Friday, April 5, 2013

Temanku Paranoid

PSYCHOSTORY
Aku duduk di depan kantor sambil ngopi. Kebetulan di depan kantor ada warung kaki lima yang juga menyediakan kopi. Beberapa teman juga nongkrong dan bersantai. Di situ ada sebuah tembok setinggi lutut yang membatasi halaman kantor dan warung kopi itu. Pas banget buat duduk-duduk.
Seorang teman menghampiriku, mukanya serius bersemu ketakutan. Lalu dia duduk di sampingku. Ada nada gelisah dari semua gerak-geriknya. Goris memiringkan badan membisikkan sesuatu di telingaku.
"Orang itu mengejarku lagi?"
"Yang mana?"
"Yang aku ceritakan kemarin..."
Aku mencoba mengingat-ingat. Beberapa hari yang lalu, Goris memang bercerita bahwa dia dikejar seorang preman. Preman itu berniat untuk membunuhnya. Laki-laki itu melihat Preman itu membawa senjata tajam, yang di selipkan di pinggangnya.
"Preman itu?"
"Iya."
"Terus gimana dong?"
"Ya Dah, aku masuk dulu ya, dia masih di Alfamart itu," katanya sambil berdiri, lalu bergegas masuk kantor. Karena penasaran, aku pun berdiri. Lalu berjalan menuju supermarket yang letaknya tak jauh dari kantor.
Supermarket itu sepi. Aku menyusuri lorong-lorong rak dagangan. Tak ada seorang pun, apalagi seorang preman. Agar tak menimbulkan rasa curiga, aku mengambil sebotol air mineral dan permen, lalu membayar di kasir dan keluar.
Beberapa hari sebelumnya, aku juga dikejutkan oleh Goris yang tiba-tiba lari ke atas tangga kantor. Goris naik ke atap dan beberapa jam berdiam di sana. Saat turun aku sempat bertanya, apa yang dilakukannya di atap. Katanya sembunyi.
"Aku mau dibunuh, orang itu sudah ada di depan kantor, dan sudah tahu kantorku sekarang," katanya.
Goris terus begitu. Dicekam ketakutan. Merasa dikejar-kejar orang, dan akan dibunuh. Entah pikiran itu dari mana. Goris tak punya teman di kantor. Siapa pun, sekali pun teman kantor, selalu dicurigainya. Bawaannya marah-marah, kasar dan suka menuduh yang tidak-tidak.
Setiap malam, Goris mabuk sendirian, di sebuah warung penjual minuman keras di pinggir jalan. minuman laknat itulah yang membuatnya menjadi paranoid, merasa selalu dikejar-kejar orang jahat. Padahal hanya halusinasinya saja.
Jakarta, 6 April 2013

No comments:

Post a Comment