Selamat Tinggal Bulan Ramadhan
Catatan: Bacalah di bawah ini dengan mata hati kita..
Bismillah. Sebelum membaca, izinkan hanya 2 Menit diri Anda yang membaca tulisan ini saat ini, tanpa ada gangguan dari siapa-siapa..
Menangislah ...
Jika itu bisa melapangkan gundah yang mengganjal hati kita bahwa Ramadhan sudah beranjak pergi sedangkan tadarus Qur'an kita tak juga beranjak pada juz enam
Menangislah ...
Jika itu merupakan awal tekad kita untuk menyempurnakan tarawih dan qiyamul lail kita yang bolong-bolong.
Menangislah ...
Biar butir bening itu jadi saksi di yaumil akhir. Bahwa ada satu hamba Allah yg bodoh, lalai, sombong lagi terlena. Yg katanya berdoa sejak dua bulan sebelum Ramadhan, yg katanya berlatih puasa semenjak rajab, yang katanya rajin mengikuti taklim tarhib Ramadhan, ... tapi sampai menjelang akhir ramadhan masih juga menggunjingkan kekhilafan temannya, masih juga tak bisa menahan ucapan dari kesia-siaan, tak juga menambah ibadah sunnah… Bahkan hampir terlewat menunaikan yang wajib.
Menangislah ... lebih keras…
Karena Allah tak menjanjikan apa-apa untuk Ramadhan tahun depan, apakah kita masih disertakan, sedangkan Ramadhan sekarang sudah pergi. Tak ada yang dapat menjamin usia kita sampai kepada Ramadhan besok, sedang Ramadhan ini tersia-siakan.
Menangislah ...
untuk Ramadhan yang akan hilang, bersama nostalgia yang terus tumbuh bersama usia kita.
Menangislah ...
Untuk dosa-dosa yang belum tentu diampuni, tapi kita masih juga menambahi dengan dosa baru. Berapa kali kita taubat, tetapi tak lama kemudian ada saja kelalaian yang kita buat? Kita bilang tak sengaja? Tapi mengapa berulang dan tak juga kita mengambil pelajaran?
Menangislah ...
dan tuntaskan semuanya di sini, saat ini. Karena besok waktu akan bergerak makin cepat, Ramadhan semakin berlari. Tahu-tahu sudah masuk akhir ramadhan dan kita belum bersiap untuk itikaf. Dan lembar-lembar quran menunggu untuk dikhatamkan. Dan...
No comments:
Post a Comment