Thursday, December 27, 2012

Pertentangan Ayat-ayat Dalam Perjanjian Baru | Bagian Pertama




Kita tahubahwa Kekristenanterbagi menjadi banyak sekte dan mereka mempunyai pemahaman tersendiri dalam memahami Bible. William Blake dalam bukunya yang berjudulThe Everlasting Gospel” berkata:

“Kita berdua membaca Bible siang dan malam, tapi kamu membacanya sebagai warna hitam sementara aku membacanya sebagai warna putih.”

Inilah kelakuan banyak orang Kristen. Pada dasarnya mereka menganggap pemahaman mereka tentang Bible yang paling benar dan pemahaman orang lain salah.

Islam tentu saja punya sudut pandang yang berbeda dalam memahami Bible. Islam percaya bahwa firman Tuhan dapat ditemukan di dalam Perjanjian Baru, namun Bible telah mengalami kerusakan. Sebagai hasilnya, Perjanjian Baru bukanlah firman Tuhan yang asli dan mengandung pertentangan. Oleh karena itu, Tuhan mengirimkan wahyu terakhir-Nya kepada Nabi Muhammad S.A.W. untuk menyempurnakan kitab-kitab sebelumnya.

Sekarang kita akan mulai menganalisis Perjanjian Baru.

Pertama-tama, ada sekitar 5.700 manuskrip Yunani yang seluruh atau sebagian darinya adalah Perjanjian Baru. Semua manuskrip ini berbeda-beda. Bart D. Ehrman merupakan salah satu sarjana yang paling dihormati dalam bidang “kritik teks Bible.” Dia berkomentar:

“Kemungkinan, lebih mudah untuk menaruh masalah ini dalam studi perbandingan. Ada lebih banyak perbedaan dalam manuskrip Bible daripada banyaknya kata-kata di dalam Perjanjian Baru.”
 
Bahkan beberapa sarjana memperkirakan ada sebanyak 400.000 perbedaan di dalam manuskrip. 
Kenapa ada begitu banyak perbedaan dalam manuskrip-manuskrip ini? Para sarjana menyimpulkan bahwa para penulis Bible tidak terlatih, tidak dapat dipercaya, banyak yang tidak kompeten, banyak yang buta huruf, dan beberapa dari mereka tidak jujur. 

Setelah dilakukan penelusuran manuskrip, ternyata ketika seorang penulis Bible telah menyalin sebuah kalimat dengan benar, kemudian menyalin sebuah kalimat dan membuat kesalahan, dan setiap kali mereka menyalin setelahnya, mereka juga menyalin kesalahan itu terus-menerus. Jelas bahwa mereka menyalinnya huruf per huruf bukan kata per kata. Dengan kata lain, mereka tidak mengerti apa yang mereka salin, bahkan ketika mereka salah mengeja sebuah kata, maka mereka akan terus menyalin kata yang salah itu dan begitu seterusnya, dan tidak memperbaiki kesalahan itu.
Metzger dan Ehrman mengatakan:

“Hampir seluruhnya, jika tidak semua, dari para penulis Bible yang merupakan amatiran dalam seni menyalin dan ada banyak kesalahan, yang tanpa keraguan menyebabkan kerusakan dalam teks, seiring mereka terus menyalinnya.”

Dan yang lebih buruk lagi, beberapa penulis ditekan oleh doktrin-doktrin. Mereka menganut doktrin tertentu dan menuliskannya ke dalam manuskrip. Ehrman menyebutkan:

“Para penulis yang menyalin teksnya mengubah kata-katanya, dan lebih parah lagi jumlah perubahan yang disengaja untuk kepentingan doktrin begitu susah untuk ditaksir (dengan kata lain, begitu banyak).”

Bible merupakan kumpulan dari banyak kitab. Bible yang saat ini dibaca orang-orang terdiri dari 27 kitab. Dan sebanyak 9 dari 27 kitab adalah palsu atau diduga kuat dipalsukan. 9 kitab yang mana saja? Efesus, Kolose, II Tesalonika, I Timotius, II Timotius, Titus, I Petrus, II Petrus, dan Yudas. Sepertiga dari injil-injil di Perjanjian Baru merupakan kitab palsu atau diduga palsu.

Sekarang, apakah kita harus terkejut karenanya? Mmm... tidak juga. Kenapa? Mari kita lihat Gospel yang bernama Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes. Siapa yang menulisnya? Aku tahu mereka dinamakan Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes, tapi siapa yang menulisnya? Menurut semua sarjana Kristen, tidak ada yang tahu siapa yang menulis kitab-kitab itu. Seperti yang dikatakan Ehrman:

“Hampir semua sarjana saat ini telah meninggalkan identitas dari Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes. Dan kitab-kitab itu ditulis dan disahkan oleh orang-orang yang tidak dikenal, yang tampaknya mereka adalah orang-orang Kristen Jerman yang berpendidikan, di sekitar abad pertama.”

Graham Stanton berkomentar:

“Semua gospel, tidak seperti hampir seluruh tulisan Graeco Roma, adalah tanpa nama. Nama-nama gospelnya yang seakan-akan memberikan nama dari si pengarang, (Gospel menurut....) bukanlah bagian dari manuskrip aslinya karena mereka baru ditambahkan pada abad ke-2.”

Mari kita pikirkan ini barang sejenak. Semua Bible yang ada saat ini bukanlah sebuah kitab suci dan janganlah berpura-pura seakan-akan Bible adalah kitab suci.

Kita harus serius pada masalah ini. Agama bukanlah sekedar lelucon. Jika aku membawakanmu sebuah kitab dan menyuruhmu untuk menulis karya ilmiah berdasarkan kitab ini, maka karya ilmiahmu takkan diterima, karena kita tidak tahu referensinya dan kita tidak tahu siapa penulisnya. Pengarangnya bisa saja seorang pembohong, pengarangnya bisa saja orang yang tidak terlatih. Apakah kita harus mempercayakan keselamatan kita pada keempat Gospel yang tidak diketahui siapa penulisnya, tidak ada yang tahu kapan Gospel-gospel itu ditulis, dan kita tidak tahu mengapa mereka ditulis? Dan sebagai tambahan, 9 dari 27 injil adalah palsu atau diduga kuat palsu. Sekali lagi, apakah kau ingin mempercayakan keselamatanmu pada kitab ini?

Kita harus tahu bahwa Markus adalah sekretarisnya Petrus dan Lukas adalah temannya Paulus. Dalam Gospel Lukas dan Matius, ada daftar nama-nama murid Yesus, tapi Markus dan Lukas tidak masuk daftar nama itu, jadi mereka bukan muridnya Yesus. Meskipun jika mereka yang menulis Gospel, tapi mereka bukanlah murid Yesus.

Graham Stanton membuat pertanyaan yang menarik:

“Apa alasannya untuk menerima Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes sebagai kitab yang benar? Karena secara umum disetujui bahwa Markus dan Yohanes tidak ditulis oleh nabi. Dan Lukas kemungkinan tidak punya hubungan dengan nabi.”

Jadi siapa Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes? Bukan nabi dan tidak punya hubungan dengan nabi.”

Professor Ehrman bahkan lebih tajam lagi dalam analisisnya:

“Sarjana yang kritis sebagian besar sepakat bahwa Matius tidak menulis Gospel yang pertama, Yohanes tidak menulis Gospel yang keempat, dan Petrus tidak menulis I Petrus dan kemungkinan juga tidak menulis II Petrus. Tidak ada satupun kitab Perjanjian Baru yang pernah ditulis oleh murid-murid Yesus, tapi ada kitab yang ditulis oleh Nabi Paulus. Tentu saja, dari 13 kitab di dalam Perjanjian Baru yang berdasarkan namanya, 7 diantaranya ditulis oleh Paulus dan disepakati oleh hampir semua sarjana sebagai kitab otentik.”

Jadi jika 7 kitab diantaranya otentik, bagaimana dengan 6 kitab lainnya?

Jadi kenapa ada Gospel yang bernama Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes? Kesimpulannya adalah itu hanya sekedar nama dan ditulis oleh orang lain.

Oregon yang merupakan pendeta abad ke-3 menulis

“Pertentangan ayat antara manuskrip begitu banyak. Entah apakah karena kelalaian beberapa penyalin, atau melalui kesalahan para penulis, mereka lalai untuk mengecek ulang apa yang telah mereka tulis atau dalam proses pengecekan ulang, mereka menambahkan sesuatu atau menghapus semau mereka dan itulah yang membuat Perjanjian Baru seperti sekarang.

Ketika melihat Bible dan kita melihat Kekristenan, orang-orang awam cenderung bertanya jika umatKristen percaya bahwa Tuhan itu satu, kenapa mereka juga mempercayai Trinitas? Trinitas berasal dari I Yohanes 5:7-8. Di dalam ayat inilah disebutkan tentang Bapa, Anak, dan Roh Kudus dan ketiganya adalah satu. Apa masalahnya dengan ayat ini? Masalahnya adalah, ayat ini adalah sebuah penyisipan yang menyesatkan. Ayat ini tidak ada di dalam manuskrip aslinya. Jika kau membaca Perjanjian Baru versi modern, yaitu Bible hasil kompilasi para sarjana seperti International Standard Version dan New Revised Standard Version, ayat ini telah diubah untuk merefleksikan makna yang sebenarnya dan tidak mendukung trinitas.

Ada masalah lainnya. Banyak ayat Perjanjian Baru yang bahkan sengaja dikosongkan. Lihatlah Kisah Para Rasul 8:37 dan coba baca, kau tidak bisa membacanya. Kenapa? Karena ayatnya kosong. Kisah Para Rasul ayat 36 ada, kemudian ayat 37 ada, kemudian ayat 38 juga ada, tapi Kisah Para Rasul ayat 37 sengaja dikosongkan. Mereka tidak tahu apa bunyi ayat itu. 

Dan bukan hanya itu, banyak lagi yang lainnya. Matius 17:21, 18:21, Markus 7:16, 9:44, 9:46, sebagian dari Lukas 9:56, 17:36, dan terus berlanjut. Semua ayat-ayat ini dinomorkan tapi kosong atau sebagian darinya tidak bisa dibaca karena bunyi ayatnya tidak diketahui.

Kesimpulannya adalah, sarjana-sarjana Kristen sendiri sadar bahwa Bible tidak memenuhi syarat untuk disebut sebagai kitab suci. Bible telah sangat banyak mengalami kerusakan, penghapusan, penambahan, perubahan, doktrin-doktrin yang ditambahkan, inilah kesimpulan para sarjana Kristen. Kita harus menghargai pendapat mereka, karena mereka adalah orang-orang Kristen sendiri dan mereka mengikuti ajaran Yesus Kristus, mereka mengaku sebagai orang-orang yang jujur. Jika kau juga jujur, maka kau akan mencari firman Tuhan yang sebenarnya. Dan untuk itu, kita harus mencarinya di luar Perjanjian Baru.

Menurut Islam, Perjanjian Barutidak mengandung firman Tuhan. Memang ada sebagian yang merupakan firman Tuhan, tapi ada begitu banyak keraguan di dalam isinya. Mereka yang menghormati bukti-buktinya tentu akan setuju bahwa Perjanjian Baru bukanlah sebuah kitab suci. Tapi bagi mereka yang hanya ingin menutup mata dan telinga karena semua ini tidak terasa nyaman dan memang tidak mudah untuk menjadi orang yang jujur, maka silahkan saja. 

Tapi bagi kalian disana yang benar-benar ingin menekuni masalah ini, hadapilah fakta-faktanya. Dalam Perjanjian Baru ada begitu banyak pertentangan yang dapat kau lihat sendiri. Kau dapat kunjungi website-ku www.leveltruth.com dan kau dapat membaca lebih jauh tentang masalah ini. Aku akan memberikan contohnya padamu sekarang.

Matius 2:14 dan Lukas 2:39. Dalam satu ayat, keluarga Yesus dikabarkan melarikan diri ke Mesir tapi dalam ayat lainnya ke Nazareth. Mana yang benar? Matius 4:3-9 dan Lukas 4:3-11 bertentangan dimana Yesus dihasut oleh setan untuk melakukan sesuatu. Matius 6:9-13 dengan Lukas 11:2-4 menjelaskan tentang do’anya Yesus. The Jesus Seminar yang mendatangkan 300 sarjana Kristen sepakat bahwa kedua versi ini tidak sama. Dan 300 sarjana ini sepakat bahwa satu-satunya kata dalam do’anya Yesus yang merupakan do’a Kristen yang paling terkenal, yang dapat dipastikan benar-benar diucapkan oleh Yesus Kristus adalah kata “Bapa.” Dalam Matius 8:5 dengan Lukas 7:3 mengisahkan tentang perwira yang datang kepada Yesus Kristus. Dalam satu ayat, dia datang seorang diri, tapi dalam ayat yang lain, dia mengirim seorang utusan. Matius 9:18 dengan Markus 5:22 yang menceritakan tentang pria yang merupakan seorang penguasa yang datang kepada Yesus dan membicarakan tentang anaknya, yang menurut salah satu Gospel baru saja mati, tapi dalam Gospel yang lain dia belum mati dan sedang sekarat. Dalam Matius 11:13 dan 17:11 dengan Yohanes 1:21. Dalam salah satu gospel, Yohanes Pembabtis adalah Elia tapi dalam gospel lainnya dia bukan Elia.

Dan daftar kesalahannya terus berlanjut. Kita tidak punya waktu untuk membahas semuanya. Tapi untuk mereka yang ingin tahu, dapat mengunjungi websitenya. Yang dapat kulakukan sekarang adalah memohon kepada umat Kristen di luar sana, siapapun umat Kristen di luar sana yang mengaku sebagai hamba Tuhan, jujurlah kepada dirimu sendiri. Tolonglah, lakukan bukan untukku, karena tidak ada kaitannya denganku, tapi untuk dirimu sendiri. Mintalah petunjuk pada Tuhan, berdo’alah dengan tulus ikhlas, agar Dia mewahyukan agama kebenaran padamu, dan agar Dia menuntunmu ke dalam agama kebenaran.

Artikel selanjutnya: Pertentangan Ayat-ayat dalam Perjanjian Baru | Bagian Kedua 


Kunjungi YouTube Channel Islam Lentera Kehidupan: youtube.com/arceuszeldfer
Facebook Page Islam Lentera Kehidupan: Islam Lentera Kehidupan  



Baca juga artikel-artikel lainnya:

No comments:

Post a Comment