Thursday, October 18, 2012

Cinta itu Penguatan

FLASH FICTION
Aku memandangi wajahmu dengan tekun. Dan dirimu masih mencoba memendam resah. Aku tahu dan bisa merasakan bahwa kegelisahan menguasai dirimu.
"Minum kopinya..." kataku.
"Oh, iyaa..." katamu gugup sambil meraih cangkir itu.
Lalu kulihat dirimu mencoba mencecap minuman itu dengan penuh perasaan. Mencoba untuk tetap tenang dan tegar.
"Kenapa masti aku yang kena musibah ini," katamu kemudian.
Aku diam.
"Aku bekerja siang dan malam, aku tidak menipu dan aku loyal, sedangkan dia yang serakah dan munafik justru yang menang..."
Aku mengerti kamu membicarakan tentang pekerjaan. Persaingan dan ketidakadilan. Aku menunggu sambil terus menatap matamu. Lelaki selalu gelisah dalam persaingan yang tidak sehat.
"Terus?"
"Aku jengah..."
Aku mendekatimu. Lalu aku berdiri di belakang kursimu. Aku peluk erat-erat. Aku sandarkan kepalaku di pundakmu. Dan bergelayut di sana. Kamu pun memegangi tanganku dengan ragu.
"Tuhan sedang menjagamu..." kataku.
Kamu tak menjawab. Mendesah, menarik nafas panjang.
"Sungguh tidak adil..."
Aku usap kepalamu dengan lembut.
"Biarkan waktu berjalan. Hanya waktu yang akan mengatakan segalanya..."
Lalu kamu berdiri berbalik menghadapku. Meraihku dan memelukku dengan lembut namun erat. Aku pasrah.
"Aku tak mau sendiri menunggu jawaban itu..."
"Aku di sini bersamamu, kita hadapi berdua, kita lihat hikmah apa di balik ini semua..."
"Semoga kau benar..." kamu masih ragu.
Kamu eratkan pelukkan itu. Aku mengeratkan pelukanku padamu. Untuk saat ini, hanya itu jawaban untuk gundahmu. Dan aku terus memelukmu.
"Aku mencintaimu..." bisikku.
"Aku juga mencintaimu..."
Langit biru bersih. Burung-burung mematuki kerikil di jalanan. Bunga-bunga bermekaran. Dan dua hati menghimpun kekuatan untuk menghadapi ujian-ujian kehidupan...
Jakarta, 19 Oktober 2012

No comments:

Post a Comment