Thursday, December 27, 2012

Misteri Penyaliban Yesus





Dalam tulisan kali ini, aku akan membahas misteri dibalik peristiwa penyaliban. Begitu banyakkontroversi dibalik peristiwa penyaliban.

Dalam tulisan sebelumnya, aku sudah membahas tentang konsep dosa warisan. Konsep dosa warisan tidak ada dalam Yudaisme, Islam, dan bahkan Kristen Timur tidak setuju dengannya. Jika memang dosa warisan itu sudah ada sejak dulu, maka seharusnya konsep ini tetap ada pada umat manusia sepanjang zaman, para Yahudi dan Kristen Timur tentu tidak akan menyangkalnya, karena itu sudah tertulis dalam kitab suci. Tapi mereka tidak setuju dengan konsep ini karena tidak menemukan bukti-bukti dalam Bible. 

Yesus Kristus dengan jelas tidak mengajarkannya dan dia berkata bahwa anak-anak adalah pewaris kerajaan surga. Jadi bagaimana mungkin anak-anak mewarisi kerajaan surga jika mereka ternoda oleh dosa warisan?


Kita juga tahu bahwa Yesus Kristus adalah seorang Rabbi dan dia mengikuti hukum Perjanjian Lama. Kita lihat dalam Ezekiel yang menyatakan bahwa “Seorang anak tidak akan menanggung dosa bapaknya dan sang bapak tak akan menanggung dosa anaknya.” Jadi sangat jelas, jika seorang anak tidak akan menanggung dosa bapaknya, jadi bagaimana mungkin suatu dosa dapat diwariskan? Jika konsep dosa warisan tidak dapat dibenarkan, untuk apa gunanya penyaliban? Alasannya adalah Tuhan membutuhkan pengorbanan untuk menebus dosa manusia. Tapi dalam Hosea 6:6 kita menemukan Tuhan berfirman “Sebab Aku menyukai kasih setia, dan bukan korban...” Ajaran ini berasal dari Perjanjian Lama, tapi kau tahu bahwa hal ini juga diulang di dalam Perjanjian Baru, Matius 9:13.

Jadi mengapa para Kristen mengajarkan bahwa Yesus Kristus perlu dikorbankan ketika Tuhan sendiri menyebutkan bahwa Dia ingin kasih setia bukan pengorbanan. Dalam  Ibrani 5:7 tertulis

“Dalam hidupnya sebagai manusia, Yesus telah mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan keluhan kepada Dia, yang sanggup menyelamatkannya dari maut, dan karena kesalehannya Ia telah didengarkan.”

Bukankah berdasarkan ayat di atas berarti Tuhan telah menjawab do’anya? Dikatakan “karena kesalehannya.” Apakah mungkin artinya Tuhan menolak do’a karena kesalehannya? Tentu saja tidak. Dan pada waktu itu Yesus berdo’a agar dia diselamatkan. Dan kita diberitahu dalam Ibrani 5:7 bahwa Tuhan menjawab do’anya. Jika hal ini berarti bahwa Yesus Kristus tidak pernah disalib, maka pemahaman umat Kristen selama ini telah salah.
Menurut teologi Kristen, penyaliban Yesus adalah untuk menebus dosa warisan yang diderita umat manusia. Tapi jika tidak ada dosa warisan, maka apa perlunya penyaliban Yesus?

Bahkan sebelum terjadinya penyaliban, kita menemukan kontradiksi. Dalam salah satu gospel dikatakan bahwa Yesus Kristus mengenakan jubah merah tua tapi dalam gospel yang lain dikatakan warnanya ungu. Dalam salah satu gospel dikatakan ketika disalib, Yesus diberi minum anggur yang mengandung empedu, tapi dalam gospel yang lain dikatakan mengandung mur. Dalam salah satu gospel dikatakan bahwa Yesus disalib pada jam 9 tapi dalam gospel yang lain dikatakan bahwa Yesus disalib pada jam 12.


Dan ada banyak kontradiksi lainnya. Bacalah keempat Gospel dan bandingkan satu sama lain, kemudian bacalah tentang apa yang terjadi setelah penyaliban. Aku akan membacakannya untukmu.

Siapa yang pergi ke makam? Menurut Matius, Maria Magdalena dan Maria yang lain. Menurut Markus, yang pergi adalah Maria Magdalena, ibunya James, dan Salom. Menurut Lukas, seorang wanita yang datang dengannya dari Galilea dan seorang wanita yang lain. Menurut Yohanes, Maria Magdalena. Jadi disini kita lihat 4 buah penjelasan dan saling bertentangan.

Kenapa mereka pergi ke makam? Menurut Matius, untuk melihat makam. Menurut Markus, mereka membawa rempah-rempah. Menurut Lukas, mereka membawa rempah-rempah. Menurut Yohanes, tidak disebutkan alasannya.

Apakah ada gempa bumi? Menurut Matius, ada gempa bumi. Tapi menurut Markus, Lukas, dan Yohanes, tidak disebutkan.

Apakah seorang malaikat turun? Menurut Matius, Ya. Tapi menurut Markus, Lukas, dan Yohanes, tidak disebutkan. Apakah mungkin ketiga penulis Gospel tidak menyadarinya dan hanya satu saja yang sadar? Tapi nyatanya mereka tidak menyadari adanya gempa bumi, adanya malaikat, dan tidak ada seorang pun diantara mereka yang mengatakan “Hey, hey, kau lupa menuliskan gempa bumi dan malaikat.” Menurut perhitunganku, berarti 3 voting melawan 1 bahwa hal tersebut tidak terjadi.

Siapa yang membalikkan batunya? Menurut Matius, seorang malaikat yang tadi dia sebutkan. Menurut Markus, Lukas, dan Yohanes, mereka bahkan tidak menyebutkan siapa yang membalikkan batunya. Dan mereka juga tidak menyebutkan adanya malaikat. 

Siapa yang berada di makam? Menurut Matius, seorang malaikat. Menurut Markus, seorang anak muda. Menurut Lukas, 2 orang pria. Menurut Yohanes, 2 orang malaikat. Hmmm... jadi semuanya saling bertentangan.

Dimana mereka? Menurut Matius, malaikatnya duduk di atas batu di luar makam. Menurut Markus, anak muda itu berada DI DALAM makam dan duduk di sebelah kanan. Menurut Lukas, dua orang itu berada di dalam makam dan berdiri di sisinya. Menurut Yohanes, kedua malaikat itu duduk, yang satu di kepalanya dan yang satunya lagi berada di kaki atau di badan Yesus.

Oleh siapa dan dimana pertama kali Yesus Kristus terlihat setelah penyaliban? Menurut Matius, Maria Magdalena dan Maria lainnya yang sedang dalam perjalanan untuk memberitahu para murid Yesus. Menurut Markus, hanya Maria Magdalena. Maria yang satu lagi tidak disebutkan. Menurut Lukas, 2 orang muridnya yang sedang dalam perjalanan ke desa Emmaus yang berjarak 7 mil jauhnya dari Yerusalem. Tapi menurut Yohanes, yang melihat Yesus setelah kebangkitannya adalah Maria Magdalena di luar makam.

Jadi bagaimana mungkin kita membenarkan pertentangan ini? Bagaimana mungkin kita membenarkan salah satu Gospel dimana masing-masingnya diakui sebagai firman Tuhan? Bahkan kesemua Gospel ini tidak diketahui siapa penulisnya dan siapa yang mengkanonkan kitab ini sangat diragukan. Diperparah dengan fakta bahwa keempat Gospel saling bertentangan. Mereka tidak sesuai bahkan dalam kejadian-kejadian yang sangat jelas dan nyata, yang pasti disaksikan oleh para penulis Gospel, misalnya, seorang malaikat, gempa bumi, siapa orang pertama yang melihat Yesus Kristus, dan dimana? Bayangkanlah, misalnya Yesus Kristus memang bangkit dari kematian. Pasti orang pertama yang melihatnya akan memberitahu semua orang mengenai peristiwa kebangkitan Yesus dan dia pasti menjadi terkenal.

Coba kita bandingkan dengan umat Muslim yang merayakan Bulan Ramadhan dengan berpuasa. Permulaan Ramadhan dan kapan berakhirnya ditentukan berdasarkan terlihatnya bulan. Terlihatnya bulan pada akhir Ramadhan mengakhiri puasa dan mengawali Idul Fitri. Orang pertama yang menyaksikan bulan menjadi pahlawan bagi kaumnya. Dia jadi terkenal karena dialah yang pertama kali melihat bulan, sehingga hari Idul Fitri akan segera dimulai.  

Tapi apakah kita bisa percaya bahwa seseorang melihat Yesus Kristus yang bangkit kembali dan tidak merasa bahwa itu patut dirayakan? Jika dibandingkan, setiap umat muslim di lingkungan itu tahu siapa orang pertama yang melihat bulan di akhir Ramadhan, tapi berdasarkan Gospel kita tidak tahu orang pertama yang telah melihat Yesus Kristus setelah dia bangkit dari kematian


Ini adalah topik yang penting dan kita akan membahasnya dalam tulisan berikutnya. Jika kau punya pertanyaan lebih lanjut, tolong kunjungi website-ku www.leveltruth.comdan jika kau ingin membaca sebuah novel aksi dan petualangan, sesuatu yang enak dibaca yang akan kau sukai, kunjungi www.eighthscroll.com. The Eighth Scroll adalah novel aksi dan petualangan yang menceritakan tentang Naskah Laut Mati yang bersetting di Tanah Suci dan dia merupakan buku aksi yang berirama cepat tapi pada saat yang sama dia juga membahas masalah antara Kristen dan Islam.

Ayo Subscribe ke YouTube Channel Lampu Islam: youtube.com/arceuszeldfer
Ayo Like Facebook Page-nya: Lampu Islam

Baca juga artikel-artikel lainnya:

No comments:

Post a Comment