Thursday, December 27, 2012

Ketuhanan Yesus Kristus





Dalam tulisan kali ini, aku akan membahas tentang trinitas dan “Ketuhanan Yesus Kristus.” Jadi kita akan kembali membahas trinitas.

Dalam tulisan yang lalu, kita sudah memberikan bantahan terhadap argumen-argumen yang mendukung trinitas berupa ayat dari I Yohanes 5:7-8. Dan para sarjana Kristen modern telah membuang ayat ini jauh-jauh karena ayat ini diketahui sebagai sisipan yang menyesatkan. Ayat ini juga telah dihapus dari Bible-bible versi baru.

Karena argumen mereka dalam I Yohanes 5:7-8 sudah terbantahkan, maka mereka mencari argumen lainnya. Menurut The New Catholic Encyclopedia

“Dalam Gospel, argumen yang mendukung trinitas hanya ditemukan secara jelas dalam ayat Matius 28:19.”

Dalam ayat ini, Yesus tercatat menyuruh murid-muridnya “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa muridku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus.”

Pertama-tama, menaruh 3 nama dalam 1 kalimat tidak berarti hal itu satu hakikat. Ketika kita mengatakan singa, macan, dan beruang, maka maksudnya adalah seekor singa, seekor macan, dan seekor beruang? 3 jenis binatang yang berbeda. Jadi meskipun ayatnya mengatakan “Baptislah dalam nama Bapa, Anak, dan Roh Kudus” bukan berarti ketiganya adalah satu.

Dalam Matius 16:15, Yesus Kristus mengirim murid-muridnya untuk membaptis, tapi disitu tidak disebutkan Bapa, Anak, dan Roh Kudus. Jadi yang mana di antara kedua ayat ini yang benar? Kita tidak tahu. Tapi jika kita lihat apa yang dilakukan murid-murid Yesus, mereka malah membaptis dalam nama Yesus Kristus. Ini artinya bahwa mereka tidak melakukan sesuai yang diperintahkan. Bisa juga berarti ayat Matius 28:19 adalah ayat palsu.

Argumen lainnya ada dalam Yohanes 14:9. Dalam ayat itu, diduga Yesus berkata “Barangsiapa telah melihat aku, ia telah melihat Bapa.” Apa artinya ayat ini? Ini hanyalah kata-kata metafor, yang berarti bahwa kau melihat seseorang yang mewakili wahyu yang disampaikan dari Bapa, karena dalam Yohanes 5:37 tertulis:

“Kamu tidak pernah mendengar suara-Nya, rupa-Nyapun tidak pernah kamu lihat”

Yesus Kristus mengatakan tidak ada yang bisa melihat suara atau rupa Tuhan, sedangkan dia berdiri di depan mereka, memberitahu mereka dengan suaranya sendiri. Jadi jika mereka mendengar suara Yesus dan dia mengatakan tidak ada yang pernah mendengar suara-Nya, pasti Yesus Kristus bukanlah Tuhan. Dan Yesus berkata “rupa-Nyapun tidak pernah kamu lihat” sedangkan mereka sedang melihat Yesus Kristus.

Kemudian umat Kristen mengajukan Yohanes 10:30 sebagai argumen, Aku dan Bapa adalah satu." Sekali lagi ini adalah kata-kata metafor, karena Yohanes 17:11 berbunyi:

Ya Bapa yang kudus, peliharalah mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepadaku, supaya mereka menjadi satu sama seperti kita.”

Oke, jadi sekarang kau tidak bisa percaya pada prinsip trinitas, karena kau harus  memasukkan semua pengikut Yesus, karena Yesus berkata “supaya mereka menjadi satu sama seperti kita.”

Dalam Yohanes 17:21 kata-kata metafor ini diperkuat lagi dengan pernyataan:

supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku.

Jika kita mengatakan “Aku dan Bapa adalah satu” yang berarti Yesus adalah satu hakikat dengan Bapa, bantahannya adalah kedua ayat di atas yang berbunyisupaya mereka menjadi satu sama seperti kita.

Dengan jelas Yohanes 10:30 adalah kata-kata metafora. Dan, para Yahudi ketika mereka mendengar ayat ini, merekamerespon dengan mengambil batu-batuan untuk menimpuki Yesus. Dan apa kata Yesus? Dia bertanya kepada mereka,

"Banyak pekerjaan baik yang berasal dari Bapa-Ku yang Kuperlihatkan kepadamu; pekerjaan manakah di antaranya yang menyebabkan kamu mau melempari Aku?” Jawab orang-orang Yahudi itu: "Bukan karena suatu pekerjaan baik maka kami mau melempari Engkau, melainkan karena Engkau menghujat Allah dan karena Engkau, sekalipun hanya seorang manusia saja, menyamakan diri-Mu dengan Allah."(Yohanes 10:32-33)

Tempatkan dirimu dalam situasi seperti itu. Jika kau adalah Tuhan yang Maha Kuasa, maka kau tidak akan takut hanya karena ditimpuki bebatuan. Tapi Yesus malah memberitahu mereka “kau salah paham” kemudian dia menjelaskan bahwa dalam istilah Yahudi, kata-kata itu adalah metafora, dan para Yahudi memang memanggil hakim-hakim mereka dengan sebutan “tuhan.

Apakah hal ini mengejutkanmu? Dimanapun, kau lihat semua orang menggunakan kata-kata metafora ini . Bahkan aku mempunyai teman kampus yang memanggilku “tuhan”. Suatu hari aku sedang melakukan pembedahan katarak dan orang ini mengatakan “Dr. Brown adalah tuhan dalam operasi bedah katarak.” Audzubillah. Aku merasa terganggu mendengar kata-kata orang itu, karena itu adalah penghinaan kepada Tuhan. Tapi betapa sering kita mendengar orang-orang berkata “Orang ini begitu mahir dalam urusan ini dan itu, dia seperti tuhan.”

Sebenarnya di dalam Al-Quran ada ayat yang menjelaskan tentang semua ini.

Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan: "Bahwasanya Allah salah seorang dari yang tiga", padahal sekali-kali tidak ada Tuhan selain dari Tuhan Yang Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang kafir diantara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih.  (Q.S. Al-Maaidah:73)

Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: "Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa". Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya." (Q.S. Al-Kahfi:110)

Jadi siapa lagi yang menyebarkan pesan Tuhanmu Maha Esa? Dialah Yesus Kristus. Dalam 3 tempat di Bible, Yesus berkata “Ketahuilah wahai Israel, Tuhanmu adalah satu.” Jadi ini bukan saja pesan Al-Qur’an tapi juga pesan Yesus Kristus dan semua nabi sebelumnya.

Lihat saja di dalam Bible bahwa sebenarnya Yesus Kristus menolak keilahiannya. Dalam Matius, Markus, dan Lukas, Yesus mengucapkan sebagai berikut:

“Kenapa kau menyebutku baik? Tidak ada yang baik kecuali Tuhan yang satu.”

Dalam Yohanes 14:28:

Kamu telah mendengar, bahwa aku telah berkata kepadamu: aku pergi, tetapi aku datang kembali kepadamu. Sekiranya kamu mengasihi aku, kamu tentu akan bersukacita karena aku pergi kepada Bapa-Ku, sebab Bapa lebih besar dari pada aku.

Jika Yesus adalah Tuhan, bagaimana mungkin Tuhan lebih besar daripada dia?

Dalam Yohanes 8:28:

“Aku tidak berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri, tetapi aku berbicara tentang hal-hal, sebagaimana diajarkan Bapa kepada-Ku.”

DalamYohanes 5:19:

“Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sang Anak (Yesus) tidak dapat mengerjakan sesuatu dari dirinya sendiri.”

Ada banyak ayat-ayat serupa dan aku tidak akan menuliskan semuanya, aku akan lewatkan saja sampai bagian ketika Yesus berkata:

“Perintah Tuhan yang paling utama adalah: Dengarlah wahai Israel, Tuhan kita adalah satu.”

Di dalam Markus 13:32:

“Tetapi tentang hari atau saat itu tidak seorangpun yang tahu, malaikat-malaikat di surga tidak, dan Anakpun tidak, hanya Bapa saja."

Di dalam Lukas 4:8:

“Tetapi Yesus berkata kepadanya: "Ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!"

Jadi ada banyak ayat dimana Yesus Kristus mengatakan bahwa dia bukanlah Tuhan. Dia adalah hamba Tuhan. Sebanyak 88 kali di dalam Bible dia mengatakan bahwa dirinya anak manusia, tidak pernah sekalipun dia menyebut dirinya anak Tuhan secara harfiah.

Kalau kalian masih belum percaya, aku akan menuliskan satu ayat lagi:

Maka Yesus berkata kepada mereka: "Seorang nabi dihormati di mana-mana kecuali di tempat asalnya sendiri, di antara kaum keluarganya dan di rumahnya." (Markus 6:4)

Dia menyebut dirinya seorang nabi. Kita harus percaya perkataannya karena dia berkata “sebab tidaklah semestinya seorang nabi dibunuh kalau tidak di Yerusalem.”? Dia membicarakan tentang dirinya sendiri, seorang manusia dan seorang nabi.

Menurut kamus Bible, satu-satunya ayat Perjanjian Baru yang mendukung doktrin menjelmanya Tuhan menjadi manusia adalah I Timotius 3:16. Tapi menurut Bart D. Ehrman yang merupakan sarjana Kristen yang terkenal, dia berkomentar:

“Ayat yang tegas ini mungkin disetujui oleh Paulus, tapi sebenarnya kita telah ditipu oleh Bible zaman sekarang karena kata-kata aslinya diubah menjadi kata “Tuhan” di Konstantinopel pada awal abad ke-6. Ayat yang asli dapat dibaca dalam versi Latin, Siria, dan bahasa Yunani. Dan ayat palsu ini “Dengannya ada 3 yang menjadi saksi...” yang ditemukan dalam I Yohanes dengan menakjubkan ditemukan oleh Sir Isaac Newton. Beberapa ayat dalam Perjanjian baru telah diubah untuk menekankan doktrin dimana Yesus sendiri menentangnya. Penulis pada masa kemudian telah mengubah tulisannya jadi tidak lagi dibaca “siapa” tapi menjadi “Tuhan yang menampakkan diri dalam rupa manusia.” Ini berarti para penulis Bible mengubah teksnya untuk menekankan keilahian Yesus. Sebenarnya dalam manuskrip aslinya tertulis “Siapa yang menampakkan diri dalam rupa manusia?” tanpa pernah menyebut Yesus sebagai Tuhan. Seiring Wettstein melanjutkan investigasinya, dia menemukan ayat lain yang secara tipikal digunakan untuk menegaskan doktrin tentang keilahian Yesus yang pada faktanya mengalami masalah tekstual; ketika masalah ini terselesaikan dalam penelitian kritik-teks, dalam banyak kasus, ayat-ayat yang menunjukkan keilahian Yesus dihapus.”

Jadi I Timotius 3:16 adalah ayat palsu, tapi itulah kenyataannya.

Faktanya ketika kita membaca Bible, maka kita tahu bahwa Yesus hanyalah manusia biasa. Kita membaca tentang seorang bayi (Yesus) yang terlahir ke dunia ini dengan cara dilahirkan, terlahir ke dunia ini dengan pecahnya ketuban, seorang bayi yang dirawat oleh ibunya, serta butuh makanan dan perawatan. Seorang bayi yang tumbuh menjadi manusia normal yang memakan makanan dan meminum minuman, dan tentu saja dia juga perlu ke kamar mandi. Semua ini adalah tanda-tanda sifat alami manusia.

Ini bukanlah sifat Tuhan karena Tuhan tidak perlu apapun. Tuhan mungkin senang karena perbuatan baik dan ibadah kita, tapi Dia tidak butuh apapun dari kita.

Tapi Yesus membutuhkan makanan dari ibunya, dia butuh perawatan. Dia membutuhkannya agar bisa tumbuh dewasa.

Dia juga berdo’a. Jika dia Tuhan, maka dia berdo’a kepada siapa dan mengapa dia berdo’a? Dia berdo’a agar diselamatkan dari penganiayaan yang dapat menimpanya. Tuhan yang Maha Kuasa berdo’a agar diselamatkan kepada siapa?

Tuhan Maha Mengetahui tapi di dalam Markus 5:30, Yesus bahkan tidak tahu siapa yang menyentuh pakaiannya.

Tuhan itu Maha Kuasa tapi dalam Markus 6:5 dikatakan bahwa Yesus tidak bisa menunjukkan mukjizat apapun pada waktu itu.

Dalam Markus 8:22-25 Yesus gagal menyembuhkan orang yang buta pada saat pertama kali mencobanya, dan seharusnya Tuhan tidak pernah gagal.

Tuhan tidak pernah melemah tapi Yesus membutuhkan kekuatan. Para malaikat memberinya kekuatan dalam Markus 1:13 dan Lukas 22:43.

Yesus tidur tapi Tuhan tidak pernah tidur.

Yesus digoda oleh setan tapi dalam Yakobus 1:13 dikatakan bahwa Tuhan tidak bisa digoda oleh kejahatan.

Yesus berdo’a dan bersyukur, dia berpuasa, dia membawa ajaran Tuhan tapi pada akhirnya dia menderita penghinaan, penyiksaan di tangan penguasa yang lalim, dan semua ini menunjukkan sifat seorang manusia.

Semua yang kutulis berasal dari buku pertamaku MisGod’ed. Buku ini dapat dibeli melalui amazon.com atau kau bisa membaca sebagian darinya di website-ku leveltruth.com bersamaan dengan artikel dan bab-bab yang belum dipublikasikan. Semua ini dapat kau temukan di websiteku dan masih banyak lagi yang lainnya. Jadi maaf jika aku melewatkan beberapa bagian dan hanya mencoba menjelaskan hal-hal yang paling penting, karena kita tidak bisa membahas semuanya.

Ayo Subscribe ke YouTube Channel Lampu Islam: youtube.com/arceuszeldfer
Ayo Like Facebook Page-nya: Lampu Islam

Baca juga artikel lainnya:

    No comments:

    Post a Comment