Lihatlah apa yang terjadi akhir-akhir ini dalam masyarakat kita. Ketika kalian mengingatkan seorang Muslim tentang Allah, kebanyakan dari mereka berkata: “Allah akan memaafkanku, Allah tahu amal baik yang telah kulakukan.”
Mereka bahkan tidak shalat tapi mengungkit-ngungkit kebaikan yang mereka lakukan? Seseorang yang mencurangi Allah S.W.T. tidak pantas mengatakan “Aku tidak mencurangi orang lain, aku tidak membohongi orang lain, aku tidak melakukan kesalahan apapun.” Dosa terbesar, kejahatan terbesar setelah syirik (menyekutukan Allah S.W.T.) adalah meninggalkan shalat.
Dalam negara Islam, barangsiapa yang meninggalkan shalat, berarti orang itu telah berbuat kekafiran. Karena kita tidak hidup dalam lingkungan yang Islami, banyak orang yang berpikir bahwa shalat diperuntukkan hanya untuk orang yang religius, yang memanjangkan jenggot, yang sering pergi ke masjid, untuk orang-orang tua berumur 50-60 tahun. Tapi faktanya shalat diperuntukkan untuk setiap muslim. Ketika sudah mencapai masa puber dan mereka tidak hilang akal, dalam keadaan sehat dan baik-baik saja, maka mereka wajib menunaikan shalat.
Dan bagi sebagian orang yang berpikir bahwa shalat adalah praktek kebudayaan, bahwa shalat dilakukan hanya ketika ada waktu luang, dan sebagainya, mereka salah. Orang-orang seperti itu akan dilempar ke dalam Jahannam karena tidak shalat.
Dan hal kedua, mereka tidak melakukan apa? Tidak memberi makan orang-orang miskin. Jadi mungkin sebagian dari kita tetap shalat, tapi dalam perkara mengurus anak yatim atau orang- orang yang membutuhkan, kita jadi egois. Itulah mengapa negara-negara muslim banyak yang miskin. Andai kata tidak ada zakat, banyak dari umat Muslim yang tidak peduli, dan bahkan sebagian dari kita tidak mau membayar zakat, kita mempermainkan hukum Allah S.W.T.
Atau ketika bertransaksi, banyak dari transaksi kita yang berhubungan dengan riba, kita berhubungan dengan bunga, melakukan yang haram.
Dan sebagian orang tidak mau membahas topik ini. Sayangnya beberapa masjid kita, dibiayai oleh orang-orang yang bertransaksi haram tapi memberikan uang mereka ke masjid, jadi masjid dapat tutup mulut, tidak berkata apapun tentang mereka karena takut mereka menjadi marah.
Banyak rezeki umat muslim yang bersumber dari yang haram, karena hal yang mereka lakukan, mereka berpikir “Sepanjang aku mengerjakan shalat dan menghadiri Jumatan, bersedekah Rp. 100.000-150.000 di kotak amal, maka sang imam tidak perlu tahu apakah pekerjaanku halal atau haram, dan sebagainya.”
Ini semua berbahaya, tidak seharusnya kita memisahkan agama dari urusan kita sehari-hari.
No comments:
Post a Comment