Friday, September 13, 2013

Jumi dan Supri

CINTA YANG NAIF
Jumi bukanlah seorang anak yang tak beruntung. Ibunya adalah puteri seorang tuan tanah, yang memiliki tanah hampir separo desa. Namun kenapa hidupnya tak beruntung, pertama karena ayahnya pemalas, dan kedua ibunya bodoh, tidak pernah sekolah. Warisan tanah yang dimilikinya dijual untuk makan, setelah habis jatuhlah mereka dalam kemiskinan.
Jumi berkulit hitam manis. Tubunya kurus dan tinggi. Dari segi fisik, dia tidak jelek, mungkin karena kakeknya adalah orang kaya. Tetapi kenapa hidupnya kurang beruntung?
Kakeknya orang terhormat di desa itu, dia memiliki dua anak Pak De Ji dan Onah, ibunya. Pak De Ji pandai berdagang, warisan yang dimilikinya makin berkembang dan makin kayalah dia.
Sementara ibunya menikah dengan Domo. Domo berwajah tampan, sayang sekali dia pemalas. Domo tak pernah sekolah, kerjaannya tiap hari mancing dan mencari kodok di sawah. Untuk menghidupi keluarga, terpaksa ibunya menjual tanah dan sawah sedikit demi sedikit.
Jumi memiliki seorang saudara perempuan bernama Siti, setelah lulus SMP, Siti tak sekolah lagi. lalu menikah dengan seorang tukang dan hidup terpisah dengan keluarga itu. Tinggallah Jumi bersama kedua orang tuanya.
Jumi bukanlah gadis yang pintar, prestasinya di sekolah pas-pasan. Seperti kakaknya Siti, Jumi pun hanya menyelesaikan sekolah sampai SMP, lalu melamar pekerjaan sebagai buruh di pabrik yang berdiri tak jauh dari rumahnya.
Bertahun-tahun Jumi bekerja sebagai buruh, usianya sudah 35 tahun, tetapi tak juga berjodoh. Di kampung sebelah tinggallah seorang pria bernama Supri. Supri bekerja sebagai tukang tagih rentenir. Awalnya dia sering menagih hutang pada ibunya, karena itulah dia sering bertemu Jumi, lalu mereka pun saling tertarik.
Sayangnya Supri sudah beristri dan memiliki anak. Mereka tak mungkin menikah. Namun cinta terus menggerus hati. Dua insan dimabuk asmara. Melihat sikon yang tak memungkinkan, Supri tak hilang akal. Dia pun menikahi Jumi secara siri. Jumi menerima keputusan itu dengan hati lapang. Lalu pernikahan sederhana pun digelar. Cinta bukan hanya milik para puteri raja...
Jakarta, 14 September 2013

No comments:

Post a Comment