Monday, September 9, 2013

Suatu Hari di Gaza, Palestina...





Suatu hari di Gaza... 


Muhammad kecil terbangun karena suara yang dikenalnya, bukan alarm-nya, bukan adzan, melainkan suara “burung” di angkasa. Bukan burung ciptaan Allah S.W.T., melainkan ciptaan kaum kafir (pesawat tempur).

Mama: “Tak apa-apa Muhammad... tak apa-apa... Jangan khawatir sayangku. Insya Allah semua akan baik-baik saja.”

Muhammad adalah anak kecil, seperti banyak anak-anak lainnya di Palestina. Dan pagi ini seperti biasanya, dia siap-siap bersekolah. Dia basuh wajahnya, berpakaian, sarapan, mengenakan tas kecilnya, dan mengatakan “Assalammu ‘alaikum mama...”

“Wa’alaikum salam Muhammad. Sampai jumpa lagi ketika kau kembali dari sekolah, Insya Allah.”

“Baik mah.”

Dia berangkat di jalanan Gaza hingga sampai di pos tentara. Hal ini sudah biasa bagi saudara/saudari kita di Palestina. Dia harus melewatinya untuk sampai ke sekolah.

Bayangkan, kita harus melewati pos pemeriksaan untuk mendapatkan makanan dan pergi ke sekolah. Aku tidak bisa membayangkannya.

Jadi Muhammad diperiksa oleh orang-orang yang bertubuh besar dan bersenjata. Mereka mengambil tas kecilnya dan mencarinya. Apa yang mereka temukan? Pulpen, kertas, dan bekal makan siangnya. Mereka memberikan tasnya kembali dan berkata “Jalanlah.”

Sesampainya di sekolah, dia mendengar kawan yang dikenalnya sedang menangis. Dia berkata “Mengapa Ali menangis?”

“Oh, ayahnya meninggal hari ini Muhammad.”

“Oh tidak...”

Jadi Muhammad kecil menghampiri Ali dan berkata “Ali, aku sungguh berduka untukmu. Inna lillahi wa inna ilaihi roji’un.” Dia berkata “Tak apa, Muhammad. Terima kasih.” Dan Ali melanjutkan tangisnya.

Hari ini berjalan normal. Belajar, bermain, tersenyum, dan mengingat Allah S.W.T.

Sekolah selesai, Muhammad pulang.

Melewati pos pemeriksaan itu lagi. Tapi kali ini, tentara yang berbeda memeriksana. Mungkin sudah ganti shift.

Seiring dia berjalan ke rumah, dia menemukan sesuatu yang sangat aneh.
“Dimana rumahku? Kenapa tempat tidurku ada di luar? Kenapa mereka menangis? Mama... Baba...?

Tiba-tiba seseorang menunjuk di seberang lantai... Dua jasad diselubungi kain putih. Muhammad berkata “Kemana Mama dan Baba?” Dan mereka menunjukkannya. Itulah ibu dan bapaknya.

Beralih ke tempatku. Di Indonesia, duduk di ruang keluarga, kunyalakan TV dan menonton berita. Menteri Pertahanan Israel menduga mereka teroris, dia berkata “Kami harus melakukannya!”

Kembali ke Muhammad. Dia berlutut dengan tangan kecilnya menengadah ke udara kepada Allah. “Ya Allah. Mama dan Babaku... Ya Allah, apa yang harus kulakukan?”

Ada banyak anak-anak seperti Muhammad di Palestina.


YouTube Channel Lampu Islam: youtube.com/arceuszeldfer
Facebook Page: facebook.com/LampuIslam

No comments:

Post a Comment