Dengan adanya pembahasan ini tentunya kami semua berharap semakin memperkaya ilmu pengetahuan kami khususnya tentang Nuzulul Qur’an.
BAB II PEMBAHASAN
NUZULUL QUR’AN
NUZULUL QUR’AN
I. Pengertian Nuzulul Qur’an
Nuzulul Qur’an yang secara harfiah berarti turunnya Al Qur’an adalah istilah yang merujuk kepada peristiwa penting penurunan wahyu Allah pertama kepada nabi dan rasul terakhir agama Islam yakni Nabi Muhammad SAW. Ramadhan adalah bulan diturunkannya al-Quran. Turunnya al-Quran dari Allah SWT kepada Rasullullah SAW diperingati setiap tanggal 17 Ramadhan. Menurut bahasa, kata Al-Qur’an adalah bentuk masdar dari kata kerja iqro yang berarti bacaan. “Quran” menurut pendapat yang paling kuat seperti yang dikemukakan Dr. Subhi Al Salih berarti “bacaan”, asal kata qara’a. Kata Al Qur’an itu berbentuk masdar dengan arti isim maf’ul yaitu maqru’ (dibaca). Karena Al-Qur’an bukan saja harus di baca oleh manusia, tetapi juga karena dalam kenyataannya selalu dibaca oleh yang mencintainya. Baik pada waktu shalat maupun di luar shalat[1]. Di dalam Al Qur’an sendiri ada pemakaian kata “Qur’an” dalam arti demikian sebagal tersebut dalam ayat 17, 18 surah (75) Al-Qiyaamah :
Artinya:
‘Sesungguhnya mengumpulkan Al Qur’an (didalam dadamu) dan (menetapkan) bacaannya (pada lidahmu) itu adalah tanggunggan kami. karena itu jika kami telah membacakannya, hendaklah kamu ikut bacaannya”.
Adapun definisi Al Qur’an menurut istilah ialah: “Kalam Allah SWT yang merupakan mukjizat yang diturunkan (diwahyukan ) kepada Nabi Muhammad dan ditulis di mushaf dan diriwayatkan dengan mutawatir serta membacanya adalah ibadah”. Dengan definisi ini, kalam Allah yang diturunkan kepada nabi-nabi selain Nabi Muhammad S.A.W. tidak dinamakan Al Qur’an seperti Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa a.s. atau Injil yang diturun kepada Nabi Isa a.. Dengan demikian pula Kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad S.A.W, seperti Hadis Qudsi, tidak pula dinamakan Al Qur’an. Menurut Syaikh Muhammad Khudlari Beik, Al-Qur’an ialah firman Allah SWT yang berbahasa arab yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW untuk difahami isinya dan diingat selalu, yang disampaikan kepada kita secara mutawatir, yang sudah ditulis dalam mushaf, dimulai dengan surat Al-Fatihah dan diakhiri dengan surat An-Naas. Dalam definisi tersebut di atas bahwa Al-Qur’an mengandung unsur –unsur Sebagai berikut :
- Lafadz-lafadznya berbahasa arab
- Diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW
- Disampaikan secara mutawatir
- Ditulis dalam mushaf, dimulai dengan surat Al -Fatihah dan diakhiri dengan surat An-Naas.
II. Tahapan Nuzulul Qur’an
Turunnya Qur’an merupakan perstiwa besar yang sekaligus menyatakan kedudukannya bagi penghuni langit dan bumi. Turunnya al-Quran yang pertama kali pada malam lailatul qadar merupakan pemberitahuan kepada alam tingkat tinggi yang terdiri dari malaikat-malaikat akan kemulian umat Muhammad. Umat ini telah dimuliakan oleh Allah dengan risalah baru agar menjadi umat paling baik yang dikeluarkan bagi manusia. Turunnya alquran yang kedua kali secara bertahap, berbeda dengan kitab yang turun sebelumnya.Allah menurunkan alquran kepada manusia melalui 3 kali tahap penurunan.
- Di lauhil mahfudz yang semua orang tidak tau kapan, tangal, bulan, tahunnya berapa ketika turun?Ibnu katsir lewat riwayat ibnu khatam:
“Ma min syai’in qodo allah al quran wama qoblahu wama ba’dahu illa bil lauhil mahfudz”
- Dari lauhil mahfudz ke baitul ‘izza
Al-Qurtubi telah menukil dari Muqtil bin Hayyan riwayat tentang kesepakatan (ijma’) bahwa turunnya al-qur’an sekaligus dari Lauhul Mahfuz ke Baitul ‘Izzah di langit dunia.
Sebetulnya tidak hanya alquran saja yang diturunkan pada bulan romadhon, namun juga;.
1) Taurot : 6 hari setelah romadhon
2) Suhuf ibrohim : 1 harisetelah romadhon
3) Injil : 13 hari setelah romadhon
4) Zabur : 12 hari setelah romadhon
- Dari baitul ‘izzah ke Rasulallah.
Adapun kitab-kitab samawi yang lain,seperti taurat, inzil, dan zabur,turunnya sekaligus, tidak turun secara berangsur-angsur.Hal ini sebagaimana ditunjukkan oleh firman-Nya dalam surah al-furqan ayat 32:
“Dan berkatalah orang-orang yang kafir : ‘mengapa Qur’an itu tidak diturunkan kepadanya sekali turun saja?’demikianlah supaya kami perkuat hatimu dengannya dan kami membacakannya kelompok demi kelompok.” (al-furqon [25]:32).
Ayat-ayat ini menunjukkan bahwa kitab-kitab samawi yang terdahulu itu turun sekaligus.Dan inilah pendapat yang dijadikan pegangan oleh jumhur ulama. Seandainya kitab-ktab itu turun secara berangsur-angsur,tentulah orang-orang kafir tidak akan merasa heran terhadap Quran yang turun berangsur-angsur.Maka kata-kata mereka,” mengapa Quran itu tidak diturunkan kepadanya sekaligus” Seperti halnya kitab-kitab yang lain. Allah tidak menjawab mereka bahwa ini adalah Sunnah-Nya didalam menurunkan kitab samawi sebagaimana Dia menjawab kata-kata mereka dalam surah al-Furqan ayat 7:
” Dan mereka berkata :mengapa rasul ini memakann makanan dan berjalan dipasar-pasar?” (Al-Furqon:7) dengan jawaban:
“Dan kami tidak mengutus rasul-rasul sebelummu,melinkan mereka sungguh memakan makanan dan berjalan dipasar-pasar.”
Tetapi Allah menjawab mereka dengan menjelaskan hikmah mengapa Quran diturunkan secara bertahap dengan firman-Nya: ”Demikiannlah supaya kami perkuat hatimu”, maksudnya: Demikianlah kami menurunkan Quran secara bertahap dan pisah-pisah karena suatu hikmah,yaitu untuk memperkuat hati rasulullah saw. ”Dan kami membacakannya kelompok demi kelompok”,maksudnya: Kami menentukannya seayat dem seayat atau bagian demi bagian atau kami menjelaskannya dengan sejelas-jelasnya, karena tutunnya yang bertahap sesuai dengan peristiwa” itu lebih dapat memudahkan hafalan dan pemahaman yang merupakan salah satu penyebab kemantapan (didalam hati). Penelitan terhadap hadits-hadits sahih mengatakan bahwa Quran turun menurut keperluan ,terkadang turun 5 ayat,10 ayat terkadang lebuh banyak dari itu.
III. Hikmah Turunnya Alqur’an Secara Berangsur-angsur
Al-Qur’an tidak diturunkan kepada Rasulullah Shallahu ‘Alaihi wa Sallam sekaligus satu kitab tetapi secara berangsur-angsur, surat-persurat, ayat-perayat menurut tuntutan peristiwa yang melatarinya. Lantas apa hikmahnya? Hikmah atau tujuannya ialah:- Untuk menguatkan hati Nabi Shallahu ‘Alaihi wa Sallam .
“Orang-orang kafir berkata, kenapa Qur’an tidak turun kepadanya sekali turun saja? Begitulah, supaya kami kuatkan hatimu dengannya dan kami membacanya secara tartil (teratur dan benar).” (Al-Furqaan: 32)
Kata Abu Syamah, ayat itu menerangkan bahwa Allah memang sengaja menurunkan Qur’an secara berangsur-angsur. Tidak sekali turun langsung berbentuk kitab seperti kitab-kitab yang diturunkan kepada rasul sebelumnya, tidak. Lantas apa rahasia dan tujuannya? Tujuannya ialah untuk meneguhkan hati Nabi Shallahu ‘Alaihi wa Sallam . Sebab dengan turunnya wahyu secara bertahap menurut peristiwa, kondisi, dan situasi yang mengiringinya, tentu hal itu lebih sangat kuat menancap dan sangat terkesan di hati sang penerima wahyu tersebut, yakni Muhammad. Dengan begitu turunnya melaikat kepada beliau juga lebih intens (sering), yang tentunya akan membawa dampak psikologis kepada beliau; terbaharui semangatnya dalam mengemban risalah dari sisi Allah. Beliau tentunya juga sangat bergembira yang sulit diungkapkan dengan kata-kata. Karena itu saat-saat yang paling baik di bulan Ramadhan, ialah seringnya perjumpaan beliau dengan Jibril.
- Untuk menantang orang-orang kafir yang mengingkari Qur’an
- Supaya mudah dihapal dan dipahami.
“Pelajarilah Al-Qur’an lima ayat-lima ayat. Karena Jibril biasa turun membawa Qur’an kepada Nabi Shallahu ‘Alaihi wa Sallam lima ayat-lima ayat.” (HR. Baihaqi)
- Supaya orang-orang mukmin antusias dalam menerima Qur’an dan giat mengamalkannya.
- Mengiringi kejadian-kejadian di masyarakat dan bertahap dalam menetapkan suatu hukum.
Setelah akidah Islamiya itu tumbuh dan mengakar di hati, baru Allah menurunkan ayat-ayat yang memerintah berakhlak yang baik dan mencegah perbuatan keji dan mungkar untuk membasmi kejahatan serta kerusakan sampai ke akarnya. Juga ayat-ayat yang menerangkan halal haram pada makanan, minuman, harta benda, kehormatan, darah/pembunuh dan sebagainya. Begitulah Qur’an diturunkan sesuai dengan kejadian-kejadian yang mengiringi perjalanan jihad panjang kaum muslimin dalam memperjuangkan agama Allah di muka bumi. Dan ayat-ayat itu tak henti-henti memotivasi mereka dalam perjuangan ini. Mari kita simak contoh-contoh di bawah ini:
- Surat Al An’am adalah surat makiyah karena turun di Mekah. Isinya menjelaskan perkara iman, akidah tauhid, bahaya syirik, dan menerangkan apa yang halal dan haram, firman:
Kemudian, ayat-ayat yang menerangkan hukum-hukum secara rinci, baru menyusul turun di Madinah; seperti tentang utang piutang dan pengharaman riba. Juga tentang zina, itu diharamkan di Mekkah, yaitu ayat:
“Jangan kau mendekati zina. Karena sesungguhnya zina satu perbuatan keji dan seburuk-buruk jalan.” (Al Isra:32)
Tapi, ayat-ayat yang merinci hukuman bagi orang yang melakukan zina turun di Madinah kemudian.
- Tentang undang-undang pengharaman khamer, yang pertama kali turun ialah ayat:
Kemudian yang turun berikutnya ialah ayat:
“Mereka bertanya kepadamu tentang khamer dan judi. Katakanlah bahwa pada keduanya terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosanya lebih besar dari pada manfaatnya.” (Al-Baqarah:219)
Di dalam ayat itu dikatakan bahwa khamer itu mengandung manfaat yang temporal sifatnya, dan bahayanya lebih besar bagi tubuh, bisa merusak akal, pemborosan harta benda, dan bisa menimbulkan berbagai macam masalah kejahatan serta kemaksiatan di masyarakat. Setelah itu turun ayat yang melarang mabuk ketika shalat.
“Hai orang-ornag yang beriman, janganlah kalian shalat ketika kalian dalam keadaan mabuk sampai kalian mengerti apa yang kalian ucapkan.” (An-Nisaa’:43)
Setelah mereka tahu dan menyadari bahwa mabuk saat shalat diharamkan, kemudian turun ayat yang lebih tegas lagi:
“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (minum) khamer, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan setan. Oleh kraena itu, jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.” (Al Maidah:90)
Untuk lebih menjelaskan lagi bahwa turunnya Qur’an secara berangsur-angsur, ialah apa yang dikatakan Bunda Aisyah berikut:
“Sesungguhnya yang pertama kali turun ialah surat dari surat-surat mufashal yang di dalamnya disebutkan perihal surga dan neraka, sehingga jika manusia telah kembali/masuk Islam, maka turunlah surat yang menyebutkan tentang halal haram. Nah, sekiranya yang mula-mula turun ialah ayat yang berbunyai: janganlah kamu minum khamer, pasti mereka berkata: kami tidak akan meninggalkan kebiasaan minum khamer selama-lamanya. Dan seandainya yang turun itu ayat yang berbunyi: jangan berzina, niscaya mereka menjawab: kami tidak akan meninggalkan kebiasaan berzina selama-lamanya.” (HR.Bukhari)
BAB III KESIMPULAN
Al Qur’an ialah kalam Allah SWT yang merupakan mukjizat yang diturunkan (diwahyukan) kepada Nabi Muhammad dan yang ditulis di mushaf dan diriwayatkan dengan mutawatir serta membacanya adalah ibadah. Dari sejarah diturunkannya Al-Quran, dapat diambil kesimpulan bahwa Al-Quran mempunyai tiga tujuan pokok :- Petunjuk akidah dan kepercayaan yang harus dianut oleh manusia yang tersimpul dalam keimanan akan keesaan Tuhan dan kepercayaan akan kepastian adanya hari pembalasan.
- Petunjuk mengenai akhlak yang murni dengan jalan menerangkan normanorma keagamaan dan susila yang harus diikuti oleh manusia dalam kehidupannya secara individual atau kolektif.
- Petunjuk mengenal syariat dan hukum dengan jalan menerangkan dasar-dasar hukum yang harus diikuti oleh manusia dalam hubungannya dengan Tuhan dan sesamanya. Atau dengan kata lain yang lebih singkat, “Al-Quran adalah petunjuk bagi seluruh manusia ke jalan yang harus ditempuh demi kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.”
BAB IV PENUTUP
Demikianlah makalah ini kami buat, kami sadar dalam makalah ini masih banyak kesalahan dalam penulisan maupun dalam penyampaiannya. Untuk itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami perlukan guna memperbaiki makalah kami selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. AamiinDAFTAR PUSTAKA
Al-Qattan,Manna Khalil,2010. Studi ilmu-ilmu Qur’an, Litera antarnusa, Jakarta.Anwar,Rosihan,2010. Ulum Al-Qur’an untuk UIN,STAIN, dan PTAIS, CV Pustaka Setia, Bandung.
http://yazermahzun.wordpress.com/2010/09/05/tahap-tahap-turunnya-alquran/ diakses tanggal 29 september 2011 pukul 11.00
http://id.shvoong.com/exact-sciences/1861694-tahap-turunnya-al-quran/ diakses tanggal 29 september 2011 pukul 12.11
http://www.kosmaext2010.com/makalah-ulumul-quran-nuzulul-quran.php
Zainu,Syaikh Muhammad Ibnu Jamil, 1997. Pemahaman Al-Qur’an, Gema Risalah Press, Bandung
Related Search :
Tentang NuzululQur'an
No comments:
Post a Comment