Showing posts with label Kisah Islam. Show all posts
Showing posts with label Kisah Islam. Show all posts

Monday, September 30, 2013

Kisah Istri Rasulullah: Shafiyyah binti Huyay bin Akhtab

Nama lengkapnya adalah Shafiyyah binti Huyay bin Akhtab bin Sa’yah bin Amir bin Ubaid bin Kaab bin al-Khazraj bin Habib bin Nadhir bin al-Kham bin Yakhurn dari keturunan Harun bin Imran. Ibunya bernama Barrah binti Samaual darin Bani Quraizhah. Shafiyyah dilahirkan sebelas tahun sebelum hijrah, atau dua tahun setelah masa kenabian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam.. Ayahnya adalah seorang pemimpin Bani Nadhir.

Sejak kecil dia menyukai ilmu pengetahuan dan rajin mempelajari sejarah dan kepercayaan bangsanya. Dari kitab suci Taurat dia membaca bahwa akan datang seorang nabi dari jazirah Arab yang akan menjadi penutup semua nabi. Pikirannya tercurah pada masalah kenabian tersebut, terutama setelah Muhammad muncul di Mekah Dia sangat heran ketika kaumnya tidak mempercayai berita besar tersebut, padahal sudah jelas tertulis di dalarn kitab mereka. Demikian juga ayahnya, Huyay bin Akhtab, yang sangat gigih menyulut permusuhan terhadap kaum muslimin.


Sifat dusta, tipu muslihat, dan pengecut ayahnya sudah tampak di mata Shafiyyah dalam banyak peristiwa. Di antara yang menjadi perhatian Shafiyyah adalah sikap Huyay terhadap kaumnya sendiri, Yahudi Bani Quraizhah. Ketika itu, Huyay berjanji untuk mendukung dan memberikan pertolongan kepada mereka jika mereka melepaskan perjanjian tidak rnengkhianati kaurn muslimin (Perjanjian Hudaibiyah). Akan tetapi, ketika kaum Yahudi mengkhianati perjanjian tersebut, Huyay melepaskan tanggung jawab dan tidak menghiraukan mereka lagi. Hal lain adalah sikapnya terhadap orang-orang Quraisy Mekah. Huyay pergi ke Mekah untuk rnenghasut kaum Quraisy agar memerangi kaum muslimin, dan mereka menyuruhnya mengakui bahwa agama mereka (Quraisy) lebih mulia daripada agama Muhammad, dan tuhan mereka lebih baik daripada tuhan Muhammad.

Masa Pernikahannya

Sayyidah Shauiyyah bin Huyay r.a. telah dua kali menikah sebelurn dengan Rasulullah. Suami pertamanya bernama Salam bin Musykam, salah seorang pemimpin Bani Quraizhah, namun rumah tangga mereka tidak berlangsung lama. Suami keduanya bernama Kinanah bin Rabi’ bin Abil Hafiq, yang juga salah seorang pemimpin Bani Quraizhah yang diusir Rasulullah dan kemudian menetap di Khaibar.

Penaklukan Khaibar dan Penawanannya

Perang Khandaq telah membuka tabir pengkhianatan kaum Yahudi terhadap perjanjian yang telah mereka sepakati dengan kaum muslimin. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam. segera menyadari ancaman yang akan menimpa kaum muslimin dengan berpindahnya kaum Yahudi ke Khaibar kernudian membentuk pertahanan yang kuat untuk persiapan menyerang kaum muslimin.

Setelah perjanjian Hudaibiyah disepakati untuk menghentikan permusuhan selama sepuluh tahun, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam. merencanakan penyerangan terhadap kaum Yahudi, tepatnya pada bulan Muharam tahun ketujuh hijriah. Nabi Shallallahu ‘alaihi wassalam. memimpin tentara Islam untuk menaklukkan Khaibar, benteng terkuat dan terakhir kaum Yahudi. Perang berlangsung dahsyat hingga beberapa hari lamanya, dan akhirnya kemenangan ada di tangan umat Islam. Benteng-benteng mereka berhasil dihancurkan, harta benda mereka menjadi harta rampasan perang, dan kaum wanitanya pun menjadi tawanan perang. Di antara tawanan perang itu terdapat Shafiyyah, putri pemimpin Yahudi yang ditinggal mati suaminya.

Bilal membawa Shafiyyah dan putri pamannya menghadap Nabi Shallallahu ‘alaihi wassalam.. Di sepanjang jalan yang dilaluinya terlihat mayat-mayat tentara kaumnya yang dibunuh. Hati Shafiyyah sangat sedih melihat keadaan itu, apalagi jika mengingat bahwa dirinya menjadi tawanan kaum muslimin. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam. memahami kesedihan yang dialaminva, kemudian beliau bersabda kepada Bilal, “Sudah hilangkah rasa kasih sayang dihatimu, wahai Bilal, sehingga engkau tega membawa dua orang wanita ini melewati mayat-mayat suami mereka?” Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam. rnemilih Shafiyyah sebagai istri setelah terlebih dahulu menawarkan Islam kepadanya dan kemudian diterirnanya.

Seperti telah dikaji di atas, Shafiyyah telah banyak memikirkan Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wassalam sejak dia belum mengetahui kerasulan beliau. Keyakinannya bertambah besar setelah dia mengetahui bahwa Muhammad adalah utusan Allah. Anas r a. berkata, “Rasulullah ketika hendak menikahi Shafiyyah binti Huyay bertanya kepadanya, ‘Adakah sesuatu yang engkau ketahui tentang diriku?’ Dia menjawab, ‘Ya Rasulullah, aku sudah rnengharapkanrnu sejak aku masih musyrik, dan memikirkan seandainya Allah mengabulkan keinginanku itu ketika aku sudah merneluk Islam.” Ungkapan Shafiyyah tersebut menunjukkan rasa percayanya kepada Rasulullah dan rindunya terhadap Islam.

Bukti-bukti yang jelas tentang keimanan Shafiyyah dapat terlihat ketika dia memimpikan sesuatu dalarn tidurnya kemudian dia ceritakan mimpi itu kepada suaminya. Mengetahui takwil dan mimpi itu, suaminya marah dan menampar wajah Shafiyyah sehingga berbekas di wajahnya. Rasulullah melihat bekas di wajah Shafiyyah dan bertanya, “Apa ini?” Dia menjawab, “Ya Rasul, suatu malam aku bermimpi melihat bulan muncul di Yastrib, kemudian jatuh di kamarku. Lalu aku ceritakan mimpi itu kepada suamiku, Kinanah. Dia berkata, ‘Apakah engkau suka menjadi pengikut raja yang datang dari Madinah?’ Kemudian dia menampar wajahku.”

Menjadi Ummul-Mukminin

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam. menikahi Shafiyyah dan kebebasannya menjadi mahar perkawinan dengannya. Pernikahan beliau dengan Shafiyyah didasari beberapa landasan. Shafiyyah telah mernilih Islam serta menikah dengan Rasulullah ketika beliau memberinya pilihan antara memeluk Islam dan menikah dengan beliau atau tetap dengan agamanya dan dibebaskan sepenuhnya. Ternyata Shafiyyah memilih untuk tetap bersama Nabi, Selain itu, Shafiyyah adalah putri pemimpin Yahudi yang sangat membahayakan kaum muslimin, di samping itu, juga karena kecintaannya kepada Islam dan Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wassalam.

Nabi Shallallahu ‘alaihi wassalam. menghormati Shafiyyah sebagaimana hormatnya beliau terhadap istri-istri yang lain. Akan tetapi, istri-istri beliau menyambut kedatangan Shafiyyah dengan wajah sinis karena dia adalah orang Yahudi, di samping juga karena kecantikannya yang menawan. Akibat sikap mereka, Rasulullah pernah tidak tidur dengan Zainab binti Jahsy karena kata-kata yang dia lontarkan tentang Shafiyyah. Aisyah bertutur tentang peristiwa tersebut, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam. tengah dalam perjalanan. Tiba-tiba unta Shafiyyah sakit, sementara unta Zainab berlebih. Rasulullah berkata kepada Zainab, ‘Unta tunggangan Shafiyyah sakit, maukah engkau memberikan salah satu dan untamu?’ Zainab menjawab, ‘Akankah aku memberi kepada seorang perempuan Yahudi?’ Akhirnya, beliau meninggalkan Zainab pada bulan Dzulhijjah dan Muharam. Artinya, beliau tidak mendatangi Zainab selama tiga bulan. Zainab berkata, ‘Sehingga aku putus asa dan aku mengalihkan tempat tidurku.” Aisyah mengatakan lagi, “Suatu siang aku melihat bayangan Rasulullah datang. Ketika itu Shafiyyah mendengar obrolan Hafshah dan Aisyah tentang dirinya dan mcngungkit-ungkit asal-usul dirinya. Betapa sedih perasannya. Lalu dia mengadu kepada Rasulullah sambil menangis. Rasulullah menghiburnya, ‘Mengapa tidak engkau katakan, bagaimana kalian berdua lebih baik dariku, suamiku Muhammad, ayahku Harun, dan pamanku Musa.” Di dalam hadits riwayat Tirmidzi juga disebutkan, “Ketika Shafiyyah mendengar Hafshah berkata, ‘Perempuan Yahudi!’ dia menangis, kemudian Rasulullah menghampirinya dan berkata, ‘Mengapa cngkau menangis?’ Dia menjawab, ‘Hafshah binti Umar mengejekku bahwa aku wanita Yahudiah.’ Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam. bersabda, ‘Engkau adalah anak nabi, pamanmu adalah nabi, dan kini engkau berada di bawah perlindungan nabi. Apa lagi yang dia banggakan kepadamu?’ Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam. kemudian berkata kepada Hafshah, ‘Bertakwalah engkau kepada Allah, Hafshah!”

Salah satu bukti cinta Hafshah kepada Nabi terdapat pada hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Saad dalarn Thabaqta-nya tentang istri-istri Nabi yang berkumpul menjelang beliau wafat. Shafiyyah berkata, “Demi Allah, ya Nabi, aku ingin apa yang engkau derita juga menjadi deritaku.” Istri-istri Rasulullah memberikan isyarat satu sama lain. Melihat hal yang demikian, beliau berkata, “Berkumurlah!” Dengan terkejut mereka bertanya, “Dari apa?” Beliau menjawab, “Dari isyarat mata kalian terhadapnya. Demi Allah, dia adalah benar.”

Setelah Rasulullah wafat, Shafiyyah merasa sangat terasing di tengah kaum muslimin karena mereka selalu menganggapnya berasal dan Yahudi, tetapi dia tetap komitmen terhadap Islam dan mendukung perjuangan Nabi Shallallahu ‘alaihi wassalam. Ketika terjadi fitnah besar atas kematian Utsrnan bin Affan, dia berada di barisan Utsman. Selain itu, dia pun banyak meriwayatkan hadits Nabi. Dia wafat pada masa kekhalifahan Mu’awiyah bin Abi Sufyan. Marwan bin Hakam menshalatinya, kemudian menguburkannya di Baqi’. Semoga Allah memberinya tempat yang lapang dan mulia di sisiNya. Amin.

Sumber: kisahislami.com 

YouTube Channel Lampu Islam: youtube.com/ArceusZeldfer
Facebook Page: facebook.com/LampuIslam

Thursday, September 19, 2013

Kisah Seorang Kakek yang Miskin



Alkisah seorang tua miskin disuatu kampung memiliki seekor kuda putih yang indah. Penduduk kampung tersebut menyarankan agar pak tua menjual saja kuda tersebut karena membutuhkan biaya besar untuk merawatnya agar tetap terlihat cantik, lagipula kuda seindah itu rentan terhadap pencurian, namun pak tua menolak untuk menjualnya. Suatu ketika kekhawatiran warga kampung menjadi kenyataan, kuda sudah tidak ada lagi dikandangnya, raib entah kemana. Melihat kejadian ini, penduduk lalu menyalahkan orang-tua :”Lihatlah.., apa yang kami sampaikan adalah sesuatu yang logis dan masuk akal, semua orang juga akan berpikiran yang sama, bahwa kuda yang cantik tersebut akan hilang dicuri. Karena anda tidak mau menerima pendapat yang masuk akal ini maka sekarang anda harus menghadapi musibah, kehilangan kuda..”. Pak tua menjawab :”Darimana kalian tahu kalau kehilangan kuda yang cantik tersebut menjadi musibah buat saya..?”. 


Ternyata beberapa hari kemudian kuda yang cantik tersebut kembali lagi ke kandangnya. Rupanya si kuda pergi ke hutan untuk beberapa lama dan berkumpul dengan kuda-kuda liar yang hidup disana, ketika kembali, kuda tersebut membawa belasan kuda liar untuk masuk ke kandang bersama-sama. Mendengar kejadian ini, penduduk kemudian mendatangi pak tua dan berkata :”Ternyata anda benar, apa yang dalam pandangan logis kami merupakan musibah buat anda ternyata malah sebaliknya, merupakan suatu keberuntungan yang besar..”. lagi-lagi pak tua tidak peduli dan menjawab :”Darimana kalian tahu kalau bertambahnya kuda yang saya miliki tersebut merupakan keberuntungan..?”. Penduduk kampung kembali heran dengan jawaban pak tua, mereka kemudian pergi dengan bertanya-tanya. 

Pak tua memiliki seorang anak laki-laki, beberapa waktu berlalu anaknya tersebut mengurus kuda-kuda liar tersebut, melatihnya agar bisa dimanfaatkan untuk bekerja ditanah pertanian milik mereka, namun terjadi kecelakaan, anak pak tua jatuh dari kudanya dan mengalami patah kaki. Penduduk yang mendengar khabar ini langsung mendatangi pak tua dan berkata :”Lagi-lagi anda benar, ternyata apa yang kami anggap sebagai berkah dan keberuntungan anda malah menimbulkan musibah, anak anda menjadi celaka dan kakinya patah. Coba kalau kuda anda tidak kembali membawa kuda-kuda liar dari hutan..”. Pak tua kembali menjawab :”Darimana kalian mengetahui kalau kecelakaan yang dialami anak saya merupakan musibah buat kami..?”. Sekali lagi orang-orang kampung tersebut pulang dengan terheran-heran. 

Beberapa bulan kemudian, penduduk kampung didatangi oleh petugas kerajaan. Ternyata negeri dalam keadaan perang dan kedatangan petugas kerajaan tersebut untuk merekrut para pemuda masuk wajib militer membela negara. Masalahnya musuh yang dilawan sangat kuat sehingga kemungkinan besar negeri tersebut akan kalah perang dan kecil peluang bagi tentara untuk bisa bertahan hidup di medan perang. Namun anak pak tua tidak termasuk tenaga yang direkrut karena kakinya patah. Mendapati cerita ini, penduduk kampung kembali datang kepada pak tua, mereka bicara, kali ini sambil menangis :”Anda beruntung pak tua.., anak laki-lakimu selamat dari kematian, ternyata kecelakaan yang menimpanya dan kami anggap merupakan musibah buat anda, sebaliknya malah menjadi keberuntungan anda..”. 

Pak tua lalu menjawab :” Untuk kesekian kalinya aku berbicara pada kalian bahwa kalian selalu terlalu cepat menarik kesimpulan. Tidak ada yang tahu apakah ini keberuntungan atau musibah. Tidak ada yang cukup bijaksana untuk mengetahui karena hanya Allah yang tahu.” 

Cerita ini mungkin hanya sebuah dongeng rekaan, namun sangat dekat dengan kehidupan kita. Tanpa terasa apa yang terjadi sebenarnya terjadi juga dalam kehidupan nyata yang kita jalani sehari-hari. Ketika seseorang mendapatkan suatu jabatan, menjadi menteri, boss perusahaan, walikota/bupati, anggota lembaga bergengsi, dll, orang tersebut lalu mengadakan selamatan dengan pesta tumpeng, mendapat kiriman karangan bunga, didatangi karib-kerabat untuk sekedar mengucapkan selamat. Namun ternyata jabatan yang dia peroleh tersebut sebenarnya pembuka jalan buat dia untuk masuk penjara, dan masuk neraka. Kejadian yang dianggap menggembirakan-pun seperti pesta pernikahan, kelahiran anak, dll tidak luput dari kemungkinan ‘salah duga’ seperti yang terjadi pada penduduk kampung tadi. Ketika seorang wanita memperoleh jodoh pria tampan, kaya dan gagah-perkasa, lalu mereka menikah dengan melaksanakan pesta besar-besaran mengundang ribuan tamu. Ternyata ketika menjalani rumat-tangga, si pria berubah menjadi orang yang ‘ringan-tangan’ dan suka memukul. Kita lalu bisa berimajinasi seandainya para tamu undangan mengetahui apa yang akan terjadi dengan rumah-tangga si pengantin wanita, ucapan selamat mereka bunyinya :”Selamat yaa.., kamu sudah mendapatkan pasangan yang akan membuat kamu babak-belur dan menderita kelak..”. 

Demikian pula dengan kelahiran seorang anak, orang-tua mana yang tidak akan gembira menyambut kelahiran anak yang selama ini ditunggu-tunggu..? Namun boleh jadi si anak tersebut ternyata pembuka jalan bagi penderitaan orang-tuanya, ketika beranjak dewasa menjadi preman, bintang porno yang membuat malu orang-tua, atau juga koruptor yang ketahuan tertangkap KPK. Begitu mengalami penderitaan akibat kelakuan si anak, orang-tua yang dulunya menganggap dianugerahi rahmat dan berkah oleh Allah, berbalik memohon agar si anak dikembalikan saja kedalam perut ibunya, dan meminta untuk tidak pernah dilahirkan. Makanya seorang ustadz pernah bercerita kepada saya, ketika dia mendengar keluhan seorang ibu yang sudah bertahun-tahun tidak juga mendapatkan anak yang sangat dia nanti-nanti, yang akan menjadi pelengkap kebahagiaannya dihari tua, pak ustadz langsung menjawab :”Siapa yang bisa menjamin bahwa kalau ibu punya anak, maka anak tersebut akan mendatangkan kebahagiaan kelak, dan bukan kesengsaraan..?”. 

Saya tidak akan menguraikan kemungkinan sebaliknya, betapa banyaknya orang-orang yang dalam penilaian kita mendapat musibah dan ketidak-beruntungan dalam hidup, namun ternyata nasibnya tersebut justru merupakan kejadian yang menyelamatkan dari laknat Allah. 

…Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. (Al-Baqarah: 216) 

…(maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak. (An-Nisaa': 19) 

Satu-satunya cara bersikap yang tepat terhadap hal yang pasti kita hadapi ini adalah dengan berprasangka baik terhadap Allah, tidak ada lagi cara yang lain. Bersikap sebaliknya, curiga dan berprasangka buruk, lalu mengatakan :”Tuhan tidak sayang sama saya, Dia sama sekali tidak peduli..”, hanya akan berakibat merugikan diri sendiri, akan membuat kita menjauh dari Allah, dan ketika kita sudah jauh, kejadian apapun tidak lagi memiliki nilai kebaikan, tidak peduli kita senang ataupun susah ketika mendapatkannya.


YouTube Channel Lampu Islam: youtube.com/ArceusZeldfer
Facebook Page: facebook.com/LampuIslam

Tuesday, September 17, 2013

Kisah Menarik Pemain Sepakbola Muslim

Menjadi minoritas bukanlah sesuatu yang mudah, apalagi jika itu terkait keyakinan. Dibutuhkan ketahanan mental, keyakinan yang kuat serta kemampuan beradaptasi yang ekstra untuk tetap eksis sebagai minoritas. Itulah kira-kira tantangan yang dihadapi oleh para pemain bola Muslim di kancah persepakbolaan Eropa.

Inilah beberapa kisah2 menarik dari para pesepakbola profesional dunia :


Samir Nasri



Terbiasa untuk membaca surat Al-Fatihah sebelum pertandingan. Hal ini dilakukannya baik di tingkat klub bersama Arsenal atau ketika berada di timnas Prancis. Namun, untuk puasa Ramadhan, Nasri tidak berani melakukannya. Mengingat jadwal Premier League yang padat plus puasa yang jatuh pada musim panas, Nasri memilih untuk tidak melaksanakan rukun Islam yang wajib bagi umat Islam yang mampu melakukannya ini.



Mesut Ozil



Salah satu pemain timnas Jerman yang beragama Islam. Walaupun dibulan Ramadhan ia tak meninggalkan kebiasaanya berdoa dan membaca Al Qur’an. Sesibuk apapun ia selalu berusaha untuk membaca Al Qur’an.
Sebagai seorang Muslim, Mesut Ozil merasakan bulan Ramadhan saat ini memberikan banyak keberkahan tersendiri, karena dibulan Ramadhan tahun inilah pamornya makin berkibar dipentas sepakbola Eropa. Pemain yang gemar membaca Al Qur’an ini dibayar mahal oleh klub raksasa Spanyol, Real Madrid.


Yaya Toure



Dalam ajaran Islam, alkohol tentu dilarang. Tengoklah pelajaran dari Yaya Toure tahun lalu. Dia mencetak dua gol ke gawang Newcastle dan menerima penghargaan man of the match . Sesuai tradisi, pahlawan laga berhak mendapat kehormatan membuka botol besar champagne.

"Maaf, aku tidak minum alkohol. Aku Muslim," ujar Yaya Toure seraya menyerahkan botol besar champagne ke Joleon Lescott.Subhan'Allah


Eric “Bilal” Abidal



Sejak masuk Islam, Abidal berusaha menjadi Muslim yang taat. Kariernya di lapangan hijau kian moncer. Penggemar La Liga Spanyol pasti mengenal sosok Eric Abidal. Ia dikenal sebagai bek andal yang memperkuat FC Barcelona dan Timnas Prancis. Ia suka membaca Al Quran sebelum bertanding.

Di setiap sesi latihan klub sepakbola Barcelona, Eric sering terlihat membawa tas kecil, mungkin banyak yang mengira isi tasnya si eric sama seperti teman teman di klubnya barcelona jika latihan bola: sepatu dan perlengkapannya yang menunjang untuk latihan.
Sebenarnya yang eric bawa dan membedakan isi tas kecilnya dengan pemain bola lain adalah alqur’an, Kitab suci Ummat islam di seluruh dunia yang “kini” menjadi agama Minoritas di eropa.


Nicolas Anelka



Kala itu, Manajer Chelsea (Mas Andres Villas Boas), menyuruh pemain yg sedang puasa untuk tetap berada di meja makan tim walu sedang berpuasa. Praktis, Anelka dan beberapa pemain muslim Chelsea lainnya hanya nonton pemain lain makan .

Anelka berkata: “Walau iri, saya tetap harus menangguhhkan puasa.”


Frederic Kanoute



Menolak menggunakan seragam klubnya karena disponsori oleh rumah judi. Bahkan ketika seragam itu digunakan, Kanoute menutupinya dengan plester hitam. Pada 2007, ia pernah mengeluarkan uang sebesar US$700.000 (± Rp. 6,4 Milyar) dari koceknya sendiri untuk menyelamatkan sebuah Masjjid di Sevilla. Sampai sekarang masjid tersebut menjadi tempat shalat komunitas Islam di Sevilla.
Yang paling kontroversial dari Kanoute adalah ketika Israel membombardir Palestina, akhir tahun  2008 hingga awal Januari 2009. Kanoute usai menjaringkan bola ke gawang lawan, membuka bajunya untuk memperlihatkan kaos dalamnya yang bertuliskan “PALESTINA”. Kata Palestina itu ditulis juga dalam beberapa bahasa yang lain. Ini tentu saja dimaksudkan sebagai dukungan Kanoute pada Palestina yang sedang digempur oleh pasukan Israel di Gaza.


Demba Ba dan Papiss Cisse



sebuah pertandingan pada 5 Februari 2012 antara Newcastle vs Aston Villa, Demba Ba, yang masih memperkuat Newcastle United, menggetarkan gawang Aston Villa pada menit ke-30. Bersama kompatriotnya, Papiss Cisse, Ba mendekati sudut lapangan dan berlutut laiknya hendak salat.


Papiss Cisse



Newcastle bisa saja menjual salah satu pemain andalan mereka di lini depan, Papiss Cisse. Alasan penjualan Cisse ini tergolong menarik, pasalnya sang pemain tidak ingin menggunakan seragam Newcastle musim depan yang akan disponsori oleh perusahaan peminjaman uang, Wonga.

Menurut aturan Islam, mencari keuntungan dari meminjamkan uang kepada seseorang dilarang. Namun, Wonga yang menjadi sponsor punya kebijakan pinjaman dengan bunga sebesar 4,124 persen. Itulah alasan mengapa Cisse menolak memakai seragam Newcastle musim depan.


Karim Benzema



Striker anyar Real Madrid, Karim Benzema juga menjalankan puasa. Lahir di Lyon, Prancis 19 Desember 1987, Benzema merupakan striker andalan tim nasional Prancis. Sama seperti legenda Prancis, Zinedine Zidane, Benzema juga berdarah Aljazair.

Beruntung bagi Benzema, puasa tahun kemarin dia tidak sendirian di Santiago Bernabeu. Setidaknya ada Mahmadou Diarra dan Lassana Diarra yang juga beragama Islam.

Ketiganya tetap menjalankan puasa meski harus membela Madrid, tak heran jika tim dokter Madrid terus memantau perkembangan fisik ketiga pemainnya selama bulan Ramadan. Baik Benzema, Mahmadou dan Lassana diberikan nutrisi tambahan agar tidak terkena dehidrasi selama menjalani ibadah puasa tahun ini. Beruntung bagi Madrid, Ramadhan tidak terlalu berpengaruh besar saat mereka tampil.


Zinedine Zidane



Zidane memiliki pengalaman spiritual ke Tanah Suci. Pemain Terbaik Dunia tiga kali tersebut termasuk Muslim yang memiliki keimanan cukup mapan. Ketika divonis cedera otot dan harus mendapat perawatan dari tim medis, Zidane diperintahkan untuk istirahat demi masa pemulihan. Tapi bukannya malah berbaring dan mengikuti terapi kesehatan, waktu luang itu dimanfaatkannya untuk pergi haji.

Zidane melakukan ritual haji pada 29 Januari 2004, bersama istri dan anak-anaknya. Zidane dan keluarga mendarat di Bandara King Abdul Aziz, Jeddah, dan kemudian melanjutkan perjalanannya ke Madinah. Di sana ia disebutkan sempat melakukan ziarah ke makam Rasulullah SAW.

Kemudian pada Hari Tarwiyah yang jatuh pada 8 Dzulhijjah 1424 Hijriah, legenda Real Madrid itu melanjutkan perjalanannya ke Mina. Pada hari berikutnya, Zidane langsung mengikuti prosesi puncak pelaksanaan ibadah haji di Arafah dan menunaikan shalat di Masjidil Haram.


Franck Ribery



Frank Ribery adalah salah satu pesepakbola muslim yg sangat membenci alkohol. Tengok saja ketika teman setimnya di Muenchen menyiram-nya dengan bir betapa marahnya ribery sampai2 dia tidak ingin berbicara lagi dengan boateng. Saking bencinya dengan minuman yang mengandung alkohol, Ribery membuat sebuah kafe/bar dengan menyediakan minuman yang tidak mengandung alkohol atau non alkohol. Dan di bar yang berada di Perancis, itu ia beri nama “O” Shahiz yang merupakan gabungan dari nama kedua putrinya, Shahinez dan Hizya.

selain itu, untuk menunjang aktivitas latihan dan ibadah selama di Alianz Arena, markas Muenchen. Ribery dengan dibantu oleh para fans yang beragama Islam, terutama dari negara Turki yang berjumlah hampir 200 ribu orang lebih yang tinggal dikota muenchen dan sebagiannya merupakan suporter Bayern Muenchen. Mengajukan usul pembangunan masjid di Stadion Alianz Arena untuk memudahkan aktivitas ibadah pemain dan suporter yang beragama Islam.

walaupun ini bukan yang pertama, karena di new Castle dan Man City dua klub Liga Primer Inggris juga telah membangun mesjid walau dalam ukuran kecil untuk memudahkan aktivitas ibadah para pemainnya yang muslim.tetapi usulan ini mendapat respon positif dari manajemen Bayern Muenchen yang berencana membangun masjid di sekitar Alianz Arena, dimana 855 biaya pembangunan akan ditalangi pihak klub sisanya dari para pemain dan suporter.


Kolo Toure




Selain tangguh menjaga pertahanan Manchester City, Kolo Toure juga kuat menjaga imannya. Kehidupannya di Manchester semakin nyaman ketika mantan punggawa Barcelona sekaligus sang adik, Yaya Toure, ikut bergabung ke the Citizens.

Kolo Toure termasuk pribadi yang saleh. Bahkan, ketika masih membela Arsenal, ia termasuk salah satu guru mengaji. Kini, ketika ia hijrah ke Manchester, Toure masih bolak-balik Manchester-London demi melanjutkan pengajarannya.

Siapa nyana, di balik kegarangannya di lapangan, Toure adalah sosok yang lembut dan penuh pengabdian terhadap Islam. Kendati begitu, Kolo tidak memungkiri ia sering bolong dalam menunaikan puasa Ramadhan ketika timnya bertanding. Latihan berat yang dijalani City memaksa punggawa Pantai Gading itu membatalkan puasanya. Namun, ia selalu mengganti puasa Ramadhan di lain hari. “Itu adalah konsekuensi sebagai seorang Muslim,” kata dia. 


Thierry Henry



Bagi Thierry Henry, Islam adalah sebuah pilihan. Karena itu ketika memutuskan berpindah keyakinan dan menjadi mualaf pada tahun 2010, dia merasa bahwa selalu sangat dekat dengan Islam.

"Saya menganggap Islam sebagai pilihan terbaik untuk saya jika saya ingin percaya pada sebuah agama," kata striker New York Red Bulls tersebut.

Menurut Henry, menjadi seorang Muslim itu tidak boleh setengah-setengah. "Aku mengikuti semua apa yang diajarkan oleh Alquran. Ini sebabnya saya anggap Islam yang paling dekat dengan hati saya."

Legenda Arsenal ini menyatakan, Islam mengajarkan umatnya bahwa seseorang harus percaya dulu terhadap Alquran. Ini sebabnya dia belum menyatakan Islam sebagai agamanya, tapi Henry mengerti agama ini lebih daripada agama lain. "Dan itu benar-benar menyedihkan bahwa banyak orang tidak meluangkan waktu untuk mencoba memahami Islam."

Penyerang Les Bleus Prancis yang sukses meraih Piala Dunia 1998 dan Piala Eropa 2000 ini menekankan, jika seseorang benar-benar percaya kepada Allah maka sudah seharusnya setiap Muslim harus menjadi orang yang taat. "Kalau percaya ajaran Islam, seseorang harus percaya pada Alquran dan Rasul terakhir," ujar Henry


Ishak Belfodil



PUASA tak mengurangi antusiasme penyerang Inter Milan, Ishak Belfodil, dalam menjalani latihan. Bomber beragama Islam itu tidak merasa kesulitan menjalankan latihan sembari menjalankan kewajibannya sebagai seorang Muslim.

Didatangkan dari Parma seharga 10 juta Euro (setara Rp 136 miliar), juru gedor 21 tahun itu tentu harus berjuang keras merebut hati pelatih Walter Mazzari. Sehingga, gaji 700 ribu Euro (sekira Rp 9,5 miliar) per musim yang dibayarkan Inter tak sia-sia.

Tantangannya bertambah ketika Ramadhan datang. Kontrak lima tahun yang ditekennya di Giuseppe Meazza tentu menjadi pertaruhan Belfodil. Beruntung pelatih dan staf membantunya melewati tantangan selama puasa. “Saya berusaha memberikan segalanya meskipun di pramusim ini sangat krusial,” ujarnya.

Belfodil dikenal sebagai Muslim yang memegang teguh ajaran Islam. Musim lalu, beberapa kali ia bersujud di lapangan seusai mencetak gol.

Penyerang Aljazair itu adalah satu dari enam pemain yang didatagkan Inter pada bursa transfer musim panas. Lima pemain lainnya adalah Diego Laxat, Ruben Botta, Marco Andreolli, Hugo Campagnaro, dan Mauro Icardi..

 Ibrahim Afellay



Gelandang Barcelona, Ibrahim Afellay merupakan pesepakbola berbakat.

Pemain keturunan Maroko ini memiliki kemampuan mengolah bola yang mampu menghipnotis pecinta sepak bola.

Meski begitu, Afellay yang pada kenyataannya adalah seorang Muslim dikenal taat terhadap agama.

Tak salah, Afellay pernah dinobatkan sebagai seorang Muslim teladan di Belanda alias 'Moslim Van Het Jaar'. Penghargaan itu tidak diberikan pada sembarang orang.

Dalam laman wijblijvenhier.nl, disebutkan salah satu faktor yang membuat mantan penggawa PSV Eindhoven ini dipilih karena usianya yang masih muda. Diharapkan, Afellay mampu membangun citra Muslim taat di kalangan remaja.

Dalam kesehariannya, Afellay memang dikenal sebagai seorang anak yang saleh. Saat masih bermain di Eredivisie Belanda, di setiap bulan suci Ramadan tiba, ia tetap berpuasa. Tentang berpuasa saat kompetisi, Afellay bertutur, "Saya berpegang pada keyakinan saya secara taat. Tidak masalah betapa sulitnya ini."

Afellay berpendapat, agama tetap nomor satu, bahkan melebihi sepak bola. Dengan berpegang teguh pada agama, ia berharap bisa mendapatkan hasil terbaik dalam kariernya. "Itu memberikan saya sebuah perasaan positif," ujar penghuni tim nasional Belanda ini

Di banding liga top Eropa, dunia sepak bola Belanda cenderung merespons positif terhadap keinginan pemain Muslim yang ingin melaksanakan puasa. Puluhan pemain Islam ambil bagian dalam kompetisi Belanda, kebanyakan dari mereka dengan latar belakang Maroko.

Klub-klub tidak mencegah para pemain dari mengamati pembatasan Ramadhan. Beberapa bahkan mencoba untuk beradaptasi jadwal pelatihan mereka sesuai.

Pada tahun 2007, PSV Eindhoven mengadakan seminar tentang "olahraga di Ramadhan" dengan pemateri ulama, dokter, dan dokter spesialis yang mengupas fisik pemain yang memilih berpuasa di tengah ketatnya jadwal pertandingan.  


Adem Ljajic
 



Adem Ljajic lahir di Novi Pazar, daerah Distrik RaÅ¡ka yang berada di selatan Serbia. Daerah ini kuat dengan kultur masyarakat Bosnia. Sebagian penduduk kota tersebut beragama Islam. Termasuk keluarga Ljajic.

Sejak kecil, Ljajic dibesarkan di lingkungan keluarga muslim yang taat. Hal itu membawa pengaruh yang sangat kuat terhadap perkembangannya. Dalam sebuah wawancara, Ljajic mengakui ajaran Islam selalu dijalankannya. Termasuk ketika melakoni ibadah puasa Ramadan. “Semua berjalan dengan baik,” terang dia.

Ketaatan terhadap agama kerap ditunjukkan Ljajic kepada publik. Misalnya, sebelum pertandingan, dia selalu berdoa dengan menengadahkan tangan, khas muslim, seperti yang juga dilakukan Franck Ribéry.

Selain taat beragama, Ljajic juga peduli pada umat sesama. Pada saat akan dipanggil timnas Serbia di laga persahabatan kontra Spanyol, medio tahun lalu, dia menolak menyanyikan lagu kebangsaan Serbia. Penolakan itu membuat dia dicoret oleh pelatih Sinisa Mihajlovic.

Rumor yang berkembang, penolakan menyanyikan lagu itu lantaran di kecewa terhadap pemerintah Serbia yang kurang memperhatikan kelompok muslim di daerah asalnya.“Aku minta maaf. Aku cinta Serbia, tapi aku harus menghormati kepercayaanku. Aku selalu ingin bermain untuk negara ini. Pelatih Mihajlovic memintaku untuk menyanyikan lagu nasional, tapi bila Anda tak menghormatiku Anda sendiri, maka tak ada yang akan menghormati Anda,” kata dia.
 

sumber sumber sumber sumber  sumber sumber sumber

YouTube Channel Lampu Islam: youtube.com/ArceusZeldfer
Facebook Page: facebook.com/LampuIslam

Monday, September 16, 2013

Ketika Umar bin Khatab Menerima Kunci Yerussalem

Umar bin Khatab adalah orang yang paling berpengaruh urutan ke-52 di dunia menurut Michael H. dalam bukunya yang berjudul 100 Most Influential People in the World. Umar bin Khatab adalah seorang pria yang adil dan bijaksana. Bahkan kata-kata Umar bin Khatab tercatat dalam piagam PBB. Kata-kata itu berbunyi "Bagaimana mungkin kalian memperbudak seorang manusia sedangkan dia lahir dalam bebas?" Umar-lah yang pertama kali mengatakan itu. Dan dia menetapkan aturan-aturan yang penuh keadilan pada masa kekhalifahannya di Madinah. Jadi dia adalah pria yang terkenal karena kearifan dan keadilannya. 

Sebelum menjadi Muslim, Umar terkenal sebagai orang yang bermegah-megahan dalam berpakaian. Dia adalah orang yang kaya raya. Dia juga bisa membaca (hanya sedikit yang bisa membaca di masanya).  Namun setelah menjadi Muslim, Umar bin Khatab berubah menjadi orang yang sederhana. Bahkan dia mengorbankan hartanya untuk kepentingan Islam. Tubuhnya besar seperti raksasa. Jika dia duduk di atas seekor kuda, maka kakinya akan menyentuh tanah. Perawakannya terlihat menakutkan karena tubuhnya yang besar.

Ada kisah yang sangat menarik ketika Umar bin Khatab R.A datang ke Yerussalem. Masyarakat Yerussalem berada dalam suasana gegap-gempita untuk menyambut kedatangannya. Untuk mengambil kunci kota Yerussalem, diutuslah Abu Ubaidah Jarrah kesana mewakili Umar bin Khatab. Namun para petinggi Yerussalem memberitahu Abu Ubaidah Al-Jarrah "Kami tidak akan memberikan kuncinya kepadamu kecuali kepada pemimpinmu. Dia harus datang dan mengambilnya sendiri."

Dan Heraclius (kaisar Romawi) sudah menyiapkan pesta penyambutan untuk Umar bin Khatab R.A. Dia mengundang pastor Romawi, pastor Yerussalem, bahkan para pemimpin dari komunitas Yahudi ada disana. Heraclius juga membentangkan karpet merah untuk Umar bin Khatab yang panjangnya mencapai 2 kilometer. Dan sebelumnya, mereka juga telah mengundang dua orang jendral Muslim, yaitu Abu Ubaidah Al-Jarrah dan Amr bin al-'As R.A. untuk menyambut ketika Umar bin Khatab datang. Mereka juga mengirimkan unta kualitas terbaik untuk menjemput Umar bin Khatab. Mereka menghias tempat penginapan umat Muslim di Yerussalem. Bahkan mereka menyediakan pakaian spesial untuk dikenakan pada perayaan bersejarah ini. Mereka ingin memberikan sambutan yang mewah karena Umar bin Khatab dikenal sebagai orang yang bijaksana.

Jadi Umar bin Khatab bertanya kepada orang-orang Madinah "Haruskah aku kesana untuk mengambil kuncinya? Atau barangkali ini sebuah jebakan dimana aku akan dibunuh?" Karena bukan keputusan yang bijak untuk seorang pemimpin meninggalkan kotanya. Ketika sebuah kota ditaklukkan, sang Khalifah selalu tinggal di Madinah. Seorang khalifah tidak pernah meninggalkan kotanya sebelumnya. Namun penasihatnya berkata "Dalam hal ini, tidak apa-apa."

Jadi Umar pergi kesana dengan membawa satu pelayannya, dan mereka berdua menunggangi seekor unta. Dia membuat kesepakatan dengan pelayannya. 

Umar berkata "Sepanjang jalan menuju ke sana, aku naik dalam setengah perjalanan dan kau yang menarik untanya. Kemudian kau yang naik dalam setengah perjalanan berikutnya dan aku yang akan menarik untanya." 

Jadi mereka bergantian menaiki unta itu. Sebelum mereka sampai ke Yerussalem, Umar jatuh ke dalam kubangan lumpur, jadi pakaiannya berlumuran lumpur. Di pakaiannya juga terdapat 17 tambalan. Ketika Umar bin Khatab hampir sampai ke Yerussalem, pelayannya yang sedang berada di atas unta, dan Umarlah yang menarik untanya.  Sementara itu para petinggi Yerussalem menunggunya dengan pakaian terbaik mereka. Mereka menunggunya untuk memberikan sambutan yang mewah.

Ketika mereka mulai berjalan di karpet merah yang dua kilometer panjangnya, pelayannya berkata "Kurasa waktunya kita bergantian sekarang." 

Umar bin Khatab berkata "Kesepakatan masih tetap berlaku, sekarang masih giliranmu." 

"Tapi kau akan menerima penyerahan kunci dari kota terhebat di dunia."

"Jangan, jangan... Kau tetap di untanya, dan kita akan tetap berjalan."

Umar bin Khatab berjalan menuntun untanya dan orang-orang menunggu untuk melihat siapa pemimpin besar umat Muslim. Ketika mereka melihat seseorang datang berlari dengan untanya, dengan 17 tambalan di pakaiannya, dan dipenuhi lumpur, mereka pun tercengang. Abu Ubaidah yang telah diundang sebelumnya sebagai bagian dari penyambutan merasa kesal karenanya.  Dia minta izin untuk berbicara dengan Umar bin Khatab kepada Heraclius "Ada urusan yang perlu kuselesaikan dengan sang pemimpin sebelum dia datang mengambil kuncinya."

Abu Ubaidah menghampiri Umar dan berkata "Kau telah mempermalukan kita. Semua orang disini berpakaian bagus, kau harus menunjukkan bahwa kau adalah figur pemimpin yang kuat. Kau seharusnya memakai pakaian terbaikmu." Abu Ubaidah sebenarnya juga orang yang sederhana, namun dia menyadari bahwa dalam situasi ini, Umar harus memberi kesan kepemimpinan yang kuat.

Mendengar perkataan itu, Umar bin Khatab jadi kesal dan berkata "Kita adalah orang-orang yang diberikan kehormatan oleh Allah melalui iman dan Islam. Jika kita mencari kehormatan dengan cara lainnya, tentunya kita akan terhina." 

Jadi dia mendapatkan kuncinya dari Heraclius dan orang-orang terkejut. Kemudian pastor Yerussalem bercerita sedikit tentang Yerussalem dan membawanya ke Gereja Kelahiran. Ketika mereka berada di dalam Gereja Kelahiran, adzan Dzuhur berkumandang. Pastor Yerussalem memberitahunya "Kenapa kau tidak shalat saja disini? Ini merupakan sebuah kehormatan bagi kami."

Umar bin Khatab berkata kepadanya "Tidak, karena aku takut umat Muslim pada generasi berikutnya mengklaim bahwa ini adalah masjid karena di tempat inilah aku shalat."

Dia tidak mau orang-orang mengklaim sebuah gereja sebagai masjid hanya karena dia pernah shalat disana, dia melakukannya karena ingin memberikan kehormatan dan hak kepada orang-orang.

Jadi dia keluar dari gereja, menuruni tangganya, dan shalat disitu. Dan 400 tahun kemudian, orang-orang membangun sebuah masjid disana yang bernama Masjid Umar. Jadi prediksi Umar benar. 

Dia juga menetapkan aturan yang disebut pakta Umar, yang pada dasarnya menjamin semua hak masyarakat Yerussalem. Pakta Umar juga menjamin hak setiap orang untuk melaksanakan kepercayaannya masing-masing. Umat Kristen dan Yahudi hidup dengan damai, bahkan mereka juga diperbolehkan menghakimi satu sama lain dengan hukum mereka sendiri. Jadi mereka tidak tunduk dalam hukum Islam, semua orang mendapatkan keadilan disana. Bahkan jika suatu perkara sampai ke Umar, tentang pelanggaran dari seorang Kristen atau Yahudi, maka dia akan berkonsultasi dengan para pendeta atau rabbi, Umar akan menanyai mereka apakah ini diperbolehkan dalam keimanan mereka atau tidak.

Jadi kekhalifahan Islam menerapkan keadilan yang menyeluruh.

YouTube Channel Lampu Islam: youtube.com/ArceusZeldfer
Facebook Page: facebook.com/LampuIslam

Sunday, September 15, 2013

Al-Fughair: Seorang Pencuri yang Menjadi Ulama Besar

Sebelumnya, saya pernah menceritakan kisah tentang seorang pencuri yang berhasil mengungkap pembunuhan berantai di Yordania. Kali ini saya akan bercerita tentang seorang pencuri yang berhasil mengubah hidupnya menjadi ulama besar. Ini adalah sebuah kisah nyata tentang seorang pencuri ulung yang bernama Al Fughair. Semoga kita dapat mengambil pelajaran dari kisah ini. Berikut kisahnya:

Pada zaman dulu, orang-orang bepergian dengan berjalan kaki atau naik kuda. Dan di sepanjang jalan terkadang banyak komplotan pencuri. Komplotan pencuri ini bersembunyi untuk menunggu momen yang tepat. Ketika ada orang yang lewat, maka mereka akan menyergap orang yang malang itu dan merampas harta bendanya.

Al Fughair adalah seorang pencuri terkenal yang ditakuti. Semua orang di kota mengetahui namanya. Al Fughair juga punya kebiasaan buruk, yaitu memanjat atap rumah orang dan mencuri barang-barang di rumah itu. Kepandaiannya dalam mencuri sudah tidak perlu diragukan lagi. Selain pandai mengendap-ngendap, dia juga sangat cekatan. Semua ini didapatnya dari pengalamannya mencuri selama bertahun-tahun.

Pada suatu hari dia berniat mencuri rumah seseorang yang cukup kaya raya. Jauh-jauh hari dia sudah mengintai tempat itu. Dia juga mempelajari setiap sudut dan celah yang dapat dimanfaatkannya untuk melancarkan aksinya.

Malam yang dinanti pun tiba dan Al Fughair bersiap-siap melaksanakan aksinya. Dengan cekatan dipanjatnya atap rumah orang itu, dan dia berjalan mengendap-ngendap di atas rumah. Tiba-tiba dia mendengar suara seseorang membaca ayat-ayat Al-Qur'an. Rupanya orang dalam rumah itu sedang shalat tahajjud. Dalam shalatnya, orang itu membaca ayat:

"Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al Qur'an yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan kitab itu Dia menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang disesatkan Allah, niscaya tak ada baginya seorang pemimpinpun." (Q.S. Az-Zumar:23)

Ketika Al Fughair mendengar ayat ini, seketika hatinya menjadi tersentuh. Dia sadar bahwa telah sekian lama dia melanggar larangan Allah, telah sekian lama dia merampas harta benda orang lain, dan telah sekian lama dia tak pernah mengingat Allah. Ayat ini seakan-akan memanggil dirinya! Kemudian dia berkata dengan lirih "Ya Rabb, inilah waktunya!"

Mulai saat itu dia mempunyai tujuan yang baru dalam hidupnya. Tahukah kalian menjadi apa dirinya di kemudian hari? Dia menjadi seorang ulama besar! Dapatkah kalian bayangkan seorang pencuri yang ditakuti berhasil menjadi ulama? Subhanallah! Dari kisah ini kita dapat mengambil pelajaran bahwa tidak ada kata terlambat untuk bertaubat. Bahkan Al Fughair yang telah bertahun-tahun merampas harta orang lain pun berhasil mengubah hidupnya menjadi orang yang berkontribusi besar dalam masyarakat.

YouTube Channel Lampu Islam: youtube.com/ArceusZeldfer
Facebook Page: facebook.com/LampuIslam

Saturday, September 14, 2013

Do'a Umar bin Khatab


Pada suatu ketika Umar bin Khatab R.A berkumpul bersama para sahabat. Kemudian dia berkata “Berdo'alah tentang satu keinginan kalian kepada Allah.” Dia meminta para sahabat untuk mengharapkan sebuah permintaan kepada Allah S.W.T. Jadi seorang sahabat mengangkat tangannya dan berdo'a “Ya Allah, kuharap ruangan ini dipenuhi dengan emas dan perhiasan, jadi aku dapat langsung memberikannya di jalan Allah S.W.T.”

Setelah sahabat tadi selesai berdo'a, seorang sahabat yang lain langsung berdo’a “Kuharap aku mempunyai emas dan perhiasan sebesar gunung Uhud sehingga aku dapat langsung memberikannya di jalan Allah S.W.T.”

Tapi Umar R.A. tetap diam. Karena menyadari bahwa Umar diam saja, para sahabat bertanya “Wahai Umar, apa keinginanmu kepada Allah? Dan Allah S.W.T. menganugerahkan kepadamu satu do’a hari ini yang akan dikabulkan Allah Azza wa Jalla. Jadi do’a apa yang akan kau panjatkan?” 

Umar R.A. menjawab “Aku harap ruangan ini dipenuhi dengan orang-orang seperti para sahabat Rasulullah S.A.W sehingga aku dapat menyebarkan Islam ke seluruh dunia.”

Saudara dan saudariku, kesimpulan dari kisah ini adalah: Islam tidak membutuhkan terlalu banyak orang, yang dibutuhkan Islam adalah satu ruangan penuh dengan pria dan wanita sejati untuk mengubah dunia Hanya butuh satu orang untuk mengubah dunia! Ketika masyarakat Arab berada pada masa jahiliyah, Allah mengutus satu orang untuk mengubah keadaan dunia. Orang itu adalah Muhammad S.A.W.

Lihatlah bagaimana Allah hanya mengirimkan satu orang yang spesial untuk mengubah setiap umat pada masanya. Rasulullah S.A.W. bersabda “Di setiap abad, Allah S.W.T. akan mengirimkan satu orang yang akan mengubah umat dan situasinya, dan memperbaharui keimanan agama dalam umat itu.”

Saudara/saudariku, Islam mengajarkan agar kita untuk menjadi satu orang itu. Rasulullah S.A.W. fokus dalam menciptakan pria dan wanita yang dapat mengubah dunia. Dan misi Rasulullah berhasil. Rasulullah S.A.W. menciptakan ribuan pria dan wanita yang dapat mengubah dunia. Sayangnya mereka hanya hidup selama 70-90 tahun. Tapi dengan harapan bahwa anak-anak mereka, yaitu kita, dapat melanjutkan perjuangan mereka.

Semoga Allah memberikan kita kemampuan dan semangat untuk meneruskan bendera Islam yang telah dikibarkan sejak zaman Rasulullah S.A.W. Semoga kita menjadi orang-orang beriman yang mempunyai bagian dalam mengubah keadaan umat ini. Aamiin.

YouTube Channel Lampu Islam: youtube.com/ArceusZeldfer
Facebook Page: facebook.com/LampuIslam

Jalan-jalan Malam Bersama Umar bin Khatab

Kisah Teladan Khalifah Umar Bin Khattab dan Ibu Pemasak BatuPada suatu masa dalam kepemimpinan Umar, terjadilah Tahun Abu. Masyarakat Arab, mengalami masa paceklik yang berat. Hujan tidak lagi turun. Pepohonan mengering, tidak terhitung hewan yang mati mengenaskan. Tanah tempat berpijak hampir menghitam seperti abu.

Putus asa mendera di mana-mana. Saat itu Umar sang pemimpin menampilkan kepribadian yang sebenar-benar pemimpin. Keadaan rakyat diperhatikannya saksama. Tanggung jawabnya dijalankan sepenuh hati. Setiap hari ia menginstruksikan aparatnya menyembelih onta-onta potong dan menyebarkan pengumuman kepada seluruh rakyat. Berbondong-bondong rakyat datang untuk makan. Semakin pedih hatinya. Saat itu, kecemasan menjadi kian tebal. Dengan hati gentar, lidah kelunya berujar, “Ya Allah, jangan sampai umat Muhammad menemui kehancuran di tangan ini.”

Umar menabukan makan daging, minyak samin, dan susu untuk perutnya sendiri. Bukan apa-apa, ia khawatir makanan untuk rakyatnya berkurang. Ia, si pemberani itu, hanya menyantap sedikit roti dengan minyak zaitun. Akibatnya, perutnya terasa panas dan kepada pembantunya ia berkata “Kurangilah panas minyak itu dengan api”. Minyak pun dimasak, namun perutnya kian bertambah panas dan berbunyi nyaring. Jika sudah demikian, ditabuh perutnya dengan jemari seraya berkata, “Berkeronconglah sesukamu, dan kau akan tetap menjumpai minyak, sampai rakyatku bisa kenyang dan hidup dengan wajar.”

Hampir setiap malam Umar bin Khattab melakukan perjalanan diam-diam. Ditemani salah seorang sahabatnya, ia masuk keluar kampung. Ini ia lakukan untuk mengetahui kehidupan rakyatnya. Umar khawatir jika ada hak-hak mereka yang belum ditunaikan oleh aparat pemerintahannya.

Malam itu pun, bersama Aslam, Khalifah Umar berada di suatu kampung terpencil. Kampung itu berada di tengah-tengah gurun yang sepi. Saat itu Khalifah terperanjat. Dari sebuah kemah yang sudah rombeng, terdengar seorang gadis kecil sedang menangis berkepanjangan. Umar bin Khattab dan Aslam bergegas mendekati kemah itu, siapa tahu penghuninya membutuhkan pertolongan mendesak.

Setelah dekat, Umar melihat seorang perempuan tua tengah menjerangkan panci di atas tungku api. Asap mengepul-ngepul dari panci itu, sementara si ibu terus saja mengaduk-aduk isi panci dengan sebuah sendok kayu yang panjang.

“Assalamu’alaikum,” Umar memberi salam.

Mendengar salam Umar, ibu itu mendongakan kepala seraya menjawab "Wa'alaikum salam." Tapi setelah itu, ia kembali pada pekerjaannya mengaduk-aduk isi panci.

Umar berkata “Bolehkah aku mendekat?”

Ibu itu berkata “Apabila untuk tujuan baik maka tidak mengapa, apabila tidak maka menjauhlah.”

“Siapakah gerangan yang menangis di dalam itu?” tanya Umar.

Dengan sedikit tak peduli, ibu itu menjawab, “Anakku….”

Umar berkata “Mengapa mereka menangis?”

Ibu itu berkata “Kami disini karena cuaca sangat dingin dan kelaparan.”

Umar dan Aslam tertegun. Mereka masih tetap duduk di depan kemah sampai lebih dari satu jam. Gadis kecil itu masih terus menangis. Sedangkan ibunya terus mengaduk-aduk isi pancinya.

Umar tidak habis pikir, apa yang sedang dimasak oleh ibu tua itu? Sudah begitu lama tapi belum juga matang. Karena tak tahan, akhirnya Umar berkata, “Apa yang sedang kau masak, hai Ibu? Kenapa tidak matang-matang juga masakanmu itu?”

Ibu itu menoleh dan menjawab, “Silahkan kau lihat sendiri!”

Umar dan Aslam segera menjenguk ke dalam panci tersebut. Alangkah kagetnya ketika mereka melihat apa yang ada di dalam panci tersebut. Sambil masih terbelalak tak percaya, Umar berteriak, “Apakah kau memasak batu?”

Perempuan itu menjawab dengan menganggukkan kepala.

“Buat apa?”

Dengan suara lirih, perempuan itu kembali bersuara menjawab pertanyaan Umar, “Aku memasak batu-batu ini untuk menghibur anakku. Inilah kejahatan Khalifah Umar bin Khattab. Ia tidak mau melihat ke bawah, apakah kebutuhan rakyatnya sudah terpenuhi belum. Lihatlah aku. Aku seorang janda. Sejak dari pagi tadi, aku dan anakku belum makan apa-apa. Jadi anakku pun kusuruh berpuasa, dengan harapan ketika waktu berbuka kami mendapat rejeki. Namun ternyata tidak. Sesudah magrib tiba, makanan belum ada juga. Anakku terpaksa tidur dengan perut yang kosong. Aku mengumpulkan batu-batu kecil, memasukkannya ke dalam panci dan kuisi air. Lalu batu-batu itu kumasak untuk membohongi anakku, dengan harapan ia akan tertidur lelap sampai pagi. Ternyata tidak. Mungkin karena lapar, sebentar-sebentar ia bangun dan menangis minta makan.”

Ibu itu diam sejenak. Kemudian ia melanjutkan, “Namun apa dayaku? Sungguh Umar bin Khattab tidak pantas jadi pemimpin. Ia tidak mampu menjamin kebutuhan rakyatnya.”

Mendengar penuturan si Ibu seperti itu, Aslam akan menegur perempuan itu. Namun Umar sempat mencegah. Umar berkata “Bagaimana mungkin dia bertanggung jawab atas urusan kita tapi malah menelantarkan kita? Dia adalah pemimpin kita, dia bertanggung jawab atas urusan kita, seharusnya dia tahu.”

Dengan air mata berlinang ia bangkit dan mengajak Aslam cepat-cepat pulang ke Madinah. Tanpa istirahat lagi, Umar segera memikul gandum di punggungnya, untuk diberikan kepada janda tua yang sengsara itu.

Karena Umar bin Khattab terlihat keletihan, Aslam berkata, “Wahai Amirul Mukminin, biarlah aku saja yang memikul karung itu.”

Dengan wajah merah padam, Umar menjawab, “Aslam, jangan jerumuskan aku ke dalam neraka. Engkau akan menggantikan aku memikul beban ini, apakah kau kira engkau akan mau memikul beban di pundakku ini di hari pembalasan kelak?”

Aslam tertunduk. Ia masih berdiri mematung, ketika terseok-seok Khalifah Umar bin Khattab berjuang memikul karung gandum menuju ke tempat wanita dan anak-anaknya yang sedang kelaparan. Ketika sampai di tempat wanita tersebut kemudian khalifah Umar meletakkan karung berisi gandum dan beberapa liter minyak samin ke tanah, kemudian memasaknya.

Aslam yang meriwayatkan kisah ini berkata "Aku melihat Umar bin Khatab membungkuk untuk meniup api di bawah pancinya, dan aku melihat asap menerpa jenggotnya.”

Tatkala gandum tersebut sudah masak Khalifah Umar meminta sang ibu membangunkan anaknya.
“Bangunkanlah anakmu untuk makan.”

Anak yang kelaparan tersebut bangun dan makan dengan lahapnya. Umar bin Khatab dan Aslam pun tetap disana sampai anak tersebut kembali tertidur dengan perut yang telah kenyang.

Ibu itu berkata, “Terimakasih, semoga Allah membalas perbuatanmu dengan pahala yang berlipat. Kau lebih berhak menjadi khalifah daripada Umar bin Khatab!"

“Jangan berkata kecuali yang baik, dan jika pada suatu hari kau menemui khalifah, maka kau akan menemukanku disana.", jawab Umar.

Sebelum pergi, khalifah Umar berkata kepada wanita tersebut untuk datang menemui khalifah Umar bin Khattab ra, karena khalifah akan memberikan haknya sebagai penerima santunan negara.

Esok harinya pergilah wanita tersebut ke tengah kota Madinah untuk menemui khalifah Umar bin Khattab ra, dan tatkala wanita tersebut bertemu dengan khalifah Umar, betapa terkejutnya wanita tersebut bahwa khalifah Umar adalah orang yang memanggulkan dan memasakkan gandum tadi malam.

Sumber: kidungkawan

YouTube Channel Lampu Islam: youtube.com/ArceusZeldfer
Facebook Page: facebook.com/LampuIslam

Friday, September 13, 2013

Kisah Walid bin Yazid | Raja Dzalim yang Menantang Allah

Walid bin Yazid bin Abdul Malik dilahirkan pada 90 Hijriyah. Ketika ayahnya, Yazid bin Abdul Malik, diangkat sebagai khalifah, Walid baru berusia 11 tahun. Seperti dituturkan At-Tabari dalam Tarikh Al-Umam wa Al-Muluk, ketika diangkat menjadi khalifah, Yazid bin Abdul Malik ingin mengangkat putranya, Walid sebagai putra mahkota. Namun saat itu Walid masih belum cukup usia. Yazid terpaksa mengangkat saudaranya, Hisyam bin Abdul Malik sebagai cikal penggantinya. Sedangkan Walid sebagai putra mahkota kedua.

Ternyata, Yazid masih hidup hingga putranya cukup usia. Yazid sangat menyesal karena terlanjur mendahulukan saudaranya daripada putranya sendiri. Menurut riwayat, ia pernah berkata, "Tuhanlah yang menjadi hakim antara aku dan orang-orang yang telah menjadikan Hisyam sebagai pemisah antara aku dan engkau."
Begitu Yazid meninggal, Hisyam naik tahta sebagai khalifah kesepuluh Daulah Umayyah. Sudah bisa ditebak, terjadi pertentangan antara Khalifah Hisyam dan keponakannya, Walid bin Yazid. Apalagi beberapa ahli sejarah menyebutkan, akhlak Walid tidak terlalu baik. Ia sering minum-minuman keras dan berfoya-foya.

Pada suatu hari hari dia mengambil Al-Qur’an dan membaca satu ayat Al-Qur’an secara acak yang dianggapnya sebagai tanda. Dan pandangannya tertuju pada surat Ibrahim ayat 15 Allah berfirman:

"Dan mereka memohon kemenangan (atas musuh-musuh mereka) dan binasalah semua orang yang berlaku sewenang-wenang lagi keras kepala."

Kemudian dia membaca sebuah puisi “Apa? Setiap orang yang keras kepala? Tapi disinilah aku! Akulah orang yang dzalim dan keras kepala itu!”

Kisah buruk tentang Khalifah Yazid ini tentu saja tidak bisa diterima begitu saja. Ketika terjadi pertentangan antara dua keluarga itu, tentu peluang menjelek-jelekkan nama baik musuh sangat besar.

Selama pemerintahan Hisyam, Walid lebih banyak menghabiskan waktunya di luar Damaskus. Ketika Khalifah Hisyam bin Abdul Malik meninggal dunia, Walid sedang berada di Azrak, utara Damaskus. Ia segera kembali ke Damaskus dan dibaiat menjadi khalifah kesebelas Khalifah Bani Umayyah. Saat itu usianya sekitar 39 tahun.

Kebijakan pertama yang ia lakukan adalah melipat-gandakan bantuan kepada orang-orang buta dan tua yang tidak memiliki keluarga untuk merawatnya. Ia menetapkan anggaran tersendiri untuk membiayai masalah itu. Ia juga memerintahkan untuk memberikan pakaian kepada orang-orang miskin.

Pertentangan antara keluarga Yazid bin Abdul Malik dan Hisyam bin Abdul Malik agaknya tidak berhenti ketika keduanya meninggal. Ketika berkuasa, Yazid menangkapi orang-orang yang dianggap dapat membahayakan kekuasaannya, termasuk keluarga Hisyam. Ketika terjadi penangkapan besar-besaran itu, Yazid bin Walid bin Abdul Malik sempat melarikan diri. Secara diam-diam, Yazid berhasil menghimpun kekuatan. Ia pun dibaiat oleh keluarga Yamani di daerah Syria dan Palestina.

Mengetahui ada gerakan yang akan membahayakan kekuasaannya, Khalifah Walid bin Yazid segera mengerahkan pasukan untuk menghancurkan pasukan Yazid. Namun terlambat, pasukan Yazid lebih dahulu bergerak menuju istana. Khalifah Walid terkepung. Pada detik-detik menentukan itu, sebagian besar pasukan andalannya justru bersatu dengan musuh.

Khalifah Walid segera melarikan diri ke kediamannya. Namun sepuluh orang di antara pasukan musuh berhasil menemukan persembunyiannya. Ketika dikepung ia sempat berkata, "Bukankah aku telah memberikan hadiah kepada kalian? Bukankah aku telah meringankan beban kalian yang berat? Bukankah aku telah memberi makan orang-orang fakir di antara kalian?"

Mereka yang mengepungnya menjawab, "Kami tidak membencimu dari diri kami sendiri. Kami mengepungmu karena engkau terlalu banyak melanggar batasan-batasan aturan Allah. Engkau minum minuman keras, menikahi istri ayahmu dan melecehkan perintah Allah."

Ia meninggal pada usia 40 tahun, dan kepalanya dipancung. Ia memerintah selama satu tahun dua bulan 22 hari saja. Mereka menggantungnya di dalam istananya sendiri sehingga rakyatnya sendiri bisa melihat mayatnya. 

Subhanallah, ketika Allah ingin menghancurkan seseorang, maka Dia benar-benar menghancurkannya.

Referensi: republika.co.id

YouTube Channel Lampu Islam: youtube.com/ArceusZeldfer
Facebook Page: facebook.com/LampuIslam

Thursday, September 12, 2013

Kisah Seorang Ayah dan Putranya

Pada suatu malam, ada seorang ayah yang duduk bersama anaknya di bangku taman. Sang ayah berkata kepada anaknya sembari tangannya menunjuk ke arah bintang-bintang yang menghiasi langit malam, “Wahai anakku, ada banyak cahaya berkerlap-kerlip di langit yang begitu indah. Cahaya apakah itu?” 

Putranya pun memaklumi pertanyaan ayahnya karena beliau memang sudah tua, rambutnya sudah memutih, rambut-rambutnya pun sudah mulai rontok. Guratan-guratan di wajah sang ayah mencerminkan bahwa usia telah memakan masa mudanya. Dan biasanya orang kalau sudah tua, maka sifatnya pun berubah menjadi seperti anak-anak lagi. Jadi dia berkata kepada ayahnya “Ya ayah, itu adalah sebuah bintang.”

Beberapa menit berlalu dan ayahnya menoleh ke anaknya lagi sembari berkata “Wahai anakku, cahaya di langit itu tampak indah, apakah itu?” Putranya melihat ke ayahnya lagi dan berkata “Ayah, sudah kukatakan, itu adalah bintang.” Anaknya bergumam dalam hati "Ah, namanya juga ayahku sudah agak pikun, walaupun kadang menjengkelkan juga."

Kemudian beberapa menit berlalu. Kemudian ayahnya melihat kepada bintang-bintang lagi, dan berkata kepada anaknya “Wahai anakku, benda apakah yang terang di langit itu?” Dan kali ini anaknya pun merasa kesal. Dia menatap ayahnya dengan marah “Wahai orangtua, apakah kau sudah buta? Sudah kuberitahu itu adalah bintang.”

Air mata mengalir dari mata sang ayah dan dia berkata kepada putranya “Nak, ketika kau masih balita, berapa kali kau bertanya padaku: 'Ayah apa ini? Ayah apa itu? Tapi tidak sekali pun aku marah padamu. Tidak sekali pun aku menghardikmu. Setiap kali kau bertanya, aku selalu menjawabnya, tapi hari ini aku hanya bertanya kepadamu sebanyak 3 kali dan kau memanggilku dengan sebutan orangtua dan buta.

Menyadari kesalahannya, air mata pun mengalir dari putranya. Dia meminta maaf kepada sang ayah dan berjanji takkan mengulangi perbuatannya lagi.

Moral dari kisah ini:

Kita tidak ingat apa yang orangtua kita lakukan untuk kita. Kita tidak ingat kesukaran yang mereka alami. Hanya ketika kita menjadi dewasa dan menjadi orangtua, barulah kita menyadari sulitnya menjadi orangtua. Seharusnya kita menghormati orangtua kita mengingat begitu banyaknya pengorbanan yang mereka berikan untuk kita.

YouTube Channel Lampu Islam: youtube.com/ArceusZeldfer
Facebook Page: facebook.com/LampuIslam

Kisah Pemuda yang Meninggal Karena Takut Masuk Neraka



Ada seorang pemuda bernama Dinar. Dinar punya ibu yang saleh. Ibunya selalu menasihatinya agar Dinar bertaubat dari dosanya, tapi meskipun sudah sering dinasihati, kata-katanya tidak membuat Dinar berubah.

Hingga pada suatu hari ketika Dinar berjalan melintasi kuburan, dia berhenti dan memungut sebuah tulang. Dia terkejut karena melihat tulang itu hancur dalam genggamannya.

Hal itu sangat mempengaruhi hati Dinar, dia mulai mengingat masa lalu dan dosa-dosanya, kemudian dia menangis “Celakalah kau Dinar! Kau akan seperti tulang yang hancur ini dan jasadmu akan menjadi tanah.”

Jadi dia memutuskan untuk bertaubat. Sambil menengadahkan kepalanya ke langit, dia berkata “Tuhanku, aku sekarang mendekat kepada-Mu dengan sebenar-benar ketundukan, jadi terimalah aku dan ampuni aku.”

Dengan keadaan hati dan pikiran yang sepenuhnya berubah, Dinar pulang ke rumahnya dan berkata kepada ibunya “Wahai ibu, apa yang akan dilakukan seorang tuan kepada budaknya yang melarikan diri?”

Ibunya berkata “Untuk menghukumnya, dia akan memberinya pakaian yang kasar, makanan yang murah, dan mengikat kaki serta tangannya agar dia tidak melarikan diri lagi.”

Dinar berkata “Kalau begitu, aku mau pakaian dari wool yang kasar, gandum yang murah, dan dua rantai. Wahai ibu, lakukan padaku apa yang akan dilakukan pada seorang budak yang melarikan diri. Mungkin Tuhanku akan mengampuniku karena melihat rasa malu dan ketundukanku.”

Mendengar permintaan Dinar, ibunya terkejut! Namun karena melihat putranya tetap teguh dengan permintaannya, ibunya memberikan apa yang dia inginkan.

Pada setiap permulaan malam, Dinar mulai menangis, dia terus mengulang-ulang ucapan “Celakalah kamu Dinar! Apakah kau punya kekuatan untuk menahan api neraka? Betapa memalukannya hidupmu karena menyebabkan kemarahan Allah S.W.T.”

Dia terus dalam keadaan ini sampai pagi. Karena sering menangis, kurang tidur, dan makan-makanan yang murah, maka tubuhnya menjadi pucat, dan Dinar semakin lemah.

Tak kuasa melihat anaknya seperti itu, ibunya berkata “Wahai anakku! Jangan terlalu keras pada dirimu!”

Dia menjawab ibunya “Biarkan aku terikat untuk sementara waktu, mungkin aku dapat memperoleh ketenangan jangka panjang nantinya, karena esok aku akan berada di hadapan Tuhanku dalam waktu yang lama, dan aku tidak tahu apakah Dia akan memasukkan aku ke dalam tempat yang indah dengan tempat bernaung, atau tempat yang sangat menyeramkan.”

Ibunya berkata “Anakku, setidaknya istirahatlah sebentar.”

Dia berkata “Bukan istirahat atau kenyamanan yang kucari. Wahai ibuku, apa jadinya jika aku melihatmu dan orang-orang beriman dibawa ke surga sementara aku dan yang lainnya dibawa ke neraka?” Ibunya meninggalkannya, sementara Dinar melanjutkan tangisnya, beribadah, dan membaca Al-Qur’an.

Pada suatu malam, dia membaca ayat yang berbunyi “Demi Tuhanmu dan Muhammad S.A.W. Sesungguhnya Kami akan memanggil mereka untuk mempertanggungjawabkan atas apa yang mereka sering perbuat.”

Dia mulai memikirkan tentang ayat ini dan maknanya. Dia menangis begitu dalam sampai pingsan. Ibunya bergegas menghampirinya untuk membangunkannya, tapi dia tidak merespon. Ibunya berpikir dia telah meninggal, dilihatnya wajah putranya dan berkata “Wahai anakku, dambaan hatiku, dimana kita akan bertemu lagi?” Sebenarnya Dinar masih belum mati.

Karena mendengar suara ibunya, dia menjawab dengan suara lemah “Ibuku! Jika kau tidak menemukanku di dataran putih pada hari kiamat, maka tanyakanlah Malik (malaikat penjaga neraka) tentangku.

Karena tubuhnya sudah terlalu lemah, maka Dinar meninggal. Melihat anaknya meninggal, ibunya menyiapkan penguburan untuknya, kemudian dia mengumumkan kepada orang-orang “Wahai orang-orang, datanglah ke pemakaman seseorang yang telah terbunuh karena rasa takut akan api neraka.”

Subhanallah, ingatlah bahwa kematian akan menyentuh setiap nyawa, dan satu-satunya hal yang akan diperhitungkan adalah amal kalian. Jadilah orang-orang yang mengharapkan surga. Jadilah orang-orang yang bekerja keras! Wassalammu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

YouTube Channel Lampu Islam: youtube.com/ArceusZeldfer
Facebook Page: facebook.com/LampuIslam

Wednesday, September 11, 2013

Kisah Nimrud: Raja Dzalim yang Tewas Karena Seekor Nyamuk

Pada zaman Nabi Ibrahim, hiduplah seorang raja yang bernama Nimrud. Nimrud adalah seorang raja yang dzalim. Pada suatu ketika, dia berkeinginan untuk melawan Tuhan. Dia berkata “Jika Tuhan benar-benar ada, maka aku akan melawannya.” Raja Nimrud punya pasukan yang banyak. Pada suatu hari, dia berkata “Wahai pasukanku! Berkumpullah! Kita akan menyatukan panah kita dan menembakkannya ke langit, karena Ibrahim mengaku-ngaku bahwa Tuhannya menurunkan wahyu dari sana!" Jadi dia mengumpulkan seluruh pasukannya dan berteriak lantang ke langit “Ayolah! Kau mengaku diri-Mu Allah, jika Kau ada, maka aku menantangmu!” Jadi raja yang dzalim ini menantang Allah.

Kemudian mereka menembakkan ribuan panah dan Nimrud berkata “Ayo, datanglah! Datang dan lawan aku! Dimana diri-Mu?”

Tiba-tiba Allah Azza wa Jalla mengirimkan ribuan nyamuk yang memenuhi segala penjuru. Para pasukan lari kocar-kacir dan Nimrud juga berlari mencari perlindungan.

Tiba-tiba seekor nyamuk ada di hidung Nimrud dan tanpa sengaja dia menghisap nyamuk itu, sehingga nyamuknya masuk ke dalam hidungnya. Allah membuat nyamuk itu tetap hidup dan nyamuk itu pun masuk ke dalam otaknya.

Setiap kali nyamuk itu menghisap darah, maka dia menepuk kepalanya sendiri, sehingga nyamuk itu berhenti dan dia merasa sedikit lega. Ketika nyamuk itu merasa lapar lagi dan menghisap darah, dia menepuk kepalanya lagi. Pada akhirnya dia merasa lelah menepuk kepalanya. Dia menyuruh pasukannya “Tetaplah di sampingku dengan tongkat ini.” Nyamuk itu terus berdengung dalam kepalanya sehingga dia marah, jadi dia memerintahkan penjaganya “Pukul aku!” Kemudian penjaganya memukulnya dan dia bisa beristirahat untuk sejenak. Ketika nyamuk itu berdengung lagi, dia berkata “Pukul aku lagi!” sehingga pasukannya memukulnya. Pasukan itu terus disisinya memukul sang raja.

Hari demi hari berlalu dan sang raja merasa sangat terganggu karena suara nyamuk di dalam kepalanya. Sementara pasukan yang memegang tongkat itu sudah muak karena dia harus memukulnya berulang kali. Dan kali ini dengungnya tidak berhenti sampai pasukannya memukulnya agak keras. Jadi raja ini menerima banyak pukulan karena nyamuk yang ada di dalam kepalanya.

Pada akhirnya si pasukan berpikir, “Sudah cukup. Biarkan aku mencoba membunuh nyamuk itu.” Jadi dia memukul sang raja dengan begitu keras, sampai-sampai Nimrud terjatuh ke lantai. Ternyata dia tewas karena pasukannya memukul terlalu keras.

Inilah yang terjadi kepada orang-orang yang menantang Allah. Raja Nimrud yang mempunyai banyak pasukan telah tewas hanya karena seekor nyamuk.

YouTube Channel Lampu Islam: youtube.com/ArceusZeldfer
Facebook Page: facebook.com/LampuIslam