Bismillah...
Bismillah...
Bismillah...
Bismillah...
Bismillah...
Bismillah...
Bismillah...
Saya agak ragu menuliskan topik ini, maka mata kalian memang tak salah jika membaca basmalah yang saya tulis 7 kali untuk membukanya. Perlu diketahui, saya paling anti, tidak mau, dan berusaha sejauh-jauhnya untuk menulis di kala futur, karena saya akan menulis yang “macem2” dan efeknya bisa fatal. Futur dalam kamus saya adalah kondisi di mana hati sedang acakadut (bisa karena berbunga2 karena hal yang sifatnya tak pantas untuk dibungakan atau lagi kesel bin jengkel sama sesuatu/seseorang tanpa tahu apa sebabnya), futur bagi saya juga berarti lagi gak bernafsu ngerjain sesuatu, bosen, uring2an, males2an, dan kalau sudah begitu, pelarian saya adalah buku. Ya, buku. “Mbaca sampe elek!” saraf2 di otak saya juga sedang bekerja dengan baik, dan tangan saya –gak tau kenapa gak mau berhenti jalan, gak bisa direm, ngikut arus pikiran yang “seenake dhewe”, alias semau gue. Jadi jangan heran kalau saat asyik2nya membaca, Anda akan kaget karena memaksa otak Anda untuk meloncat ke hal lain yang sama sekali gak nyambung. Sepertinya prolog ini sudah terlalu panjang. Ternyata, fokus itu sulit ya?! FOKUS. Satu kata yang akan saya bawa entah ke mana.
Bismillah...
(Saya mengulang Basmalah bukan karena ingin menggenapkannya menjadi 8. Sama sekali bukan. Tapi biar lebih afdhol saja. Begithat.)
Sebenarnya saya cuma mau bilang kalau hidup kita punya 3 episode besar: masa lalu, masa sekarang, dan masa depan. Kebetulan, saya sangat tertarik dengan sejarah.apalagi sejarah tentang generasi gilang gemilang, generasi Ashabiqunal awwalun (bener g yak nulisnya), pasti kl bis baca itu, saya jadi merinding, kebawa suasana. Tapi, terlalu fokus pada sejarah juga tidak baik. Ada orang yang sangat fokus pada hal yang sudah terjadi di belakangnya hingga lupa dengan masa yang saat ini sedang dijalaninya, apalagi masa depannya. Ada juga orang yang terlalu fokus pada masa yang sekarang dialaminya, tapi cuek dan gak mau peduli pada masa yang sudah dilewatinya, menutup pintu ke masa lalu-nya rapat2 dan fokus pada masa depannya. Boro2 belajar sejarah orang lain, sejarah hidupnya aja gak pernah dia tengok lagi. Trus, bagusnya yang mana ya? Ah, saya yakin kau lebih pandai untuk memilih. Fokus memang perlu, tapi terpaku pada hal2 tertentu dan itu2 saja juga tidak baik. Selain, tentu saja... membosankan! Ada kalanya kita fokus, tapi tidak bisa dipungkiri, masalah hidup yang beragam menuntut kita untuk memberi perhatian pada hal lain. Kita memang punya bagian sendiri, saat ini. Tapi belajar dari sejarah dan pengalaman orang lain bisa menjadi kesuksesan dan keberhasilan kita di masa mendatang.
ada cerita menarik yang berhasil saya temuin
Seorang remaja putri sedang meratapi nasibnya yang dianugerahi Alloh wajah dengan kulit sensitif. Entah mengapa, jerawat sangat betah berdiam di wajahnya. Berbagai cara sudah dilakukannya untuk menghilangkan benjolan kecil kemerahan yang nangkring di pipinya, tapi tetap saja tak berhasil, semakin banyak malah. Hidupnya dihantui rasa minder. Di belahan bumi yang lain, beratus-ratus tahun silam dari hidup remaja putri jerawatan tadi, seorang gadis buta-tuli-bisu menoreh sejarah gemilang dalam hidupnya yang penuh keterbatasan. Bisa kau bayangkan, hidup tanpa cahaya, tanpa suara, tanpa mendengar, tanpa bicara, sejak usianya 19 bulan. “Aku adalah hantu (phantom) yang hidup di dunia-tiada. Kehidupan batinku hampa, tanpa masa lalu, masa kini, atau masa depan,” tulisnya bertahun-tahun kemudian dalam autobiografinya, “The Story Of My Life”. Seorang buta-tuli-bisu bisa menulis? Ya! Bahkan dia sudah menulis banyak sekali buku dan artikel. Dia penulis ternama, aktivis, pembicara publik, pemain drama, peraih piala OSCAR, lulusan terbaik dengan gelar cumlaude dari Radclife College, dianugerahi gelar doktor kehormatan dari beberapa universitas (termasuk dari Harvard University –gelar kehormatan pertama yang pernah dianugerahkan universitas itu pada seorang perempuan), dia adalah salah satu dari 20 perempuan yang tercantum dalam Women’s Hall of Fame di New York World’s Fair, termasuk dalam daftar Gallup’s Mosi Widely Admired People of the 20th Century (1999), pada masa mileniumnya majalah Time juga menempatkan namanya dalam daftar seratus orang paling penting abad ke 20. Dunia mengenalnya sebagai simbol keberanian menaklukkan kesulitan yang memuncak. Pencapaiannya merupakan hasil kerja samanya dengan seorang guru penyabar dan tangguh, Annie Sullivan. Ya, dialah Helen Keller (27 juni 1880 - 1 juni 1968), inspirator bagi siapapun yang tak ingin tunduk oleh keterbatasannya.
Apa hubungannya topik fokus dengan remaja berjerawat dan Helen Keler? Sekali lagi saya cuma mau bilang, fokus memang perlu, tapi fokus juga harus dijauhi dalam hal2 tertentu. Fokus pada keterbatasan hanya akan mematikan perjuangan</span>. Tak ada yang sempurna, di samping kekurangan selalu ada kelebihan. Memikirkan keterbatasan tanpa menggali sisi lain kelebihan sama dengan memilih untuk hidup menderita. Tak ada gunanya meratapi takdir, toh dengan hanya meratap, takdir gak akan berubah, ya tho? Pandanglah sisi2 lain kehidupan, jangan hanya fokus pada satu permasalahan. Karena ada sisi lain yang juga ingin disapa, dan siapa yang mengira kalau itu ternyata adalah jalan bagi permasalahan kita, siapa menyangka jika hal lain itulah yang nantinya akan mengubah nasib kita (atas izinNya dan dengan ikhtiar kita tentunya).yup,saya menamainya virus fikiran, fikiranlah yang membawa bagaimana kondisi diri kita, ketika qt berfikiran negatif, maka hal negatiflah yang terjadi, begitu pula sebaliknya, ketika kita berfikiran positif, hal positif lah yang terjadi,dalam suatu seminar yang pernah saya ikuti, seorang pembicara berkata :" segala sesuatu yang datang ke diri kita bersifat netral, tergantung fikiran kita menyikapinya, mau bersikap positif atau negati", dahsyat (bukan promo acara loh yak), tuh kata2 ajib bgt....
seorang teman juga pernah berkata sama saya, kalo takut, sedih, kecewa, sakit, rapuh de el el adalah sifat dasar yang dianugrahi ALLOH pada setiap hamba-NYA, tapi g berarti kita jadi seorang penakut, g berarti kita akan sedih terus menerus atau menjadi seorang pesakitan atau hancur lebur bak debu bertebangan (lebay...), tentu bukan itu maksud ALLOH menganugrahkan semua rasa itu, kalau saya mencoba belajar menemukan hikmah dari maksud ALLOH adalah agar saya mengerti bagaimana bersikap bijak dan sebaik-baiknya menghadapi semua permasalahan yang ada, agar mengerti arti kebahagiannya yang sesungguhnya, agar mengerti bagaimana menjaga perasaan orang lain, agar mengerti bagaimana indahnya saling memaafkan, agar saya mengerti bagaimana indahnya menjaga silaturahim, dan yang paling berat (coz sampe detik ini masih lum bisa total mempraktekkannya) agar saya mau damai dan ikhlas dengan segala ketentuan ALLOH..dan kalo dah gini saya paling seneng baca surat cinta dari si DIA : “Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyenangi sesuatu padahal itu tidak baik bagimu. Alloh mengetahui sedangkan kamu tidak mengetahui.” [Al Baqoroh : 216]....wuishhhh, bagai mendapat setetes air ditengah padang gersang, sejuk banget, kata2nya mantep....
saat bentuk lain dari selaksa kasih sayang-NYA menyapa q, sungguh q sakit, q jatuh, q sedih, q rapuh dan semakin kuatlah keyakinan q, bahwa q bukanlah apa2 tnpa DIA, bahwa q g bisa hidup tanpa-NYA, perlahan q bangkit, mencoba menyusun kembali remah-remah semangat, memutar ulang kembali kisah2 penuh hikmah yang pernah q alami atau q baca, dan q coba praktekan jurus baru MERUBAH FOKUS PIKIRAN DAN MINDSET..
q g mau terus2an hancur lebur luluh lantah kering kerontang (halah, apa coba), yup q ubah fokus pikiran q, q tanam lagi bibit semangat dalam diri, q bakar lagi giroh untuk menjadi lebih baik dari hari ke hari agar semakin banyak manfaat yang bisa q berikan untuk saudara2 q,( penyemangat dari Sang Nabi: kl muslim yg bae adalah yg paling bnyk manfaatny untuk org lain)..dan q katakan pada diri q, q hari ini bukanlah q yang kemarin..q g mau lagi meratapi semua yang terjadi, buat apa, toh semua itu juga akan jadi masa lalu,(tentunya akan lebih indah kl belajar ikhlas dan memaafkan),,,yeahhhh q hari ini adalah q yang punya semangat baru, bangkitlah diri q harapan itu masih ada, berjuanglah diri q syurga ALLOH menanti (kolaborasi SOUHAR dan IZZIS dtambah sedikit perubahan, mav yak bapak2, jadi bikin kacau nasyidnya, he...)
dan semangat q kembali berkobar karena dipantik oleh (lagi2)surat cinta-NYA:
“......Sesungguhnya Alloh tidak mengubah keadaan suatu kaum hingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Alloh menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.” [QS Ar-Ra’d: 11]
"sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan" (QS; al Insyiroh, kl g salah ayat 5 dan6)
trus ada lagi kata2 bijak:
“Ketika satu pintu kebahagiaan tertutup, pintu yang lain terbuka, tetapi sering kali kita menatap begitu lama pada pintu yang tertutup sehingga kita tidak melihat pintu yang telah terbuka bagi kita.”
[Helen Keller]
ubah lah fokus anda kalo anda ingin merubah diri, ubahlah mindset anda kalau anda ingin maju (cieileh, so' bijak bgt), hadapi segala dengan ikhlas, sabar dan sholat kalo kate Qur'an,trus serahin sama Sang Pemberi masalah, insya ALLOH semua lebih ringan.
ade lagi nie kata2 yang pernah aye temuin mantep bgt dah : ALLOH memberi apa yg kita butuhkan, bukan apa yg kita mau...kenape (tanya), cz yg kite mau lum tentu qt butuhin...
adalagi nih Analogi yang sama (atau dipaksa sama?) dengan dua orang yang dilanda asmara. Siapa yang meminta cinta hadir dalam dirinya? Tak ada. Cinta datang menyerangnya begitu saja. Dan dia, kelepek2 tak berdaya cz rasa itu terus dipupuk. Mereka, dua sejoli itu berikrar akan mengarungi bahtera rumah tangga suatu hari nanti. Sang ikhwan telah berjanji akan meminangnya ketika saatnya tiba. Harapan itu kian bersemi di hati. Dengan keyakinan penuh, keduanya percaya jika cinta mereka akan berlabuh di pelaminan. Namun, apa yang terjadi? Takdir memisahkan keduanya. Dengan sebab yang tidak pernah diduga sebelumnya. Entah apa. Bisa karena keluarga, pihak ketiga, maisyah, jarak, atau kejutan2 lainnya. Apa saja. Yang jelas, Alloh tidak mengizinkan keduanya bersatu. Mau protes? Percuma... inilah keputusanNya. Keputusan yang tidak pernah bisa dibantah. Bayangkan jika dia adalah engkau. Bayangkan jika kau yang mengalami hal ini (atau memang sedang ngalamin? Hayo ngakuu... ). Mungkin jika logikamu yang bicara, maka kau akan menerima dengan hati lapang bahwa ini adalah takdirNya, meskipun air mata mengalir tak henti2nya. Sedih? Pastilah...!! Tapi jika hatimu yang bicara, maka sulit bagimu untuk melupakannya. Di sini, perasaan adalah hal paling menjebak dalam gejolak cinta. Perasaanlah yang melahirkan rindu, resah, gundah, gelisah, egoisme dan sejuta hasrat yang mematikan nurani. Tiap saat yang kau ingat adalah dia, yang kau pikirkan adalah kenangan2 tentangnya. Sementara... saat ini, dia bukan milikmu lagi. Dia telah bersama saudaramu yang lain, bersama jodohnya (mungkin). Maka, ikhlaskanlah. Berat memang, tapi seperti kata Kotak, “Pelan-Pelan Saja” (akhirnya winampku nyampe ka lagu ini. Hehehe). Lambat laun, kau pasti bisa melupakannya. Sekali lagi, jangan FOKUS! Memikirkan dia yang sudah menjadi milik orang lain hanya akan menambah lebar luka yang menganga. Jangan terpaku pada dirinya, karena perasaanmu itu kini telah haram untuk disandingkan dengannya. Sudahlah. Jangan FOKUS! Bagianmu, telah menunggu di sana. Entah di mana. Entah siapa. Yang pasti, Alloh telah mempersiapkan seseorang yang terbaik untuk melangkah bersamamu. Jangan patah semangat, akhwat/ikhwan yang lain masih banyak! :-P Teruslah berikhtiar, berdoa, dan tawakkal.
jangan mau dikendaliin perasaan, cz yang ada malah tambah ancur, tapi kita lah yang harus mengendalikan perasaan itu..kalo yakin dengan janji ALLOH pasti berikan yg terbae, insya ALLOH sakit itu g akan lama... Percayalah, kita mungkin paling tahu apa yang kita mau, tapi Alloh lebih tahu apa yang kita butuhkan...(diulang ah, abis aye demen ma ni kata)
Duh, ujung-ujungnya…
Biarlah.
Agar gak jomplang dan tampak berimbang dengan kasus di awal, saya akhiri tulisan ini dengan mengutip sajak pendek M. Natsir dalam buku Kebudayaan Islam dalam Perspektif Sejarah (1988).
Sedikit Tamsil
Abad Pertengahan
Hari malam, gelap gulita segenap benua
Terbitlah konon, bulan dan bintang di sebelah Timur
Bulan memulangkan matahari yang sudah silam
Bintang memancarkan cahaya sendiri yang gemerlapan
Di bulan dan bintang melepaskan bumi dari kungkungan gelap gulita
Zaman Baharu
Matahari pun terbit
Terang benderang, berkilau-kilau, silau mata memandang
Si bulan dan bintang tak tampak lagi
Keduanya luput dari ingatan
Seungguh pun ada, pada hakikatnya
Si bulan dan bintang dilupakan orang
Seruan
Tapi, si bulan dan bintang jangan dilupakan
Nanti hari kan maghrib pula
Di sana kan datang gilirannya lagi
“Dan zaman-zaman itu Kami edarkan di antara manusia, bergilir-giliran…”
Demikian ibarat Rabbil Alamin
Begitu putaran sejarah dunia
Hidup itu ada masanya, silih berganti. Tak ada yang tetap. Semua bergerak. Karena hidup itu dinamis. Dan kejadian demi kejadian hadir menyelingi. Kapan kita harus fokus, dan kapan kita membuang fokus untuk menengok ke masa lalu atau kapan kita ciptakan fokus baru untuk mencoba hal-hal baru untuk menyibak satu persatu tabir misteri.
SEMANGAT...SEMANGAT...SEMANGAT...SEMANGAT!!!!!!!!!!!!!!!!!
makasih untuk akhwat zone yang sangat menginspirasi sampe bisa nulis ini dan makasih juga untuk sahabat2 tercinta atas semangat, motivasi dan pelajaran hidupnya, Luv u coz ALLOH
No comments:
Post a Comment