Thursday, July 14, 2011

KEISTIMEWAAN SEDEKAH

KEISTIMEWAAN SEDEKAH


Keajaiban Sedekah

Segala puji (hanya) bagi Allah, kita memuji-Nya baik dalam keadaan senang maupun susah. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Rasulullah shallallahu’alaihi wasalla, seorang yang pernah mengalami sakit dan tertimpa cobaan. Shalawat dan salam juga semoga tercurah bagi keluarga dan sahabat beliau yang penyabar lagi ridha terhadap taqdir Allah subhanahu wata’ala.

Pada era ini berbagai penyakit semakin menyebar dan bermacam-macam. Bahkan beberapa penyakit tidak bisa ditangani oleh dokter dan tidak ditemukan obatnya, seperti kanker dan semisalnya, meskipun sebenarnya obat penyakit tersebut ada. Allah subhanahu wata’ala tidak menciptakan suatu penyakit, melainkan ada obatnya. Namun obat tersebut belum diketahui, karena suatu hikmah tertentu yang dikehendaki oleh Allah subhanahu wata’ala.

Mungkin penyebab utama banyaknya penyakit adalah timbulnya kemaksiatan dan menceritakan maksiat yang telah diperbuat pada orang lain. Oleh karena itu penyakit tersebut menyebar di tengah masyarakat dan mencelakakan mereka. Allah subhanahu wata’ala berfirman, artinya, "Dan apa saja musibah yang menimpa kamu, adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri." (Q.S asy-Syura: 30)

Di antara penyakit tersebut ada yang berupa ujian dari Allah yang ditimpahkan kepada hamba-Nya di dunia hamba tersebut merasakan penuh dengan musibah dan kesedihan, penuh dengan penyakit dan bahaya.

Ketika saya melihat orang sakit bergulat dengan rasa sakitnya dan menyaksikan orang yang membutuhkan pertolongan dengan menahan rasa perihnya, mereka telah mengetuk semua pintu dan melakukan semua sebab, namun mereka tidak menemukan pintu (hidayah) Allah subhanahu wata’ala dan sebab yang dapat menyembuhkan penyakitnya. maka saya tergerak menulis untuk semua orang yang sedang sakit, agar rasa dukanya lenyap, kesedihan, dan penyakitnya dapat terobati.

Wahai orang sakit yang kepayahan, orang yang gelisah lagi kecewa, orang yang tertimpa ujian lagi sabar! Semoga keselamatan selalu tercurah kepadamu, sebanyak kesedihan yang menimpamu. Keselamatan selalu tercurah padamu, sebanyak duka nestapa, dan rintihan yang keluar dari bibirmu.

Penyakitmu telah memutuskan hubunganmu dengan manusia, menggantikan kesehatanmu dengan penderitaan. Orang lain tertawa, sedangkan engkau menangis. Sakitmu tidak pernah reda, tidurmu tidak nyenyak, engkau berharap kesembuhan walau harus membayar dengan semua yang engkau punya.

Saudaraku yang sedang sakit! Saya tidak ingin memperparah lukamu, namun saya akan memberimu obat mujarab, dan membuatmu terlepas dari apa yang engkau derita bertahun-tahun. Obat itu terdapat pada sabda Rasulullah subhanahu wata’ala, “Obatilah orang yang sakit di antara kalian dengan sedekah”. (Dihasankan oleh Syaikh al-Albani dalam Shahihul Ja-mi').

Benar saudaraku, obatnya adalah sedekah dengan niat mencari kesembuhan. Mungkin engkau telah banyak bersedekah, namun tidak engkau niatkan agar Allah subhanahu wata’ala menyembuhkanmu dari penyakit yang engkau derita. Cobalah sekarang, dan hendaknya engkau percaya bahwasanya Allah subhanahu wata’ala akan menyembuhkanmu. Berilah makan orang fakir, atau tanggunglah beban anak yatim, atau wakafkanlah hartamu, atau keluarkanlah sedekah jariahmu. Sungguh sedekah dapat menghilangkan penyakit dan rintangan, baik berupa musibah maupun cobaan. Mereka dari golongan Allah subhanahu wata’ala yang diberi taufiq oleh Allah telah mencoba resep ini. Akhirnya mereka mendapatkan obat ruhiyyah yang lebih mujarab dari obat jasmani. Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam juga mengobati dengan obat ruhiyyah dan obat ilahiyyah. Para Salafus Shalih juga mengeluarkan sedekah yang sepadan dengan penyakit dan musibah yang menimpa mereka. Mereka mengeluarkan harta mereka yang paling mereka cintai. Jangan kikir untuk dirimu sendiri, jika engkau memang memiliki harta dan kemudahan. Inilah kesempatannya telah datang...!!

Dikisahkan bahwa Abdullah bin Mubarak pernah ditanya oleh seorang laki-laki tentang penyakit yang menimpa lututnya semenjak tujuh tahun. Ia telah mengobati lututnya dengan berbagai macam obat. Ia telah bertanya pada para tabib, namun tidak menghasilkan apa-apa. Ibnul Mubarak pun berkata kepadanya, “Pergilah dan galilah sumur, karena manusia sedang membutuhkan air. Saya berharap akan ada mata air di dalam sumur yang engkau gali dan menahan aliran darah di lututmu. Laki-laki itu lalu menggali sumur dan ia pun sembuh”. (Kisah ini terdapat dalam Shahihut Targhib).

No comments:

Post a Comment