Thursday, February 14, 2013

Sudahkah Anda Mempersiapkan Diri untuk Menyambut Akhirat?




Dalam Al-Qur'an, Allah S.W.T. berfirman:

“Mereka yang berjuang di jalan Kami, maka Kami akan menuntun mereka kepada jalan Kami."
(Q.S. Al-Ankabuut:69)

Jalan menuju Allah S.W.T. hanya ada satu, tapi seperti layaknya jalan tol, dia mempunyai beberapa jalur. Allah menciptakan manusia berbeda-beda dan Allah menciptakan sebuah jalan tol yang besar bagi manusia yang menuntun mereka menuju surga. Karena setiap orang berbeda-berbeda, maka Allah menyediakan banyak jalur bagi mereka.

Rasulullah S.A.W. memilih-milih sahabatnya sebagai pemimpin. Rasulullah S.A.W. tidak pernah memilih Khalid ibnu Walid untuk berdakwah karena dia lebih pandai dalam mengatur strategi militer. Dengan cara itulah Khalid ibnu Walid R.A. menjadi salah satu kontributor terbesar Islam. Sementara Ibnu Abbas R.A. atau Abdullah Ibn Umar R.A. yang ditunjuk Rasulullah untuk mengajarkan ilmu pengetahuan.

Jadi memang benar bahwa jalan kepada Allah hanya ada satu tapi terbagi dalam beberapa jalur. Dan kau perlu mencari jalur yang paling cocok untukmu. Bakat apa yang diberikan Allah kepadamu sehingga kau dapat memberikan kontribusi terbaik kepada Allah S.W.T.

Kita memilih karir yang paling sesuai dengan keahlian kita. Tapi mengapa dalam agama Allah S.W.T. kita tidak serius menanggapinya?

Temanku mendapatkan pekerjaan yang jaraknya sekitar 300 km dari Toronto, dan dia memutuskan untuk pindah kesana. Dalam beberapa minggu terakhir, dia mempelajari kotanya dari setiap sudut. Dia tahu jumlah penduduknya, dia tahu berapa biaya beli/sewa rumah, dia belajar pasar-pasar yang ada disana, sekolah yang ada disana, jumlah penduduk muslimnya. Dia tahu tentang tempat itu sampai-sampai dia sendiri pergi ke tempat itu beberapa kali.

Pertanyaannya, kenapa dia melakukan itu? Jawabannya adalah karena orang ini menanggapi kepergiannya dengan serius.

Dan kita tahu bahwa kita akan segera pergi ke alam akhirat, tapi apakah kita menanggapi kepergian ini dengan serius? Apakah kau telah merencanakan apa posisimu di dalam surga? Dalam surga tingkat mana kau berada? Siapa saja teman-teman yang kau inginkan di surga? Jika kau tidak menanggapi kepergianmu dengan serius, maka kau tidak akan pernah siap untuknya. Dan itulah yang Allah firmankan dalam surat Al-Hasyr.

Allah S.W.T. berfirman:

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan biarkan setiap jiwa berencana untuk esok hari.”

Apa maksud Allah tentang “hari esok” ini? Apakah Allah membicarakan tentang “hari esok” ketika kau mendapatkan pekerjaan? Apakah Allah membicarakan tentang “hari esok” ketika kau menikah? Apakah Allah membicarakan “hari esok” ketika kau pindah ke negara lain atau kota lain? Apakah Allah membicarakan “hari esok” ketika kau pindah ke rumah yang baru? Allah S.W.T. membicarakan tentang kehidupan akhirat karena itulah “hari esok yang sebenarnya.”

Aku kenal dengan seorang pria yang bekerja begitu keras untuk pergi dari kontrakannya dan ingin punya rumah sendiri. Dan pria ini tidak suka dengan hipotik, dia tidak ingin terlibat dengan riba. Tapi karena tekanan dari istri, keluarga, dan kerabatnya, akhirnya dia menyerah dan memutuskan untuk mengambil hipotik. Jadi dia membangun sebuah rumah tapi dia mengambil pinjaman dari bank (riba). Ketika rumah itu sudah jadi, pada hari mereka seharusnya menempati rumah itu, pria itu meninggal dunia. Dia belum sempat menempati rumah itu, tapi dia malah menempati rumah yang lain, dia sampai ke “hari esok yang sebenarnya.” Dia punya rencana, tetapi Allah punya rencana yang lain untuknya.

Jadi kita harus memastikan hal ini tidak terjadi kepada kita, rencana kita harus sesuai dengan rencana Allah S.W.T. karena itulah pokok ajaran Islam. Allah telah menetapkan keinginan-Nya dan Dia telah memberikanmu pilihan. Jika kau berusaha agar keinginanmu sesuai dengan yang Allah inginkan, maka kau akan sukses. Tapi jika kau punya rencana lain yang bertentangan dengan ketetapan Allah S.W.T., maka kau akan menanggung akibatnya.

Berapa lama kau berharap untuk hidup di dunia ini? Jika kau hidup di atas 70 tahun, maka kau menghabiskan sebagian besar waktumu di rumah sakit mengejar perawatan medis, jadi merupakan penderitaan bagimu.

Jadi berapa lama kau akan hidup? Cobalah tanya orang berumur 60 tahun dan mereka akan memberitahumu “60 tahun hidupku terasa begitu singkat.” Tahun-tahun berlalu secepat kedipan mata. Aku sendiri merasa baru kemarin aku berumur 20 tahun. Ini adalah sebuah khayalan belaka, semakin tua dirimu maka semakin sedikit waktumu. Ketika kau melewati 20 tahun, hidup terasa seperti menaiki roller coaster.

Banyak orang dan sayangnya sebagian orang yang mengajarkan para umat muslim, bisa saja mereka adalah imam, mereka bisa saja ulama aliran tertentu, ketika mereka berceramah kepada orang-orang tentang Islam, mereka berkata “Kehidupan akhirat jauh lebih baik dari dunia ini. Kenapa menghabiskan waktumu dalam mengejar pendidikan, mendapatkan kedudukan, mendapatkan pekerjaan? Pikirkan saja tentang akhirat.” Apakah kau pernah mendengar ceramah seperti itu?

Tapi ini bukanlah ajaran Nabi Muhammad S.A.W. yang sebenarnya. Ya, kau memang harus memikirkan tentang akhirat, kau harus menggapai surga, tapi bagaimana mungkin kau dapat menuju surga tanpa dunia ini? Segala hal di dunia ini termasuk kekayaan, pendidikan, dan sebagainya diberikan Allah S.W.T. kepadamu bukan untuk menjauhkanmu dari akhirat. Allah tidak mau menyulitkanmu. Malah di dalam Al-Qur’an, Allah berfirman:

“Allah hendak menerangkan (hukum syari'at-Nya) kepadamu." (An-Nisaa':26)

Allah ingin mengajarkan pelajaran berharga dari umat sebelumnya. Dan Allah ingin menerima taubatmu dan kemudian dalam 2 ayat berikutnya, Allah S.W.T. berfirman:

  “Allah hendak memberikan keringanan kepadamu, dan manusia dijadikan bersifat lemah.”
(An-Nisaa':28)

Jadi Allah ingin meringankan bebanmu, karena memang manusia diciptakan sebagai makhluk yang lemah.

Jadi mengapa Allah S.W.T. memberikan kita segala kesenangan ini, misalnya uang, kekayaan, kedudukan, keluarga, dan pendidikan? Allah memberikan semua ini sehingga kita dapat menggunakannya sebagai alat untuk mencapai surga. Hanya ketika kau menggunakannya dalam jalan yang salah, maka mereka menjadi gangguan. Tapi jika kau menggunakannya dalam jalan yang benar, maka inilah jalan terbaik untuk menuju akhirat.

Banyak orang yang berpikir bahwa Islam adalah menjauhi kehidupan duniawi sejauh mungkin, menjalani hidup pas-pasan, dengan begitu kau akan masuk surga. Tapi ini bukanlah pesan yang disampaikan oleh Nabi Muhammad S.A.W. atau para sahabatnya.

Ali bin Abi Thalib R.A. Dia berkata “Dunia ini adalah tanah yang subur untuk menuju akhirat.” Jadi kau tidak dapat ke surga tanpa sumber daya yang Allah tempatkan dalam hidup ini.

Dan inilah mengapa Amru bin Ash R.A. ketika dia masuk Islam dan Rasulullah S.A.W. memberitahunya “Aku akan mengirimmu dalam sebuah ekspedisi militer. Dari ekspedisi ini kau akan mendapatkan banyak kekayaan dan Allah akan memberikanmu kemenangan.” Amru bin Ash berkata “Ya Rasulullah, tujuanku masuk Islam bukanlah untuk mendapatkan apapun di dunia ini, aku tidak mau memiliki kekayaan.” Rasulullah S.A.W. menasihatinya “Orang saleh yang mempunyai kekayaanadalah suatu rahmat yang besar.” Jadi Rasulullah S.A.W. menyarankan Amru bin Ash untuk menggapai kekayaan itu, karena dia tahu bahwa Amru adalah orang yang saleh dan dia akan menggunakannya untuk tujuan yang baik.

Umat muslim yang miskin suatu hari mengunjungi Rasulullah S.A.W. dan mereka berkata “Ya Rasulullah, umat muslim yang kaya sudah memberikan sedekah yang banyak, mereka membelanjakan uang mereka di jalan Allah S.W.T., tapi kami tidak punya banyak uang seperti mereka. Jadi mereka akan lebih tinggi derajatnya di mata Allah.” Dan Rasulullah S.A.W. mengajarkan mereka untuk berdzikir “Subhanallah, Alhamdulillah, La ilaha ilallah, Allahuakbar” sebanyak 33 kali. Rasulullah S.A.W. berkata “Jika kalian melakukan itu, tak ada seorang pun yang dapat mengalahkan kalian.” Jadi mereka melakukan hal itu, tapi setelah beberapa lama mereka kembali lagi kepada Nabi Muhammad S.A.W. dan berkata Umat muslim yang kaya juga berdzikir seperti itu. Mereka bersedekah dari harta mereka dan mereka melakukan dzikir yang sama, sehingga mereka mendapatkan pahala yang lebih banyak daripada kami.” Rasulullah S.A.W. bersabda “Itulah rahmat dari Allah S.W.T. yang diberikan kepada siapapun yang Dia mau.”

Ini berarti jika kau adalah seorang muslim yang kaya, punya berpendidikan, punya kekuatan, punya pengaruh, artinya kau punya kesempatan yang lebih besar untuk masuk surga di tingkat yang lebih tinggi. Inilah mengapa Rasulullah S.A.W. bersabda “Muslim yang kuat lebih disukai Allah daripada muslim yang lemah.”

Jadi bagaimana caranya kita bersiap-siap untuk akhirat? Kau bersiap-siap untuk akhirat dengan memanfaatkan dunia ini sebagai jembatan ke surga. Itulah bagaimana Rasulullah S.A.W. dan para sahabat menjalani kehidupan.

Dan Rasulullah S.A.W. pada akhir hidupnya begitu kaya sampai-sampai setelah pertempuran Hunain, ketika orang-orang baru masuk Islam setelah penaklukkan Mekkah, Rasulullah S.A.W. biasanya memberikan salah satu dari mereka sebuah lembah yang dipenuhi unta. Bayangkanlah, sebuah lembah yang dipenuhi unta bernilai jutaan dollar saat ini. Jadi Rasulullah S.A.W. adalah orang yang kaya raya tapi dia menggunakan uang dan kekayaannya untuk mendekatkan diri kepada Allah S.W.T. dan untuk memperkuat Islam.

Bayangkan apa yang akan terjadi jika semua muslim adalah orang-orang miskin atau tidak berpendidikan, maka komunitas seperti apa yang akan kita punya?

Dan Rasulullah S.A.W. bersabda “Tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah.” Itu artinya ketika kau mempunyai kekayaan, mempunyai otoritas, mempunyai kekuatan, maka kau berada dalam posisi yang lebih baik dalam bersedekah di jalan Allah.

Jadi bagaimana kita memanfaatkan kehidupan ini? Ketika kau pergi untuk belajar sesuatu atau bisnis, kau biasanya merencanakan segala sesuatunya dengan baik, kau punya rencana yang matang, kau mempelajarinya dengan baik. Kau mempelajari berapa banyak sumber daya yang kau miliki, berapa banyak uang yang kau perlukan, bakat apa yang telah ditanamkan Allah padamu?

Misalnya sebagian orang punya kelebihan dalam seni, maka mereka belajar desain grafis. Sebagian orang punya kelebihan dalam bidang bisnis, maka mereka belajar administrasi bisnis, dan sebagainya.

Jadi biasanya kita sudah mempunyai rencana untuk masa depan kita, untuk hari esok. Namun rencana apa yang kau miliki untuk akhirat? Apakah kau tahu aset apa saja yang telah diberikan Allah padamu jadi kau dapat menggunakannya untuk lebih dekat kepada Allah S.W.T.? Itulah bagaimana caranya bersiap-siap untuk akhirat.

Hubungan kita dengan Allah S.W.T. adalah sebuah bisnis. Lihatlah surat Ash Shaff dimana Allah S.W.T. berfirman "hal adullukum 'alaa tijaaratin tunjiikum min 'adzaabin aliimin." “Maukah kalian kutuntun ke dalam sebuah perniagaan yang akan menyelamatkanmu dari hukuman yang amat buruk? (yaitu) kalian beriman pada Allah dan kalian berjuang untuk Allah S.W.T.” Jadi ini adalah sebuah transaksi bisnis. Bagaimana mungkin kau memulai bisnis tanpa mempunyai perencanaan yang matang? Jadi kau harus tahu dengan pasti apa yang kau miliki dan apa yang telah diberikan Allah kepadamu.

Hal lain yang dapat membantu kita semua bersiap-siap untuk hari akhirat adalah dengan menciptakan batas waktumu.

Jika kau diberikan 1.000 dollar dan kau harus bertahan hidup dengan uang itu selama seminggu. Apa yang akan kau lakukan? Dalam seminggu kau akan menggunakan uang 1.000 dollar itu. Tapi jika kau diberikan 1.000 dollar untuk bertahan selama 1 bulan penuh, tentunya rencanamu akan berbeda. Kenapa begitu? Karena batas waktunya.

Jadi ketika kau punya sebuah proyek, biasanya batas waktumu punya pengaruh yang kuat tentang bagaimana kau akan mengerjakan rencana itu.

Ketika orang-orang menemui kesukaran hidup, ada orang-orang yang tetap sabar. Tapi juga ada orang-orang yang menjadi hancur karenanya. Siapa orang-orang yang dapat bertahan? Biasanya adalah orang-orang yang mempunyai batas waktu/perspektif waktu yang tepat. Allah S.W.T. mengajarkan hal ini dalam Al-Qur’an:

Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.”(Al-Baqarah:155)

Orang-orang yang sabar akan selamat dari musibah. Orang-orang sabar adalah mereka yang menjaga sikap dan perilaku mereka meskipun dalam waktu-waktu sulit.

Allah S.W.T. berfirman “alladziina idzaa ashaabat-hum mushiibatun qaaluu innaa lillaahi wa-innaa ilayhi raaji'uuna.” (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kami akan kembali kepada Allah.”

Apa artinya ini? Ini artinya kita berasal dari Allah S.W.T. karena Dia-lah yang menciptakan kita dan Allah memberikan batas waktu bagi kita. Ini artinya kehidupan kita tidak dimulai dengan kelahiran dan diakhiri dengan kematian. Kehidupan kita lebih lama daripada sekedar kehidupan duniawi. Jadi meskipun aku menemui kesulitan, aku tak akan menyesalinya terus-menerus. Meskipun kesulitan menerpaku saat ini, tapi aku tidak khawatir karena aku mempunyai masa depan yang cerah di sisi Allah S.W.T. Begitu banyak yang akan kunikmati dan manfaat yang menungguku di depan. Dan inilah yang membuat orang-orang menjadi sabar dan selamat dari musibah apapun, karena mereka mengharapkan kesenangan di akhirat. Mereka punya mimpi, tidak seperti orang-orang yang terkungkung dalam keadaan sulit dan hancur karena tekanan hidup.

Jadi kematian sebenarnya hanyalah permulaan. Kehidupan baru dimulai setelah kita mati. Itulah mengapa Allah S.W.T. berfirman dalam surat Al-Ankabuut

“Dan sesungguhnya akhirat itulah kehidupan yang sebenarnya” (Al-Ankabuut:64)

Di dunia ini kau tidak punya kehidupan yang sebenarnya. Ini hanyalah sebuah ujian. Jadi misalnya kau bermimpi untuk menggapai sesuatu di dunia ini, sebenarnya kau tidak dapat menggapainya. Kau mungkin mencapai sebagian darinya, tapi mimpimu seharusnya diarahkan untuk akhirat. Jika kau melakukan hal itu, maka kau mulai menanggapi akhirat dengan serius.

Aku ingin menceritakan sebuah kisah nyata padamu. Ada seorang perempuan di Amerika Serikat dan dia bukan seorang muslim. Dia memilih jurusan psikologi di kampusnya dan dia sangat cerdas. Dia mendapatkan nilai A dalam semua bidang studi. Dan hanya 2 minggu sebelum kelulusannya, dia mengalami kecelakaan mobil sehingga terjadi cedera di bagian kepalanya. Dia jatuh dalam koma. Ketika terbangun, dia sudah tidak ingat siapa dirinya, tidak ingat apapun tentang pendidikannya, bahkan dia tidak ingat dengan keluarganya. Semua kerja kerasnya selama bertahun-tahun telah hilang. Dan dokter memberitahunya mengatakan bahwa dia tidak punya harapan untuk mendapatkan ingatannya kembali.

Karena musibah ini, dia memutuskan untuk melarikan diri dari rumahnya karena hubungan dengan ayahnya juga semakin memburuk. Ayahnya adalah seorang psikiater dan dia berkata bahwa ketika dia terbangun di tengah malam, dia menemukan ayahnya sedang menggenggam sebuah pisau menghampirinya.

Kehidupannya menjadi begitu sulit sehingga akhirnya dia bekerja di klub malam sebagai seorang pelacur panggilan. Pada suatu hari perempuan ini berkata “Aku memutuskan untuk mengakhiri hidupku dengan menabrakkan mobilku.” Dia melakukan itu untuk mengakhiri hidupnya yang penuh penderitaan. Jadi dia mengemudi dan berkata “Tapi aku tidak bisa melakukan hal itu. Malam itu sedang hujan deras. Jadi aku menepi di sebuah pom bensin dan aku kehilangan ingatanku. Aku tidak bisa ingat apa yang kulakukan. Tapi setelahnya, orang-orang memberitahu apa yang sudah kulakukan. Aku keluar dari mobil dan mulai menggedor-gedor kap mobil dan mengatakan sesuatu. Dan hanya ada satu kata yang kukatakan. Pada saat itu, aku tidak pernah berhubungan dengan umat muslim, malah orang-orang memberitahuku untuk menjauhi mereka.” Karena di lingkungan tempat tinggalnya ada sebagian muslim “Aku biasa mendengar beberapa kata yang mereka ucapkan ketika beribadah. Orang-orang yang bekerja di pom bensin adalah orang-orang Hindu dan mereka mengenalku. Mereka membawaku ke rumah sakit dan lagi-lagi aku jatuh dalam keadaan koma. Ketika aku terbangun, mereka memberitahuku bahwa: Kaumengatakan sesuatu yang aneh. Kau keluar dari mobilmu, kau menggedor-gedor kap mobilmu, kau berteriak dan menangis, air matamu mengalir deras dan kau mengatakan sesuatu yang tidak dapat kami mengerti, tapi kami kira itu adalah kata yang diucapkan umat muslim.” Dan tebak kata apa itu? Dia mengatakan “Bismillah.” Saudari itu sendiri (sekarang masuk Islam) yang menceritakan kisah ini kepadaku. Dia berkata “Demi Allah, pada saat itu aku tidak tahu apa artinya “Bismillah” dan aku tidak tahu kenapa aku mengucapkannya.”

Kemudian dia menjalani terapi dengan seorang psikiater. Pada suatu malam dia menjadi depresi lagi, dan pada saat ini, dia sudah akrab dengan psikiater perempuan yang menanganinya. Dan psikiaternya pada malam itu sedang pergi berlibur untuk jangka waktu satu bulan. Jadi dia memberitahunya “Jika kau butuh bantuan, telepon wanita ini dan dia akan menolongmu.” Dan perempuan ini melakukannya. Pada malam itu, dia menghubungi nomor itu dan wanita di ujung telepon menjawabnya, kemudian dia berkata “Dengar. Aku butuh bantuanmu. Aku sedang dalam kondisi yang sangat buruk, dan kau harus menolongku sekarang.” Wanita di ujung telepon berkata “Oke, dimana dirimu?” Perempuan itu memberitahu alamatnya dan dia berkata “Aku ada di jalan yang sama denganmu. Yang harus kau lakukan hanyalah mengemudi 5 menit ke arah selatan.” Dia memberikan alamatnya dan berkata “menepilah disana dan berjalanlah ke dalam kantorku.” Perempuan itu berkata “Tapi ketika aku sampai di alamat itu, ternyata itu bukanlah sebuah kantor. Ketika aku mengamatinya, itu adalah sebuah “Islamic Center”, sedangkan aku diberitahu untuk menjauhi umat muslim.” Dia berkata “Aku menghubungi wanita itu lagi dan berkata: Aku ada diluar tapi aku tidak melihat kantormu. Aku hanya melihat sebuah “Islamic Center” atau sebuah masjid. Wanita itu berkata “Sebenarnya kantorku ada di dalam masjid.” Perempuan itu berkata “Aku tidak mempercayaimu.” Wanita itu berkata “Masuk saja ke dalam kantorku.” Tapi perempuan itu menolaknya. Jadi wanita itu berkata “Oke, aku yang akan menghampirimu.”  Jadi wanita itu menghampirinya di dalam mobil dan berbincang-bincang dengannya. Setelah mereka mulai akrab, perempuan itu mulai bercerita tentang penderitaannya.

Kemudian mereka mulai membangun hubungan pertemanan hingga akhirnya perempuan ini masuk Islam. Dia menjadi seorang muslim tapi dia tidak punya tempat tinggal, tidak ada seorang muslim pun yang memberikannya tempat untuk dia tinggal. Itulah pertama kalinya dia berhubungan dengan komunitas muslim.

Jadi apa yang terjadi selanjutnya? Salah satu imam yang terkenal, bernama Imam Ziya’. Dia lahir di Inggris dan saat ini dia ada di Islamic Center of Irving, California. Dia pindah dari apartemennya sendiri dan dia membiarkan perempuan ini tinggal disana untuk beberapa bulan. Semoga Allah merahmati Imam ini. Inilahcontoh seorang muslim yang sejati.

Kemudian perempuan ini ingin pergi ke sebuah negara muslim,jadi dia memutuskan untuk pergi ke Maroko. Pada saat dia menaiki taksi dari bandara, itulah pertama kalinya dia menginjakkan kaki di sebuah negara muslim. Tidak ada yang spesial tentang Maroko dan hal ini bisa terjadi kepada siapa saja di negara manapun. Supir taksi itu mencoba untuk menculiknya dan mengemudi ke padang pasir. Tapi untunglah karena dia dididik dalam lingkungan yang sulit, dia berkata “Aku tahu caranya berkelahi seperti seorang pria. Jadi aku mematahkan hidung pria ini dan berhasil melarikan diri.” Dia tetap di Maroko selama beberapa bulan dan sudah dua kali ada yang berusaha untuk menculiknya. Dan para penculik itu adalah orang-orang muslim.

Pada akhirnya dia terlibat dalam masalah karena semua kejadian ini dan dikirim kembali ke Amerika. Dan di Amerika, dia mulai membantu para pengungsi muslim. Disamping dia, ada seorang pendeta yang sedang melakukan misionarisnya. Pendeta ini mencoba untuk menolong para muslim imigran dan menyediakan segala kebutuhan mereka hanya untuk membujuk mereka masuk Kristen. Perempuan ini berkata “Aku mulai menolong para pengungsi dan bersaing dengan pria itu. Alhamdulillah aku juga mendapat bantuan dari beberapa muslim.” Akhirnya perempuan ini difitnah oleh pendeta itu dengan tuduhan palsu. Jadi dia berurusan dengan kepolisian. Dan dia tidak diperbolehkan keluar negeri.

Tapi pada akhirnya setelah semua selesai, Alhamdulillah, dia menemukan seorang suami di Mesir, seorang Muslim yang baik dan mereka sudah menikah sekarang. Mereka mempunyai seorang anak laki-laki.

Dan setelah dia menjadi muslim, dia berkata seluruh hidupnya berubah. Perempuan malang ini, yang telah melewati semua kesulitan ini, jika kau bertanya padanya “Apa yang kau inginkan? Bantuan jenis apa yang kau butuhkan?” Dan beberapa organisasi muslim sudah menanyakannya beberapa kali, tapi dia berkata “Aku tidak ingin apa-apa.”

Dan alasan mengapa kami menawarinya bantuan adalah karena proyek yang dikerjakannya. Dia membangun sebuah website tapi sayangnya website itu sedang tidak aktif saat ini karena kekurangan tenaga manusia, tapi dia punya beberapa “Facebook Page” untuk para muallaf. Ada lebih dari 12.000 muallaf yang dia berikan dukungan seorang diri. Dia memberikan mereka dukungan moral dan saran. Dia juga punya hubungan dengan para ulama dari berbagai aliran yang membantunya tentang fatwa-fatwa Islam, dan dia bekerja 17 jam sehari dari rumah dan dia tidak mendapatkan sepeser uang pun. Dia berhasil menikahkan sebagian dari mereka. Semua dikerjakan sendiri dan dia sangat sukses. Dia sudah melewati semua perjuangan ini dan sudah mengubah kehidupan puluhan ribu orang. Dukungan apa yang dia dapat? Tidak ada. Apakah dia mendapatkan uang karena kerjanya? Tidak sama sekali.

Jadi yang pertama, bangun hubunganmu dengan Allah S.W.T. Kau ingin menjadi salah satu pemain basket yang terkenal? Jadikan basket sebagai penghubung dirimu dengan Allah S.W.T. Kau ingin menjadi seorang wirausahawan yang sukses? Tidak masalah. Kau ingin menjadi profesor, mendapatkan gelar Ph.d.? Kejar dan raihlah. Tapi lakukan dalam alasan yang benar, lakukan itu untuk kepentingan Allah S.W.T. dan kujamin kau akan mencapai potensi penuhmu. Karena ketika kau hanya bekerja untuk dunia, kau tidak bisa mencapai potensi penuh. Hatimu diciptakan hanya untuk Allah S.W.T., dan jika kau menempatkan Allah S.W.T. sebagai tujuan utamamu, dunia akan menyediakan segala yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan utama itu. Kau akan menjadi sukses karena kau mempunyai makna kehidupan yang sebenarnya.  
Ada begitu banyak orang yang ketika mereka mencapai puncak, maka mereka tidak tahu apa yang harus dilakukan setelahnya. Jadi mereka akhirnya menjadi pecandu narkoba, mereka akhirnya melakukan hal-hal yang buruk.

Banyak orang yang berpikir bahwa sekali kau berhubungan dengan Allah S.W.T., maka kau harus membuang dunia. Tidak begitu. Banyak orang yang berpikir bahwa sekali mereka menjauhkan Allah S.W.T. dan Islam dari hidup mereka, maka mereka akan mendapatkan dunia. Tidak begitu. Siapa yang menciptakan kehidupan ini, kekayaan, ketenaran dan kesuksesan? Semua diciptakan Allah, jadi ketika kau menghubungkan diri dengan Allah, maka kau langsung menuju ke sumbernya, yaitu Allah S.W.T. Jika kau tulus kepada-Nya “Ya Allah berikan aku...” maka Dia langsung memberikanmu, Dia tidak keberatan memberikanmu.

Allah S.W.T. berulang-kali dalam Al-Qur’an berfirman bahwa Dia menciptakan segala sesuatu di langit dan di bumi untuk melayani dan memudahkan kehidupanmu, dan tujuan utamanya adalah agar dirimu menyembah Allah S.W.T. Jadi pada saat kau hanya mengejar hal-hal duniawi dan melupakan Allah, maka pelayanmu akan menjadi Tuhanmu dan kau akan menjadi pelayan mereka. Tapi jika tujuanmu adalah Allah S.W.T., maka dunia menjadi pelayanmu untuk menuju Allah S.W.T.

Jadi ingatlah 2 hal: 

Yang pertama, jalani kehidupanmu untuk Allah S.W.T. dan kau akan menjadi sukses dalam bidang lainnya.

Yang kedua, pastikan batas waktumu. Kau tidak diciptakan untuk hidup hanya selama 70 tahun. Kau diciptakan untuk hidup selamanya. Jadi 70 atau 80 tahun bukanlah apa-apa. Jadi pastikan ketika kau merencanakan masa depanmu, maka pastikan bahwa masa depan yang sebenarnya yang kau kerjakan. Sekali kau punya fokus yang lebih dalam, wawasan yang lebih luas, maka masa depan yang dekat yaitu pendidikanmu, profesimu, karirmu, itu semua secara otomatis sudah dibereskan, karena Islam membentukmu menjadi seorang manusia yang ideal dan tidak ada seorang pun yang dapat menggapai potensi penuhnya sebagai manusia kecuali dengan Islam.

Rasulullah S.A.W. beserta para sahabat bukanlah orang-orang yang gagal, mereka punya kisah sukses. Jadi ketika kau meminta kepada Allah S.W.T. untuk jalan yang lurus, itu berarti kau meminta kepada Allah S.W.T. untuk kehidupan yang ideal. Kehidupan yang ideal di dunia ini yang akan menjadi pijakan pertama untuk menggapai surga. Itulah Islam.

Jika kau pikir Islam adalah tentang membuat hidup menjadi sengsara maka kau masuk surga, maka itu bukanlah Islam yang diajarkan Rasulullah S.A.W. Islam yang diajarkan Rasulullah S.A.W. adalah untuk membantumu menggapai potensi penuhmu dan hanya dengan cara itulah kau memenuhi syarat untuk masuk surga.

Aku ingin menutup tulisan ini dengan kutipan dari Imam Ibnu Qayyim, dia berkata ”Wallahi, dalam dunia ini juga ada surga, siapapun yang gagal memasukinya, maka dia tidak akan memasuki surga di akhiratsurga di dunia itu adalah cara menghubungkan diri kita dengan Allah S.W.T.

Ayo Subscribe ke YouTube Channel Lampu Islam: youtube.com/arceuszeldfer
Ayo Like Facebook Page-nya: Lampu Islam

Baca juga artikel lainnya:

No comments:

Post a Comment