Wednesday, December 26, 2012

Kakaknya Seorang Pembunuh

FIRST LOVE
Cinta pertamaku sekarat. Bukan karena aku dan Septi tak saling cinta, tetapi karena keluargaku menentang keras hubungan yang sudah kami jalin bertahun-tahun. Dan penyebabnya karena kakak Septi adalah seorang perampok dan pembunuh.
Kenalkan aku Agus, aku mengenal cinta pertama saat masih SD. Dan gadis yang kucintai itu adalah Septi. Dia teman sekolahku. Seorang gadis kecil yang halus tutur katanya. Selalu tersenyum meskipun sebetulnya pendiam. Septi selalu duduk sebangku denganku, karena kedekatan itulah membuat aku tahu semua watak aslinya dan aku jatuh cinta untuk pertama kalinya dalam hidupku.
Gadis itu selalu memperhatikan aku, seringkali membuatkan PR atau sekedar membantu mencatat pelajaran SD. Semua dilakukan dengan ketulusan hati dan kebaikan. Aku tahu pasti bagaimana isi kalbunya. Karena Septi juga seorang aktifis di masjid kampung.
Waktu terus berjalan. Aku kemudian sekolah di sebuah SMP ternama, dan Septi bersekolah di SMP yang berbeda. Ada perasaan sedih karena kami tak satu sekolah lagi, tetapi aku rajin mengontaknya, dan menemuinya seusai pulang sekolah.
Kabarnya keluargaku sudah tahu kisah cintaku ini, dan mereka diam saja karena memang Septi adalah gadis yang baik di kampungku. Semua berjalan mulus dan tiada penghalang yang berarti karena hati kami saling setia.
Septi memiliki dua orang kakak laki-laki. Dua-duanya adalah anak yang nakal di kampung kami. Sukanya bikin kisruh, mengganggu orang dan semua orang di kampung membencinya.
Kakaknya yang sulung sebut saja Johan adalah tukang mabuk dan suka berjudi. Dia ketua preman kampung. Sedangkan kakak keduanya Dodot adalah seorang pencuri. Kakak keduanya ini sudah sering keluar masuk penjara karena mencuri.
Saat aku SMP itu, Dodot ditangkap polisi karena merampok sebuah toko di kelurahan lain. Selain merampok, Dodot juga membunuh pemilik toko. Dodot adalah rampok tunggal, dia tidak merampok dalam suatu kawanan, semua orang mengakui nyali jahatnya yang kuat ini.
Setelah diproses secara hukum, akhirnya Dodot dijebloskan ke penjara. Laki-laki itu terbukti membunuh dan merampok toko itu. Seluruh desa gempar. Dan Dodot mendapat julukan baru sebagai seorang pembunuh.
Peristiwa itu berimbas kepada nasib cintaku. Keluargaku langsung menentang hubunganku dengan Septi. Aku tahu Septi gadis yang baik, seluruh desa juga tahu dia gadis yang berhati mulia. Tetapi kelakuan kakaknya membuat namanya ikut tercemar.
Yang paling menentang hubungan kami adalah Kakakku. Dia mengklaim Septi memiliki hubungan darah dengan orang yang tidak baik. Aku mengiyakan saja, tetapi sebetulnya aku dan Septi masih backstreet. Sampai aku kuliah di luar kota, aku juga tetap menghubunginya.
Namun akhirnya keluargaku tahu juga. Setiap hari aku dinasehati untuk segera memutus hubunganku dengan Septi. Kalau kami tidak putus, orangtua dan keluargaku akan mengusirku dari rumah.
Entah darimana, tentangan keluargaku ini diketahui oleh Septi. Pelan-pelan dia menjauhiku. Dia menutup semua kontak dengan aku. Dia pindah ke luar kota dan kata saudaranya sudah bekerja di sana. Lewat saudaranya dia berkata tak ingin melanjutkan hubungan dengan aku lagi.
Aku pun lunglai. Sebetulnya aku ingin mengajaknya kawin lari. Dan aku ingin meyakinkan bahwa kondisi keluarganya bukan masalah bagiku. Tetapi Septi sudah berubah. Beberapa tahun kemudian dia menikah. Dan aku patah hati untuk pertama kalinya.
Jakarta, 27 Desenmber 2012

No comments:

Post a Comment