Dalam tulisan kali ini kita akan melanjutkan diskusi tentang Perjanjian Baru dan pertentangan-pertentangan di dalamnya. Kita sudah bahas dalam tulisan sebelumnya tentang pendapat para sarjana yang menunjukkan bahwa Perjanjian Baru tidak memenuhi syarat untuk disebut sebagai kitab suci. Bahkan tidak diketahui siapa penulis keempat Gospel meskipun mereka dinamakan Matius, Markus, Lukas dan Yohanes. Faktanya, terdapat sekitar 70.000-400.000 pertentangan di dalam manuskrip Perjanjian Baru. Ada sekitar 5.700 yang sebagian atau seluruhnya merupakan dokumen Perjanjian Baru dan saling bertentangan. Sebagian dari pertentangan ini terjadi karena para penulis Perjanjian Baru sering melakukan kesalahan.
Masalahnya adalah terlepas dari bukti-bukti yang kutunjukkan dalam tulisan sebelumnya, masih banyak orang-orang yang mengatakan “Bible adalah firman Tuhan.” Mereka masih saja tidak sadar bahwa mereka telah terdoktrin.
Hal ini mengingatkanku pada suatu kejadian. Kira-kira 25 tahun yang lalu, aku pergi ke pameran patung es dengan beberapa teman. Dan salah satu temanku telah membaca brosur bahwa seseorang akan membuat pahatan lokomotif. Dan di hadapan kami adalah sebuah pahatan berbentuk truk. Jenis truk yang biasa kalian lihat setiap hari di Amerika. Dan aku menunjukkan bahwa pahatan itu berbentuk truk tapi dia berkata “Tidak mungkin, ini pasti sebuah lokomotif karena tertulis bahwa si pemahat akan membuat sebuah lokomotif.” Aku berkata “Tidak penting apa yang tertulis, gunakan matamu. Ini sebuah truk.” Pada akhirnya kita sampai harus mencari si pemahat dan bertanya kepadanya “Apakah ini sebuah lokomotif seperti yang dikatakan di dalam brosur atau ini sebuah truk?” Dia berkata “Seharusnya aku membuat lokomotif, tapi akhirnya aku lebih memilih untuk membuat sebuah truk.” Kemudian temanku berkata “Tapi, menurutku ini masih lebih mirip lokomotif.”
Dan untuk orang-orang yang telah diberikan bukti-bukti dan masih saja berkata “Bible adalah firman Tuhan meskipun banyak kesalahan dan pertentangan”, kita bisa melihat dalam I Korintus 7:12 yang berbunyi:
“Kepada yang lain-lainnya, nasihat saya ialah: --ini nasihat saya sendiri, bukan Tuhan--kalau seorang Kristen beristrikan seorang wanita yang tidak percaya kepada Kristus, dan istrinya setuju untuk hidup bersama dengan dia, orang itu tidak boleh menceraikan istrinya.”
Jadi ayat ini bukan firman Tuhan karena penulisnya sendiri yang mengatakan begitu. Jika kau diberitahu bahwa keseluruhan Bible adalah firman Tuhan, maka kau salah karena ayat ini bukan firman Tuhan.
Dalam I Korintus 7:25, Paulus menulis:
“Sekarang tentang para gadis. Untuk mereka aku tidak mendapat perintah dari Tuhan. Tetapi aku memberikan pendapatku sebagai seorang yang dapat dipercayai karena rahmat yang diterimanya dari Allah”
Aku punya pertanyaan untukmu, bagaimana jika pendapatmu tidak baik karena kau hanyalah seorang manusia, tapi kau menuliskan pendapatmu ke dalam sebuah kitab yang dipercaya orang sebagai firman Tuhan? Dan dalam tulisan sebelumnya, kita telah membahas bahwa ajaran Paulus sebenarnya sangat bertentangan dengan ajaran Yesus Kristus. Dia adalah orang sesat yang tidak seharusnya diikuti.
Dalam 2 Korintus 11:17 tertulis:
“Apa yang aku katakan, aku mengatakannya bukan sebagai seorang yang berkata menurut firman Tuhan, melainkan sebagai seorang bodoh yang berkeyakinan, bahwa ia boleh bermegah.”
Jika seseorang berbicara dengan bodoh, bagaimana jadinya orang-orang yang mengikuti kata-kata itu?
Paulus membenarkan pendapatnya sendiri dalam I Korintus 7:40:
“Tetapi menurut pendapatku, ia lebih berbahagia, kalau ia tetap tinggal dalam keadaannya. Dan aku berpendapat, bahwa aku juga mempunyai Roh Allah.”
Aku hampir kehabisan kata-kata, berapa banyak bencana yang terjadi karena orang-orang melakukan kejahatan? Mereka berpendapat bahwa mereka mempunyai Roh Tuhan. Apakah mereka telah diberitahu oleh Tuhan bahwa mereka mempunyai Roh Tuhan? Tidak. Mereka diberitahu oleh orang lain bahwa mereka mempunyai Roh Tuhan. Bukannya mengikuti petunjuk Sang Pencipta, tapi malah mengikuti petunjuk orang lain. Sekarang, ketika kita melihat hal-hal ini, kita juga harus ingat, bahwa di dalam Lukas, si penulis menuliskan “Karena dia berpendapat bahwa dia mengetahui segala hal.”
Sekarang aku harus bertanya kepada umat Kristen. Aku tahu bahwa mereka menghargai kitab ini sebagai kitab suci mereka, tapi tolonglah miliki sedikit rasa kerendahan hati. Kitab-kitab ini tidak jelas siapa pengarangnya, bukan seorang nabi, bukan murid, dan bukan kerabat Yesus Kristus. Dan dia menulis Gospel karena dia beranggapan bahwa “karena dia berpendapat bahwa dia mengetahui segala hal.” Tolonglah, tidak bisakah kita sedikit menjadi rendah hati? Dia melanjutkan dan berkata “Hal ini terlihat baik bagiku.” (Dalam Bible terjemahan Indonesia, kata-kata “It seemed good to me” yang berarti “hal ini terlihat baik bagiku” telah dihilangkan, entah apa alasannya. Yang jelas, ini semakin menunjukkan bahwa Bible penuh kontradiksi dan kesalahan.) Tapi berapa banyak orang melakukan hal-hal yang menurut anggapan mereka adalah hal baik? Dan apakah kau akan mempercayakan keselamatanmu pada orang-orang ini? Seperti yang dikatakan dalam Lukas 1:3.
Mungkin langkah mundur yang akan diambil oleh umat Kristen adalah “Oke, kami mengaku. Bible memang bukan sepenuhnya firman Tuhan tapi ini berdasarkan firman Tuhan yang menginspirasi para penulis.” Tapi apakah Tuhan menginspirasikan kesalahan? Bagaimana mungkin kau mengakui bahwa ada kesalahan di dalam Bible tapi kemudian kau masih percaya pada bagian lainnya? Itu bukanlah memilih kitab suci menurut petunjuk dari Tuhan, itu namanya memilih kitab suci berdasarkan nafsu kita masing-masing. Itu namanya memilih kitab suci karena orang-orang menginginkan agama itu, bukan karena agama itu mewakili kebenaran.
Jika kau membaca II Timotius 3:16 “Segala kitab suci yang diilhamkan Tuhan.” Segala kitab suci memang diilhamkan Tuhan tapi tidak berarti bahwa Bible dengan banyak kontradiksi dan kesalahan di dalamnya adalah firman Tuhan. Mungkin memang ada firman Tuhan yang terkandung di dalam Bible tapi dengan adanya kerusakan, bagaimana mungkin kau mempercayakan keselamatanmu pada kitab ini?
Jika kau lihat apa komentar para sarjana tentang hal ini, Robert W. Funk yang merupakan sarjana pendiri The Jesus Seminar menulis:
“...hingga pada permasalahan bahwa tidak ada 2 salinan kitab Perjanjian Baru yang benar-benar sama, karena semuanya ditulis tangan. Diperkirakan ada sekitar 70.000 manuskrip dalam bahasa Yunani yang penuh makna berbeda dan penuh variasi, dan setiap variasi telah dikurangi hingga ke dalam jumlah yang terkendali dengan adanya Bible edisi-edisi modern, dievaluasi, dan dipilih di antara mereka dari jutaan kemungkinan versi. Edisi kritik Perjanjian Baru dalam bahasa Yunani yang digunakan oleh para sarjana sebenarnya ciptaan dari para pengkritik tekstual dan para editor. Mereka tidaklah sama dengan manuskrip kuno manapun. Mereka terdiri dari berbagai versi dan variasi.”
Pendapat dari sarjana saat ini juga ada, Prof. J.R. Drummelowdari Cambridge mengatakan:
“Seorang penyalin terkadang menuliskan bukan tulisan yang ada di dalam naskah aslinya, tapi apa yang dia pikir mungkin ada di dalamnya. Dia percaya ingatannya yang berubah-ubah atau dia membuat tulisannya sesuai dengan pandangannya dimana dia sekolah. Di samping hal ini, banyak versi salinan yang ada. Dan tambahan dari versi dan kutipan dari awal-awal masa Kristen, ada sekitar hampir 4.000 manuskrip dalam bahasa Yunani dari Perjanjian Baru. Sebagai hasilnya, terdapat banyak variasi cara membaca.”
Dan pendeta Finley mengatakan:
"Dengan begitu tidak ada naskah evangelical yang diproduksi, bahkan tidak terdapat dalam Perjanjian Baru yang sekarangdiklaim sebagai kitab yang autentik dan kanon. Semua kitab yang diproduksi merupakan hasil dari perkiraan untuk mempersembahkan apa yang diketahui atau dipercayai tentang Yesus Kristus, dengan tujuan untuk memuaskan kebutuhan religius dari komunitas-komunitas Kristen.”
Sekali lagi, jadi kita mengetahui para penyalin menambahkan apa yang mereka inginkan menurut keinginan mereka masing-masing atau dengan kata lain:
“...untuk umat Kristen pada masa awal yang menyebarkan kisah-kisah yang sekarang terdapat di dalam Gospel yang terkadang mereka dengan sengaja mengubah fakta-fakta sejarahnya dengan maksud untuk menekankan poin-poin tertentu.”
Wow! para penyalin Bible sengaja mengubah-ubah fakta sejarah di dalam Bible? Jika hal ini masih saja tidak meyakinkanmu bahwa Perjanjian Baru bukanlah kitab yang kanon, maka aku tidak tahu apa lagi yang bisa meyakinkanmu.
Graham Stanton menambahkan:
“Gereja pada masa-masa awal mempertahankan keempat Gospel meskipun mereka menanggung malu karena begitu banyaknya perbedaan (dalam naskah).”
Ini pernyataan yang cukup tegas dari Graham Stanton. Dia adalah sarjana Perjanjian Baru yang terkenal. Dan setelah mengetahui semua bukti-bukti ini, mungkin umat Kristen berkata “Oke, memang Bible bukan firman Tuhan karena Tuhan tidak mungkin menginspirasi kesalahan, dia tidak mungkin menginspirasi penghapusan, penambahan, pengurangan, kontradiksi, ketidakpastian, tapi memang beginilah adanya.”
Tapi tidak harus begitu adanya. Dalam rantai wahyu, kita membaca banyak kisah tentang Abraham, Ismael, Yesaya, Noah, Musa, Yesus, dan dalam semua kisah ini, kita tahu bahwa rantai wahyu terus berlanjut. Wahyu itu diberikan secara terus-menerus, kapanpun wahyunya menjadi rusak, maka Tuhan karena kasih sayang-Nya akan memperbaharui wahyu yang telah rusak tersebut.
Dan kita sudah membicarakan hal ini bahwa Perjanjian Baru membicarakan tentang 3 nabi yang akan datang. Ketika para Yahudi mengirim para pendeta dan rabbi mereka untuk menanyakan Yohanes Pembabtis, mereka menanyakan apakah dia Elia, apakah dia Kristus, atau apakah dia nabi itu. Dan Yohanes Pembabtis menolak ketiga-tiganya. Dalam salah satu gospel, Yesus Kristus mengatakan bahwa Yohanes Pembabtis (Yahya A.S.) adalah Elia. Dan Yesus Kristus tentu saja adalah sang Kristus, jadi tinggal nabi ketiga yang belum datang. Dan siapa nabi ketiga itu?
Petunjuk tentang nabi itu dapat ditemukan dalam Perjanjian Baru. Dalam I Yohanes 2:1, Yesus Kristus membicarakan tentang Paraclete. Kata Paraclete bisa berarti penasihat, penghibur, penolong, atau Roh Kudus. Kita tidak tahu apa arti kata Paraclete sebenarnya, tapi yang penting dikatakan bahwa dia akan datang. Dan Yesus Kristus mengatakan bahwa dirinya adalah Paraclete. Dalam 4 ayat di dalam Bible, Paraclete itu disebutkan sebagai allos Paraklitos atau “Paraclete yang lain.” Setelah misinya Yesus selesai, akan datang allos Paraklitos atau seorang Paracleteyang lain. Apa lagi artinya jika bukan kedatangan nabi lainnya? Bukankah masuk akal bahwa Sang Pencipta dalam kasih sayang-Nya yang tak terbatas, akan mengirimkan nabi terakhir dengan wahyu yang melengkapi, untuk memperbaiki ayat-ayat Bible yang rusak agar kita menjadi orang yang saleh, mendapat ampunan dan kasih sayang dari-Nya, dan Insya Allah menjadi penghuni surga. Jika hal ini masuk akal bagimu, paling tidak kau harus menerima kemungkinan bahwa Muhammad S.A.W. adalah nabi terakhir itu.
Dalam beberapa episode sebelumnya, aku sudah menceritakan kisahku masuk Islam. Ketika aku membaca Al-Qur’an terjemahan, kemudian aku juga membaca buku Martin Lings, Muhammad: His Life Based on the Earliest Sources. Semua ini meyakinkanku bahwa Muhammad S.A.W. memang benar Nabi yang diramalkan dalam Bible dan Al-Qur’an memang benar-benar kitab penyempurna wahyu-wahyu sebelumnya.
Ayo Like Facebook Page-nya: Lampu Islam
Baca juga artikel-artikel lainnya:
- Pernahkah Yesus Mengajarkan Konsep Dosa Warisan?
- Perbedaan Doktrin Antara Kekristenan dengan Islam | Bagian Pertama
- Perbedaan Doktrin Antara Kekristenan dengan Islam | Bagian Kedua
- Perbedaan Doktrin Antara Kekristenan dengan Islam | Bagian Ketiga
- Wawancara dengan Dr. Jerald F. Dirks tentang Kekristenan | Bagian Pertama
- Wawancara dengan Dr. Jerald F. Dirks tentang Kekristenan | Bagian Kedua
- Konsep Trinitas
- Konsep Tentang Roh Kudus Menurut Islam dan Kristen
No comments:
Post a Comment