Sering kita temukan orang mengutip perkataan tokoh sufi perempuan Rabi’ah al-‘Adawiyah yang menyatakan kemurnian cintanya kepada Allah, sehingga dia berkata apabila ibadahnya didasari ketakutan akan neraka maka dia menyatakan biarlah masuk neraka, sebaliknya jika itu dilakukannya karena ingin masuk surga maka dia meminta untuk dijauhkan dari surga. Perkataan ini seolah-olah menunjukkan bagaimana murninya cinta Rabi’ah kepada Allah, cinta yang tidak mengharapkan suatu imbalan-pun kecuali balasan cinta dari Allah. Kelihatannya ini kemudian menjadi inspirasi dari syair lagu yang dibawakan oleh Chrisye dan Ahmad Dhani ;”Jika surga dan neraka tak pernah ada, masihkah kau bersujud kepada-Nya..”.
Perlu diketahui bahwa Allah menciptakan surga dan neraka bukan atas ‘pesanan’ manusia, misalnya ketika Dia menciptakan makhluk yang bernama manusia, lalu terjadi suatu ‘kesepakatan’, si manusia berkata :”Oke..Tuhan.., saya telah diciptakan dari ketiadaan dengan tugas semata-mata untuk menyembah Engkau, maka saya minta apabila saya berhasil menjadi hamba-Mu maka Engkau harus memberikan imbalan berupa surga, dan jika saya gagal maka silahkan menjebloskan saya ke neraka”. Surga dan neraka diciptakan Allah karena Dia mengetahui tentang diri kita melebihi pengetahuan kita terhadap diri kita sendiri, jadi jangan ‘sok tahu’ sekalipun mungkin dimaksudkan untuk menunjukkan keikhlasan kita dalam penyembahan kepada Allah.
Berikutnya, saya lihat ada kesalahan dalam menafsirkan soal surga dan neraka, seakan-akan mau menyatakan keduanya adalah ‘lokasi’ yang bersifat netral, padahal surga dan neraka bisa juga merupakan suatu ‘kondisi’. Allah menginformasikan lewat Al-Qur’an bahwa kelak di akherat kita hanya menghadapi 2 hal, kalau tidak surga, yaa neraka, di surga kita menerima limpahan rahmat dan kasih-sayang Allah, sebaliknya di neraka yang ada hanya kemurkaan Allah. Tidak ada rahmat dan kasih sayang Allah di neraka, demikian pula sebaliknya, tidak ada kemurkaan-Nya di surga. Neraka bukanlah diibaratkan seperti gubuk reyot lalu kita berkata :”Tidak apa-apa tinggal di gubuk reyot juga, asal hidup bahagia..”, neraka identik dengan kemurkaan Allah, maka tidak mungkin kita lalu berkata :”Tidak apa-apa dimurkai Allah juga di neraka, asal dicintai-Nya..”, bahasa apaan tuh…!!!??
Maka lakukanlah ibadah penyembahan kepada Allah sekaligus berharap surga-Nya, itulah sikap kita seharusnya sesuai apa yang diinginkan Allah..
Perlu diketahui bahwa Allah menciptakan surga dan neraka bukan atas ‘pesanan’ manusia, misalnya ketika Dia menciptakan makhluk yang bernama manusia, lalu terjadi suatu ‘kesepakatan’, si manusia berkata :”Oke..Tuhan.., saya telah diciptakan dari ketiadaan dengan tugas semata-mata untuk menyembah Engkau, maka saya minta apabila saya berhasil menjadi hamba-Mu maka Engkau harus memberikan imbalan berupa surga, dan jika saya gagal maka silahkan menjebloskan saya ke neraka”. Surga dan neraka diciptakan Allah karena Dia mengetahui tentang diri kita melebihi pengetahuan kita terhadap diri kita sendiri, jadi jangan ‘sok tahu’ sekalipun mungkin dimaksudkan untuk menunjukkan keikhlasan kita dalam penyembahan kepada Allah.
Berikutnya, saya lihat ada kesalahan dalam menafsirkan soal surga dan neraka, seakan-akan mau menyatakan keduanya adalah ‘lokasi’ yang bersifat netral, padahal surga dan neraka bisa juga merupakan suatu ‘kondisi’. Allah menginformasikan lewat Al-Qur’an bahwa kelak di akherat kita hanya menghadapi 2 hal, kalau tidak surga, yaa neraka, di surga kita menerima limpahan rahmat dan kasih-sayang Allah, sebaliknya di neraka yang ada hanya kemurkaan Allah. Tidak ada rahmat dan kasih sayang Allah di neraka, demikian pula sebaliknya, tidak ada kemurkaan-Nya di surga. Neraka bukanlah diibaratkan seperti gubuk reyot lalu kita berkata :”Tidak apa-apa tinggal di gubuk reyot juga, asal hidup bahagia..”, neraka identik dengan kemurkaan Allah, maka tidak mungkin kita lalu berkata :”Tidak apa-apa dimurkai Allah juga di neraka, asal dicintai-Nya..”, bahasa apaan tuh…!!!??
Maka lakukanlah ibadah penyembahan kepada Allah sekaligus berharap surga-Nya, itulah sikap kita seharusnya sesuai apa yang diinginkan Allah..
Sumber: hikmah.muslim-menjawab.com
YouTube Channel Lampu Islam: youtube.com/ArceusZeldfer
Facebook Page: facebook.com/LampuIslam
Facebook Page: facebook.com/LampuIslam
No comments:
Post a Comment