Saturday, February 9, 2013

Istriku Cinta Pertamaku (Dua)

FIRST LOVE
Adalah Jeny, seorang gadis tomboi yang menyenangkan. Tingkahnya Polos dan suka sekali bergurau. Gadis itu sering bercerita tentang Gina. Menurutku Gina cantik dan menarik. Ketika SMA, Jeny selalu menyanpaikan salam dari Gina untukku.
Aku sendiri merasa Gina menyukaiku. Tetapi mengapa lewat orang lain. Aku tak suka dengan cara begitu. Lama-lama Gina menghindariku. Aku tak tahu mengapa dia tak mau bertemu denganku.
Belakangan aku tahu, dia tak mau menemuiku karena malu telah kutolak cintanya. Jeny bilang, Gina sekarang sangat tidak suka padaku. Dan aku tahu itu, setelah aku menikah. Jujur saja aku sebetulnya tertarik dengan Gina.
"Dia sangat mencintaimu. Kamu sih cuek-cuek saja," kata Jeny di telepon.
"Kenapa dia tak bilang padaku?"
"Lha sudah gitu lho, lewat aku..."
"Aku sebetulnya juga menyukainya, aku menunggunya, kalau dia mengatakan cinta padaku pasti aku terima..."
"Kau ini gila, mana mungkin cewek mau ungkapkan cinta, cewek itu menunggu..."
"Tetapi bagiku, tidak begitu, cewek harus duluan mengungkapkan cinta..."
***
Hal itu juga yang mempertemukanku dengan istriku. Wenny sebetulnya bukan typeku. Dia gadis yang teramat bebas. Berantakan sekali. Secara penampilan fisik dia tidak menarik. Tetapi dia memiliki kelebihan, tidak malu mengungkapkan cintanya.
Wenny, mengaku mencintaiku pada pandangan pertama. Lalu terus mengikuti semua kegiatan dan apapun yang aku lakukan di kampus. Awalnya Wenny juga tak peduli karena sikap cuekku dan terkesan sombong pada cewek. Tetapi Wenny tidak menyerah.
"Aku mencintaimu, Dudi, kuharap kau tahu," begitu kata Wenny.
Aku suka sekali pernyataan itu. Cewek yang terus terang adalah cewek yang menarik. Setelah pernyataan itu, kami berpacaran. Dan kemudian menikah seusai kami berdua sama-sama diwisuda.
Aku menjalani saja hidupku seperti itu. Aku memang beginilah adanya. Aku terima istriku apa adanya. Kami punya komitmen, untuk saling menjaga hubungan ini. Bahkan aku tidak tahu, apakah sebenarnya aku mencintainya atau tidak. Kuyakin dia memang dikirimkan Tuhan bagiku, lelaki yang takut pada perempuan. (Tamat)

No comments:

Post a Comment