لفوات محل الفرض
Yang wajib dalam sujud adalah meletakkan sebagian dahi, lutut, telapak tangan, perut jemari kedua telapak kaki tidak lainnya seperti ujung jemari, pinggir telapak, pinggir jemari, pinggir kedua kening, hidung dan pipi.(keterangan bila terpotong jemari-jemarinya) redaksi dalam kitab an-Nihayah ‘Bila terdapati udzur meletakkan sebagian anggauta-anggauta diatas maka gugur pulalah kewajibannya seperti bila tangannya putus dari pergelangan maka tidak wajib meletakkannya dan tidak wajib pula meletakkan kaki yang terputus jemeri-jemarinya karena tempat yang wajib tidak lagi terdapati
(I’aanah at-Thoolibiin I/64)
Referensi
ويجب وضع جزء من ركبتيه ومن باطن كفيه ومن باطن أصابع قدميه في السجود لخبر الشيخين: أمرت أن أسجد على سبعة أعظم: الجبهة، واليدين، والركبتين، وأطراف القدمين.
Dan wajib meletakkan bagian dari kedua lututnya, perut kedua telapak tangannya, perut jemari-jemari kakinya saat sujud berdasarkan hadits “Aku diperintah sujud atas tujuh anggota tubuh besar : Dahi, kedua tangan, kedua lutut dan pucuk-pucuk jemari” (HR. Bukhori Muslim).
(Al-Iqnaa I/124)
Referensi
قَوْلُهُ وَأَطْرَافُ الْقَدَمَيْنِ ) أَيْ : وَمِنْ لَازِمِهِ الِاعْتِمَادُ عَلَى بُطُونِهَا فَإِنْ تَعَذَّرَ وَضْعُ شَيْءٍ مِنْ هَذِهِ الْأَعْضَاءِ سَقَطَ الْفَرْضُ بِالنِّسْبَةِ إلَيْهِ ا هـ بِرْمَاوِيٌّ .
(Keterangan dan pucuk-pucuk jemari) artinya sebagian kewajiban sujud adalah bertumpu pada perut-perut jemari kaki bila terdapat udzur meletakkan anggota-anggota tubuh diatas maka gugurlah kewajiban meletakkan anggauta yang putus tersebut”.
(Hasyiyah al-Jamal III/385)
وَلَا يَجِبُ ) ( وَضْعُ يَدَيْهِ ) أَيْ بَطْنِهِمَا ، ( وَرُكْبَتَيْهِ وَقَدَمَيْهِ ) فِي سُجُودِهِ ( فِي الْأَظْهَرِ ) لِقَوْلِهِ تَعَالَى { سِيمَاهُمْ فِي وُجُوهِهِمْ مِنْ أَثَرِ السُّجُودِ } وَلِلْخَبَرِ الْمُتَقَدِّمِ { إذَا سَجَدْت فَمَكِّنْ جَبْهَتَك } فَإِفْرَادُهَا بِالذِّكْرِ دَلِيلٌ عَلَى مُخَالَفَتِهَا ، وَلِأَنَّهُ لَوْ وَجَبَ وَضْعُهَا لَوَجَبَ الْإِيمَاءُ بِهَا عِنْدَ الْعَجْزِ عَنْ وَضْعِهَا وَالْإِيمَاءُ بِهَا غَيْرُ وَاجِبٍ فَلَمْ يَجِبْ وَضْعُهَا ، وَلِأَنَّ الْمَقْصُودَ مِنْهُ وَضْعُ أَشْرَفِ الْأَعْضَاءِ عَلَى مَوَاطِئِ الْأَقْدَامِ وَهُوَ خِصِّيصٌ بِالْجَبْهَةِ ، وَيُتَصَوَّرُ رَفْعُ جَمِيعِهَا كَأَنْ يُصَلِّي عَلَى حَجَرَيْنِ بَيْنَهُمَا حَائِطٌ قَصِيرٌ يَنْبَطِحُ عَلَيْهِ عِنْدَ سُجُودِهِ وَيَرْفَعُهَا ( قُلْت : الْأَظْهَرُ وُجُوبُهُ وَاَللَّهُ أَعْلَمُ ) وَإِنْ كَانَتْ مَسْتُورَةً لِخَبَرِ الشَّيْخَيْنِ { أُمِرْت أَنْ أَسْجُدَ عَلَى سَبْعَةِ أَعْظُمٍ عَلَى الْجَبْهَةِ وَالْيَدَيْنِ وَالرُّكْبَتَيْنِ وَأَطْرَافِ الْقَدَمَيْنِ } وَلِخَبَرِ الْبُخَارِيِّ { أَنَّهُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَجَدَ وَاسْتَقْبَلَ بِأَطْرَافِ أَصَابِعِ رِجْلَيْهِ الْقِبْلَةَ } وَمَنْ لَازِمِ ذَلِكَ اعْتِمَادُهُ عَلَى بُطُونِهَا ، ..وَاكْتَفَى بِبَعْضِ كُلٍّ وَإِنْ كُرِهَ قِيَاسًا عَلَى مَا مَرَّ لِمَا سَبَقَ فِي الْجَبْهَةِ
Dan tidak wajib meletakkan perut kedua tangannya, kedua lututnya dan kedua telapak kakinya saat sujud menurut pendapat yang lebih dhahir karena
Berdasarkan firman Allah : :tanda-tanda mereka di wajah-wajah mereka dari bekas-bekas sujud mereka”
Hadits : Bila engkau sujud maka tetapkan dahimudisebutkannya dahi secara special merupakan dalil perbedaannya dengan anggota tubuh lainnya
Karena bila diwajibkan meletakkan anggauta selain dahi maka pasti diwajib berisyarat dengannya saat tidak dapat menjalani sujud secara normal (sebagaimana dahi), sedangkan berisyarat dengannya tidak diwajibkan maka tidak wajib pula meletakkannya saat sujud yang normal
Karena maksud utama sujud adalah meletakkan anggita tubuh manusia yang paling mulia pada tempat telapak kaki dan yang demikian hanya tertentu pada dahi.
Aku (Pengarang kitab) berkata “Menurutku pendapat yang lebih dhahir diwajibkannya meskipun dalam keadaan tertutup berdasarkan :
Hadits “Aku diperintah sujud atas tujuh anggota tubuh besar : Dahi, kedua tangan, kedua lutut dan pucuk-pucuk jemari”
(HR. Bukhori Muslim)
Hadits “Sesungguhnya Nabi Muhammad SAW sujud dan menghadapkan pucuk-pucuk jemarinya pada kiblat
(HR. Bukhori)
Dan sebagian kewajiban sujud adalah bertumpu pada perut-perut jemari kaki.Dan dianggap cukup meskipun makruh meletakkan sebagian anggota tubuh diatas dengan menganalogkan pada bolehnya meletakkan sebagian dahi saat sujud.
Hasyiyah as-Syibro Malisy III/385
Referensi
وأما السجود على اليدين والركبتين والقدمين ففيه قولان (أشهرهما) أنه لا يجب لانه لو وجب لوجب الايماء بها إذا عجز كالجبهة (والثانى) يجب لما ورى ابن عباس رضى الله عنهما أن النبي صلي الله عليه وسلم " أمر أن يسجد علي سبعة أعضاء يديه وركبتيه وأطراف أصابعه وجبهته "
Sedang sujud atas kedua tangan, kedua lutut dan kedua telapak kaki maka terdapat dua pendapat:1. Pendapat yang mashur tidak wajib Karena bila diwajibkan meletakkan anggauta selain dahi maka pasti diwajib berisyarat dengannya saat tidak dapat menjalani sujud secara normal (sebagaimana dahi), sedangkan berisyarat dengannya tidak diwajibkan maka tidak wajib pula meletakkannya saat sujud yang normal2. Pendapat kedua menyatakan wajib berdasarkan riwayat dari Ibn Abbas ra “Rasulullah SAW diperintah sujud atas tujuh anggota tubuh besar : Dahi, kedua tangan, kedua lutut, pucuk-pucuk jemari dan dahi beliau
(HR. Bukhori Muslim)
”Al-Majmuu’ ala Syarh al-Muhadzdzab III/426
Wallaahu A'laamu Bis showaab
Link Asal
http://www.facebook.com/groups/Fiqhsalafiyyah/permalink/493191397418887/
No comments:
Post a Comment