Showing posts with label sinopsis novel. Show all posts
Showing posts with label sinopsis novel. Show all posts
Sunday, October 7, 2012
Jeritan Ilalang (Sinopsis)
SINOPSIS NOVEL Novel Jeritan Ilalang By Anggie D. Widowati Impiannya menjadi seorang wartawan, menjadi kenyataan. Dengan segenap jiwa, raga dan tanggungjawab, Andika Puteri (Andi) melaksanakan tugas itu. Waktu berlalu, perjalanan panjang Republik ini, berpengaruh pada mekanisme yang ada saat itu. Krisis moneter, krisis ekonomi, membabat semua lapisan kehidupan di negeri tercinta ini. Perusahaan pers pun ikut mengalami krisis. Para wartawan akhirnya banyak yang di gusur. Para kuli tinta ini pun menjerit. Mereka baru merasa bahwa selama ini hanya dijadikan semacam alat produksi berita. Idealisme mereka dijual untuk mendapatkan keuntungan materi semata. Para wartawan, selalu berperan dalam pergelutan politik suatu bangsa. Mereka bisa merubah apa saja, termasuk pergantian kepemimpinan bangsa. Tetapi di balik semua peran superheronya itu, mereka disia-siakan oleh perusahaan pers. Mereka hanya dianggap "mesin" pencetak berita, yang kalau sudah usang, mereka akan dibuang begitu saja. Semua realitas ini, kemudian juga menyeret Andi pada kenyataan pahit, kehidupan serorang wartawan. PHK sepihak, ketidakadilan hukum, telah menjadikannya begitu terbuang. Bahkan dia juga harus kehilangan buah hatinya... Jakarta 13 Oktober 2011
Saturday, June 12, 2010
Langit Merah Jakarta (Sinopsis)
SINOPSIS NOVEL Novel Langit Merah Jakarta by Anggie D. Widowati
Tiga sekawan Fifilia (aku), Dery, dan Argo hidup dalam situasi pra revormasi. Mereka bertiga adalah tiga mahasiswa yang menolak adanya kekerasan dan intimidasi pemerintah Soeharto (Orde Baru) terhadap rakyatnya. Mereka menyelesaikan kuliah dan kemudian meleburkan diri dalam masyarakat sebagai insane yang anti kekerasan. Sebab, mereka dibesarkan dalam lingkungan kekerasan.
Fifi dibesarkan dengan cara-cara keluarga feudal, sehingga berhadapan dengan masalah dimana ada orang-orang berstatus lebih tinggi ( ningrat/bangsawan) diatas rakyat jelata. Argo dibesarkan dalam penindasan kaum pemodal terhadap masyarakat miskin. Ayahnya dibunuh oleh seorang pemilik modal demi menguasai tanah milik keluarga untuk dijadikan pabrik. Sedangkan Dery, dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang tidak sehat, ayah yang tidak baik dan suka melakukan kekerasan.
Ketiga mahasiswa yang baru lulus ini kemudian menempuh jalan yang mereka suka, Fifi menjadi aeorang wartawati, Dery tetap menjadi aktifis, seperti ketika masih kuliah dan Argo, setelah kuliah menghilang. Toh akhirnya ketahuan bahwa laki-laki ini turun ke masyarakat pedalaman untuk bisa menikmati alam tanpa gangguan dari luar.
Fifi, kemudian hijrah ke Jakarta demi mengejar cita-citanya menjadi wartawan. Selain itu karir wartawannya di kota Yogya sudah mentok, lantaran banyak orang yang berusaha untuk mengintmidasi dia. Jakarta sebagi ibukota Negara ternyata sedang dilanda kemelut reformasi.
Pemerintahan Orde Baru sudah teralu lama memerintah dengan cara yang sangat otoriter. Masyarakat dan terutama mahasiswa mulai menginginkan reformasi. Fifi pun tercebur dalam kemelut itu. Dimulai dengan kerusuhan 28 Mei di Kantor DPP PDI Jakarta. Pengerusakan dan penyerbuan dilakukan untuk menekan upaya reformasi pemerintahan dari partai yang dipimpin oleh puteri Bung Karno presiden RI yang pertama itu.
Lalu kerusuhan demi kerusuhan terjadi. Antara mahasiswa dan aparat pemerintahan selalu terjadi ketegangan. Demontrasi mahasiswa merebak dimana-mana. Mahasiswa sebagai motornya reformasi terus bergerak, bersatu dan kerja sama untuk membangun kekuatan baru.
Fifilia juga menjalin asmara dengan seorang teman wartawan. Namun cinta itu kandas karena perbedaan prinsip antara keduanya. Kesakitan dan patah hati itu, bersamaan dengan ditemukannya Dery menjadi korban penculikan oleh aparat keamanan. Dery yang mantan sahabatnya itu, sekarang sudah berubah, apa yang dialaminya membuatnya hilang ingatan. Dia sudah sering mendapatkan kekerasan dan ketakutan, sehingga hanya halusinasi saja yang kini menyelubungi hidupnya.
Pertemuan dengan Dery menambah luka didalam hatinya. Ditambah dengan kemelut reformasi di Jakarta yang sarat dengan kekerasan dan sangat menakutkan. Namun Fifie tetap melangkah, merindukan satu teman terakhir yang hilang ditelan bumi.
Dalam kegelisahan itu Argo kemudian muncul, mereka kemudian bersama untuk selalu mengunjungi Dery di penampungan korban penculikan. Fifie telah menemukan sandaran. Namun hubungan antara dia dan Argo akan berlanjut menuju hubungan percintaan? Semua akan berjalan dengan apa adanya.
Jakarta 25 Mei 2010
Tiga sekawan Fifilia (aku), Dery, dan Argo hidup dalam situasi pra revormasi. Mereka bertiga adalah tiga mahasiswa yang menolak adanya kekerasan dan intimidasi pemerintah Soeharto (Orde Baru) terhadap rakyatnya. Mereka menyelesaikan kuliah dan kemudian meleburkan diri dalam masyarakat sebagai insane yang anti kekerasan. Sebab, mereka dibesarkan dalam lingkungan kekerasan.
Fifi dibesarkan dengan cara-cara keluarga feudal, sehingga berhadapan dengan masalah dimana ada orang-orang berstatus lebih tinggi ( ningrat/bangsawan) diatas rakyat jelata. Argo dibesarkan dalam penindasan kaum pemodal terhadap masyarakat miskin. Ayahnya dibunuh oleh seorang pemilik modal demi menguasai tanah milik keluarga untuk dijadikan pabrik. Sedangkan Dery, dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang tidak sehat, ayah yang tidak baik dan suka melakukan kekerasan.
Ketiga mahasiswa yang baru lulus ini kemudian menempuh jalan yang mereka suka, Fifi menjadi aeorang wartawati, Dery tetap menjadi aktifis, seperti ketika masih kuliah dan Argo, setelah kuliah menghilang. Toh akhirnya ketahuan bahwa laki-laki ini turun ke masyarakat pedalaman untuk bisa menikmati alam tanpa gangguan dari luar.
Fifi, kemudian hijrah ke Jakarta demi mengejar cita-citanya menjadi wartawan. Selain itu karir wartawannya di kota Yogya sudah mentok, lantaran banyak orang yang berusaha untuk mengintmidasi dia. Jakarta sebagi ibukota Negara ternyata sedang dilanda kemelut reformasi.
Pemerintahan Orde Baru sudah teralu lama memerintah dengan cara yang sangat otoriter. Masyarakat dan terutama mahasiswa mulai menginginkan reformasi. Fifi pun tercebur dalam kemelut itu. Dimulai dengan kerusuhan 28 Mei di Kantor DPP PDI Jakarta. Pengerusakan dan penyerbuan dilakukan untuk menekan upaya reformasi pemerintahan dari partai yang dipimpin oleh puteri Bung Karno presiden RI yang pertama itu.
Lalu kerusuhan demi kerusuhan terjadi. Antara mahasiswa dan aparat pemerintahan selalu terjadi ketegangan. Demontrasi mahasiswa merebak dimana-mana. Mahasiswa sebagai motornya reformasi terus bergerak, bersatu dan kerja sama untuk membangun kekuatan baru.
Fifilia juga menjalin asmara dengan seorang teman wartawan. Namun cinta itu kandas karena perbedaan prinsip antara keduanya. Kesakitan dan patah hati itu, bersamaan dengan ditemukannya Dery menjadi korban penculikan oleh aparat keamanan. Dery yang mantan sahabatnya itu, sekarang sudah berubah, apa yang dialaminya membuatnya hilang ingatan. Dia sudah sering mendapatkan kekerasan dan ketakutan, sehingga hanya halusinasi saja yang kini menyelubungi hidupnya.
Pertemuan dengan Dery menambah luka didalam hatinya. Ditambah dengan kemelut reformasi di Jakarta yang sarat dengan kekerasan dan sangat menakutkan. Namun Fifie tetap melangkah, merindukan satu teman terakhir yang hilang ditelan bumi.
Dalam kegelisahan itu Argo kemudian muncul, mereka kemudian bersama untuk selalu mengunjungi Dery di penampungan korban penculikan. Fifie telah menemukan sandaran. Namun hubungan antara dia dan Argo akan berlanjut menuju hubungan percintaan? Semua akan berjalan dengan apa adanya.
Jakarta 25 Mei 2010
Thursday, April 15, 2010
Laras (Sinopsis)
SINOPSIS NOVEL Novel Laras by Anggie D. Widowati
Laras terlahir sebagai anak haram. Ayahnya mencampakkan ibunya saat dia masih dalam kandungan, demi mengejar sebuah jabatan. Maka Laras pun tumbuh menjadi anak yang terbuang. Bukan hanya ayah kandungnya yang tak mau mengakui keberadaannya, keluarga besarnya pun tidak menerimanya dengan alasan, kehadirannya di dunia ini telah mencoreng nama baik keluarga.
Sebagai manusia, Laras kemudian tersadar bahwa hidupnya dipenuhi dengan ilusi dendam. Dendamnya makin menjadi, terutama karena kepalsuan ayahnya yang kemudian menjadi pejabat. Bahwa sebetulnya dibalik jabatan penting itu, dia tak lebih dari sekedar sebagai seorang pecundang.
Lalu Laras mengembara di lingkungan elit politik, dengan menggunakan senjata kecantikan dan kepintarannya. Dia menembus posisi strategis untuk bisa membalaskan dendamnya. Dengan menjadi simpanan seorang menteri, mendapat jabatan bagus, itu dianggapnya akan mampu untuk membalas dendam pada orang-orang yang telah menyakitinya.
Namun semua itu berubah ketika bertemu bekas pacarnya Hendra. Hendra adalah sosok laki-laki yang dikaguminya. Tempat dia menyandarkan segala gundahnya, bahkan kepada Hendralah dia menyerahkan kesuciannya untuk pertama kali. Malang tak bisa ditolak, untung tak bisa diraih, Hendra meninggalkan dia begitu saja dan menikah dengan perempuan lain.
Hatinya hancur berkeping-keping, apalagi Hendra menikah dengan perempuan yang jauh dari bayangannya. Perempuan yang sederhana, lugu dan tulus apa adanya. Dia tak habis pikir, mengapa Hendra lebih memilih perempuan itu daripada dirinya, padahal Hendra adalah pribadi yang berani, pemberontak dan sosok yang sempurna. “Apakah dia bisa mengimbangi kelebihan Hendra,” begitu pikirnya.
Pertemuan itupun akhirnya menumbuhkan lagi cinta lama mereka. Hendra mengakui bahwa dia masih mencintai Laras.
“Kau gila bagaimana dengan istri dan anakmu?” kata Laras.
“Mereka itu diluar jalur kita,” jawab Hendra.
Ditengah kangen-kangenan itu, muncul suatu masalah karena sang Menteri mendapatkan sorotan public gara-gara korupsi uang rakyat. Dan yang mengungkapkan kasus itu, adalah Hendra yang memang berprofesi sebagai wartawan.
Segala strategi dilakukan sang menteri untuk menghancurkan Hendra. Sementara Laras mulai menghadapi dilemma. Antara jabatannya sendiri dan juga kekasihnya yang sangat dicintainya. Laras memutuskan untuk melindungi Hendra, karena tahu bahwa Handoko –nama menteri itu—akan melakukan segala cara untuk mencapai keinginannya.
Laras sudah tahu watak Handoko yang tidak mau kalah, dan suka menghalalkan segala cara untuk menyelesaikan masalah. Dia tergolong laki-laki yang tidak mau diusik kesenangnnya, karena itu Hendra pasti dalam situasi yang gawat.
Dan dugaan itu benar, Handoko mengatur strategi untuk menghabisi Hendra, sampai akhirnya wartawan itu mengalami kecelakaan yang menghilangkan nyawanya…
Jakarta, 15 April 2010
Laras terlahir sebagai anak haram. Ayahnya mencampakkan ibunya saat dia masih dalam kandungan, demi mengejar sebuah jabatan. Maka Laras pun tumbuh menjadi anak yang terbuang. Bukan hanya ayah kandungnya yang tak mau mengakui keberadaannya, keluarga besarnya pun tidak menerimanya dengan alasan, kehadirannya di dunia ini telah mencoreng nama baik keluarga.
Sebagai manusia, Laras kemudian tersadar bahwa hidupnya dipenuhi dengan ilusi dendam. Dendamnya makin menjadi, terutama karena kepalsuan ayahnya yang kemudian menjadi pejabat. Bahwa sebetulnya dibalik jabatan penting itu, dia tak lebih dari sekedar sebagai seorang pecundang.
Lalu Laras mengembara di lingkungan elit politik, dengan menggunakan senjata kecantikan dan kepintarannya. Dia menembus posisi strategis untuk bisa membalaskan dendamnya. Dengan menjadi simpanan seorang menteri, mendapat jabatan bagus, itu dianggapnya akan mampu untuk membalas dendam pada orang-orang yang telah menyakitinya.
Namun semua itu berubah ketika bertemu bekas pacarnya Hendra. Hendra adalah sosok laki-laki yang dikaguminya. Tempat dia menyandarkan segala gundahnya, bahkan kepada Hendralah dia menyerahkan kesuciannya untuk pertama kali. Malang tak bisa ditolak, untung tak bisa diraih, Hendra meninggalkan dia begitu saja dan menikah dengan perempuan lain.
Hatinya hancur berkeping-keping, apalagi Hendra menikah dengan perempuan yang jauh dari bayangannya. Perempuan yang sederhana, lugu dan tulus apa adanya. Dia tak habis pikir, mengapa Hendra lebih memilih perempuan itu daripada dirinya, padahal Hendra adalah pribadi yang berani, pemberontak dan sosok yang sempurna. “Apakah dia bisa mengimbangi kelebihan Hendra,” begitu pikirnya.
Pertemuan itupun akhirnya menumbuhkan lagi cinta lama mereka. Hendra mengakui bahwa dia masih mencintai Laras.
“Kau gila bagaimana dengan istri dan anakmu?” kata Laras.
“Mereka itu diluar jalur kita,” jawab Hendra.
Ditengah kangen-kangenan itu, muncul suatu masalah karena sang Menteri mendapatkan sorotan public gara-gara korupsi uang rakyat. Dan yang mengungkapkan kasus itu, adalah Hendra yang memang berprofesi sebagai wartawan.
Segala strategi dilakukan sang menteri untuk menghancurkan Hendra. Sementara Laras mulai menghadapi dilemma. Antara jabatannya sendiri dan juga kekasihnya yang sangat dicintainya. Laras memutuskan untuk melindungi Hendra, karena tahu bahwa Handoko –nama menteri itu—akan melakukan segala cara untuk mencapai keinginannya.
Laras sudah tahu watak Handoko yang tidak mau kalah, dan suka menghalalkan segala cara untuk menyelesaikan masalah. Dia tergolong laki-laki yang tidak mau diusik kesenangnnya, karena itu Hendra pasti dalam situasi yang gawat.
Dan dugaan itu benar, Handoko mengatur strategi untuk menghabisi Hendra, sampai akhirnya wartawan itu mengalami kecelakaan yang menghilangkan nyawanya…
Jakarta, 15 April 2010
Subscribe to:
Posts (Atom)