Ada sebuah kisah yang indah tentang seorang penuntut ilmu yang sedang sangat kelaparan, jadi dia pergi untuk mencari makanan tapi tidak mendapatkannya. Dia meminta kepada orang-orang tapi sayangnya tidak ada yang memberikannya.
Kemudian dia pergi ke suatu ladang, memetik sebuah apel, memakannya, dan menyesali perbuatannya. Dia bertanya pada orang-orang “Siapa pemilik ladang ini?” Mereka berkata “Dia hidup di suatu tempat.”
Jadi dia mengunjungi orang itu dan berkata: “Tolong maafkan aku, aku telah memakan apel dari ladangmu, tolong maafkan aku.”
Dia berkata “Ini hanya sebuah apel, tolong maafkan aku.” Dia berkata “Aku tidak akan memaafkanmu”, dan dia kembali ke dalam rumah.
Jadi pemuda ini menunggu di luar rumah. Dia menunggu mulai dari setelah dzuhur hingga sebelum ashar.
Ketika orang itu keluar, dia berkata “Aku mohon maafkan aku, aku bersedia bekerja untukmu, tapi maafkan aku karena apel itu.”
Dia berkata “Oke, aku akan memaafkanmu dengan satu syarat.” Pemuda itu berkata “Apa syaratnya?”
Dia berkata “Kau harus menikahi putriku.” Mendengar hal itu, dia begitu bahagia, tapi kebahagiaan itu pudar ketika orang itu berkata “Tapi dia memiliki masalah. Dia tuli, dungu, buta, dan cacat.” Pemuda itu berkata “APA?” Orang itu berkata “Aku tidak akan memaafkanmu kecuali kau menikahinya.”
Dan mereka telah menetapkan tanggal untuk pemuda itu datang. Jadi dia datang dengan menyeret kakinya, dia sedih dan kecewa karena harus menikahi wanita yang harus dirawatnya seumur hidupnya.
Jadi dia berjalan ke dalam rumah itu, dia melihat seorang gadis cantik dan gadis itu menghampirinya. Dia sangat terpesona dan terkejut sembari melihat gadis itu. Dia mematung karena terheran-heran!! Subhanallah hil adziim. Gadis itu berkata “Apakah kau terkejut?” Pemuda itu berkata “Ya! Ayahmu berkata bahwa kau tuli, dungu, buta, dan cacat.”
Gadis itu berkata “Ayahku telah mencarikan suami untukku untuk sekian lama dan ketika melihat kau takut kepada Allah karena apel yang kau makan, dia tahu bahwa kau adalah orang yang tepat untukku.”
Gadis itu berkata “Ya, aku buta dari melihat yang haram, aku tuli dari mendengar yang haram, aku dungu dari berbicara yang haram, dan aku cacat dari berjalan ke tempat yang haram.”
Subhanallah, dan tebak apa yang terjadi? Mereka menikah. Anak mereka adalah salah satu imam besar R.H., Abu Hanifah R.H.
No comments:
Post a Comment