Wednesday, September 4, 2013

Sapu Tangan dari Misik

Kehidupan seorang manusia dapat dimisalkan dengan sebuah lilin. Layaknya tiupan angin dapat memadamkan sebuah lilin, begitu juga kehidupan seseorang sewaktu-waktu dapat padam.

Kehidupan kita manusia juga seperti orang-orang yang sedang menunggu di sebuah bandara. Orang-orang di bandara mengambil boarding pass mereka masing-masing dan menuju ruang tunggu. Ketika penerbangannya diumumkan, beberapa orang beranjak pergi. Lalu penerbangan berikutnya diumumkan, sehingga makin banyak yang pergi.

Kehidupan kita layaknya orang-orang di ruang tunggu bandara tersebut. Bayi-bayi terlahir dan orang-orang sebelumnya meninggalkan dunia ini. Visa kematian kita telah distempel dan sekarang kita berada di ruang tunggu. Kapan keberangkatan kita? Hanya Allah yang tahu.

Di dunia ini banyak orang yang tidak beriman pada Allah, tidak beriman pada rasul-rasul, tidak beriman pada Islam, meskipun begitu semua meyakini bahwa suatu hari nanti dirinya akan meninggalkan dunia ini. Jadi ketika kematian datang, bukankah sudah seharusnya kita bersiap-siap?

Persiapan menghadapi kematian tidak dilakukan dengan bermain-main. Mempersiapkan kematian dilakukan dengan bertaubat dari dosa-dosa masa lalu, berkeinginan untuk menjalani sisa hidup dalam kesalehan, dan meminta maaf dari orang-orang yang telah kita dzalimi.

Dalam hadist disebutkan: Ketika orang yang beriman menjelang kematiannya, Allah mengirimkan malaikat maut dan malaikat-malaikat surga. Mereka membawa sapu tangan dari misik dan menempatkannya di atas dada orang tersebut sehingga dia mencium bau surga. Pikirannya menjadi tenang dan ruh-nya dicabut selembut seseorang mengambil rambut dari minyak.

Ketika ruhnya dicabut, Allah memerintahkan para malaikat “Lihatlah hamba-Ku yang saleh ini, sekarang ruhnya telah dicabut, dimanapun jenazahnya melintas, berdirilah di kedua sisinya dengan hormat.” 

Subhanallah, orang beriman dijamu dengan begitu terhormat. Kapanpun jenazahnya melintas, para malaikat berdiri di kedua sisinya dengan hormat.

Dalam hadist disebutkan: Dimanapun dia shalat, bagian bumi itu menangisi kepergiannya, dimanapun dia membaca Al-Qur’an, tempat itu meratapi kepergiannya, pintu-pintu langit menangis dimana rezeki datang kepadanya. Subhanallah, inilah wafatnya seorang kekasih Allah.

Lebih jauh, ketika orang beriman bangkit dari kuburnya, sebuah suara akan terdengar: 

“Wahai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu, dengan senang dan puas.” Jadi, masuklah di antara hamba-hamba-Ku (yang saleh), dan masuki surga-Ku [Q.S. 89:27-30]

Allah senang menyambut orang-orang yang beriman. Betapa beruntungnya orang-orang yang hidup dengan baik dan meninggalkan dunia dalam kesuksesan.

Semoga Allah juga menjadikan kita menjalani kehidupan dengan sukses.

Ayo Subscribe ke YouTube Channel Lampu Islam: youtube.com/arceuszeldfer
Ayo Like Facebook Page-nya: Lampu Islam

No comments:

Post a Comment