Salah satu ciri dari orang yang beriman adalah orang tersebut tidak makan dari sumber yang haram. Orang yang beriman harus menjaga tubuhnya tetap kuat, dengan tujuan untuk beribadah, hanya dengan makanan yang halal.
Contohnya seperti ini: Misalnya kita bepergian ke suatu tempat yang jauh dengan mobil. Kemudian kita berhenti di pom bensin untuk mengisi bahan bakar. Tapi, secara tidak sengaja, petugas pom bensin malah mengisi kendaraan kita dengan solar, bukannya bensin, sehingga mobilnya tidak mau jalan karena salah bahan bakar. Kita terus mencoba untuk menghidupkan mobil itu, tapi mobilnya tetap tidak mau menyala. Akhirnya kita tahu bahwa mobilnya tidak mau menyala karena salah bahan bakar.
Dari contoh ini dapat kita pahami bahwa jika sebuah mobil yang diciptakan oleh manusia diberikan bahan bakar yang salah, maka mobil itu tidak bisa jalan, bahkan untuk satu kilometer saja. Jadi bagaimana mungkin orang yang beriman mencapai surga dengan makanan yang haram? Itulah mengapa saudara/saudariku, salah satu tanda ketaqwaan adalah kita tidak boleh makan yang haram.
Abu Bakar R.A. pada suatu ketika merasa sangat kelaparan. Kemudian seseorang menyuguhkan sebuah daging yang didapat dari hasil meramal. Ketika dia mengunyahnya, dia bertanya kepada orang yang memberikan daging itu "Darimana kau mendapatkan daging ini?"
"Ini dari pendapatan hasil meramal. Dulu aku sering melakukannya, tapi sekarang sudah taubat. Beberapa hari yang lalu aku bertemu dengan orang-orang yang dulu sering kuramal, dan mereka memberikan gajiku yang dulu belum dibayar", kata orang itu.
Dia memang sudah bertaubat, tapi uang yang didapat berasal dari sumber yang haram. Akhirnya Abu Bakar R.A memutuskan untuk memuntahkan daging itu. Dia berpikir bagaimana caranya memuntahkan daging haram yang masuk ke perutnya. Orang-orang memberikan saran kepadanya "Wahai Amirul Mukminin, minumlah air yang banyak sampai kau memuntahkannya."
Jadi Abu Bakar R.A terus meminum bermangkuk-mangkuk air sampai daging itu dimuntahkan. Ketika daging itu berhasil dimuntahkan, Abu Bakar R.A berkata "Jika dengan tidak memakan daging ini dapat merenggut nyawaku, aku masih tetap akan memuntahkannya."
Itulah mengapa Hazrat Maulana Yusuf R.A sering berkata "Daging itu bagaikan samudra, dan pemikiran seseorang bagaikan permata di dalam samudra." Arti dari peribahasa ini adalah perbuatan dan pemikiran seseorang ditentukan oleh makanan apa yang masuk ke dalam tubuhnya.
YouTube Channel Lampu Islam: youtube.com/ArceusZeldfer
Facebook Page: facebook.com/LampuIslam
YouTube Channel Lampu Islam: youtube.com/ArceusZeldfer
Facebook Page: facebook.com/LampuIslam
No comments:
Post a Comment