Friday, February 8, 2013

Istriku Cinta Pertamaku (Satu)

FIRST LOVE
Kenalkan, aku Dudi, aku seorang direktur sebuah perusahaan swasta. Aku tinggal di Jakarta bersama dua orang anak dan seorang istri. Teman-temanku bilang, aku adalah seorang pria yang kaku. Hitam putih. Tetapi itulah aku. Aku telah mendapatkan kesuksesan dalam karir, tetapi aku sebetulnya adalah seorang penakut, terutama dalam urusan cinta.
Ketika Anggie bertanya, siapa cinta pertamaku? Aku jawab istriku. Tumben Anggie tidak menertawakanku. Biasanya kalau ada yang menanyakan siapa cinta pertamaku, lalu kujawab istriku, mereka akan tertawa mengejekku.
"Ah, nggak mungkin, becanda kamu Di..." kata orang itu.
"Emang kenapa?"
"Nggak ada cinta pertama yang sampai pada titik pernikahan!"
"Ada, akulah orang itu, aku hanya memiliki satu perempuan seumur hidupku..."
Aku sebenarnya tak paham dengan definisi cinta pertama. Dari setiap orang yang aku kenal, mereka kebanyakan menjalin cinta lebih dari satu. Mereka memiliki begitu banyak cinta. Berbeda dengan diriku. Aku adalah seorang laki-laki yang hanya memikirkan pekerjaan. Dan dibalik semua itu, sebetulnya aku takut pada perempuan.
Aku memiliki postur tubuh yang tinggi dan tegap. Kulitku kuning langsat dengan rambut lurus selalu dipotong dengan rapi. Gayaku semi militer, dan aku selalu mendapatkan prestasi akademik yang bagus di sekolah. SMA Favorit, dan universitas favorit bisa aku raih karena kepintaranku.
Saat masih SMP, aku dikenal cuek dengan cewek. Tetapi aku hebat dalam kegiatan ekstra kurikuler. Dan ketika SMA aku terpilih menjadi salah satu wakil paskibraka propinsi. Tetapi aku sebetulnya kesepian.
Aku ingin seperti teman-teman sebayaku yang memeiliki kekasih. Saling mengirimkan surat cinta, berduaan makan bakso, atau berkencan di malam minggu. Hari-hari di masa remajaku lebih banyak habis di rumah teman, atau di kamar mendengarkan lagu atau main komputer.
Lalu adakah gadis yang menyukaiku? Kurasa ada. Aku deket dengan perempuan-perempuan cantik dan pintar. Tetapi selalu saja ada hambatan ketika aku ingin lebih dekat dengan salah satu dari mereka. Aku termasuk orang yang tak berani mengutarakan perasaan cinta.
Gejolak masa remaja kulewati dengan perasaan takut itu. Sehingga kekaguman pada seseorang hanya bisa aku pendam di dalam hati saja. Kenapa para perempuan yang menyukaiku itu, hanya berbisik-bisik di depanku. Kenapa tidak ada yang mengutarakan cinta padaku? (Bersambung)

No comments:

Post a Comment