Yang pertama, lihatlah apa yang terjadi akhir-akhir ini dalam masyarakat kita. Banyak di antara kita yang mengaku Muslim namun tidak menunaikan shalat 5 waktu atau shalatnya masih bolong-bolong. Padahal tidak mengerjakan shalat merupakan dosa terbesar kedua setelah syirik (menyekutukan Allah S.W.T.) . Kita tahu tentang hal ini dalam ayat: "Barangsiapa yang meninggalkan shalat, berarti menuju jahannam.”
Barangsiapa yang meninggalkan shalat, berarti orang itu telah berbuat kekafiran. Karena kita tidak hidup dalam lingkungan yang Islami, banyak orang yang berpikir bahwa shalat hanya untuk orang yang religius, yang memanjangkan jenggot, atau orang-orang tua berumur 50-60 tahun. Tapi sesungguhnya shalat wajib dilaksanakan setiap Muslim. Ketika sudah mencapai masa puber dan mereka tidak hilang akal, dalam keadaan sehat dan baik-baik saja, maka kita harus shalat.
Yang kedua, sebagian umat Muslim tidak mau memberi makan orang-orang miskin. Jadi mungkin sebagian Muslim tetap shalat, tapi dalam perkara mengurus anak yatim atau orang yang membutuhkan, mereka jadi egois. Itulah mengapa banyak terjadi kemiskinan di negara-negara muslim. Bahkan sebagian dari kita tidak mau membayar zakat dan bersedekah, kita mencari-cari alasan agar tidak usah membayarnya, mempermainkan Allah S.W.T.
Yang ketiga, ketika bertransaksi bisnis, kita mulai berhubungan dengan riba, melakukan yang haram. Banyak umat muslim yang mencari rezeki dari yang haram, mereka berpikir “Sepanjang aku mengerjakan shalat dan menghadiri Jumatan, dan bersedekah Rp. 100.000-150.000 di kotak amal, maka tidak apa-apa.” Bagaimana kalian tahu ini tidak apa-apa? Ini berbahaya. Kita tidak boleh memisahkan agama dari urusan kita.
Ayo Subscribe ke YouTube Channel Lampu Islam: youtube.com/arceuszeldfer
Ayo Like Facebook Page-nya: Lampu Islam
Ayo Subscribe ke YouTube Channel Lampu Islam: youtube.com/arceuszeldfer
Ayo Like Facebook Page-nya: Lampu Islam
No comments:
Post a Comment