Ada sebuah pepatah yang sering dibicarakan di antara para Sahabat R.A. Mereka sering berkata “Jika masalah datang, maka persilahkanlah dalam tata krama yang paling baik, bagaikan menjamu seorang tamu.”
Jika Allah mengirim suatu cobaan, sambutlah dengan bahagia. Dan jika Allah menganugerahkan karunia kepadamu, maka sambutlah dengan kemurahan hati.” Kenapa? Karena masalah terkadang datang untuk memberi manfaat bagi kita. Terkadang manusia menjadi tidak peduli dan menjauh dari Tuhan-Nya. Allah tidak ingin hamba-Nya menjauh, maka Dia mengirimkan masalah dan cobaan kepadanya. Ketika masalah dan cobaan datang, maka Allah kembali diingatnya. Kemudian dia mulai giat dalam shalatnya.
Ketika ada kemunduran di dalam bisnis seseorang, orang yang biasanya jarang shalat 5 waktu, sekarang malah shalat Tahajjud. Ketika seseorang ditimpa kesusahan dan musibah, secara naluri mereka mengadu kepada Tuhan.
“Maha Suci Dia, yang mendekatkan hamba-hamba-Nya yang lalai kepada-Nya melalui cobaan.”
Ingatlah, kebahagiaan membuat kita tertidur, sementara cobaan membangunkan kita. Jika tidak ada masalah, siapa yang tahu bagaimana keadaan kita nantinya? Itulah mengapa seorang penyair pernah berkata.
[Syair Persia]: Aku akan mengorbankan kedamaian yang kumiliki untuk masalah, karena masalah mempertemukanku dengan Teman-ku.
Bisa juga kau meminta masalah itu sendiri. Bagaimana caranya? Seseorang berdo’a: “Ya Allah, pada hari kiamat, buatlah aku meminum air telaga Kautsar dari tangan Rasulullah S.A.W.” Allah mengabulkan do’anya, tapi amal orang ini tidak mencukupi permintaannya. Doa’nya dikabulkan, jadi bagaimana caranya dia mendapatkan air telaga Kautsar? Untuk orang itu, Allah mengirimkan masalah kecil dan kesukaran. Apabila orang itu sabar menghadapinya, Allah akan menggunakannya sebagai sebab untuknya, sehingga dia bisa meminum air telaga Kautsar dari tangan Rasulullah S.A.W.
Kau mungkin pernah melihat ketika seorang anak menjadi kotor, maka ibunya memandikannya. Lalu suara tangisan anak itu terdengar, dan kau bertanya “Kenapa anak itu menangis? Dimana ibunya?” Kau diberitahu “Itulah ibunya. Dia yang sedang memandikan anak itu.” Kau bertanya “Kenapa dia tidak mendiamkannya?” Kau diberitahu “Ibunya yang menyebabkan anak itu menangis.” Jadi kau berkata “Seorang ibu tidak membuat anaknya menangis.” Lalu kau diberitahu “Anaknya kotor, dan karena cinta kepada anaknya, dia tidak mau melihat anaknya kotor, jadi dia memandikannya agar dia bersih, sehingga dia bisa memeluknya dan menggendongnya.”
Begitu juga, Allah tidak mau melihat hamba-Nya kotor dan terbenam dalam dosa, jadi ketika cobaan menimpa seseorang, dikatakan:
[Syair Arab] “Ini disebabkan tindakanmu sendiri, jadi Kami mengirimkan musibah untuk memurnikan dan membersihkanmu, jadi kau layak mendapatkan ampunan Kami.”
Ayo Subscribe ke YouTube Channel Lampu Islam: youtube.com/arceuszeldfer
Ayo Like Facebook Page-nya: Lampu Islam
Ayo Subscribe ke YouTube Channel Lampu Islam: youtube.com/arceuszeldfer
Ayo Like Facebook Page-nya: Lampu Islam
No comments:
Post a Comment