Saturday, June 18, 2011

Jadi Saudara Setan dengan 50 Dinar

Kisah Islamiah kali ini akan menceritakan tentang kisah saudara kembarnya setan yang berupa manusia, dimana saudaranya setan itu ada yang mau bertobat dan ada yang malah makin menjadi zalimnya.

Saudaranya setan adalah, pemabuk, pezina, penjudi, anak yang durhaka kepada orang tuanya, dan orang yang pelit yang akan dikisahkan dalam cerita ini.
Namun diantara semua saudara setan yang disebutkan di atas, hanya si pelit lah yang tidak mau bertobat kepada Allah SWT.

BERIKUT KISAHNYA.
Pada zaman dahulu ada seorang laki-laki yang sudah lama menikah, namun belum dikarunia anak, sebut saja namanya Fulan. Entah putus asa atau karena nekat atau jengkel, si Fulan suatu hari bernazar,
"Seandainya aku dikarunia anak oleh Allah, aku akan bersedekah kepada saudara-saudaranya setan masing-masing 50 dinar."

Wallahu A'lam, apakah karena nazarnya atau memang sudah menjadi kehendak Allah SWT, tak lama kemudian istrinya hamil dan melahirkan seorang putra. Betapa gembiranya si Fulan dan istrinya mendapatkan karunia tersebut.

SETAN INGATKAN NAZARNYA
Pada suatu malam, Fulan bermimpi bertemu dengan setan di dalam tidurnya, setan berkata,
"Wahai Fulan, jangan lupakan nazarmu untuk bersedekah kepada saudara-saudaraku."
"Siapakah saudara-saudaramu?" tanya Fulan.
"Carilah pezina, pemabuk, penjudi, anak yang durhaka kepada orang tuanya dan orang yang pelit serta serakah, mereka itulah saudara-saudaraku," jawab setan.

Setelah terbangun dari tidurnya, tanpa pikir panjang ia langsung mengambil uangnya dan melangkah mencari saudara-saudara setan yang disebutkan dalam mimpi itu. Awalnya si Fulan mencari saudara setan di kampungnya, namun dia tidak menemukan seorang pun.
Akhirnya ia berjalan menuju desa sebelah.

Orang pertama yang dijumpai adalah seorang pezina.
Ketika disodorkan uang sebanyak 50 dinar, pezina heran dan bertanya,
"Dalam rangka apa engkau memberiku uang ini?".
Si Fulan kemudian menceritakan mimpi yang dia alami.
Mendengar cerita mimpi itu, sang pezina langsung saja bersujud dan menangis serta bertobat kepada Allah SWT.
Sang pezina tidak mau kalau dirinya dikatakan saudarnya setan, dan uangnya ditolak mentah-mentah.

Si Fulan berjalan lagi mencari saudaranya setan, dan orang kedua yang ditemui adalah sang pemabuk. Langsung saja si Fulan menyodorkan uang 50 dinar kepada pemabuk itu. Sang pemabuk bertanya,
"Kenapa engkau meberiku uang sebanyak ini, padahal aku adalah pemabuk yang suka menhambur-hamburkan uang untuk membeli minuman keras?"
Si Fulan menjawab,
"Justru itulah aku memberimu uang 50 dinar ini agar kamu bisa membeli minuman keras."
Lalu si Fulan menceritakan mimpinya.

Uang 50 Dinar
Mendengar penuturan si Fulan, pemabuk itu pun jatuh tersungkur, langsung sujud mohon ampun kepada Allah SWT, istighfar diucapkannya berulang kali dan si pemabuk tak mau menjadi saudara kembarnya setan sedikitpun. Dan ia pun tidak mau menerima uang itu.

Penolakan yang sama juga dialami oleh penjudi dan anak yang durhaka kepada orang tuanya.
Dengan langkah lemas si Fulan mencari satu lagi orang yang dianggap saudaranya setan ini. Lama dia mencari dan akhirnya bertemulah dia dengan si pelit bakhil. Tak menunggu lama, si Fulan langsung menuju rumah si pelit ini.
Dalam hati, si Fulan terbersit rasa kekhawatiran, si pelit juga pasti akan menolak pemberian 50 dinar yang dibawanya.


"Assalamu'alaikum...," ucap si Fulan.
"Ada keperluan apa?" jawab si pelit.
"Aku ingin memberimu uang 50 dinar," kata si Fulan dari dalam rumahnya.

Begitu mendengar kata uang, si pelit langsung saja membuka pintu rumahnya dan segera menyambar kantong uang yang ada di tangan si Fulan.
"Mengapa engkau memberiku uang sebanyak ini, apa kau pernah punya hutang kepadaku?" tanya si pelit.

Lalu si Fulan menceritakan nazar serta mimpi yang dialaminya, dan tak lupa dia ceritakan juga pertemuannya dengan pezina, pemabuk, penjudi dan anak yang durhaka kepada orang tuanya.

Mendengar kisah yang disampaikan si Fulan, Si Pelit ini langsung saja memegang tangan si Fulan sambil berkata,
"Kalau mereka tidak mau menerima uangnya, berikan saja kepadaku," bisik si pelit.

Dengan mata terbelalak, si Fulan yang bernazar itu menyerahkan uangnya dan beranjak pergi dari rumah si pelit seraya berkata,
"ENGKAU BENAR-BENAR SAUDARA KEMBARNYA SETAN."

Dialog Rasulullah Dengan Gunung

Tidak hanya mampu berdialog dengan binatang saja mukjizat yang dimiliki oleh Rasulullah SAW, namun juga mampu berdialog dengan gunung, yang merupakan ciptaan Allah yang tidak bernyawa.
Ketika membutuhkan air, Beliau perintahkan gunung itu menuruti perintah Rasulullah SAW.
Kali ini Kisah Islamiah blog akan menceritakannya.


Berikut ini Kisahnya.

Rasulullah SAW adalah sosok yang selalu dekat dengan umatnya, terbukti dengan seringnya Beliau melakukan perjalanan dari satu tempat ke tempat lainnya, dari satu desa ke desa lainnya agar lebih mengenal umatnya.
Dalam perjalanan yang dilakukan kali ini, Rasulullah SAW mengajak salah satu sahabatnya yang bernama Uqa'il bin Abi Thalib untuk menemani.

Di perjalanan, ada seorang nenek yang tergeletak lemah di jalanan, wajahnya yang tua renta semakin terlihat menyedihkan akibat pucat dan lemas kondisi tubuhnya.
"Apa yang terjadi dengan engkau Wahai Ibu?" tanya Rasulullah SAW.

Nenek yang kondisinya lemah itu pun menjawab,
"Ak...akkkuuuu laaa...paar.."
Mendengar jawaban itu, Rasulullah yang pada saat itu membawa bekal secukupnya, langsung memberikan bekalnya, hingga habislah bekal Rasulullah SAW kala itu.




Meskipun tanpa bekal sedikit pun, Rasulullah SAW dan Uqa'il tetap melanjutkan perjalanan. Setelah perjalanan panjang ditempuh dengan melewati gurun yang panas dan kering, kondisi Rasulullah SAW dan Uqa'il menjadi melemah karena banyak sekali tenaga yang terkuras untuk melewati hamparan pasir dan panasnya yang membuat dahaga semakin hebat.

KEHAUSAN.
Sesampainya di daerah pegunungan, Rasulullah SAW merasa sangat haus dikarenakan jauhnya perjalanan melewati gurun. Lalu Beliau menyuruh Uqa'il untuk mencari minuman dan buah untuk megisi perut.
Uqa'il pun menuruti perintah Nabi, ditelusurinya gunung untuk mencari sumber air dan pepohonan untuk diambil buahnya, namun Uqa'il tidak mendapati sumber air dan hanya buah-buahan saja yang ia dapat.

"Ya Rasul, aku tidak mendapati air di gunung ini, padahal aku sudah mengelilinginya, namun belum aku temukan juga," ujar Uqa'il.

Mendengar penuturan sahabatnya itu, Rasululullah SAW bersabda,
"Hai Uqa'il, dakilah gunung itu dan sampaikanlah salamku kepadanya serta katakan 'Jika padamu ada air, berilah aku minum'," tutur Rasulullah.

Mendengar jawaban Rasulullah yang tidak masuk akal itu, membuat Uqa'il kebingungan dan tidak mengerti.
namun Uqa'il tetap pergi melaksanakan perintah sembari bertanya-tanya dalam hati,
"Apakah Rasul bersungguh-sungguh dengan ucapannya, apa yang harus aku lakukan, menyampaikan salamnya ataukah hanya diam dan balik ke Beliau lagi," ujar Uqa'il dalam hati.

Walaupun pikirannya penuh dengan keheranan, Uqa'il tetap mendaki gunung. Di tengah pendakian, Uqail mendengar suara asing, dan berkata,
"Uqa'il, pergilah mendaki gunung, patuhilah perintah Beliau," perintah suara yang asing itu yang tak lain adalah Malaikat Jibril.
Uqa'il akhirnya sampai pada puncak gunung lalu menyampaikan salam Rasulullah SAW kepada gunung perihal air yang dibutuhkan dia dan Rasulullah.
Setelah menyampaikan salam, Uqa'il pun kembali menuju tempat Rasulullah SAW.

RASUL MEMERINTAH GUNUNG.
Sesampainya di dekat Rasulullah SAW, betapa kagetnya Uqa'il ketuka melihat Rasulullah berbicaradengan gunung.
"Wahai tauladanku Muhammad, maafkan aku dikarenakan menghambat perjalanan engkau dengan tidak menyediakan air ketika engkau datang.
Aku takut engkau tidak memaafkanku, jika itu terjadi pasti aku merasakan panasnya api neraka," ungkap gunung itu.

Mendengar suara yang berasal dari gunung, membuat Uqa'il semakin bingung dan sekaligus takjub kepada Rasulullah, dikarenakan salah satu ciptaan Allah yang tidak bernyawa itu dapat berbicara dengan Beliau.
"Aku akan memaafkan kamu, tapi bolehkah aku minta sedikit air untuk membasahi tenggorokanku," tutur Rasulullah.

"Dakilah gunung ini hingga sampai puncaknya, setelah sampai, berjalanlah berbelok menuju tempat yang dipenuhi dengan bebatuan besar yang melingkar, di tengahnya terdapat sumber air dan buah-buahan untuk bekal engkau, Wahai Rasulullah," jelas gunung itu kepada Rasul.

Uqa'il berserta Rasulullah SAW akhirnya mendaki gunung itu kembali dan Beliau berjalan sesuai dengan perintah gunung. Sesampainya di tempat yang dijelaskan gunung tersebut, Uqa'il sangat terkejut karena ketika mengelilingi gunung itu tadi, Uqa'il tidak mendapati tempat seindah itu yang terdapat sumber air sangat jernih dan banyaknya pohon yang berbuah segar dan nikmat.

Iblis Takut Dengan Orang Yang Tidur

Kisah Islamiah hadir lagi, kali ini akan mencoba menceritakan tentang kisah pengakuan dari Iblis mengenai ibadah shalat.

Jika disuruh memilih, ternyata Iblis lebih menyukai ibadah shalat yang dilakukan orang mukmin yang bodoh daripada mengganggu tidurnya orang yang alim dan berilmu.
Pengakuan Iblis itu disampaikan kepada Rasulullah SAW.

Berikut Kisahnya...
Pada suatu hari, ketika Rasulullah SAW hendak memasuki masjid, Beliau melihat iblis sedang berada di pintu masjid. Iblis itu tampak gusar dan ragu antara masuk masjid dan tidak.

Maka Rasulullah SAW pun bertanya,
"Wahai Iblis, apa yang sedang kamu lakukan di sini?" tanya Rasulullah SAW.
"Aku hendak masuk masjid dan merusak shalatnya orang itu. Tetapi aku merasa takut terhadap orang yang sedang tidur di situ," kata iblis sambil menunjuk orang yang sedang tertidur di masjid.




Rasulullah SAW bertanya lagi,
"Wahai Iblis, mengapa engkau takut terhadap orang yang sedang tidur dan tidak takut kepada orang yang sdeang shalat dan bermunajat kepada Allah?"


PENGAKUAN IBLIS.
Iblis tak dapat menyembunyikan rahasia di hadapan Rasulullah SAW, ia pun dengan gamblang menguraikan alasannya.

"Ya Rasulullah, orang yang sedang shalat tersebut adalah orang yang bodoh, ia tidak tahu syarat hukumnya shalat, tuma'ninah, dan tidak bisa shalat dengan khusyuk.
Sedangkan orang yang sedang tidur itu adalah orang yang alim, maka jika aku merusak shalatnya orang bodoh itu, aku khawatir, dia akan membangunkan orang yang sedang tidur itu dan kemudian mengajari dan membetulkan shalatnya orang yang bodoh tadi," jelas Iblis ketakutan.

Oleh karena itu Rasulullah SAW pernah bersabda,
"Tidurnya orang alim itu lebih baik daripada ibadahnya orang yang bodoh."

Dalam kesempatan lain, Rasulullah SAW juga bersabda,
"Orang tersebut telah dikencingi setan di kedua telinganya."
Hal ini disampaikan oleh Rasulullah SAW dan ditujukan bagi orang yang tidur semalam suntuk tanpa mengingat untuk shalat di malam harinya.
 

Friday, June 17, 2011

Cara qt berdoa


Do’a adalah senjata orang mukmin, tapi gimana jadinya ya, kalo Do’a pke gaya orang lain. Kalo bener bahasanya, kalo gak, gmne tuw? Begini niy contohnya :

1. Yang Sering nonton Sulapnya Pak Tarno:

Ya Tuhan, kalau dia jodohku dekatkanlah, kalau bukan Jodohku, tolong dibantu ya.. ! Bimsalabim jadi apa...Prok...Prok...Prok... B) (hem..hem..hemm…)


2. Yang ngeFans sama Rhoma Irama :

Ya Tuhan, kalau dia jodohku dekatkanlah, kalau bukan jodohku, TER...LA..LU
(Nah Lho ! Tuhan disalahin :D )


3. Yang demen denger Lagunya Bondan ft Fade2Black:

Ya Tuhan, kalau dia jodohku dekatkanlah, kalau bukan jodohku, ya sudahlah...
(Aiiih..pasrah amat ! :D )


4. Yang sering nonton OVJ:

Ya Tuhan, kalau dia jodohku dekatkanlah, kalau bukan jodohku, langsung aja ke TE...KA...PE...! :P
(Etdah ! ntar dulu..Nikah Dulu Bang ! baru dah samperin.. :D )


5. Yang sering nonton Bang Napi:

Ya Tuhan, kalau dia jodohku dekatkanlah, kalau bukan jodohku, waspadalah... waspadalah... (Masya Alloh ! Tuhan diancem.. Tapppeee decchhh O:) )


6. Yang sering ngeliat berita Pembunuhan :

Ya Tuhan kalau dia jodohku, dekatkanlah Kalau dia bukan jodohku, terimalah dia disisiMu >=) (Aiiih.. Gubrak ! Serem Amat ! :D )


7. Yang ngidolain Sule :

Ya Tuhan kalau dia jodohku, dekatkanlah, Kalau dia bukan jodohku, Ooo tidak bissa... (wedew, dia nawar.. :D )


8. Yang lagi kesel dapet SMS Penipuan :

Ya Tuhan, kalau dia jodohku dekatkanlah, kalau bukan jodohku, tolong isi pulsa mama, Mama lg dikantor polisi...!:))
(Aiiih..minta jodoh belom kelar, die minta pulsa, :P )


9. Yang lagi frustasi keilangan sendal di mesjid :

Ya Tuhan, kalau dia jodohku, lindungilah dia.. Jangan sampe dia tertukar atau hilang....({}) (makanya Bro, sist sewa satpam buat jagain, Ngeselin ! :D )


10. Yang demen nonton sinetron

Ya Tuhan, kalau dia jodoh gue dekatkanlah, kalau bukan jodoh gue, please… gue cinta banget sama Dia.
(Hellooo… nyadar gak sech.. emang Lo siape..??? dapet kata2 gak penting dari mana sech ? Please dech ! hehe :D )


11. Yang nge fans sama Izis

Ya RABB, kalo dia jodoh hamba dekatkanlah, kalau bukan "bersabarlah wahai saudaraku tuk menggapai cita" (yup bener, hrs sabar neh)



 12. Yang hobi dengerin nasyidnya Saujana

 Ya RABB, kalo dia jodoh hamba dekatkanlah,kalau bukan "sekeping hati dibawa berlari jauh mengharungi jalanan sepi, jalannya tak seindah sentuhan mata, pangkalnya jauh ujungnya belum tiba" (huft, jauh bener yak)



13. Yang demen denger lagunye sm*sh

Ya Tuhan kalo dia jodohku dekatkanlah, kalo bukan "kenapa hatiku cenat-cenut"


14. Yang demen buka fesbuk

ya Alloh kalau dy jodohku dekatkanlah, kalau bukan "apa yang anda fikirkan" (wkwkwkwk)


15. yang hobi nge-blog

ya ALLOH kalau dy jodohku dekatkanlah, kalau bukan "entri baru" (susun ulang plan lage neh :D)

satu lagi nih ketinggalan (terinspirasi dari my sista yg seneng bgt ma akang Maher)

16. yang nge fans ma akang Maher zen

ya ALLOH kalau dy jodohku dekatkanlah, kalau bukan "we'll find the way, insha Allah ada jalannya.... " (jalan mane yak, margonda, Djuanda apa jalan Marquisa, he...)

lebay.com

Nah...mulai dari sekarang nih atur lagi deh sikap & gaya Do’a qt, PeDe aje, insya ALLOH dikabulin, berDo'a dengan kata2 yang indah, lebih bagusnya lagi pake Do’a Ma’tsur. Biar ALLOH suka sama Do’a qt trus dikabulin deh, tp tetep berusaha ya.. jgn bis Do’a ngerem kaya Ayam lagi bengong gak ngapa2in mana dikabulin hehe :D

(^_^)
 "Dan apabila hamba2-KU bertanya kepadamu tentang AKU, (jawablah)bahwa AKU adalah dekat. AKU mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdo'a kepada-KU," (QS: Al-Baqoroh : 186)
wawlohu'alam

Dialog Raja dan Malaikat Maut

Sahabat Yazid Arruqasyu meriwayatkan, pada masa Bani Israil ada seorang penguasa zalim.
Dalam berkuasa, raja tersebut menindas rakyat dan tidak perbah berbuat kebajikan. Pada suatu hari raja tersebut duduk di singgasananya dan tiba-tiba ia melihat seorang laki-laki masuk melalui pintu istana.

Orang asing itu bertampang keji, berbadan besar dan menakutkan.
Raja sangat ketakutan dengan kehadirannya, dia khawatir laki-laki itu akan menyerangnya. Wajahnya pucat pasi dan bergetar,
"Siapakah engkau ini? Siapa yangtelah menyuruhmu masuk ke istanaku?" tanya raja ketakutan.

"Pemilik rumah ini yang menyuruhku ke sini. Ketahuilah bahwa tak ada dinding yang dapat menghalangiku, dan aku tidak memerlukan izin untuk masuk ke manapun," kata laki-laki asing itu dengan suara agak kasar.

"Apakah engkau tidak takut dengan para sultan di kerajaanku ini?" tanya raja dengan gemetar.
"Aku tidak takut oleh kekuasaan para sultan. Dan ketahuilah, tidak ada seorangpun yang dpat lari dari jangkauanku," kata laki-laki itu dengan bengisnya.



MALAIKAT MAUT DATANG
Setelah mendengar perkataan orang itu, wajah raja menjadi pusat pasi dan badannya menggigil, ia amat ketakutan dengan situasi ini.
"Apakah engkau Malaikat Maut?" tanya raja menebak.
"Benar, akulah Malaikat Maut yang diutus untuk mencabut nyawamu," kata malaikat maut tanpa tersenyum sedikitpun.
"Aku bersumpah demi Allah, berilah aku penangguhan satu hari saja agar dapat bertobat dari segala dosaku. Aku akan memohon keringanan dari Tuhanku. Aku akan menginfakkan harta benda yang aku miliki, hingga tak terbebani oleh azab akibat harta itu di akhirat kelak," pinta raja.

"Bagaimana aku dapat menangguhkan, padahal umurmu sudah habis dan waktu sudah ditetapkan tertulis," kata Malaikat Maut.
"Aku mohon tangguhkanlah sesaat saja," rayu raja sekali lagi.

"Sesungguhnya jangka waktu itu telah diberikan, tetapi engkau lalai dan menyia-nyiakannya. Jatah nafasmu sudah habis, tidak tersisa satu nafaspun untukmu," ujar Malaikat Mautyang mendekat seolah henadak mencabut nyawa raja.

MATI BELUM BERTOBAT
Raja semakin ketakutan dengan kata-kata Malaikat Maut itu. Namun ia tetap bersikeras ingin meminta penangguhan kematian.
"Jika aku mati sekarang, siapa yang akan menyertaiku di alam kubur?" tanya raja zalim itu.
"Tidak ada yang menyertaimu kecuali amalmu," jawab Malaikat Maut.
"Aku tidak mempunyai amal kebaikan. Selama ini aku lalai kepada Allah SWT," jelas raja zalim itu.

"Jika demikian, neraka dan murka Allah adalah tempat yang layak untukmu," tegas Malaikat Maut.
Kemudian Malaikat Maut mencabut nyawanya, sehingga raja itu terjatuh dari singgasananya. Dan sang raja akhirnya mati sebelum bertobat.

Datangnya maut tidak dapat ditunda sedetik pun, apapun jabatan seseorang. Permintaan penangguhan ditolak mentah-mentah oleh Malaikat Maut yang langsung mencabut nyawanya.

Mimpi Neraka

Kisah Islamiah mencoba menceritakan tentang mimpi neraka yang dialami oleh sahabat Rasulullah SAW.
Setelah mimpi masuk neraka dan ditolong oleh Nabi Muhammad SAW, Khalid bin Sa'id langsung bersyahadat, langsung bertobat dan mengimani agama yang dibawa oleh Rasulullah SAW.

Khalid bin Sa'id bin Ash adalah salah satu sahabat Nabi SAW yang dilahirkan dari keluarga yang kaya raya. Keluarganya tergolong kepala suku Quraisy yang terkemuka dan memegang pimpinan. Memang sebenarnya dalam hati nuraninya, ia mengaku bahwa agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW itu adalah benar dan yang diterima Rasulullah SAW do Gua Hira' itu telah membuat hatinya tertarik.

"Sebetulnya aku sangat tertarik dengan agama yang dibawa Muhammad, tapi aku belum berani dan belum memungkinkan ikut agama beliau," katanya dalam hati.

Orang-orang yang memandang Khalid waktu itu,melihatnya sebagai seorang pemuda yang bersikap tenang, pendiam tak banyak bicara, tapi sebenarnya pada batin dan dalam lubk hatinya bergelora dengan hebatnya gerakan dan kegembiraan.
Di dalam hantinya menggelegar bunyi gendang yang ditabuh,nyanyi-nyanyian yang memanjatkan doa serta lagu-lagu pujian yang mengagungkan Tuhan.


API NERAKA
Pemuda ini menyimpan kegembiraan di dalam dadanya tapi ditutupinya rapat-rapat, karena seandainya diketahui oleh bapaknya bahwa batinnya sedang bersuka cita dengan dakwah Rasulullah SAW, maka dia akan dibunuh dan tubuhnya akan dipersembahkan sebagi korban untuk Tuhan-Tuhan mereka.

Tetapi jiwa dan kesadaran batin seseorang, bila ia telah penuh sesak dengan segala suatu masalah dan meluap sampai ke permukaan, maka limpahannya tak dapat dibendung lagi.
Pada suatu hari, Khalid bin Sa'id bermimpi,ia berdiri di bibir nyala api yang besar (neraka), sedang ayahnya dari belakang hendak mendorongnya dengan kedua tangannya ke arah api itu, malah ia bermaksud hendak melemparkan ke dalam nayala api itu.

Kemudian dilihatnya Rasulullah SAW datang ke arahnya, lalu menariknya ke belakang dengan tangan kanannya yang penuh berkah, hingga tersingkirlah ia dari bahaya jilatan api.
Ia tersadar dari mimpinya,
"Alhamdulillah, aku masih hidup. Berarti aku tadi barusan bermimpi," katanya dalam hati.



BERIMAN
Kemudian Khalid segera pergi ke rumah Abu Bakar, lalu menceritakan mimpinya itu. mimpi itu sepertinya tidak memerlukan tabir lagi.
"Sesungguhnya yang kuinginkan untukmu, selain dari kebaikan. Nah, dialah utusan Allah. Ikutilah dia karena sesungguhnya Islam akan menghindarkanmu dari api neraka," kata Abu Bakar.
"Terima kasih atas sarannya. Sekarang juga aku akan mencari Muhammad," tutur Khalid.

Khalid pun akhirnya pergi mencari Rasulullah SAW, dan di suatu tempat, dia bertemu dengan beliau. Lalu ia menumpahkan isi hatinya dan menanyakan tentang dakwahnya.
Kemudian Rasulullah SAW bersabda,
"Hendaknya engkau beriman kepada Allah Yang Maha Esa semata, jangan mempersekutukannya dengan sesuatu pun. Dan engkau beriman kepada Muhammad sebagai hama-Nya dan Rasul-Nya.
Dan engkau tinggalkan menyembah berhala yang tidak dapat mendengar dan tidak dapat melihat, tidak memberi mudharat dan tidak pula memberi manfaat."

Khalid lalu mengulurkan tangan kanannya disambut oleh tangan kanan Rasulullah SAW dengan penuh kemesraan dan Khalid pun mengucapkan,
"Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad SAW itu utusan Allah."

Insafnya Perampok

Kisah ini terjadi padapimpinan perampok, sebut saja namanya Qais bin Malik saat hendak mengambil paksa barang-barang milik Syeikh Abdul Qadir Al-Jaelani. Ia mengurungkan niatnya sekaligus tobat setelah terpesona dengan kejujuran calon korbannya.

Qais bin Malik dikenal sebagai pimpinan perampok yang kejam dan tak kenal kompromi. Ia merajai hampir seluruh wilayah yang menuju ke Baghdad, pusat peradaban Islam waktu itu.
Sudah banyak musyafir dan para kafilah yang dirampas hartanya tanpa bisa melawan sedikitpun karena Qais juga memiliki anak buah yang banyak.

Namun pada suatu hari Qais mengalami kejanggalan dalam menjalankan aksi jahatnya. Saat itu ia hendak merampok semua barang bawaan para kafilah yang di dalamnya terdapat Syeikh Abdul Qadir Al-Jaelani.

Syeikh Abdul Qadir Al-Jaelani berusia kala itu masih 18 tahun, ia berniat menimba ilmu agama di negeri Baghdad. Dalam perjalanan, para khalifah itu diserang oleh 60 orang perampok.
Seluruh harta kafilah tersebut dirampasnya tetapi anehnya tak ada satu perampok pun yang mengusik Abdul Qadir.
Nampaknya mereka tertipu dengan pakaian lusuh yang dikenakan ulama sufi itu dan mengira Syeikh Abdul Qadir tak punya harta berharga.

Perampok Tobat.
Namun demikian, akhirnya ada seorang perampok yang menghampiri Syeikh Abdul Qadir.
"Berilah kepada kami apa saja yang kamu bawa," kata Qais sambil memegang pedangnya.
"Aku hanya memiliki 40 dirham yang tersimpan di dalam pakaianku," katanya jujur.

Mendapat penjelasan pasrah, seolah tanpa perlawanan itu, Qais justru menjadi heran. Selama bertahun-tahun merampok, ia tak menemukan orang sejujur yang ia temui itu.
Biasanya calon korbannya akan mengaku tidak punya barang berharga atau berusaha kabur.



Untuk membuktikan perkataan calon korbannya itu, Qais pun menyuruh anak buahnya untuk memotong baju yang dikenakan Syeikh Abdul Qadir dan ditemukanlah 40 dirham itu.
"Wahai pemuda, mengapa engkau begitu mudahnya menyebut barang berhargamu, padahal engkau tahu jika kami hendak merampasnya," tanya perampok itu.
"Aku telah berjanji kepada ibuku akan meninggalkan ucapan bohong dan selalu berkata jujur, kapanpun dan dimanapun," jawab Syeikh Abdul Qadir.

Begitu mendengar penjelasan itu, kepala perampok itu langsung menangis dan menginsyafi kesalahannya. Ia bersujud dan bersimpuh di hadapan Syeikh Abdul Qadir AL-Jaelani.
Ketua penyamun bersumpah tidak akan merampok lagi. Dia bertaubat di hadapan Abdul Qadir dan diikuti oleh semua pengikutnya.


Pesan Ibu.
Sebelum berangkat merantau, Syeikh Abdul Qadir Al-Jaelani memnag meminta izin kepada ibunya. Niat yang mulia itu pun direstui oleh ibunya. Ibunya tak bisa menghalang-halangi cita-cita murni anaknya meskipun sebenarnya ia berat melepas anaknya berjalan sendirian melewati bebatuan yang tajam dan terik matahariyang panas.

"Ibu tidak akan menahan keinginanmu, tetapi sebelum berangkat, berjanjilah sesuatu kepada ibu," kata Ibunda Syekh Abdul Qadir.
"Apakah itu wahai ibu," tanya Syeikh Abdul Qadir.
"Janganlah kamu berkata bohong sedikitpun, pegang penuh kejujuran," kata ibu.

Berkat kejujuran Syeikh Abdul Qadir itu, Qais pun bertaubat dan ia mendalami ilmu agama Islam dengan berguru kepada Syeikh Abdul Qadir Al-Jaelani.