Wednesday, October 24, 2012

Bapak Tahu Kalau Aku Bete

AKU DAN AYAH
Aku Ping Yessy, setelah membaca status Blackberrynya yang menyebutkan dia sedang teringat ayahnya. Pasti dia benar-benar sedang rindu, dan dari kata-katanya aku tahu bahwa Yessy sangat mencintai ayahnya.
"Status kamu, lagi rindu ayah ya..."
"Wah kalau bicara soal Bapak, aku jadi ingin menangis," jawabnya.
"Lho, emang kenapa?"
"Bapakku sangat sayang padaku, beliau adalah sosok yang luar biasa di mataku, Bapak yang patut menjadi teladan bagi semua Bapak, kukira," ucap Yessy.
"Sayang gimana?" aku terus bertanya.
"Bapak selalu saja tahu kalau aku lagi bete, langsung saja beliau membawa aku dan adik laki-lakiku muter-muter pakai motor tuanya keliling daerah Muncul dan Rawa Pening Ambarawa, waktu itu aku masih SD..."
"Itu kan tempat yang indah, ngapain aja di sana say...?"
"Ya jalan-jalan, naik perahu. Udah begitu, setiap akhir pekan, Bapak selalu mengumpulkan kami semua anak-anaknya, aku delapan bersaudara, duduk di kursi ukiran tua di ruang tengah. Kami semua dipersilakan satu-satu untuk mengemukakan uneg-uneg selama seminggu full yang telah kami alami..."
"Misalnya soal apa itu?"
"Uneg-uneg apa saja, mulai dari masalah nilai di sekolah sampai masalah yang sekiranya sepele, seperti kalau ada salah satu dari kami yang tidak melipat koran yang habis dibaca..."
"Wah, demokratis dong..."
"Iya, hiks... hiks... Bapak sebetulnya seorang yang pendiam, enggak banyak bicara, enggak pernah marah, dalam diamnya menyimpan berjuta cinta dan harapan..."
"Bapak yang baik..."
"Itulah kenangan tentang Bapak, tidak akan pernah aku lupakan..."
Jakarta, 25 Oktober 2012

No comments:

Post a Comment