Saya akan menggambarkannya kepada para pembaca. Bayangkan kita sedang duduk di dalam rumah kita di surga, kemudian seorang malaikat mengetuk pintu. Ketika malaikat itu mengetuk pintu, dia berkata: “Assalammu'alaikum wahai fulan bin fulan, mari kita mengunjungi Allah." Pada saat itu, kita belum pernah melihat Allah. Kemudian kita menjawab salam sembari membuka pintu rumah kita di surga. Ternyata sudah kendaraan di depan rumah kita yang menunggu.
Dan kalian berkendara sambil menikmati pemandangan di surga, ada tanah lapang, ada pegunungan yang terbuat dari cahaya, pilar-pilar emas, tanah yang terbuat dari misik. Semua orang tinggal di surga sesuai derajat dan tingkatannya masing-masing, dan tak ada seorang pun yang iri hati kepada orang yang derajatnya lebih tinggi darinya. Masing-masing dari kita merasa puas dengan derajat dan hadiah yang diberikan Allah pada kita. Ketika semua penghuni surga turun dari kendaraannya masing-masing, kemudian kita berkumpul dan duduk-duduk sembari bercakap-cakap tentang masa-masa ketika kita masih di dunia.
Tiba-tiba ada cahaya yang sangat benderang di atas sana. Kita menengadah ke atas dan melihat cahaya yang begitu indah itu. Cahaya itu berlapis-lapis, cahaya di atas cahaya, dengan warna yang begitu indah. Karena kita belum pernah melihat Allah, maka kita bertanya kepada para malaikat “Apakah ini cahaya Allah?”
Para malaikat menjawab “Bukan. Ini adalah cahaya yang mendahului Allah.” Subhanallah, hanya cahaya yang mendahului Allah saja sudah begitu indah, bagaimana dengan cahaya Allah? Selagi kita berpikir seperti itu, terdengarlah suara “Assalammu ‘alaikum ya ahla jannah (Salam damai untukmu, wahai penduduk surga).”
Kita menjawab “Ya Allah, Kau adalah kedamaian, dan kedamaian berasal dari-Mu. Maha Suci Engkau, Yang Maha Agung.” Kemudian Allah berfirman “Apakah kalian merasa puas dengan apa yang kalian dapatkan?”
Kita berkata “Ya Allah, bagaimana mungkin kami tidak bahagia ketika Kau menyelamatkan kami dari api neraka dan memasukkan kami ke dalam surga-Mu?”
Allah berfirman: “Apakah ada lagi yang kalian inginkan?”
Kita menjawab “Tidak ada lagi." Hal ini disebabkan kenikmatan yang ada dalam surga, jauh melampaui pikiran manusia manapun, jadi kita bahkan tidak bisa berpikir kenikmatan apa lagi yang jauh melebihi ini, sehingga kita tidak menginginkan apapun lagi.
Allah berfirman: “Hari ini adalah hari pemberian, Aku ingin memberi kalian lebih banyak lagi kepada kalian wahai penduduk surga. Jadi apa yang kalian inginkan?”
Kemudian suatu kerinduan yang mendalam terbersit di benak kita. Kerinduan itu adalah rindu untuk melihat wajah Allah. Sebuah kerinduan yang muncul karena Allah telah memberikan kita nikmat Islam padahal kita tidak pernah memintanya. Dan untuk mereka yang muallaf, Allah telah memberikan kalian petunjuk. Jadi kita semua menjawab “Ya Allah, tunjukkan kepada kami wajah-Mu karena kami rindu pada-Mu. Kami menyembah-Mu sepanjang hidup dan Engkau memberikan kami nikmat yang tak terhitung jumlahnya, namun kami belum pernah melihat-Mu.”
Para malaikat menjawab “Bukan. Ini adalah cahaya yang mendahului Allah.” Subhanallah, hanya cahaya yang mendahului Allah saja sudah begitu indah, bagaimana dengan cahaya Allah? Selagi kita berpikir seperti itu, terdengarlah suara “Assalammu ‘alaikum ya ahla jannah (Salam damai untukmu, wahai penduduk surga).”
Kita menjawab “Ya Allah, Kau adalah kedamaian, dan kedamaian berasal dari-Mu. Maha Suci Engkau, Yang Maha Agung.” Kemudian Allah berfirman “Apakah kalian merasa puas dengan apa yang kalian dapatkan?”
Kita berkata “Ya Allah, bagaimana mungkin kami tidak bahagia ketika Kau menyelamatkan kami dari api neraka dan memasukkan kami ke dalam surga-Mu?”
Allah berfirman: “Apakah ada lagi yang kalian inginkan?”
Kita menjawab “Tidak ada lagi." Hal ini disebabkan kenikmatan yang ada dalam surga, jauh melampaui pikiran manusia manapun, jadi kita bahkan tidak bisa berpikir kenikmatan apa lagi yang jauh melebihi ini, sehingga kita tidak menginginkan apapun lagi.
Allah berfirman: “Hari ini adalah hari pemberian, Aku ingin memberi kalian lebih banyak lagi kepada kalian wahai penduduk surga. Jadi apa yang kalian inginkan?”
Kemudian suatu kerinduan yang mendalam terbersit di benak kita. Kerinduan itu adalah rindu untuk melihat wajah Allah. Sebuah kerinduan yang muncul karena Allah telah memberikan kita nikmat Islam padahal kita tidak pernah memintanya. Dan untuk mereka yang muallaf, Allah telah memberikan kalian petunjuk. Jadi kita semua menjawab “Ya Allah, tunjukkan kepada kami wajah-Mu karena kami rindu pada-Mu. Kami menyembah-Mu sepanjang hidup dan Engkau memberikan kami nikmat yang tak terhitung jumlahnya, namun kami belum pernah melihat-Mu.”
Kemudian tabir antara kita dan Allah akan dibuka. Dan untuk pertama kalinya, kita bisa melihat Allah. Kalian bisa melihat Allah yang menciptakan kalian dari ketidakadaan. Kalian bisa melihat Dia yang menciptakan segala macam keindahan. Kalian akan melihat Dia yang lebih mengetahui tentang diri kalian daripada kalian mengetahui diri kalian sendiri. Kalian akan melihat Dia yang telah memberikan begitu banyak jalan sehingga kalian bisa berada dalam surga. Kalian akan melihat Dia yang lebih menyayangi kalian daripada ibu kalian sendiri, sedangkan kita tidak memberikan-Nya apa-apa sebagai balas jasa.
Pernah suatu ketika para sahabat R.A. bertanya kepada Rasulullah “Ya Rasulullah, akankah kita melihat Allah seperti itu?” Rasulullah S.A.W. bersabda “Dapatkah kalian melihat bulan?” Para sahabat menjawab “Ya, kami dapat melihatnya.” Rasulullah menjawab “Seperti itulah kalian melihat-Nya.”
Dan melihat Allah adalah sebuah nikmat, sebuah kesenangan yang paling tinggi dirasakan oleh penduduk surga melampaui kesenangan apapun, padahal surga adalah tempatnya berbagai macam kesenangan. Nikmatnya melihat Allah tidak bisa kita pahami di dunia ini.
Ayo Subscribe ke YouTube Channel Lampu Islam: youtube.com/arceuszeldfer
Ayo Like Facebook Page-nya: Lampu Islam
Ayo Subscribe ke YouTube Channel Lampu Islam: youtube.com/arceuszeldfer
Ayo Like Facebook Page-nya: Lampu Islam
No comments:
Post a Comment