Ayat dalam surat Al-Mulk menjelaskan tentang tujuan kehidupan. Allah S.W.T berfirman:
Maha Suci Allah Yang di tangan-Nyalah segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu, Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun, (Q.S. Al-Mulk:1-2)
Dalam ayat ini Allah menyebutkan kematian lebih dulu, baru kehidupan. Jadi Dia mengingatkan agar kita memikirkan kematian lebih dulu, baru memikirkan kehidupan setelahnya. Karena kematian akan menimpa kita semua. Kita bisa saja berada di dalam Gedung Putih, di pemukiman kumuh hutan Amazon, di dalam mobil mewah atau berjalan kaki, kita bisa saja sedang bermain sepakbola atau tidur di kasur, kita bisa saja sedang melakukan yang halal atau haram, namun ketika waktu kita habis, maka malaikat maut akan datang dan dia mencabut nyawa kita.
Raja yang sombong seperti Fir’aun datang silih berganti, orang-orang dzalim seperti Harun dan Qarun juga datang silih berganti. Mereka pikir mereka adalah segala-galanya, namun Allah membinasakan mereka. Seharusnya kita bisa mengambil hikmah dari kisah mereka.
Hanya untuk membawa kunci-kunci Fir’aun dibutuhkan 70 unta. Bahkan Fir’aun tahu pada saat-saat terakhirnya, pada saat di tengah laut, dengan jutaan pasukannya, dia tahu bahwa dirinya akan mati. Kematian terlintas di benaknya, meskipun di sepanjang hidupnya, dia berpikir bahwa dia punya segalanya! Fir’aun, Harun, Haman, Qarun, Nimrud, seharusnya kita dapat mengambil pelajaran dari kisah mereka.
Allah telah berfirman tentang hal ini dalam Al-Qur’an bahwa Dia tidak suka orang yang takabbur dan berbuat dzalim, Dia tidak suka orang yang berbuat jahat dan menentang diri-Nya. Allah S.W.T menyukai orang-orang yang bertaqwa dan berbuat kebaikan di muka bumi.
Allah S.W.T berfirman dalam Al-Qur’an: "Wahai orang-orang beriman, takutlah kepada Allah dimanapun kalian berada.”
Namun kita lihat di zaman sekarang orang-orang sudah tidak takut lagi kepada Allah. Kemana rasa takut kepada Allah?
Maha Suci Allah Yang di tangan-Nyalah segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu, Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun, (Q.S. Al-Mulk:1-2)
Dalam ayat ini Allah menyebutkan kematian lebih dulu, baru kehidupan. Jadi Dia mengingatkan agar kita memikirkan kematian lebih dulu, baru memikirkan kehidupan setelahnya. Karena kematian akan menimpa kita semua. Kita bisa saja berada di dalam Gedung Putih, di pemukiman kumuh hutan Amazon, di dalam mobil mewah atau berjalan kaki, kita bisa saja sedang bermain sepakbola atau tidur di kasur, kita bisa saja sedang melakukan yang halal atau haram, namun ketika waktu kita habis, maka malaikat maut akan datang dan dia mencabut nyawa kita.
Raja yang sombong seperti Fir’aun datang silih berganti, orang-orang dzalim seperti Harun dan Qarun juga datang silih berganti. Mereka pikir mereka adalah segala-galanya, namun Allah membinasakan mereka. Seharusnya kita bisa mengambil hikmah dari kisah mereka.
Hanya untuk membawa kunci-kunci Fir’aun dibutuhkan 70 unta. Bahkan Fir’aun tahu pada saat-saat terakhirnya, pada saat di tengah laut, dengan jutaan pasukannya, dia tahu bahwa dirinya akan mati. Kematian terlintas di benaknya, meskipun di sepanjang hidupnya, dia berpikir bahwa dia punya segalanya! Fir’aun, Harun, Haman, Qarun, Nimrud, seharusnya kita dapat mengambil pelajaran dari kisah mereka.
Allah telah berfirman tentang hal ini dalam Al-Qur’an bahwa Dia tidak suka orang yang takabbur dan berbuat dzalim, Dia tidak suka orang yang berbuat jahat dan menentang diri-Nya. Allah S.W.T menyukai orang-orang yang bertaqwa dan berbuat kebaikan di muka bumi.
Allah S.W.T berfirman dalam Al-Qur’an: "Wahai orang-orang beriman, takutlah kepada Allah dimanapun kalian berada.”
Namun kita lihat di zaman sekarang orang-orang sudah tidak takut lagi kepada Allah. Kemana rasa takut kepada Allah?
Dan tidak ada lagi manusia yang takut kepada kematian dalam hatinya, karena hati mereka sudah terisi dengan nafsu dan cinta dunia.
No comments:
Post a Comment