Harapan itu seolah-olah sirna, aku melihatnya "bergandengan tangan dengan orang lain." Bukankah dia tahu bahwa aku mengharapkannya, namun mengapa dia tidak peduli bahwa aku sangat mencintainya.
Apakah yang selama ini dia berikan untukku bukan sebentuk kasih sayang nya? Sungguh aku masih berharap dia memberikan cintanya padaku, bukan pada yang lain. Tak ada yang lain yang mampu mengisi hidupku.
***
Kebutaanmu terhadap pemberian makhluk seakan-akan lupa bahwa Allah lah yang memberi ini semua. Kamu sering kali berharap-harap pada makhluk-Nya dan terlupa bahwa ada yang lebih pantas untuk diharapkan.
Rasa peminta minta yang ada di dirimu pada makhlukNya kadang kala membuat hatimu meradang, terluka, namun kamu tak peduli karena kamu merasa bahwa makhluk-Nya lebih mampu memberi. Itukah dirimu?
Harusnya kamu malu, meminta-minta selain pada-Nya. Bukankah hanya Dia yang mampu mengabulkan setiap permintaanmu. Mengapa kamu masih suka meminta-minta sebelum kamu melihat kemurahan-Nya?
Kebiasaanmu meminta tidak diimbangi kebiasaanmu memberi, mengapa meminta begitu mudah sedangkan memberi begitu sulit kamu lakukan? Itu karena rasa ikhlasmu untuk tunduk pada-Nya masih sebatas keinginanmu agar dikabulkan olehNya, bukan menjadi sebuah kebutuhanmu yang memang dengan ketundukanmu, Dia mengabulkan keinginanmu.
Coba renungkan, seberapa banyak kamu mengadu pada-Nya disaat kamu meminta sesuatu dan seberapa banyak kamu memberi pengorbananmu untuk-Nya? Keinginanmu jauh lebih banyak ketimbang pengorbananmu, karena ketika kamu sedih dan membutuhkanNya, kamu mendekatiNya. Lalu apakah kamu masih mendekati-Nya ketika kamu dalam keadaan berbahagia?
Sungguh keadilanmu perlu kamu perbaiki, padahal kamu tahu tak ada lagi yang harus kamu harapkan selain kemurahan-Nya. Bilakah kamu kecewa pada makhluk-Nya, maka kurangilah mengharap terhadap sesuatu yang membuatmu kecewa. Makin sedikit harapan pada makhluk-Nya. Makin sedikit kekecewaan yang akan mendatangimu.
Bila semua yang ada di dunia kamu senangi termasuk cinta pada makhluk-Nya tanpa di naungi cinta-Nya, maka bersiaplah kekecewaan dan kesedihan selalu mendampingimu. Bukankah kamu tahu ada yang Dzat yang tidak akan pernag mengecewakanmu?
Yaa..beralihlah untuk berharap pada Allah Azza Wa Jalla, karena hanya Dia lah yang mampu menampung setiap harapan dan keinginanmu. Tapi ada sebab tentu ada akibat, bila kamu ingin mendapatkan kemurahan-Nya, tentu kamu harus mau berkorban untuk-Nya, mentaati segala kehendak-Nya. Karena tentu semua ini hanya untuk kebaikanmu bukan untuk-Nya.
Bila kamu cerdas, maka kamu akan segera berjalan pada-Nya dengan bergegas. Sebab keindahan dunia yang kerap kali membutakanmu terlebih dibutakan oleh cinta, tak akan pernah membuatmu puas. Sungguh hanyalah penyesalan yang akan kamu dapatkan karena mengabdi pada cinta yang tidak abadi. Tapi sungguh berbahagialah bagi kamu yang meraih dunia untuk merengkuh yang di akhirat, tentu karena hal ini diakibatkan kecintaanmu pada-Nya.
Maka yakinkanlah dirimu, lepaskanlah, relakanlah kecintaan pada makhluk-Nya berganti dengan kecintaan pada-Nya. Cinta yang sejati hanyalah untuk-Nya, dari-Nya dan milik-Nya, sedangkan kecintaanmu pada makhluk-Nya hanyalah pantulan dari cahaya cinta-Nya.
Wallahua’lam bish Shawwab.
-Bukan Muslimah biasa-
No comments:
Post a Comment