Wednesday, October 10, 2012

Anak Mencuri Uang, Kleptomaniakah?

PSIKOLOGI
Seorang ibu kebingungan. Belakangan ini, dia suka kehilangan uang di dompetnya. Nilai uang itu antara 20 ribu sampai 50 ribu. Bukan nilai yang besar, tetapi karena sering, menjadi problem juga: bahwa ternyata ada pencuri di dalam rumah.
Pada awalnya si ibu mencurigai pembantunya. Setelah dilakukan dialog, pembantunya tidak mengaku, dan memang tidak ada bukti bahwa pembantu itu memiliki uang di dompetnya. Kemudian kecurigaan beralih kepada puteranya yang saat ini berusia 12 tahun dan duduk di bangku SMP.
Diam-diam si ibu memeriksa dompet anak, dan ternyata benar, ditemukan uang dalam jumlah lumayan. Selama ini, anak tidak pernah diberi uang sebanyak itu, kemudian disimpulkan bahwa, si anak tersebut yang mencuri uangnya selama ini.
Ketika ditanya, anak tidak mengaku. Biar pun ada bukti, anak juga tidak terus terang dari mana uang sebanyak itu bisa berada di dalam dompetnya. Kalau ditanya jawabnya tidak tahu, kemudian marah-marah dan menangis.
Mencuri adalah mengambil barang orang lain secara diam-diam. Pencurian termasuk kategori perilaku kriminal yang merugikan orang lain. Seorang yang mengambil hak orang lain pasti memiliki motivasi yang kuat. Karena itu pasti ada alasan kenapa anak “berani” mencuri.
Masalah mencuri, atau mengambil milik orang lain, juga bisa disebabkan karena ada masalah psikis. Orang yang mengalami gangguan ini, dalam istilah psikologi disebut kleptomania. Tetapi penderita kleptomania, barang yang dicuri, tidak harus barang-barang yang berharga, karena letak kepusannya bukan pada “harga” barang, tetapi kepuasan pada saat mengambil barang tersebut.
Lalu apa bedanya kleptomania dan pencurian biasa. Penderita kleptomania, mengambil sesuatu hanya untuk memenuhi kebuatuhan psikis. Tidak penting apakah barang yang dicurinya itu bermanfaat buat dirinya atau tidak. Penderita klepto, biasanya menyimpan dan membiarkan “barang” curiannya begitu saja, dan tidak memanfaatkannya, karena memang tidak dalam posisi membutuhkan barang tersebut.
Sedangkan pencuri, mengambil suatu barang yang berguna buat dirinya. Benda tersebut kemudian akan dia pakai atau dia jual. Benda-benda yang diambil pun biasanya barang berharga seperti, uang, perhiasan, alat elektronik dan lain-lain. Sedangkan penderita klepto,lebih terkesan mengumpulkan barang yang tidak ketahuan gunanya seperti, tutup botol, karet gelang, sandal hanya sebelah, pita rambut, lipstik habis, dan semacamnya.
Bagaimana mengatasi situasi semacam ini?
Saya termasuk tidak setuju penyelesaian masalah dengan kekerasan, atau hukuman. Bila menemui kasus seperti ini, orang tua harus pro aktif. Harus diselidiki dulu, latar belakang apa yang mendasari anak melakukan tindakan pencurian ini. Usahakan tetap bersikap tenang segingga akan menghasilkan solusi yang sifatnya win-win.
Ada beberapa langkah yang bisa diambil:
1. Cari tahu apa sebetulnya yang dilakukan anak itu bersama lingkungannya, terutama teman-temannya. Apakah dia suka memboroskan uang untuk mentraktir teman-temannya. Ataukan dia ingin membeli barang mahal seperti yang dimiliki teman-temannya, atau karena ada unsur pemalakan yang dilakukan teman yang lebih kuat pengaruhnya atau kakak kelas yang nakal.
2. Banyak kasus terjadi anak mulai mencuri karena kecanduan game online. Mereka main game online bersama teman-temannya, atau sendiri dan sudah tidak bisa menghentikan, dan bersifat addict.
3. Mungkin anak sudah mulai mengenal rokok, minuman, dan mulai tertarik dengan lawan jenis.
4. Yang paling memprihatinkan bila anak sudah lari ke narkoba.
Setelah diketahui akar masalahnya apa, juga diketahui untuk apa sebenarnya dia mencuri uang, tinggal orang tua melakukan pembinaan. Anak tidak perlu dimarahi atau dihukum, yang penting diberikan penjelasan mengenai keburukan bila dia terus melakukan tindakan itu. Pisahkan anak dari lingkungan yang kurang bagus, dan membawanya pada lingkungan baru yang lebih baik. Bisa juga dilakukan pendekatan agama.
Bila termasuk masalah berat, misalnya mencuri karena terjerat narkoba, anak perlu dibawa ke psikolog untuk dilakukan terapi. Kasus yang seperti ini, sudah dibutuhkan ahli untuk membantunya menemukan kembali jati dirinya dan kembali pada kehidupan normal yang seharusnya.
Seorang guru TK, anaknya juga suka mencuri uang. Kebetulan anak itu sekolah di sekolah mahal, dan teman-temannya dari kalangan tajir. Dia mengaku mencuri uang untuk membeli mainan seperti yang dimiliki teman-temannya. Setelah itu, orang tua memutuskan untuk memindahkan anak ke sekolah biasa. Dan hasilnya, prestasinya malah meningkat dan tidak mencuri lagi.
Jakarta, 4 Oktober 2012

No comments:

Post a Comment